Anda di halaman 1dari 4

USAHA SEKTOR INFORMAL

Sektor usaha informal merupakan bentuk usaha yang paling banyak kita temukan di
masyarakat. Bentu usaha yang ini bnayak dilakukkan oleh masyarakat yang tidak berpendidikan,
bermodal kecil, dilakukkan oleh masyarakat golongan bawah dan tidak mempunyai tempat usaha
yang tetap. Sektor usaha informal terbuka bagi siapa saja dan sangat mudah mendirikannya,
sehingga jumlahnya tidak dapat di hitung, dengan banyaknya usaha ini berarti akaan menyerap
tenaga kerja dan mengurangi pengangguran

2. Ciri-ciri sektor usaha informal


a. Tidak memiliki ijin tempat usaha (biasanya hanya ijin dari RW setempat)
b. Modal tidak terlalu besar, relatif kecil
c. Jumlah pekerja tidak terlalu banyak
d. Dalam menjalankan usaha tidak memerlukan pendidikan formal, keahlian khusus namun hanya
berdasarkan pengalaman
e. Teknologi yang digunakan sangat sederhana
f. Kurang terorganisir
g. Jam usaha tidak teratur
h. Ruang lingkup usahanya kecil
i. Umumnya hanya dilakukkan oleh anggota keluarga
j. Jenis usaha yang di kerjakan biasanya dalam bentuk :pengrajinan ,perdagangan dan jasa
k. Hasil produksi cenderung untuk segmen menengah ke bawah
l. Biaya pungutan yang dikeluarkan cukup banyak.

3. Contoh sektor usaha Informal


a. PEDAGANG KAKI LIMA
Pedagang kaki lima dapat kita temui di jalan ataupun di desa. Pedagang kaki lima dalam
menjajakan dagangannya menggunakan gerobak, meja dengan tenda sebagai tempat untuk
berteduh. Contohnya : Angkringan di dekat SMP N 1 Godean
b. PEDAGANG ASONGAN
Pedagang asongan adalah pedagang yang menjajakan barangnya dengan cara menyodorkan
barangknya pada calon pembeli. Pedagang ini banyak kita jumpai di perempatan jalan di kota-
kota, halte, terminal, di bus, kereta api, stasiun.
c. PEDAGANG KELILING
Pedangang yang menjual barangnya dengan cara berkeliling (door to door) dari satu pintu ke
pintu yang lain dan dari tempat satu ke tempat yang lain. Mereka menggunakan motor, mobil,
gerobak, dan ada yang di pikul untuk berkeliling. Dan yang di jual adalah kebutuhan sehari-hari.
Contohnya adalah pedagang sayur keliling di desa tertentu.

Contoh Sektor usaha Informal


A. Pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima yaitu pedagang yang menjajakan barang dagangannya di tempat-tempat yang strategis,
seperti di pinggir jalan, di perempatan jalan, di bawahpohon yang rindang, dan lain-
lain. Barang yang dijual biasanya makanan, minuman, pakaian, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari
lainnya.. Tempat panjualan pedagang kaki lima relative permanent yaitu berupa kios-kios kecil atau gerobak
dorong, atau yang lainnya.
Ciri-ciri/sifat pedagang kaki lima:
 Pada umumnya tingkat pendidikannnya rendah.
 Memiliki sifat spesialis dalam kelompok barang/jasa yang diperdagangkan.
 Barang yang diperdagangkan berasal da-ri produsen kecil atau hasil produksi sendiri.
 Pada umumnya modal usahanya kecil, berpendapatan rendah, serta kurang mampu memupuk dan
mengembangkan modal.
 Hubungan pedagang kaki lima dengan pembeli bersifat komersial.

Adapun peranan pedagang kaki lima dalam perekonomian antara lain:


 Dapat menyebarluaskan hasil produksi tertentu.
 Mempersepat proses kegiatan produksi karena barang yang dijual cepat laku.
 Membantu masyarakat ekonomi lemah dalam pemenuhan kebutuhan dengan harga yang relative murah.
 Mengurangi pengangguran.Kelemahan pedagang kaki lima adalah:
 Menimbulkan keruwetan dan kesemprawutan lalu lintas.
 Mengurangi keindahan dan kebersihan kota/wilayah.
 Mendorong meningkatnya urbanisasi.
 Mengurangi hasil penjualan pedagang toko.
Contoh pedagang kaki lima yang berjualan dipinggir jalan

B. Pedagang Keliling
yaitu pedagang yang menjual barang dagangannya secara keliling, keluar-
masuk kampong dengan jalan kaki/naik sepeda/sepeda motor. Barang yang dijual kebanyakan barang-barang
kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng, sabun, perabot rumah tangga, buku dan alat tulis, dan lain-lain.
Adapun peranan pedagang keliling antara lain:
 Menyebarkan barang dan jasa hasil produksi tertentu
 Mendapatkan hasil produksi barang tertentu kepada masyarakat
 Membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran
Contoh gambar seorang pedagang keliling

C. Pedagang Asongan, yaitu pedagang yang menjual barang dagangan


berupa barang-barang yang ringan dan mudah dibawa seperti air mineral, koran, rokok,
permen, tisu, dan lain - lain. Tempat penjualan pedagang
asongan adalah di terminal, stasiun, bus, kereta api, di lampu lalu lintas (traffic light), dan di tempat-tempat strategis
lainnya.

Ciri-ciri sektor usaha informal


a. Modal usahanya relatif kecil
b. Peralatan yang digunaka sederhana
c. Tidak memerlukan izin dari pemerintah
d. Ruang lingkup usahanya kecil
e. Umumnya hanya dilakukkan oleh anggota keluarga

f. Dalam pengelolaan tidak memerlukan pendidikan atau keahlian khusus, namun hanya
berdasarkan pengalaman.
Kata Sumber Daya Manusia pasti sudah akrab di telinga kita. Apa yang otomatis terbayang
adalah manusia itu sendiri, kualitas, skill, serta pemanfaatannya. Lalu dengan penambahan kata
‘ekonomi’ pada sumber daya manusia, lantas menjadikan Ekonomi Sumber Daya Manusia
menjadi suatu cabang ilmu ekonomi. Ekonomi Sumber Daya Manusia merupakan studi
analisis sumber daya manusia yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi dimana ilmu dan
teori ekonomi kemudian diterapkan dalam analisis pemanfaatan sumber daya manusia.

Ruang lingkup ekonomi sumber daya manusia berisi gambaran mengenai hal-hal dalam
menopang pembangunan berkelanjutan. Hal-hal tersebut antara lain berupa ketenagakerjaan,
dinamika kependudukan, struktur ketenagakerjaan, transisi kependudukan, mobilitas dan migrasi
penduduk, permintaan dan penawaran tenaga kerja, pekerja anak, perencanaan ketenagakerjaan,
sektor informal, sector formal, penduduk dan pembangunan ekonomi. Dapat dilihat dalam ruang
lingkupnya, bahwa secara garis besar ekonomi sumber daya manusia berkaitan dengan
perencanaan sumber daya manusia, ekonomi ketenagakerjaan, dan ekonomi kependudukan.

Konteks Pembangunan Nasional

Profesionalisme dan kepribadian, merupakan dua hal yang sangat penting untuk peningkatan
pembangunan sumber daya manusia utamanya dalam konteks pembangunan nasional.
Kepribadian yang matang dan kemampuan professional, keduanya saling terikat dan
memperkuat sehingga dapat melahirkan pembangunan manusia yang seutuhnya.

Dalam pelaksanaaannya, upaya peningkatan SDM dilaksanakan melalui berbagai sektor


pembangunan, antara lain sektor kesehatan, kesejahteraan sosial, kependudukan, pendidikan,
tenaga kerja, dan sektor-sektor pembangunan lain. Upaya peningkatan Sumber Daya Manusia
dilakukan melalui kebijaksanaan pokok yang bersifat lintas sektoral dan menjadi dasar dalam
penentuan kebijaksanaan dan program yang bersifat sektoral. Berikut adalah kebijaksanaan
pokok tersebut:

1. Peningkatan Kualitas Hidup baik manusianya maupun kehidupannya Hal ini dilakukan antara
lain melalui :
 Pembangunan pendidikan, akan memperhatikan arah pembangunan ekonomi di masa mendatang,
dalam arti responsive terhadap dinamika pembangunan dan perintaan pasar kerja, sehingga
sesuai dengan kebutuhan (demand driven).
 Pembangunan kesehatan, mendapatkan perhatian dengan menanamkan budaya hidup sehat, serta
memperluas cakupan dan mutu pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan
daerah terpencil.
 Untuk penduduk miskin, penngkatan kualitas dilakukan dengan memberikan keterampilan
praktis, menumbuhkan sikap produktif, serta mendorong sikap keswadayaan dan kemandirian
untuk bersama melepaskan diri dari kemiskinan.
 Menekan laju pertumbuhan penduduk dengan pelaksanaan gerakan keluarga berencana.

2. Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan penyebaran. Dilakukan
melalui :
 Peningkatan kemampuan/ketrampilan
 Disiplin
 Etos kerja produktif
 Sikap kreatif dan inovatif
 Membina lingkungan kerja yang sehat untuk memacu prestasi

3. Peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan


menguasai iptek yang berwawasan lingkungan. Dilakukan juga melalui:
 Pelatihan tenaga kerja dengan pengembangan usaha yang mandiri dan professional
 Mobilitas sumber daya manusia yang kurang produktif ke kegiatan yang lebih produktif
 Pengembangan system perlindungan tenaga kerja

4. Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat hukum yang medukung
upaya kualitas SDM. Untuk efisiensi dan efektvitas, maka koordinasi antar lembaga pemerintah,
maupun antara lembaga-lembaga dimasyarakat dalam pengembangan SDM perlu lebih
dikembangkan. Mayarakat, termasuk dunia usaha (swasta), koperasi dan organisasi
kemasyarakatan lainnya didorong untuk lebih partisipatif dalam berbagai upaya peningkatan
kualitas SDM.

Anda mungkin juga menyukai