Anda di halaman 1dari 9

PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, Vol. 10 No.

2 (2022): 107-115

DOI: https://doi.org/10.31289/publika.v10i2.7751
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 10 (2) (2022): 107-115

Jurnal Ilmu Administrasi Publik

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma

Evaluasi Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Sentra


Kuliner Gajah Mada Sidoarjo

Muhammad Jainuri 1) Hendra Sukmana 2)


1)Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
2) Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

Disetujui: Juni 2022; Direview: Juli 2022 ; Diterima: Juli 2022

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi kebijakan relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di sentra
Kuliner Gajah Mada Sidoarjo. Teknik penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara, dan observasi. Informan dalam hal ini adalah Kabid Modifikasi Disperindag
Sidoarjo. bagian pembinaan pedagang informal Disperindag Sidoarjo, koordinator PKL di sentra kuliner Gajah
Mada, Satpol PP, di sentra kuliner Gajah Mada. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian evaluasi dimulai dari penilaian proses pelaksanaan yaitu proses sosialisasi,
penataan, penertiban dan terakhir pembinaan. Mengetahui faktor faktor yang menghambat yaitu Perawatan
dan pengelolaan sentra kuliner yang kurang, Sarana dan prasarana relokasi masih belum memadai.
Mengetahui Dampak yang timbul dari relokasi PKL adalah telah mampu merelokasi dengan benar sebanyak
85 PKL pada awal tahun 2019 dan pada tahun 2020 sekitar 41 PKL dapat direlokasi, hal ini menunjukkan
efisiensi relokasi PKL tersebut. Faktor penghambat antara lain kurangnya perlindungan dan pengelolaan
sentra kuliner, sarana dan prasarana relokasi yang belum memadai.
Kata Kunci :Kebijakan publik, Relokasi, Pedagang Kaki Lima

Abstract
This study aims to analyze the evaluation of the relocation policy of Street Vendors (PKL) in the Culinary Center
of Gajah Mada Sidoarjo. This research technique uses descriptive qualitative, data collection is done through
interviews, and observation. The informant in this case is the Head of Modification of Disperindag Sidoarjo. the
part of coaching informal traders at the Disperindag Sidoarjo, coordinator of street vendors at the Gajah Mada
culinary center, Satpol PP, at the Gajah Mada culinary center. The method of data analysis used descriptive
qualitative analysis. The results of the evaluation research started from the assessment of the implementation
process, namely the process of socialization, arrangement, control and finally coaching. Knowing the inhibiting
factors, namely the lack of maintenance and management of culinary centers, relocation facilities and
infrastructure are still inadequate. Knowing the impact arising from the relocation of street vendors is that they
have been able to properly relocate as many as 85 street vendors at the beginning of 2019 and in 2020 around
41 street vendors can be relocated, this shows the efficiency of the street vendors relocation. Inhibiting factors
include the lack of protection and management of culinary centers, inadequate relocation facilities and
infrastructure.
Keywords :Public policy, Relocation, Street Vendors

How to Cite: Jainuri, M. Sukmana, H. (2022). Evaluasi Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Sentra Kuliner
Gajah Mada Sidoarjo. PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, Vol 10 (No. 2): 107-115
*Corresponding author: ISSN 2549-9165 (Print)
E-mail: jainuri.ardianto@gmail.com ISSN 2580-2011 (Online)

107
Jainuri, M. Sukmana, H. Evaluasi Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Sentra Kuliner Gajah Mada Sidoarjo

PENDAHULUAN pula karena rentannya pengawasan dan


perencanaan tata ruang kota yang
Pedagang kaki lima (PKL) adalah
menggeser efisiensi lahan (pertanian)
kegiatan keuangan rakyat, yang dapat
untuk peningkatan produksi. Itulah
digunakan untuk berkonsultasi dengan
sebabnya beberapa orang memilih bekerja
orang (pedagang) yang berjualan barang
sebagai pedagang (Effendy, 2015).
ataupun makanan di emperan toko, trotoar
Namun, keberadaan PKL juga
dengan menggunakan alat dagang lapak
menjadi pertimbangan untuk mengganggu
ataupun gerobak beroda. PKL Umumnya
pengunjung karena mungkin berada di
bermodal kecil terkadang hanya merupakan
pinggir jalan atau trotoar (Rahmi, 2013).
alat bagi pemilik modal dengan
Sampai saat ini konflik PKL di Indonesia
mendapatkan sekedar komisi sebagai
terkait penataan ruang kota maupun
imbalan atau jerih payahnya (Purwanti,
kebijakan-kebijakan pemerintah daerah
2012). PKL adalah suatu bentuk kegiatan
untuk menertibkan PKL, masih tetap
ekonomi di dalam sektor kasual yang
menjadi isu nasional yang belum
didefinisikan karena sektor ekonomi yang
terselesaikan secara baik. Munculnya
mengambil lokasi di luar kebijakan dan
konflik antar PKL dengan berbagai
kebijakan yang mengatur sektor formal
stakeholder yang berada di sekitar lokasi
(Agustino, 2016) .
maupun dengan pemerintah bukanlah hal
Di Indonesia, hampir di setiap
baru bagi Indonesia (Mustafa, 2008)
daerah bisa dijumpai pedagang kaki lima
Fenomena di Kabupaten Sidoarjo
(PKL), masing-masing Pedagang Kaki Lima
sebagai salah satu pusat perekonomian di
(PKL) yang berada di sela-sela pertokoan
Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah PKL
dan trotoar. Kegiatan PKL tersebut
yang besar. Sesuai data dari Dinas
dianggap sebagai kegiatan ilegal karena
Perindustrian dan Perdagangan
penggunaan ruang tidak sesuai dengan
(Disperindag) tahun 2020, jumlah PKL di
peruntukannya sehingga mengganggu
Kabupaten Sidoarjo terletak di Jalan
aktivitas masyarakat luas. Seperti kegiatan
Majapahit dan Gajah Mada, ada 360 PKL.
pedagang kaki lima (PKL) yang
Pedang kaki lima tidak hanya bermanfaat
menggunakan trotoar dan badan jalan
tetapi juga membawa masalah baru. Selain
sebagai tempat berdagang, sembarangan
kemampuan ekonomi jalan untuk
memasang baliho, membuang sampah
berbelanja dan mempromosikan kegiatan,
sembarangan dan menyeberang jalan
Pedagang kaki lima (PKL) secara teratur
sembarangan (Primiana, 2009).
dianggap melanggar hukum karena
Sebenarnya, kegiatan ekonomi
menempati area publik dan mengganggu
informal semacam ini dianggap sebagai
jalan dan kawasan Kabupaten Sidoarjo yang
kantung penyelamat selama masa krisis
mengutamakan unsur kebersihan,
ekonomi dan PKL juga merupakan bagian
keindahan dan kerapian Kabupaten
penting dalam sistem perekonomian
Sidoarjo.
kota karena terbukti mampu
Kebijakan publik Pemerintah
memberikan dukungan kepada masyarakat
Kabupaten Sidoarjo mengeluarkan
luas, terutama kelompok miskin melalui
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
penyediaan produk-produk murah dan
Sidoarjo Nomor 10 Tahun 2013 tentang
terjangkau. Beragamnya masyarakat yang
Ketertiban Umum dan Ketentraman
memilih menjadi PKL juga disebabkan oleh
Masyarakat. Peraturan lingkungan ini
beberapa faktor, antara lain masalah
mengatur larangan bagi setiap orang/badan
keuangan, keterbatasan lapangan pekerjaan
untuk berjualan di bahu jalan, trotoar, dan
dan urbanisasi (Kartini, 2010). Demikian

108
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 10 (2) (2022): 107-115

taman di luar peruntukannya (Steers, Kuliner Gajah Mada. Sesuai dengan


2015). Demikian pula dalam mengatur dan pernyataan dari pedagang PKL di jalan
mengendalikan kehidupan dinas jalan raya Gajah mada yaitu :
di Jalan Gajah Mada, Jalan Sisingamangaraja “Sentra kuliner Gajah mada ini
dan Jalan Raden Patah, pemerintah sebenarnya program yang lama
berupaya untuk merelokasi kelompok- dicanangkan oleh Pemkab Sidoarjo,
kelompok jalan di sepanjang Jalan Gajah karena melihat kemacetan di tiga jalan
Mada, Jalan Sisingamangaraja dan Jalan pusat kota Sidorjo meliputi Jalan Gajah
Raden Patah ke tempat-tempat yang telah Mada, Jalan Sisingamangaraja dan Jalan
selesai dan diterima melalui Pemkab Raden Patah, hal ini membuat kemacetan
Sidoarjo. yang cukup panjang akibat adanya PKL
Berdasarkan Perbup Sidoarjo Nomor yang berjualan di jalan tersebut”
84 Tahun 2017 Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo karena Kepala Daerah yang sah, Salah satu upaya penegakan
menginformasikan kepada dunia industri peraturan daerah ini adalah dengan
dan perdagangan bekerja sama dengan mengevaluasi cakupan relokasi atau
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) penempatan yang sesuai untuk PKL
untuk melakukan relokasi di sepanjang sehingga menempati lahan yang menjadi
Jalan Gajah Mada, Jalan Sisingamangaraja target perencanaan tata ruang kota, yang
dan Jalan Raden Patah ke Sentra Kuliner terdiri dari relokasi yang dilakukan ke
Gajah Mada. Relokasi penyedia jalan ini pedagang kaki lima di tengah kuliner Gajah
menjadi selesai pada akhir 2018 hingga Mada hingga saat ini gedung Sentra
awal 2019 (Nirmala & Hendra, 2020). tersebut dikuasai oleh perusahaan yang
Secara terperinci data PKL Gajah Mada yang terlibat, yaitu Disperindag Kabupaten
direlokasi oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, yang didukung dengan berbagai
Sidoarjo dapat dijelaskan pada gambar 1 fasilitas yang ada saat ini, antara lain lahan
dibawah ini: parkir yang luas, toilet, air dan jalan
setapak. Karena itu, Pemkab Sidoarjo
100 berharap selain diarahkan untuk mengelola
80
60
transportasi jalan, juga menjadi tempat
40 yang mampu menawarkan kenyamanan
20 bagi pedagang dan pelanggan dalam
0 membeli dan mempromosikan olahraga.
tahun tahun tahun
2019 2020 2021 Cakupan relokasi yang dilakukan melalui
Series1 85 55 60 perangkat daerah Kabupaten Sidoarjo
Gambar 1. Data PKL Sentra Kuliner Gaja Madah benar-benar memiliki efek atau dampak
tahun 2019-2021 sosial bagi perusahaan jalan itu sendiri dan
Sumber : Disperindag (2022) juga bagi lingkungan(Arfiani, 2012).
Berdasarkan gambar 1 pada tahun Berdasarkan sepenuhnya pada
2019 sebanyak 85 PKL berhasil direlokasi gagasan liputan publik, sebuah file yang
dari tiga jalan yang sering dijadikan tempat diterbitkan harus melalui tingkat yang baik
jualan yaitu Jalan Gajah Mada, Jalan sehingga kebijakan berikut dapat sesuai
Sisingamangaraja dan Jalan Raden Patah, dengan kebutuhan dan tujuan. Namun,
begitupun juga pada tahun 2020, mampu dalam menilai cakupan relokasi PKL di
merelokasi sekitar 41 PKL. Dan data sentra kuliner Gajah Mada Sidoarjo, terlihat
terakhir pada tahun 2021 naik menjadi 60 bahwa cakupan mutakhir tidak sesuai
PKL yang mampu direlokasi di Sentra dengan tujuan dan keinginan pembeli atau

109
Jainuri, M. Sukmana, H. Evaluasi Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Sentra Kuliner Gajah Mada Sidoarjo

pedagang kaki lima, yang mungkin diatur 2. Memahami faktor penghambat


dengan cara pengecer kuliner (Dunn, 2006). 3. Memahami dampak yang muncul dari
Salah satu kemampuan penilaian relokasi penyedia jalan
peliputan publik adalah bahwa evaluasi Penelitian ini mengkajji evaluasi
kebijakan harus mampu memberikan kebijakan relokasi Pedagang Kaki Lima di
catatan yang valid dan andal tentang kinerja Sentra Kuliner Gajah Mada Sidoarjo mulai
kebijakan secara keseluruhan, terutama dari tahun 2018 hingga 2022.
bagaimana hasil dan pengaruh dari Lokasi studi pada Dinas
kebijakan itu sendiri. Dalam segmen ini, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
seorang evaluator harus mampu Sidoarjo yang beralamat di Jalan. jaksa
memberdayakan output dan hasil sebagai Agung Suprapto No. 9, Sidoklumpuk,
konsekuensi dari penilaian kebijakan. Sidokumpul, Kec. Sidoarjo Kabupaten
Berdasarkan observasi penelitian, Sidoarjo kemudian situs penelitian ini di
tampaknya relokasi yang diselesaikan sentra PKL Kuliner Gajah Mada yang
melalui pemerintah Kabupaten Sidoarjo bertempat di Jalan. Gajah Mada No.195,
dari sisi pembeli biasanya tidak menjadi Panjunan, Bulusidokare, Kec. Sidoarjo,
pertimbangan yang tepat. Hal ini terlihat Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61215.
dari selama satu tahun terakhir Kuliner Alasan pemilihan lokasi penelitian di Sentra
Gajah Mada tetap sepi baik dari segi Kuliner Gajah Mada yaitu terkait adanya
pembeli maupun konsumen yang menjual. indikasi masalah yang ditemui yaitu sentra
Selama satu tahun, setelah relokasi selesai, Kuliner Gajah Mada terus sepi dari segi
ada beberapa pembeli yang tidak lagi konsumen dan pedagang yang berpromosi.
menempati lapaknya atau meninggalkan Data primer yaitu wawancara yang
lapaknya karena motif. banyak dari mereka dilakukan dengan informan penelitian,
sekarang tidak menempati lapaknya dengan sebanyak 6 orang antara lain Kepala Bidang
situasi produk ditinggalkan sendiri karena Perdagangan Disperindag Sidoarjo, Seksi
kelangkaan pembeli. Selanjutnya, ada Pembinaan Pedagang Informal Disperindag
beberapa proses yang berdampak pada Sidoarjo, Koordinator wilayah PKL sentra
keuntungan pembeli sekaligus promosi di kuliner gajah mada dan para pedagang serta
sentra kuliner Gajah Mada, misalnya pengunjung Sentra Kuliner Gajah Mada.
infrastruktur yang terlihat kurang terawat Dalam penelitian ini menggunakan
dan terkesan stagnan, dan terkadang biaya teknik pengumpulan data dengan
iklan dan pemasaran untuk sentra tersebut. wawancara, observasi dan dokumentasi
Berdasarkan uraian sejarah diatas, maka (Moleong, 2012). Pendekatan penelitian
peneliti tertarik untuk melakukan yang digunakan dalam evaluasi ini adalah
penelitian dengan judul “Evaluasi Kebijakan jenis evaluasi kualitatif dengan beberapa
Relokasi Pedagang Kaki Lima di Sentra tingkatan, khususnya seri pencatatan,
Kuliner Gajah Mada Sidoarjo” reduksi informasi, penyajian statistik dan
penarikan akhir dan verifikasi (Sugiyono,
METODE PENELITIAN 2018).
Penelitian ini menggunakan metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian deskriptif kualitatif (Bungin,
Evaluasi Kebijakan relokasi di Sentra
2012), untuk mengetahui evaluasi
Kuliner Gajah Mada Sidoarjo
kebijakan relokasi Pedagang Kaki Lima di
Sesuai dengan (Ripley, 2017) ada 3
Sentra Kuliner Gajah Mada Sidoarjo, titik
proses penilaian kebijakan, khususnya
fokus terdiri dari tiga aspek (Ripley, 2017):
Menilai Prosedur Pelaksanaan, memahami
1. Menilai proses implementasi

110
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 10 (2) (2022): 107-115

faktor penghambat, mengetahui dampak Pola pikir yang digunakan pada tahap
yang timbul dari relokasi PKL. sosialisasi menggunakan teknik
1. Menilai Proses Pelaksanaan persuasif, terutama dengan
Evaluasi terhadap cara implementasi menggunakan pembuktian adanya
terhadap suatu perangkat lunak, peraturan terdekat dari pintu ke pintu
biasanya evaluasi diakhiri dengan tanpa penundaan, yaitu petugas
mengukur pengaruh suatu kebijakan mensosialisasikan ke setiap avenue
dalam mencapai keinginan tersebut. dealer dengan bantuan yang datang
Proses implementasi ini mengkhususkan kepada mereka untuk klarifikasi dan rute
pada penilaian tujuan pada sejauh mana atau melalui mengajak mereka untuk
efektivitas aplikasi cara yang baik untuk berkumpul di kecamatan atau tempat
mencapai tujuan yang diinginkan. kerja. Manajemen pasar untuk
Proses pertama adalah sosialisasi memberikan catatan dan arahan
tentang relokasi penyedia jalan dengan penyedia jalan. Setelah perusahaan
landasan tindak pidana, khususnya SK jalanan mengetahuinya, diharapkan
Bupati Sidoarjo tentang Satgas Penataan mereka mampu mengenali dan
dan Pemberdayaan Penyedia Jalan dan mematuhi perintah sehingga keinginan
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo mesin ini dapat dijalankan.
Nomor 3 Tahun 2016 tentang Penataan tahap selanjutnya adalah penataan. Seksi
dan Pemberdayaan Penyedia Jalan. 1 tercapai mulai September 2018 hingga
penyedia jalan. Tentang Penataan Dan November 2018. Tahap 2 mulai
Pemberdayaan Perusahaan Jalanan. dilakukan September 2019 hingga
Sosialisasi langsung pengaturan software November 2019. Sedangkan level ini
atau relokasi penyedia avenue, secara ingin menjadikan kelompok jalan tol
teknis semua vendor avenue terutama untuk masa depan dan masa depan lebih
yang berada di area crimson diundang baik, tidak lagi ramah lingkungan,
melalui individu kru untuk menerima kawasan kumuh menjadi lancar dan
rute dan steerage terkait relokasi dan menyenangkan. Penataan dilakukan
mengundang pemerintah lingkungan secara persuasif melalui yang berkaitan
secara kolektif dengan Camat, Koramil, dengan pengangkut jalan itu sendiri.
Polsek, afiliasi pelanggan kreatif road Setelah paguyuban pedagang kaki lima,
carrier di lokasi Sidoarjo, Desa Panjunan tahap selanjutnya adalah tingkat
yang berada di tengah kuliner. manipulasi. Dalam Perda Kabupaten
Berdasarkan pernyataan dari Anggota Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Satpol PP : Perkumpulan dan Pemberdayaan PKL,
“Pelaksanaan sosialisasi melibatkan PKL dilarang menggunakan tempat atau
beberapa instansi dan pihak yang terkait, pusat keramaian yang meliputi: parit,
antara lain Disperindag, Satpol PP dan tanggul, taman kota, jalur hijau, latar
Paguyuban PKL. Sosialisasi Program budaya, monumen, perguruan tinggi,
Pembinaan, Penataan, dan Penertiban taman pahlawan, dan rumah bundar.
PKL di Kabupaten Sidoarjo dilakukan Wilayah ibadah. Evaluasi kebijakan
dalam 2 tahap. Tahap 1 dilaksanakan relokasi PKL di sepanjang Jalan Gajah
mulai bulan Februari 2017 sampai bulan Mada dilakukan dalam 2 rentang.
Juni 2017. Tahap 2 dilaksanakan bulan Proses pertama dapat diadakan dari Juli
Januari 2018 sampai bulan Juni 2018.” 2018 hingga Agustus 2018. fase 2 dapat
diadakan mulai Juli 2019 dan seterusnya.
Penyebab manipulasi adalah untuk

111
Jainuri, M. Sukmana, H. Evaluasi Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Sentra Kuliner Gajah Mada Sidoarjo

menertibkan penyelenggara jalan yang dengan teori dari (Ripley, 2017) yang
melanggar dan tidak memenuhi menyatakan bahwa sebuah kebijakan
ketentuan sebagaimana diatur dalam dapat dilihat dari aspek Menilai Proses
peraturan daerah dan barang dagangan Pelaksanaan, jika proses pelaksanaan
ini luar biasa dari peraturan tersebut. berjalan dengan baik sesuai prosedur
Cara yang dilakukan dalam pengendalian dan tujuan maka sebuah kebijakan akan
pengangkut jalan raya di Jalan Gajah berdampak baik bagi semua pihak
Mada adalah melalui teknik persuasif,
yaitu dengan cara mengajak atau
mengarahkan para pengangkut jalan ke
perusahaan-perusahaan jalanan (PKL).
Eksekusi gerakan terbaik adalah
keseluruhan meskipun mil diinginkan
secara jujur, terutama jika operator jalan
terus melanggar ketentuan setelah
menerima peringatan dan peringatan
berulang kali
Tahap selanjutnya adalah tahap
pelatihan. Konsep pelatihan menyiratkan
Gambar 1.Sentra Kuliner Gajah mada
upaya yang dilakukan melalui otoritas Sumber : diolah penulis (2022)
kabupaten dengan menggunakan 2. Mengetahui faktor faktor yang
pembinaan perilaku dan penampilan menghambat
fisik pembawa jalan. Pengarahan ini Proses evaluasi cakupan digunakan
bertujuan untuk mengarahkan untuk menghasilkan data tentang biaya
perusahaan jalan agar sesuai dengan atau manfaat dari serangkaian gerakan di
peraturan yang berlaku, sehingga luar dan di masa yang akan datang, maka
mereka memiliki pengakuan dan istilah penilaian dapat disamakan dengan
kewajiban sosial dalam membela interpretasi (approcial), skor, dan
lingkungan dan kegiatan masyarakat evaluasi. Terutama, evaluasi dikatakan
umum. Kegiatan ini merupakan upaya berkaitan dengan pembuatan fakta
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk tentang nilai atau manfaat dari efek
sama-sama meningkatkan kegiatan di perlindungan.
daerahnya, seperti melakukan gerakan- Sementara itu, berdasarkan
gerakan persuasif atau mengajak. Maka keseluruhan hasil pengamatan, unsur-
disini alat dalam membina kegiatan unsur penghambat cakupan relokasi di
selain melalui alasan-alasan mengenai isi tengah-tengah Kuliner Gajah Mada
peraturan daerah juga berupaya Sidoarjo terdiri dari :
mengajak PKL untuk senantiasa menjaga a) Perawatan dan pengelolaan sentra
lingkungan tempat dinas jalan kuliner
menjalankan usaha dagangnya agar tetap Setelah berjalan lebih dari satu
bersih dan sesuai dengan ketentuan yang tahun, timbul permasalahan, yaitu
berlaku bahwa telah ditetapkan. perawatan dan pengelolaan sentra
Berdasarkan temuan di lokasi penelitian kuliner menjadi kurang, hal ini
evaluasi kebijakan Relokasi PKL di dibuktikan dengan ada beberapa
Sentra Kuliner Gajah Mada dilihat dari tempat atau stand yang tidak terurus
proses pelaksanaan telah cukup berhasil dan kebersihan juga tidak dijaga
dengan adanya sosialisasi, hal ini sejalan b) Pembeli yang kurang laku dan sepi.

112
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 10 (2) (2022): 107-115

takut rugi, jadi kalau tidak jualan untuk memecahkan masalah publik.
disana bisa jadi produk anda tidak Kebijakan juga mendekati bentuk intervensi
promosi yang dilakukan dengan menggunakan
Akibat pandemi covid 19 dan daya otoritas untuk keuntungan organisasi yang
beli masyarakat yang menurut, kurang beruntung di masyarakat (Ripley,
promosi yang dilakukan tidak 2017)
maksimal, sehingga berdampak pada Kebijakan relokasi yang dilakukan
pendapatan para PKL di sentra Pemkot terhadap PKL di Jalan Gajah Mada
Kuliner mendapat respon yang luar biasa. Banyak
c) Evaluasi yang belum terlaksana cara yang diberikan bagi organisasi untuk
Berdasarkan hasil observasi selama dipindahkan ke tempat yang baru, terutama
berdirinya sentra kuliner, sangat di tengah kuliner yang telah disuplai dengan
jarang dilakukan evaluasi dari pihak bantuan pemerintah kota metropolitan
yang berwenang untuk kemajuan secara tertib.
dan kebersamaan dari para PKL dan Namun, setelah beberapa bulan,
pihak pengelola untuk meningkatkan banyak pedagang memilih untuk pergi dan
pelayanan dan animo masyarakat jarang membuka dagangannya di pusat
untuk datang ke sentra kuliner gajah kuliner Gajah Mada ini. Sehingga sistem
mada pemberlakuan kebijakan relokasi ini dapat
d) Sosialisasi yang dilakukan adalah dikatakan berjalan kurang optimal karena
sosialisasi yang paling sederhana ketidaksiapan aparatur dalam memberikan
terkait dengan pemindahan fasilitas pembinaan dan pusat yang cukup baik
kuliner. Bahkan untuk kepada penyelenggara jalan.
pengembangan operator jalanan, Hasil penelitian ini sejalan dengan
pihak berwenang kurang agresif (Samahita, 2019) dan (Pasciana et al., 2019)
dalam melakukannya. yang menyimpulkan Program cakupan
e) Sarana dan prasarana relokasi masih relokasi dealer pasar Rejomulyo Semarang
belum memadai dan belum telah dilaksanakan. Namun, implementasi
memfasilitasi semua pengangkut di kebijakan tersebut sekarang tidak berjalan
Jalan Gajah Mada, Jalan dengan baik dan muncul masalah. Penyebab
Sisingamangaraja dan Jalan Raden dari persoalan yang mengemuka karena
Patah. implementasi kebijakan tersebut adalah
Berdasarkan temuan di lokasi tidak adanya partisipasi dari investor pasar
penelitian kebijakan Relokasi PKL di Sentra Rejomulyo
Kuliner Gajah Mada faktor penghambat Penerapan pertanggungan bagi PKL
relokasi PKL telah diketahui, hal ini ini yang beralih ke pusat kuliner Gajah Mada
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh juga merupakan penilaian asuransi ini yang
(Ripley, 2017) yang menyatakan bahwa masih cukup baru untuk diterapkan di
sebuah kebijakan dapat berjalan dengan Kabupaten Sidoarjo mengingat pusat
adanya evaluasi dengan mengetahui faktor- kuliner di Jalan Gajah Mada yang paling
faktor penghambat agar menjadi bahan efektif di Kabupaten Sidoarjo. Adapun
perbaikan untuk pelaksanaan yang lebih wawancara kepada Koordinator wilayah
baik PKL sentra kuliner gajah mada
3. Mengetahui Dampak yang timbul dari “Menurut saya tujuan sudah tercapai
relokasi PKL dengan para PKL di gajah mada dan 2
Kebijakan dapat membantu beberapa jalan lainnya bisa dipindahkn di Sentra
pelaksana di tingkat otoritas dan politisi kuliner ini. Kepada para pedagang kaki

113
Jainuri, M. Sukmana, H. Evaluasi Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Sentra Kuliner Gajah Mada Sidoarjo

lima saya ucapkan terimakasih atas naik menjadi 60 PKL. Dan data terakhir
kesadarannya bersedia direlokasi, saya pada tahun 2022 terdapat 4 PKL yang
berharap setelah ini tidak ada lagi PKL mampu direlokasi di Sentra Kuliner Gajah
yang berjualan di trotoar, sebab sangat Mada. Keberadaan PKL tidak hanya
mengganggu pejalan kaki dan bermanfaat tetapi juga membawa masalah
menyebabkan kemacetan” baru. Selain kemampuan keuangan kegiatan
perdagangan jalan, keberadaan PKL sering
Sentra Kuliner Gajah Mada merupakan dianggap melanggar hukum karena
solusi tepat dari pemerintah untuk menempati area publik dan biasanya tidak
mengatur dan memberdayakan perusahaan sesuai dengan kreativitas dan wawasan.
jalan yang berjualan dipinggir trotoar Jalan Kabupaten Sidoarjo yang pada dasarnya
Gajah Mada dan sekitarnya, namun menjadi menekankan komponen kebersihan,
disfungsional jika biasanya tidak diimbangi kemegahan. dan kerapian Kabupaten
dengan komitmen yang tegas dan Sidoarjo.
perusahaan dari otoritas. Dengan penuh Pencapaian prosedur cakupan
tanggung jawab, perhatian dan keseriusan relokasi PKL di Pusat Kuliner Gajah Mada
pihak berwajib dalam membohongi dan mungkin sangat tergantung pada pedoman
memberikan arahan kepada pelaku usaha pengendalian, dan perusahaan terkait
jalanan seminimal mungkin sebelum dalam menawarkan area yang lebih tinggi
relokasi dilakukan namun juga setelah dari area sebelumnya, serta memberikan
relokasi dilakukan melalui pemberian perlindungan bagi pedagang dan pengguna
center yang tepat dan perbaikan lalu lintas . Dalam menjalankan tanggung
infrastruktur yang tepat. Agar kedepannya, jawabnya untuk pencapaian cakupan
kerepotan perusahaan jalan yang melewati relokasi bagi pengguna jalan dan PKL,
sentra di dalam sentra kuliner Gajah Mada meskipun pada awalnya mereka
bisa aktif berpromosi lagi. dihadapkan pada beberapa kendala.
Pada unsurnya, fakta-fakta Sentra Kuliner PKL Gajahmada dengan
pengangkut jalan Gajah Mada yang telah luas 2.000 meter persegi telah mampu
direlokasi oleh Pemerintah Kabupaten merelokasi secara efektif sebanyak delapan
Sidoarjo dapat dijelaskan pada tahap 1 di puluh lima PKL pada awal tahun 2019 dan
bawah: pada tahun 2020 sebanyak 41 PKL telah
Tabel 1. Data PKL yang berhasil direlokasi ke Sentra mampu direlokasi, hal ini menunjukkan
Kuliner Gaja Madah tahun 2019-2022 efisiensi kebijakan relokasi PKL. Penataan
dilakukan dalam 2 tingkatan juga. Segmen 1
selesai pada September 2018 hingga
November 2018. Fase 2 dilaksanakan pada
September 2019 hingga November 2019.
Padahal tahap ini ingin menjadikan
penggunaan jalan untuk masa kini dan masa
Sumber : diolah dari Disperindag Sidoarjo depan lebih baik, sekarang tidak ramah
2022 lingkungan, kumuh menjadi bersih dan
Berdasarkan tabel 1 pada tahun 2019 nyaman. Penataan dilakukan secara
sebanyak 85 PKL berhasil direlokasi dari persuasif dengan memperhatikan PKL itu
tiga jalan yang sering dijadikan tempat sendiri.
jualan yaitu Jalan Gajah Mada, Jalan Hasil penelitian ini sejalan dengan
Sisingamangaraja dan Jalan Raden Patah, penelitian yang dilakukan oleh (Nabila,
begitupun juga pada tahun 2020, mampu 2022), dan (Sari, 2016) yang meyimpulkan
merelokasi sekitar 41 PKL, pada tahun 2021

114
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 10 (2) (2022): 107-115

bahwa evaluasi perangkat lunak relokasi Effendy, T. Noer. (2015). Urbanisasi,


untuk penataan dan pembinaan PKL di Pengangguran dan Sektor Informal di Kota.
Teras Cihampelas belum sepenuhnya Yayasan Obor Indonesia.
berjalan sesuai dengan kriteria evaluasi Kartini, K. (2010). Pedagang Kaki Lima sebagai
Realita Urbanisasi dalam Rangka Menuju
yang meliputi efektivitas, kinerja,
Bandung Kota Indah. FISIP Universitas
kecukupan, leveling, responsif, dan akurasi.
Katolik Parahiyangan.
Moleong, L. (2012). Metodologi Penelitian
KESIMPULAN Kualitatif (XX). Remaja Rosdakarya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mustafa, A. A. (2008). Transformasi Sosial
evaluasi dimulai dari penilaian proses Masyarakat Marginal: Mengukuhkan
pelaksanaan yaitu proses sosialisasi, Eksistensi Pedagang Kaki Lima Dalam
penataan, penertiban dan terakhir Pusaran Modernitas (Cet. 1.). Inspire.
pembinaan. Mengetahui faktor faktor yang Nabila, K. T. (2022). Evaluasi Program Relokasi
menghambat yaitu Perawatan dan Penataan Dan Pembinaan Pedagang Kaki
pengelolaan sentra kuliner yang kurang, Lima Di Teras Cihampelas Kota Bandung.
In Jurnal Administrasi Negara), Februari
Sarana dan prasarana relokasi masih belum
(Vol. 13).
memadai. Mengetahui Dampak yang timbul Pasciana, R., Pundenswari, P., & Sadrina, G.
dari relokasi PKL adalah telah mampu (2019). Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL)
merelokasi dengan benar sebanyak 85 PKL Untuk Memperindah Kota Garut (Vol. 5).
pada awal tahun 2019 dan pada tahun 2020 Jurnal Administrasi Publik.
sekitar 41 PKL dapat direlokasi, hal ini Rahmi, H. (2013). Efektifitas Kebijakan
menunjukkan efisiensi relokasi PKL Pemerintah Kota Pekanbaru Dalam
tersebut. Penertiban Pedagang Kaki Lima.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
UCAPAN TERIMA KASIH Ripley, R. (2017). Policy Implementation and
Untuk seluruh studi ini, saya ingin Bureaucracy (II). The Dorsey Press.
menyampaikan terima kasih pribadi saya Samahita, R. (2019). Evaluasi Kebijakan Relokasi
kepada: Semua dosen administrasi publik Pedagang Pasar Rejomulyo Kota Semarang.
melihat program di perguruan tinggi http://dinasperdagangan.semarangkota.go
Muhammadiyah Sidoarjo yang juga .id/
memberikan bimbingan saat penulis Sari, N. L. (2016). Efektivitas Kebijakan Relokasi
Pedagang Kaki Lima di Pantai Tak
melakukan studi dan analisis tesis di
Berombak Kabupaten Maros. UNIVERSITAS
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Baik MUHAMMADIYAH MAKASSAR.
ibu dan bapak, serta istri penulis disamping Steers, M. (2015). Efektivitas Organisasi
keluarganya yang telah memberikan doa, Perusahaan. Erlangga.
petunjuk dan bantuannya bagi penulis. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, L. (2016). Dasar-Dasar Kebijakan
Publik. Alfabeta.
Arfiani, R. (2012). Dampak Kebijakan Relokasi
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten
Sidoarjo (Studi Pada Relokasi PKL Alun-
alun Ke GOR Delta Sidoarjo).
Bungin, B. (2012). Analisis Data Penelitian
Kualitatif. Raja Grafindo Persada.

115

Anda mungkin juga menyukai