Anda di halaman 1dari 13

PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP PENERTIBAN LOKASI

PASAR SIMPANG PADANG DURI DI KECAMATAN MANDAU


KABUPATEN BENGKALIS

Oleh Yatni Darnawita


yatniwita@gmail.com
Dosen Pembimbing : Dra. Indrawati M.Si
Indrawati.lecturer.unri.ac.id
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R. Soebrantas, Km 12,5 Simpang Baru
Pekanbaru Riau 28293. Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRAK

Pedagang kaki lima (PKL) merupakan salah satu sektor informal yang muncul di
perkotaan. Pedagang kaki lima sebagai salah satu contoh dari sektor informal
mempunyai potensi sebagai lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja
terutama pada pekerja yang memiliki pedidikan yang rendah dan tidak memiliki
kemampuan serta keahlian yang memadai untuk dapat bekerja pada sektor formal.
Pedagang kaki lima biasanya menggunakan gerobak atau lapak yang berada di tempat
yang dianggap strategis. Pedagang kaki lima terkenal dengan keberadaan mereka
yang menggunakan ruang publik sebagai tempat berdagang. Meningkatnya jumlah
pedagang kaki lima disebabkan oleh kesempatan yang bebas atas siapa saja bisa
berdagang dan semakin sedikitnya lapangan pekerjaan Dengan memanfaatkan ruang
publik seperti trotoar hingga bahu jalan menyebabkan masalah bagi kelancaran lalu
lintas. Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis mengatasi masalah ini dengan
melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima yang menempati trotoar dan bahu
jalan sebagai tempat berdagang. pedagang yang ditertibkan adalah pedagang yang
menggunakan lapak berupa meja-meja dan tikar yang dijadikan tempat untuk
meletakkan dagangannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
persepsi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis deskriptif. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima yang terkena sasaran penertiban oleh
pemerintah, sedangkan sampel yang dalam penelitian ini adalah 50% dari
keseluruhan populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara
setelah mempersiapkan daftar pertanyaan atau angket, dan dokumentasi. Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi pedagang terhadap penertiban lokasi
Pasar Simpang Padang Duri adalah persepsi positif dengan jumlah 58,8% dan negatif
41,2%. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah pengetahuan,
sosialisasi, dan pengalaman.

Kata kunci: Persepsi, Penertiban Pedagang Kaki Lima Pasar Simpang Padang
Duri

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 1


STREET VENDORS PERCEPTIONS OF THE CONTROLLING THE
LOCATION OF THE SIMPANG PANDANG DURI MARKET AT MANDAU
SUBDISTRICT BENGKALIS REGENCY

Yatni Darnawita
yatniwita@gmail.com
Counsellor : Dra. Indrawati M.Si
Indrawati.lecturer.unri.ac.id
Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences
Universitas Riau
Campus Bina Widya, Jalan H.R.Soebrantas, Km 12,5 Simpang Baru
Pekanbaru Riau 28293. Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT
Street vendors (PKL) is one of the informal sectors that emerged in urban areas.
Street vendors as one example of the informal sector has the potential as employment
that can absorb labor, especially in workers who have low education and do not have
the ability and expertise sufficient to be able to work in the formal sector. Street
vendors usually use carts or stalls that are located in places that are considered
strategic. Street vendors are famous for their existence who use public space as a
place to trade. The increasing number of street vendors is caused by the free
opportunity for anyone to trade and the lack of jobs. By utilizing public spaces such
as sidewalks to the shoulder of the road causing problems for smooth traffic. The
Local Government of Bengkalis Regency has overcome this problem by curbing the
street vendors who occupy the sidewalks and the shoulder of the road as a place to
trade. disciplined traders are traders who use shanties in the form of tables and mats
used as a place to place their wares. The theory used in this research is perception
theory. This research is a descriptive quantitative research. The population of this
study were all street vendors affected by the government policing targets, while the
sample in this study was 50% of the total population. Data collection is done by
observation, interviews after preparing a list of questions or questionnaires, and
documentation. The results of this study can be concluded that the perception of
traders of controlling the location of the Padang Duri Simpang Market is a positive
perception with the amount of 58,8% and negative 41,2% . While the factors that
influence it are knowledge, socialization, and experience.
Keywords: Perception, Control of Street Vendors at Padang Duri Simpang Market

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 2


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor informal adalah jalan keluar keahlian yang memadai untuk dapat
bagi masyarakat yang tidak mampu bekerja pada sektor formal. Hal ini
memenuhi tuntutan dari sektor formal, merupakan keuntungan dari sektor
salah satunya adalah pendidikan. informal dimana semua orang
Masyarakat yang menggantungkan memiliki kesempatan dalam kegiatan
hidupnya dari sektor informal ekonominya tanpa terkecuali.
umumnya tidak memiliki tingkat Pedagang kaki lima biasanya
pendidikan yang tinggi. Arus menggunakan gerobak atau lapak yang
pertumbuhan penduduk yang semakin berada di tempat yang dianggap
meningkat di perkotaan akibat dari strategis. Pedagang kaki lima terkenal
semakin banyaknya migrasi dari desa dengan keberadaan mereka yang
ke kota menyebabkan semakin menggunakan ruang publik sebagai
meningkatnya kebutuhan-kebutuhan tempat berdagang. Ciri-ciri pedagang
yang harus dipenuhi oleh masyarakat. kaki lima sebagai kegiatan sektor
Pertumbuhan jumlah penduduk yang informal, yaitu : (Alma, 2004:78)
semakin melesat tidak sebanding 1. Kegiatan usaha tidak
dengan jumlah lapangan pekerjaan terorgaisir dengan baik;
yang tersedia, Sehingga banyak 2. Tidak memiliki surat izin
penduduk yang memilih untuk bekerja usaha;
pada sektor ekonomi informal 3. Tidak teratur dalam kegiatan
(Hidayah, 2017:2). usaha, baik ditinjau dari
Munculnya pedagang kaki lima tempat usaha, jenis usaha
juga merupakan dampak dari maupun jam kerja;
banyaknya masyarakat yang tidak 4. Bergerombol di trotoar atau
memperoleh pendidikan yang tinggi, di tepi-tepi jalan protokol, di
sehingga masyarakat bekerja sebagai pusat-pusat keramaian;
pedagang kaki lima yang merupakan 5. Menjajakan barang
kesempatan kerja bagi mereka. dagangannya sambil
Pedagang kaki lima sebagai berteriak, kadang berlari
salah satu contoh dari sektor informal mendekati konsumen;
mempunyai potensi sebagai lapangan 6. Teknologi yang digunakan
pekerjaan yang dapat menyerap tenaga sangat sederhana;
kerja terutama pada pekerja yang 7. Modal usaha relatif kecil,
memiliki pedidikan yang rendah dan barang dagangan milik
tidak memiliki kemampuan serta sendiri atau milik orang lain.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 3


Pemerintah Daerah Kabupaten penertiban ini pedagang kaki lima akan
Bengkalis mengatasi masalah ini dipindahkan ke lokasi yang telah
dengan melakukan penertiban terhadap disediakan oleh pemerintah, yaitu di
pedagang kaki lima yang menempati Pasar Mandau, Pasar Impres, dan Pasar
trotoar dan bahu jalan sebagai tempat Pujasera. Tidak seperti yang
berdagang. pedagang yang ditertibkan diharapkan, bahkan tidak sampai satu
adalah pedagang yang menggunakan bulan setelah penertiban dilaksanakan,
lapak berupa meja-meja dan tikar yang pedagang kembali menempati dan
dijadikan tempat untuk meletakkan memenuhi trotoar dan bahu jalan
dagangannya. Berikut ini data kembali. Pedagang mulai melakukan
penertiban pedagang kaki lima yang aktivitas ekonominya seperti sebelum
dilaksanakan oleh pemerintah ditertibkan bahkan semakin bertambah
Kecamatan Mandau pada tahun 2015: tingkat kepadatan aktivitas
Tabel 1.1 berdagangnya. Bahkan pasar yang
Data penertiban PKL menjadi salah satu tempat perelokasian
Kecamatan Mandau Tahun pedagang terlantar karena tidak ada
2015 pedagang yang berjualan disana.
Penertiban PKL Berdasarkan fenomena yang
telah dijelaskan peneliti ingin
No. Jumlah mengetahui lebih lanjut bagaimana
Bulan Anggota persepsi pedagang kaki lima yang telah
di relokasi namun kembali menempati
1. Februari 71 ruang publik yang sudah jelas tidak
2. Juni 21 diperbolehkan untuk berdagang disana.
Maka peneliti merasa perlu untuk
3. Agustus 37 meneliti tentang persepsi pedagang
kaki lima dengan judul “Persepsi
4. Oktober 37 Pedagang Kaki Lima Terhadap
Penertiban Lokasi Pasar Simpang
Sumber : Kantor Satpol PP Padang Duri di Kecamatan Mandau
Kecamatan Mandau, Tahun 2019 Kabupaten Bengkalis ”
Penertiban pedagang kaki lima 1.2 Rumusan Masalah
di Pasar Simpang Padang Duri pada Berdasarkan latar belakang
tanggal 26-27 Februari 2015 yang telah diuraikan, maka peneliti
dijalankan 71 personil gabungan yang merumuskan masalah penelitian :
terdiri dari 40 orang Satpol PP, 6 orang 1. Bagaimana persepsi pedagang
dari Polsek Mandau, 5 orang Koramil kaki lima terhadap penertiban
06 Mandau, UPT Dinas Pasar dan lokasi pasar yang dilakukan
Kebersihan Mandau 10 orang, dan pemerintah Kabupaten
UPT Dishubkominfo 10 orang. Bengkalis?
Penertiban dilakukan oleh Satpol PP 2. Faktor-faktor apa saja yang
berdasarkan surat perintah yang mempengaruhi persepsi
diturunkan oleh pemerintah pedagang kaki lima terhadap
kecamatan. Dalam pelaksanaan

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 4


penertiban yang dilakukan mengorganisasikan dan memberi
pemerintah? makna terhadap stimulus yang berasal
1.3 Tujuan Penelitian dari lingkungan di mana individu itu
1. Untuk mengetahui persepsi dari berada yang merupakan hasil dari
pedagang kaki lima atas proses belajar dan pengalaman (Asrori,
penertiban lokasi pasar yang 2009:21).
dilakukan oleh pemerintah. Jallaludin Rahmad menyatakan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor persepsi adalah pengamatan tentang
yang mempengaruhi persepsi objek, peristiwa atau hubungan-
pedagang kaki lima terhadap hubungan yang diperoleh dengan
penertiban lokasi pasar yang menyimpulkan informasi dan
dilakukan pemerintah. menafsirkan pesan (Rahmad, 2007:51).
Persepsi menurut Slameto
1.4 Manfaat Penelitian (2010:102) merupakan proses
Adapun manfaat dari penelitian ini masuknya informasi atau pesan
adalah sebagai berikut : kedalam otak manusia, melalui
1. Sebagai sumber informasi bagi persepsi manusia terus-menerus
Pemerintah atau pihak-pihak melakukan hubungan dengan
terkait dalam menetapkan lingkungannya, hubungan ini
kebijakan terhadap Pedagang dilakukan melalui inderanya, yaitu
Kaki Lima. indera penglihat, peraba, perasa, dan
2. Sebagai sumbangsih penulis pencium.
terhadap kajian ilmu Sosiologi Irwanto (2002:71), setelah
tentang masalah pedagang kaki melakukan interaksi dengan obyek-
lima dan permasalahan obyek yang dipersepsikan maka
penertiban yang dilakukan individu akan menghasilkan dua jenis
pemerintah. persepsi, yaitu:
3. Sebagai sumber informasi lebih a. Persepsi Positif.
lanjut dalam penelitian yang Persepsi positif merupakan
sama. persepsi yang menggambarkan semua
pengetahuan dan tanggapan yang
TINJAUAN PUSTAKA diteruskan dengan upaya pemanfaatan.
2.1 Teori Persepsi Hal ini diteruskan dengan menerima
Ritzer (2008:274) persepsi atau mendukung terhadap obyek yang
merupakan kemampuan individu untuk dipersepsikan.
merasakan atau menginderakan b. Persepsi Negatif.
ransangan atau stimulus melalui Persepsi negatif merupakan
pendengaran, penciuman, indera persepsi yang menggambarkan
perasa dan sebagainya. Persepsi dan pengetahuan dan tanggapan yang tidak
objek atau stimulus tidak dapat sesuai dengan obyek yang
dipisahkan karena saling terkait satu dipersepsikan. Hal tersebut akan
sama lain. diteruskan dengan kepasifan atau
Menurut Asrori pengertian penolakan dan penentangan terhadap
persepsi adalah proses individu dalam obyek yang dipersepsikan.
menginterprestasikan,

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 5


2.1.1 Proses Terjadinya Persepsi tanggapan, gambaran, ataupun
Persepsi tidak terjadi begitu kesan didalam otak individu.
saja melainkan adanya proses yang b. Pengertian atau pemahaman
membentuk suatu persepsi. Untuk terhadap objek. Setelah adanya
mempresepsikan sesuatu ada beberapa tanggapan, gambaran, ataupun
komponen yang saling terkait satu kesan yang dihasilkan, maka
sama lain atau suatu sistem, atau hasil tersebut digolongkan,
saling menunjang agar seseorang diorganisir, dan
menyadari dapat melakukan persepsi. diinterpretasikan sehingga akan
Menurut Sunaryo (2004:98) sebelum membentuk pengertian atau
muncul proses persepsi, ada beberapa pemahaman terhadap objek.
syarat-syarat terbentuknya persepsi, Pengertian dan pemahaman
yaitu: akan terbentuk tergantung pada
a. Ada objek yang akan gambaran-gambaran lama yang
dipersepsikan. sudah ada sebelumnya dimiliki
b. Ada perhatian yang merupakan oleh individu.
langkah utama sebagai c. Penilaian atau evaluasi individu
persiapan dalam terhadap objek. Penilaian atau
mempersepsikan sesuatu. evaluasi terhadap objek
c. Ada alat indera (pencium, berbeda-beda oleh setiap
perasa, penglihat, individu, meskipun objek yang
pendengar,perasa)/reseptor dipersepsikan sama. Oleh
sebagai alat penerima stimulus. karena itu persepsi bersifat
d. Saraf sensoris alat untuk individual.
meneruskan stimulus ke otak,
yang kemudian sebagai alat 2.2 Faktor-Faktor yang
untuk mengadakan respon. Mempengaruhi Persepsi
Persepsi merupakan salah satu
2.1.2 Indikator-Indikator Persepsi gejala jiwa yang dimiliki manusia
Persepsi memiliki tiga tidak dapat bekerja sendiri, namun
indikator, diantaranya penyerapan persepsi dipengaruhi oleh gejala-gejala
terhadap ransangan atau objek, lain. Persepsi dipengaruhi oleh faktor-
pengertian atau pemahaman terhadap faktor sebagai berikut menurut Mar’at
objek, dan penilaian atau evaluasi (1981:22), yaitu :
terhadap objek. Seperti yang telah a. Pengalaman. Pada faktor
dikemukakan oleh Walgito pengalaman individu akan
(2010:102-104), yaitu: membentuk suatu struktur
a. Penyerapan terhadap ransang penilaian terhadap objek apa
atau objek dari luar individu. yang dilihat oleh individu.
Ransang atau stimulus atau b. Proses belajar (Sosialisasi).
objek yang diterima oleh alat Proses sosialisasi akan
indera. Setelah stimulus atau memberikan pengetahuan bagi
objek diserap oleh alat indera, individu sebagai pertimbangan
maka akan menghasilkan dalam mempersepsikan suatu
objek atau ransangan.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 6


c. Cakrawala dan pengetahuan. Untuk mempermudah pelaksnaan
Pengetahuan akan memberikan penelitian dan agar terdapat
arti dari objek atau ransangan keseragaman konsep dalam penelitian
yang diterima oleh individu. ini, maka penulis perlu menjelaskan
konsep-konsep yang digunakan dalam
penelitian ini :
2.3 Sektor Informal 1. Persepsi merupakan tanggapan
Istilah sektor informal dalam pedagang kaki lima terhadap
(Gilbert dan Gugler, 1996 : 95) ini penertiban yang dilakukan oleh
mula-mula diperkenalkan oleh Keith pemerintah.
Hart yang merupakan hasil kajian 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
mengenai aktivitas perekonomian yang Persepsi.
unik di Accra dan Gana. Dalam a. Pengetahuan. Pengetahuan
penelitiannya itu dia menemukan adalah tingkat pengetahuan
adanya variasi yang besar dalam hal pedagang terhadap peraturan
tersedianya peluang pendapatan legal daerah yang mengatur dan
dan illegal pada kelompok miskin hukum yang mengikat serta
perkotaan. sanksi-sanksi lalu lintas yang
dilanggar pedagang dalam
2.4 Pasar aktivitas berdagang.
Damsar (2002: 83) pasar b. Sosialisasi. Sosialisasi adalah
merupakan salah satu lembaga yang proses belajar oleh pedagang
penting dalam institusi ekonomi. terhadap peraturan yang
Bahkan fenomena ekonomi mengatur tentang penggunaan
kebanyakan berhubungan dengan lokasi berdagang.
pasar. Pasar juga merupakan salah satu c. Pengalaman. Pengalaman
penggerak utama dinamika kehidupan berkaitan dengan segala
ekonomi. aktifitas selama pedagang
berjualan di Pasar Simpang
2.5 Pedagang Kaki Lima Padang Duri
Pedagang kaki lima merupakan 3. Pedagang kaki lima. Pedagang
pedagang yang berjualan di serambi kaki lima dalam penelitian ini
muka (emperan) toko atau dilantai di merupakan pedagang yang
tepi jalan (Kamus Besar Bahasa berjualan di trotoar dan bahu jalan
Indonesia). Pedagang kaki lima atau di Pasar Simpang Padang Duri
PKL adalah istilah dari pedagang yang yang menjadi sasaran penertiban
melakukan kegiatan ekonomi di ruang oleh pemerintah.
publik seperti trotoar dan bahu jalan 4. Penertiban. Penertiban merupakan
yang seharusnya diperuntukan untuk upaya pemerintah untuk
pejalan kaki. melakukan tertib lokasi bagi para
pedagang kaki lima yang
2.6 Konsep Operasional berdagang di trotoar dan bahu
Konsep operasional adalah suatu jalan guna kenyamanan berlalu
batasan terhadap faktor variabel yang lintas dan perbaikan tatanan
diperkirakan ada pada objek penelitian. fasilitas umum.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 7


5. Lokasi Pasar a. Data Primer
Lokasi pasar yang dimaksud Sarwono (2006: 16) Data
adalah penggunaan trotoar dan primer adalah data yang berasal dari
bahu jalan oleh pedagang kaki lima sumber asli ataupun pertama. Data
sebagai tempat berdagang. primer adalah data yang didapat
langsung oleh peneliti dari lapangan.
Adapun data primer dari penelitian ini
METODE PENELITIAN
adalah data dari pedagang yaitu, nama,
3.1 Jenis Penelitian daerah asal/suku, agama, umur,
pendapatan perbulan, pendidikan,
Jenis penelitian yang digunakan
jumlah anggota keluarga, dan lainnya
dalam penelitian ini adalah penelitian yang diperoleh langsung dari
kuantitatif dengan format deskriptif. pedagang.
b. Data Sekunder
3.2 Lokasi Penelitian Data sekunder merupakan data
Lokasi atau tempat dilakukannya yang yang diperoleh dari pihak kedua
penelitian yang nantinya akan yang mana data tersebut telah diolah
terlebih dahulu oleh pihak kedua.
dijadikan sebagai wilayah yang akan
Adapun data sekunder dari penelitian
diteliti. Lokasi yang dijadikan oleh ini adalah data-data yang berupa
peneliti sebagai wilayah penelitian jadwal penertiban yang telah pernah
adalah di Pasar Simpang Padang Duri dilakukan dari pihak Satpol PP, data
Kecamatan Mandau Kabupaten pedagang yang diperoeh dari pihak
Bengkalis. UPTD Kebersihan dan Lingkungan
Hidup Kecamatan Mandau.
3.3 Populasi dan Sampel 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil survey Penelitian ini menggunakan
lapangan yang telah dilakukan oleh teknik pengumpulan data, yaitu teknik
peneliti menemukan bahwa terdapat pengumpulan data dengan cara
102 orang jumlah keseluruhan observasi yaitu proses mengamati
pedagang yang berjualan aktif di secara langsung objek penelitian.
trotoar dan bahu jalan. Sampel dalam Teknik wawncara adalah cara peneliti
penelitian ini adalah menggunakan untuk menanyakan langsung kepada
teknik acak sederhana atau simple responden masalah penelitan
random sampling. Penelitian ini berdasarkan angket yang telah
peneliti menetapkan sebanyak 50% disiapkan. Teknik dokumentasi
dari jumlah populasi yaitu: 50% X merupakan teknik pengumpulan data
102= 51. Maka sampel dalam tambahan dalam penelitian.
penelitian ini berjumlah 51 orang
pedagang kaki lima. Hal ini 3.6 Analisis Data
dikarenakan menurut peneliti jumlah Data yang diperoleh dari lapangan
sampel sudah dapat mewakili populasi. akan dikumpulkan kemudian disusun
secara sistematis, yang dikelompokkan
3.3 Sumber Data kedalam tabel kemudian

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 8


dideskripsikan yang bertujuan untuk suatu ransangan atau objek maka ada 2
memberikan penjelasan secara jenis persepsi yang akan dihasilkan
menyeluruh mengenai hal yang yaitu persepsi positif dan persepsi
menjadi pokok-pokok permasalahan negatif. Dalam penelitian ini peneliti
penelitian. Dalam penelitian ini menemukan persepsi pedagang kaki
peneliti menggunakan SPSS Statistic lima terhadap penertiban lokasi Pasar
23 sebagai pengolahan data yang di Simpang Padang Duri berdasarkan
dapat dari lapangan dan penyajian data tanggapan dari pedagang yang
berupa tabel dalam perhitungan rata- termasuk responden terdapat 2 persepsi
rata dan perhitungan persentase. yaitu persepsi positif dan persepsi
negatif. Berikut persepsi pedagang
HASIL DAN PEMBAHASAN kaki lima terhadap penertiban lokasi
5.1 Identitas Responden pasar:
Deskripsi responden memberikan Tabel 5.1
gambaran atau menguraikan mengenai Tingkat Persepsi Responden
identitas responden yang ada dalam terhadap Penertiban Lokasi
penelitian ini dikarenakan dengan Pasar Simpang Padang Duri
menguraikan identitas responden yang Tingkat Frekuensi Persentase
No
termasuk sampel penelitian maka akan Persepsi (Jiwa) (%)
diketahui sejauh mana identitas
responden dalam penelitian. Dalam 1. Positif 30 58,8
penelitian ini peneliti menetapkan
2. Negatif 21 41,2
identitas responden berdasarkan
kelompok jenis kelamin, umur, agama, Total 51
suku/etnis, daerah asal, dan pendidikan 100,0
dari 51 responden yang telah Sumber: Data Olahan Lapangan,
ditetapkan. Tahun 2019

5.2 Karakteristik Responden Tabel diatas menujukkan


Karakteristik responden dalam tingkatan persepsi pedagang kaki lima
penelitian ini merupakan ciri tertentu terhadap penertiban lokasi Pasar
yang dimiliki responden yang menjadi Simpang Padang Duri Kecamatan
pembedaan antara responden satu Mandau Kabupaten Bengkalis.
dengan responden lainnyan. Sebanyak 51 pedagang yang telah
Karakteristik responden yang termasuk ditetapkan menjadi responden dalam
dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian ini telah memberikan
dagangan, pendapatan responden, lama tanggapannya. Sebanyak 30 orang atau
berjualan, tempat berdagang, pekerjaan 58,8% responden memiliki persepsi
sampingan, dan sewa tempat. postif terhadap penertiban yang telah
dilakukan, dan sebanyak 21 orang atau
5.3 Tingkatan Persepsi Pedagang 41,2% responden yang memiliki
Terhadap Penertiban Lokasi persepsi negatif terhadap penertiban
Pasar yang dilakukan.
Irwanto (2002:71) mengatakan
bahwa setelah individu memproses

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 9


5.4 Faktor-Faktor Yang pedagang sehingga menghasilkan
Mempengaruhi Persepsi persepsi positif dari pedagang.
5.4.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sesuatu 5.4.2 Sosialisasi
yang telah diketahui berdasarkan Sosialisasi merupakan salah
pemahaman terhadap suatu hal dan satu faktor yang mempengaruhi
dampak yang akan ditimbulkan. persepsi pedagang kaki lima.
Penegtahuan bukan hanya berasal dari Sosialisasi yang pernah dilakukan
tingkat pendidikan saja namun pemerintah kepada pedagang kaki lima
pengetahuan berasal dari pemahaman adalah berupa memberikan surat
dari diri individu terhadap suatu hal. edaran larangan berdagang di trotoar
Tabel 5.2 dan bahu jalan di sepanjang jalan
Krostabulasi Hubungan Sudirman terutama di wilayah Pasar
Pengetahuan Dengan Tingkat Simpang padang Duri.
Persepsi Pedagang Kaki Lima Tabel 5.3
Terhadap Penertiban Krostabulasi Hubungan
Tingkat Tingkat Persepsi Sosialisasi Dengan Tingkat
Jum Persepsi Pedagang Kaki Lima
Pengetah Positif Negatif
lah Terhadap Penertiban
uan
38 Tingkat Tingkat Persepsi Jum
21 17
Tinggi (74,5 Sosialisasi Positif Negatif lah
(41,1) (33,3) 47
) 28 19
Tinggi (92,2
4 1 5 (54,9) (37,3)
)
Sedang
(7,8) (2,0) (9,8)
2 2 4
8 Sedang
5 3 (3,9) (3,9) (7,8)
Rendah (15,7
(9,8) (5,9) 51
) 30 21
Jumlah (100
51 (58,8) (41,2)
30 21 )
Jumlah (100
(58,8) (41,2) Sumber: Data Olahan Lapangan,
)
Tahun 2019
Sumber: Data Olahan Lapangan,
Tahun 2019 Tabel diatas menunjukkan bahwa
tingakat sosialisasi menjadi faktor
Pengetahuan sangat yang mempengaruhi tingkat persepsi
mempengaruhi tingkat persepsi pada pada pedagang kaki lima. Sosialisasi
pedagang terhadap penertiban lokasi yang tinggi akan mempengaruhi
pasar. Hal ini ditunjukkan dari persepsi pedagang. Tabel 5.25 diatas
tingginya tingkat pengetahuan pada menunjukkan tingginya tingkat
sosialisasi yang dilakukan pemerintah

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 10


menghasilkan persepsi positif bagi 28 dijadikan sebagai landasan seseorang
orang responden atau 54,9% dan dalam mengambil tindakan atau
persepsi negatif 19 orang responden keputusan. Pedagang kaki lima yang
atau 37,3%. Hal ini menunjukkan berdagang di trotoar dan bahu jalan
bahwa pentingnya mensosialisasikan akan memberikan persepsi terhadap
mengenai penertiban yang akan penertiban berdasarkan pengalaman
dilakukan. serupa yang pernah mereka alami.
5.4.3 Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu
hal yang sudah pernah dialami, dijalani
dan dilakukan seseorang. Pengalaman
PENUTUP
dapat berupa suatu kejadian yang baik
6.1 Kesimpulan
maupun buruk. Dalam penelitian ini
1. Persepsi pedagang kaki lima
pengalaman sebagai salah satu faktor
terhadap penertiban lokasi pasar
yang mempengaruhi persepsi
pedagang kaki lima terhadap dalam penelitian ini paling tinggi
penertiban lokasi pasar. adalah persepsi positif yaitu
Tabel 5.4 sebesar 58,8% dan persepsi
Krostabulasi Hubungan negatif sebesar 41,2%. Persepsi ini
Pengalaman Dengan Tingkat didapat dari indikator persepsi
Persepsi Pedagang Kaki Lima yang telah ditentukan, yaitu:
Terhadap Penertiban • Lokasi atau area, 3 pertanyaan
Tingkat Tingkat Persepsi (setuju sebanyak 35%, kurang
Jum
Pengalam Positif Negatif setuju sebanyak 2%, dan
lah
an tanggapan tidak setuju
46 sebabyak 63%.)
29 17
Tinggi (90,2 • Peraturan Pemerintah, 3
(56,9) (33,3) pertanyaan (setuju sebanyak
)
68%, kurang setuju sebanyak
1 4 5 6%, dan tidak setuju sebanyak
Sedang 26%).
(2,0) (7,8) (9,8)
• Cara Penertiban, 3 pertanyaan
51 (59% responden memberi
30 21
Jumlah tanggapan setuju, kurang setuju
(100, sebanyak 21%, dan tidak setuju
(58,8) (41,2)
0) sebanyak 20%)
Sumber: Data Olahan Lapangan, • Sanksi yang Diberikan, 3
Tahun 2019 pertanyaan (setuju sebanyak
7%, sebanyak 50% kurang
Tingginya pengalaman setuju, dan 43% tidak setuju)
berdagang akan menentukan • Manfaat Penertiban, 6
bagaimana persepsi pedagang. Hal ini pertanyaan (sebanyak 78%
dikarenakan oleh pengalaman dapat
memberikan tanggapan tidak

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 11


setuju dan 22% responden dilakukan maka adapun saran peneliti
memberikan tanggapan kurang adalah:
setuju. Tidak ada responden 1. Untuk pedagang kaki lima
yang memberikan tanggapan diharapkan dapat memahami
setuju). situasi dan kondisi dari lokasi yang
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi akan dijadikan tempat berdagang,
persepsi, yaitu: menggunakan trotoar dan bahu
a. Pengetahuan, 4 pertanyaan jalan juga dapat menimbulkan
(sangat tinggi yaitu 74,5%, kerugian baik bagi pedagang
9,8% pada tingkat maupun orang lain. Pedagang akan
pengetahuan sedang, dan selalu terkena penertiban jika tetap
15,7% pada tingkat rendah) berdagang di trotoar dan bahu jalan
b. Sosialisasi, 5 pertanyaan sehingga pedagang merugi, dan
(63% responden pernah pengguna jalan akan terganggu
mendapat dan mengikuti aktivitasnya karena berkurangnya
sosialisasi dari pihak-pihak luas jalan yang seharusnya mereka
terkait, sebanyak 34% dapatkan.
responden kadang-kadang 2. Untuk pemerintah agar dapat
mengikuti sosialisasi, dan 3% memberikan solusi berupa
responden tidak pernah penyediaan lokasi berdagang yang
mengikuti sosialisasi) layak bagi pedagang. Akan tetapi
c. Pengalaman, 4 pertanyaan juga mempertimbangkan apakah
(Keseluruhan responden lokasi tersebut sesuai dengan
(100%) pernah terkena harapan pedagang yang
sasaran penertiban, baik 1 kali mengharapkan adanya pembeli
maupun lebih dari 2 kali. yang menjadi faktor bertahannya
Terjadinya konflik selama pedagang untuk tetap dilokasi yang
pelaksanaan penertiban disediakan.
kadang-kadang sebanyak
23,5% dan tidak pernah DAFTAR PUSTAKA
terjadi konflik 76,5%. Untuk Alma, B. 2004. Manajemen Pemasaran
keterlibatan dalam konflik dan Pemasaran Jasa Marketing.
rseponden memberi Jakarta: Gramedia.
tanggapan kadang-kadang Asrori, M. 2009. Psikologi
sebanyak 9,8% dan tidak Pembelajaran. Bandung: CV
pernah 90,2%) Wacana Prima.
Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi.
6.2 Saran Jakarta: Raja Grafindo.
Penelitian mengenai Persepsi Gilbert, A., & Gugler, J. 1996.
Pedagang Kaki Lima Terhadap Urbansiasi dan Kemiskinan di
Penertiban Lokasi Pasar Simpang Dunia Ketiga. Yogyakarta:
Padang Duri Kecamatan Mandau Tiara Wacana.
Kabupaten Bengkalis, yang telah Hidayah, A. U. 2017. Analisis
Pelaksanaan Relokasi
Pedagang Kaki Lima di Pasar

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 12


Simpang Padang Duri
Kecamatan Mandau Kabupaten
Bengkalis . JOM FISIP Vol. 4,
2. Diakses pada tanggal 18
Februari 2019
Irwanto. 2002. Psikologi Umum (Buku
PANDUAN Mahasiswa).
Jakarta: PT. Prehallindo.
Mar'at. 1981. Sikap Manusia
Perubahan Serta
Pengukurannya. Jakarta:
Ghalia Indonesia .
Rahmad, J. 2007. Psikologi Rahmad.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ritzer, G. 2008. Teori Sosiologi Edisi
Terbaru (Dari Teori Sosiologi
Klasik Sampai Pengembangan
Mutakhir Teori Sosial
Postmodern). Yogyakarta:
Kerasi Wacana.
Sarwono, J. 2006. Analisis Data
Penelitian Dengan
Menggunakan SPSS.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk
Pendidikan. Jakarta: EGC.
Walgito, B. 2010. Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 13

Anda mungkin juga menyukai