Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi di Indonesia beriringan dengan berkembangnya teknologi. Mulai


dari tahap produksi, distribusi, hingga konsumsi. Namun, tidak semua usaha perekonomian
melaju dengan pesat seirng pertumbuhan tersebut. Hal ini digambarkan dalam Pasirjati Creative
Economy Community yang merekap UMKM dan beberapa kegiatan lainnya untuk mendongkrak
aktivitas ekonomi di Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung.

Pasirjati Creative Economy Community merangkum beberapa UMKM yang masih aktif
menjalankan usahanya. Kegiatan lain yang terekap di dalamnya termasuk kegiatan pelatihan
angkatan kerja baru, pemanfaatan limbah organik untuk pembudidayaan maggot, hingga potensi
kegiatan wisata dari bercocok tanam

Pada RW 08 Kelurahan Pasirjati terdapat anak-anak yang berpotensi menjadi


angkatan kerja baru dengan kualitas diri yang baik, diantaranya beberapa anak muda yang
tergabung dalam karang taruna, ikatan remaja masjid, dan beberapa anak putus sekolah.
Disamping mereka yang berpotensi menjadi angkatan kerja baru dengan kualitas diri yang baik,
mereka perlu diarahkan dan diajarkan mengenai kualitas itu sendiri sehingga sebelum terjun
kedalam dunia bekerja, diadakanlah suatu pelatihan angkatan kerja baru yang diharapkan bisa
mengasah softskill mereka sehingga dapat menambah kualitas diri para anak – anak muda ini.
Pelatihan angkatan kerja baru ini tidak hanya bertujuan untuk melatih softskill pada anak muda
saja, namun juga bertujuan untuk melatih mental usaha mereka sejak dini.

Potensi wisata ini muncul dari kegiatan bercocok tanam yang dilakukan warga rw 10
Kelurahan Pasirjati yang bernama Buruan Sae. Warga sekitar memanfaatkan sudut dekat sungai
untuk dijadikan lahan bercocok tanam, beberapa diantaranya ialah pokcoy; sawi; cabai; daun
bawang; dan beberapa tanaman lainnya. Di tempat ini juga diternakkan beberapa ayam dan
bebek. Setelah pemanfaatannya dalam usaha mikro kecil menengah, Buruan Sae Al-Hidayah
merencanakan untuk memasuki ranah pariwisata, dimana akan disediakan sudut rekreasi bagi
wisatawan anak-anak.
Pembudidayaan maggot di RW 13 kelurahan Pasirjati muncul sebagai industri kreatif
yang memanfaatkan sampah organik sebagai komponen utama dalam budidaya maggot. Tidak
hanya berperan dalam mengolah sampah organik, budidaya maggot juga hadir sebagai peluang
usaha mikro kecil menengah di kelurahan Pasirjati dengan memasarkan maggot yang berguna
untuk bahan alternatif pakan hewan ternak.

BAB I : Pasirjati Creative Economy Community


Layla Alfia Syahrin, Raissa Athalla, Razani Alsya Ganisztian, Sania Utary

A. Rancangan Katalog Pasirjati Creative Economy Community untuk Ketahanan


Usaha Mikro Kecil Pada Masa Pandemi Di Kelurahan Pasirjati Kecamatan
Ujungberung

Pandemi Covid-19 yang sudah terjadi dari 2019 hingga sekarang telah membawa
kesempatan dan juga kesulitan baru untuk usaha di dunia (Hardiwardoyo, 2020). Bidang
yang ikut merasakan dampak pandemi terhadap usaha adalah UMK. Usaha Mikro Kecil
atau yang biasa masyarakat sebut dengan UMK adalah suatu bidang usaha produktif yang
di kelola oleh perorangan. Seperti namanya usaha ini dibedakan menjadi dua jenis usaha
yang berbeda, yaitu usaha mikro dan usaha kecil. Perbedaan dari kedua usaha ini ada
pada pendapatan bersih dan kepemilikan modal usaha. UMK biasanya dilakukan oleh
rumah tangga untuk membantu perekonomian mereka juga dalam memenuhi kebutuhan
sehari – hari. Menurut data dari Kelurahan Pasirjati sendiri, daerah dengan luas 123,4 ha
dengan jumlah penduduk 17070 (BPS Pemkot Bandung, 2020) ada sekitar 2283 individu
yang memiliki usaha mikro non formal. Data tersebut di dominasi oleh bidang usaha
pemenuhan kebutuan sehari-hari seperti toko kelontong dan warung, setelah itu ada
bidang kuliner (hasil produksi makanan siap saji maupun siap santap), fesyen dan
aksesoris, seni, kerjinan tangan, jasa iklan, desain, dan lain-lainnya.
Dampak yang dirasakan masyarakat tentu saja sangat signifikan sehingga terjadi
perubahan terhadap harga bahan baku, operasional UMK, penurunan pasar, dan juga
pendapatan (Korankye, 2020). Namun UMK adalah suatu bidang usaha yang telah
menyelamatkan perekonomian Indonesia pada masa kerusuhan 1998 silam. Sehingga
walaupun dalam keadaan perekonomian negara yang buruk terdampak Covid-19, UMK
memiliki ketahanan yang paling kuat dibandingkan sektor perekonomian yang lain
seperti pariwisata, jasa transportasi, dan lain – lain (Kartiko & Rachmi, 2021). Namun
sayangnya harapan ini tidak berlaku pada pandemi Covid-19. Selain berdampak kepada
faktor produksi dan penurunan permintaan terhadap barang, pandemi juga membatasi
masyarakat untuk saling berinteraksi. Pembatasan ini membuat masyarakat tidak bisa
pergi langsung dan berbelanja ke tempat – tempat dimana produk yang mereka inginkan
di jual. Pembatasan ini menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat pada hal – hal
selain kebutuhan sehari – hari . (Rohman & Andadari, 2021).
Maka dari itu perlu adanya strategi adatif dalam mempertahankan UMK agar
tetap bisa memproduksi barang dan juga beroperasional untuk memasarkan produk –
produk mereka. Dengan perkembangan teknologi, masyarakat semakin mudah untuk
mendapatkan informasi maupun barang – barang yang mereka mau. Berbelanja semakin
mudah dengan adanya platform marketplace (Ruhyana, et al., 2019). Selain dengan
memasarkan penjualan secara online, strategi lainnya dalam menghadapi Covid-19
adalah dengan mengurangi jumlah produksi per hari yang disesuaikan dengan pesanan
dan mengurangi takaran jumlah produk tanpa mengubah harga produk. Hal ini terbukti
menjadi hal yang efektif bagi UMK untuk tetap bertahan pada masa pandemi (Rohman &
Andadari, 2021).
Setelah masa pandemi, penggiat UMK menghadapi masalah – masalah dalam
upayanya menuju normal yang baru. Pendanaan menjadi masalah utama penggiat UMK
untuk bertahan pada masa pandemi Covid – 19 yang masih berefek walaupun setelah
masa pandemi akan diprakasai usai di tahun 2023. Masalah – masalah tersebut adalah
kebutuhan masyarakat yang belum menentu, bahan baku yang semakin mahal, situasi
pasar yang tidak menentu, dan penggiat UMK yang belum konsisten untuk terus
memproduksi produk – produk mereka. Sehingga pendapatan bersih mereka tidak
menentu setiap bulannya. Selain itu banyak juga UMK yang belum siap dalam perizinan
usaha, perbaikan produk dalam sisi kualitas, dan juga pengembangan digitalisasi pasar
(Tanjung & Fathin, 2021). Digitalisasi pasar sejauh ini adalah hal yang menjadi masalah
utama UMK yang masih jadi masalah utama hingga sekarang adalah minimnya
pengetahuan mereka terhadap pasar selain teman dan kerabat terdekat. Maka dari itu
pengetahuan branding dan juga promosi juga sangat penting bagi UMK untuk bertahan
setelah masa pandemi.
Sebagian besar UMK di Kelurahan Pasirjati sudah mengerti mengenai branding,
bahkan beberapa UMK sudah memiliki merk, logo, dan juga pengemasan yang baik.
Namun konsistensi dalam mempromosikan usaha mereka tergolong masih kurang. Oleh
karena itu program Pasirjati CEC (Pasirjati Creative Economy Community) diharapkan
bisa membantu mempromosikan UMK – UMK masyarakat Pasirjati agar bisa
menjangkau lebih banyak konsumen. Pasirjati Creative Economy Community adalah
program Kelompok Terbatas yang bertugas di Kelurahan Pasirjati, program ini adalah
program komunitas untuk bersama – sama mempromosikan usaha di bidang ekonomi
kreatif di Kelurahan Pasirjati. Bentuk promosi yang dilakukan adalah dengan merilis
katalog produk unggulan dari Kelurahan Pasirjati yang akan ditujukan kepada konsumen,
wisatawan, bahkan investor. Teknik pemasaran melalui perancangan katalog produk
sudah terbukti dapat meningkatkan penjualan terhadap UMK walaupun tidak signifikan.
Namaun penting di ketahui jika katalog produk dalam meningkatkan minat konsumen
terhadap produk yang ada di dalam katalog tersebut (Rustiarini et al., 2021).
Selain menjadi media pemasaran untuk memperkenalkan produk – produk
unggulan yang ada di Kelurahan Pasirjati, katalog produk ini juga menjadi media
promosi bentuk visual yang mampu menjelaskan produk yang akan di jual atau informasi
mengenai komunitas yang ada di katalog lebih efektif dan komunikatif (Hidayat et al.,
2016). Unsur desain komunikasi visual seperti warna, desain, corak, dan formasi yang
simple dan elegan dapat menjadi media penyampaian pesan profil usaha kepada
konsumen agar konsumen merasa tertarik untuk melihat katalog.
Pengaruh dari katalog ini memang belum mempengaruhi seluruh UMK yang
terdata secara signifikan dan merata. Dikarenakan perilisan dari katalog sendiri yang
hanya di lakukan di sosial media kelurahan dan komunitas lainnya. Namun sudah ada
perkembangan kecil yang mampu mengekspos kegiatan UMK yang ada di Kelurahan
Pasirjati agar lebih dikenal oleh seluruh masyarakat kota Bandung selain di daerah
Kecamatan Ujungberung. Beberapa bahkan yang sudah memiliki platform marketplace di
Shopeefood, Shopee, Grab, dan lain – lain sudah menerima konsumen dari luar kota.
Dengan adanya katalog ini diharapkan bisa membantu perekonomian setelah Covid-19 di
wilayah kelurahan Pasirjati lambat laun bisa menyesuaikan diri dengan keadaan pasca
pandemic.

Daftar Pustaka

Hadiwardoyo, W. (2020). Keugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi COVID-19.


Journal of Business and Entrepreneurship, 2(2), 83–92.
https://doi.org/10.24853/baskara.2.2.83-92.
Hidayat, W., Mahmuriyah, R., & Safitri, S. N. R. (2016). Media Visual Berbentuk
Katalog Produk Sebagai Media Promosi. SENSI Journal, 2(2), 184–197.
https://doi.org/10.33050/sensi.v2i2.752
Kartiko, N. D., & Rachmi, I. F. (2021). Strategi Pemulihan Pandemi Covid-19 Bagi
Sektor UMKM di Indonesia. Jurnal Syntax Transformation, 2(5), 624–637.
https://doi.org/10.46799/jurnal%20syntax%20transformation.v2i5.275. Korankye, B.
(2020). The Impact of Global Covid-19 Pandemic on Small and Medium Enterprises in
Ghana. International Journal of Management, Accounting and Economics, 7(6), 255–
276. https://www.ijmae.com/article_114337.html.
Nugrahana Fitria Ruhyana, Hadi Ferdiansyah, Nenden Suwardini, A. A. (2019). Pandemi
Covid-19 Di Kabupaten Sumedang ( Analysis of the Vulnerability of Micro and Small
Enterprise Due To the Covid-19 Pandemic. 199–210.
Rohman, L. L., & Andadari, R. K. (2021). Dampak Pandemi COVID-19 pada Usaha
Rumah Tangga dan Strategi Bertahan Pendahuluan Metode. Jurnal Penelitian Dan …,
5(April), 82–90. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPPSH/article/view/34631
Rustiarini, N. W., Anggraini, N. P. N., & Satwam, I. K. S. B. (2021). Perancangankatalog
produk untuk meningkatkan penjualan umkm. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 5(5),
2–9.
Tanjung, D., & Fathin, S. (2021). Program Pemulihan Bisnis UMK Terdampak Covid-19
di Wilayah Bogor. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen Indonesia, 5(1), 102–
111. https://doi.org/10.31842/jurnalinobis.v5i1.215

B. Hasta Karya Muda, Pelatihan Angkatan Kerja Baru di Kelurahan Pasirjati

Pengangguran merupakan salah satu masalah yang terus dihadapi suatu bangsa
dan negara. Setiap tahun terdapat lulusan-lulusan baru mulai dari tingkat sekolah sampai
universitas, dan hal tersebut diikuti dengan angka pengangguran yang meningkat.
Pengangguran tersebut diakibatkan oleh jumlah pencari kerja yang tidak sebanding
dengan jumlah lapangan kerja yang ada, dengan kata lain jumlah pencari kerja lebih
banyak dari jumlah lapangan kerja. Kurangnya pemerintah dalam menyediakan lapangan
pekerjaan pun disaat angka tenaga kerja semakin tinggi mengakibatkan banyak
pengangguran terjadi.(Ginting, 2021).
Masalah Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja di Indonesia dalam berbagai sektor
yang dilakukan sangat membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dengan
kualifikasi tertentu. Berbagai lapangan pekerjaan terbuka setiap waktu di seluruh
Indonesia, tapi pencari pekerjaan jauh lebih banyak dibandingkan kuota yang tersedia.
Permasalahan jumlah pengangguran merupakan permasalahan yang sampai saat ini
belum bisa diatasi baik oleh pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah daerah
pada khususnya. Semakin maraknya pertumbuan penduduk di suatu wilayah maka akan
semakin banyak pula masyarakat yang menganggur atau tidak punya pekerjaan karena
lapangan kerja yang tercipta tidak memenuhi syarat untuk jumlah penduduk yang
bertambah tiap tahunnya (Subandi, 2011).
Dengan keadaan seperti ini, mewujudkan pembangunan ekonomi merupakan
suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk mengatasi masalah pengangguran,
menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sukirno, 2013). Maka dari itu, pelatihan tenaga
kerja sangat dibutuhkan terutama kepada angkatan kerja baru, yang mana pelatihan kerja
itu sendiri merupakan proses mengajarkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan
bekerja (vocational) serta sikap agar tenaga kerja semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar.
Pada RW 08 Kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung Kota Bandung,
terdapat anak – anak yang berpotensi menjadi angkatan kerja baru dengan kualitas diri
yang baik, diantaranya beberapa anak muda yang tergabung dalam karang taruna, ikatan
remaja masjid, dan beberapa anak putus sekolah. Disamping mereka yang berpotensi
menjadi angkatan kerja baru dengan kualitas diri yang baik, mereka perlu diarahkan dan
diajarkan mengenai kualitas itu sendiri sehingga sebelum terjun kedalam dunia bekerja,
diadakanlah suatu pelatihan angkatan kerja baru yang diharapkan bisa mengasah softskill
mereka sehingga dapat menambah kualitas diri para anak – anak muda ini. Pelatihan
angkatan kerja baru ini dilatih oleh Ibu Ratna Karmila selaku Ketua Wanita Kreatif dan
Inovatif di RW 08.
Pelatihan angkatan kerja baru ini tidak hanya bertujuan untuk melatih softskill
pada anak muda saja, namun juga bertujuan untuk melatih mental usaha mereka sejak
dini. Seperti yang kita ketahui, angka pengangguran 3 tahun terakhir (2018-2020)
menunjukkan kenaikan tiap tahunnya. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2020 sebesar 7,07
persen, meningkat sebanyak 1,84 persen dibandingkan dengan Agustus 2019. Diikuti
dengan data penduduk yang bekerja mengalami penurunan sebanyak 0,31 juta orang dari
126,45 orang, penurunan tersebut terjadi dari Agustus 2019 (BPS, 2020).
Pengangguran tersebut pun semakin meningkat dengan adanya pandemi Covid-19
di awal tahun 2020 lalu. Adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menghentikan
pergerakan ekonomi, pendidikan, dan berbagai aktivitas masyarakat lainnya. Peraturan
Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) ini memuat bahwa PSBB paling sedikit
meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk
menghambat penyebaran Covid-19 yang mengancam kesehatan manusia (Ginting &
Herdiyana, 2020). Selain daripada itu, dampak dalam bidang pendidikan yang mengarah
pada ketenagakerjaan dialami pada alumni baru. Dalam kondisi yang penuh keterbatasan
seperti sekarang ini, tidak mudah bagi para alumni memasuki dunia kerja. Para alumni
perlu mendapatkan wawasan dan pemahaman tentang peluang-peluang kerja terutama
pada masa new normal seperti sekarang (LPMPP UNY, 2020).
Maka dari itu, pelatihan angkatan kerja baru ini sangat penting untuk anak – anak
muda, selain dilakukan pelatihan softskill, para anak muda RW 08 Kelurahan Pasirjati ini
pun diajarkan untuk membuat suatu produk UMK yang diharapkan nantinya bisa
memajukan perekonomian mereka terutama perekonomian keluarga. Para anak muda ini
juga nantinya dapat lebih berkembang setelah mendapatkan ilmu dan keterampilan dari
pelatihan yang diadakan ini, sehingga mereka dapat menjadi angkatan kerja baru dengan
kualitas yang baik nantinya.
Daftar Pustaka

[REVISI per 18/02/2021] Agustus 2020: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,07 persen . (2020,
11 05). Retrieved from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/11/05/1673/agustus-2020--tingkat-pengangguran-
terbuka--tpt--sebesar-7-07-persen.html

Admin Disnaker. (2019, Februari 21). Masalah Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja Di indonesia. Retrieved
from disnaker@bulelengkab.go.id:
https://disnaker.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/masalah-tenaga-kerja-dan-
angkatan-kerja-di-indonesia-56

Fahrudin Arrozi, K. S. (n.d.). E-Jurnal EP Unud. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMA
MENCARI KERJA BAGI TENAGA KERJA TERDIDIK DI KOTA DENPASAR.

Gajimu.com. (2022). Pentingnya Pelatihan Kerja. Retrieved from Gajimu.com: https://gajimu.com/tips-


karir/pentingnya-pelatihan-kerja

Ginting, M. L. (2021). Jurnal Ketenagakerjaan. PERLUASAN KESEMPATAN KERJA BAGI FRESHGRADUATE


DI MASA PANDEMI COVID-19, APA PERAN PEMERINTAH?
C. Buruan Sae Al-Hidayah, Mencari Potensi Kegiatan Wisata dari Bercocok Tanam

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan luas untuk pertanian
maupun perkebunan. Masyarakat pun memanfaatkannya dalam berbagai skala mulai dari
skala besar untuk kegiatan ekspor hingga skala paling kecil yang dapat dilakukan oleh
anak-anak sebagai kegiatan belajar di luar ruangan. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia
juga sangat mendukung kegiatan tersebut, sehingga hal tersebut dapat dilakukan dengan
memanfaatkan pekarangan rumah.
Dalam hal ini, Dinas Pangan dan Pertanian (DISPANGTAN) Kota Bandung,
mengadakan sebuah program bernama Buruan Sae. Program tersebut merupakan sebuah
program perkebunan kota terintegrasi yang bertujuan untuk membantu mengatasi
permasalahan pangan di Kota Bandung dengan memanfaatkan lahan atau pekarangan
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pangan masing-masing warga
(DISPANGTAN, 2020).
Buruan Sae Al-Hidayah sendiri merupakan Buruan Sae yang terletak di Jalan
Babakan Teureup No. 59, RT.04/RW.10, Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung,
Kota Bandung. Warga sekitar memanfaatkan sudut dekat sungai untuk dijadikan lahan
bercocok tanam. Beberapa tanaman yang ditanam di Buruan Sae Al-Hidayah ialah
pokcoy; sawi; cabai; daun bawang; dan beberapa tanaman lainnya. Di tempat ini juga
diternakkan beberapa ayam dan bebek. Hasil dari Buruan Sae Al-Hidayah akan
didistribusikan kembali kepada warga sekitar dan dijual, atau disemai untuk nanti
kembali ditanam. Hasil lain dari Buruan Sae di kelurahan Pasirjati ini ialah pupuk
kompos dan media tanam yang biasanya dijual.
Pada awalnya, Buruan Sae Al-Hidayah merupakan sudut kotor tepat warga
membuang sampah. Ide pemanfaatan ini pun muncul dari keresahan warga karena
menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap, serta sering terlihatnya hewan liar
seperti ular. Gagasan pemanfaatan yang tumbuh di tahun 2020 ini sejalan dengan
program yang dicanangkan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung. Dengan
perwakilan beberapa warganya yang mengikuti pelatihan, Buruan Sae Al-Hidayah
akhirnya dikelola dengan baik hingga sekarang.
Setelah pemanfaatannya dalam usaha mikro kecil menengah, Buruan Sae Al-
Hidayah merencanakan untuk memasuki ranah pariwisata. Di dalam prosesnya, Buruan
Sae Al-Hidayah menyiapkan sudut khusus untuk rekreasi yang dimaksudkan kepada
anak-anak sekitar Kelurahan Pasirjati sebagai sarana belajar maupun dharma wisata.
Maka dari itu, berpotensikah Buruan Sae Al-Hidayah menjadi tempat wisata? Lalu, apa
saja yang harus dipersiapkan Buruan Sae Al-Hidayah untuk program agrowisata tersebut?
Diskusi mengenai potensi wisata akan merujuk pada komponen yang harus
dimiliki daya tarik wisata. Menurut Cooper dkk (1995), terdapat 4 komponen yaitu :
1. Atraksi (attraction) : pemandangan atau kebudayaan yang menarik maupun seni
pertunjukkan
2. Aksesibilitas (accessibilities) : akesibilitas daya tarik seperti jalan, transportasi, dll.
3. Amenitas (amenities) : tersedianya fasilitas lain seperti restoran, penginapan, dan agen
perjalanan.
4. Ancillary services berupa organisasi kepariwisataan untuk mengelola destinasi dan
wisatawan.
Kegiatan utama yang dapat dilakukan di Buruan Sae Al-Hidayah ialah menanam
sayur atau buah. Selain itu, kita dapat juga memanen sayur atau buah yang sudah siap
panen serta, memberi makan beberapa ungags seperti ayam dan bebek. Akses jalan
menuju Buruan Sae Al-Hidayah cukup kecil hanya dapat dilalui oleh kendaraan bermotor
saja. Untuk amenitasnya sendiri, Buruan Sae Al-Hidayah memiliki sebuah gazebo untuk
berteduh dan beristirahat setelah melakukan kegiatan bercocok tanam. Rencana
pengelolaan agrowisata Buruan Sae Al-Hidayah masih dikelola oleh warga sekitar.
Beberapa hal yang mungkin harus dipersiapkan oleh Buruan Sae Al-Hidayah ialah :
1. Sudut khusus agrowisata. Hal ini dilakukan agar wisatawan tidak merusak tanaman lain
yang ditujukan untuk penjualan UMKM dan produksi ulang.
2. Itinerary agrowisata. Rencana itinerary ini akan mempermudah pelaksanaan alur
agrowisata agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Buruan Sae Al-Hidayah harus menyiapkan
beberapa skema keselamatan untuk penanggulangan masalah yang mungkin akan terjadi.
Kotak p3k juga harus disiapkan sebagai pertolongan pertama kepada para wisatawan.
4. Disediakannya fasilitas sanitasi pendukung seperti wastafel cuci tangan maupun toilet.
Agrowisata merupakan salah satu bisnis di bidang pertanian yang bergerak
dengan menjual jasa pada konsumen (Situmorang & Suryawan, 2018). Dalam hal ini,
Buruan Sae Al-Hidayah menawarkan pemandangan taman desa yang asri dan kegiatan
bercocok tanam yang dapat dilakukan siapa saja. Potensi tersebut harus dioptimalkan
dengan hal-hal lain yang termasuk dalam komponen daya tarik wisata.
Daftar Pustaka

Cooper, dkk. (1995). Tourism, Principles and Practice.Prentice Hall, Harlow.

DISPANGTAN, K. B. (2020). Apa Itu Buruan Sae?


https://buruansae.bandung.go.id/index.php/tentang/

Situmorang, M., & Suryawan, I. B. (2018). Tinjauan Potensi Agrowisata Di Kawasan Bedugul.
Jurnal Destinasi Pariwisata, 5(1), 160. https://doi.org/10.24843/jdepar.2017.v05.i01.p29
D. Pembudidayaan Maggot sebagai Industri Kreatif yang memanfaatkan Limbah
Sampah tanpa Modal

Sampah merupakan persoalan yang serius di Indonesia terutama di kota-kota


besar dengan jumlah penduduk yang padat. Dalam mengatasi hal ini, diperlukan
pengelolaan sampah yang tepat. Pada saat ini budidaya maggot merupakan salah satu
cara alternatif dalam mengolah sampah, khususnya sampah organik. Bapak Saepudin dan
Bapak Undang merupakan pelaku usaha Budidaya Maggot di RW 13 Kelurahan Pasirjati,
Ujungberung, Bandung. Mungkin sebagian orang masih belum mengetahui apa itu
maggot.  

Maggot merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens).
Berbeda dari jenis larva yang lain, maggot mempunyai karakteristik dengan warna yang
hitam atau gelap dan ukuran yang lebih besar. Black Soldier Fly mempunyai Panjang
sekitar 15-20 mm, berwarna hitam, dan bagian segmen basal abdomen transparan. Black
Soldier Fly mengalami fase metamorfosis sekitar 40-43 hari, hal ini tergantung dari
kondisi lingkungan dan juga pakan yang diberikan. Siklus hidupnya dimulai dari telur,
larva, pre-pupa, pupa, lalu menjadi lalat dewasa.  Pada lalat dewasa tidak terdapat bagian
mulut yang fungsional, aktivitas lalat dewasa hanya kawin dan bereproduksi
(Mokolensang et al., 2018). 

Bapak Saepudin sebagai pemilik tempat budidaya Maggot yang terletak di Komp.
Griya Jati Putra No.25 RW 13 Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Bandung,
memulai budidaya maggot sekitar bulan Maret tahun 2022. Budidaya Maggot ini dimulai
tanpa menggunakan modal, Pak Undang mengungkapkan bahwa beliau memulai
budidaya maggot dengan menangkap lalat BSF dewasa (indukan) disekitar tempat
sampah. Dibantu oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dan juga
keterampilan yang di dapat secara otodidak Pak Saepudin dan Pak Undang memulai
budidaya maggot sebagai lahan usaha. 

Setelah mendapatkan indukan, pembuatan kandang merupakan tahap selanjutnya


dari budidaya maggot. Kandang yang dilapisi oleh jaring-jaring hijau merupakan tempat
untuk lalat dewasa bereproduksi dan menetaskan telur, juga sebagai tempat pupa yang
akan menjadi lalat dewasa. Pupa yang akan menjadi lalat dewasa akan diletakkan di
tempat gelap dan hanya ada satu sumber cahaya. Pupa yang telah menjadi lalat dewasa
akan keluar melewati lubang tersebut, dan lalat dewasa akan meletakkan telur di tempat
tumpukkan kayu. Tempat selanjutnya adalah biopond yaitu media untuk pertumbuhan
maggot, yang dimulai dari baby maggot, fresh maggot, dan maggot yang sudah siap
untuk dipanen. Maggot akan dipanen setelah 2 minggu, maggot yang sudah dipanen akan
dijadikan dry maggot/ maggot kering.

Proses pembuatan maggot kering dimulai dengan proses pencucian maggot yang
bertujuan agar maggot menjadi bersih, lalu dilanjut dengan proses sangrai dan oven yang
bertujuan untuk mengeluarkan kadar air dari maggot sehingga tekstur maggot menjadi
kering. Ukuran dan berat maggot yang dipanen tergantung dari asupannya. Asupan atau
pakan maggot adalah sampah organik, seperti sisa makanan maupun buah-buahan dan
sayuran busuk. 

Dengan hal itu maka budidaya maggot bekerjasama dengan perangkat RW 13


dalam mengolah sampah warga setempat. Jika menilik dari jenis-jenis sampah, sampah
digolongkan berdasarkan jenis pengolahannya, yaitu sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang berisi senyawa organik dan dapat
diurai oleh mikroorganisme seperti sisa makanan, bahan yang terbuat dari kertas, kulit,
dan dedaunan. Sampah anorganik merupakan sampah yang mengandung bahan bersifat
anorganik, dan sulit untuk diurai seperti kaca, aluminium, logam, dan plastik (Rima Dias
Ramadhani et al., 2021). 
Budidaya maggot dapat menampung sebanyak 60% dari 5-6 kuintal sampah yang
dikumpulkan per minggunya yang akan dipilah lalu diolah menjadi pakan untuk maggot.
Maggot sebagai agen biokonversi yang dapat mengurai bahan organik 1-3 kali bobot
tubuhnya, dan dapat mengurangi 56% limbah organik. Ditempat budidaya maggot RW
13 dapat mengurai sampah organik hingga 2 kuintal setiap harinya (Putra &
Ariesmayana, 2020). Selain dapat mengurai sampah organik, maggot juga mempunyai
nilai ekonomi. Dari hasil produksi budidaya maggot dapat menghasilkan dry maggot,
kasgot (bekas maggot), fresh maggot, dan baby maggot yang biasanya dipasarkan ke
masyarakat. Dry maggot dijual dengan harga Rp. 10.000 per 50 gram yang sudah
dikemas dalam kemasan pouch dengan  merk Dargot Bandung yang tersedia di toko
seperti shopee.  Fresh maggot, dan baby maggot belum tersedia di toko online, tetapi bisa
dibeli secara langsung, dan untuk kasgot (bekas maggot) biasanya dijadikan untuk pupuk
tanaman. Dry maggot, fresh maggot, dan juga baby maggot seringkali dimanfaatkan
sebagai bahan pakan alternatif untuk hewan ternak karena merupakan sumber
protein. Standar kandungan protein yang terdapat pada pakan unggas berkisar 18 – 23%,
sedangkan kandungan protein yang dimiliki oleh maggot adalah 41 – 42% (Andriani et
al., 2020), maka dari itu maggot dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pakan untuk
hewan ternak. Penggunaan maggot sebagai suplemen pakan ikan dapat memberikan
pengaruh dalam pertumbuhan ikan juga status kesehatan ikan yang meningkat. Hal ini
dilihat dari meningkatnya  jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan jumlah sel yang
melakukan aktivitas fagositik (POTENSI MAGGOT UNTUK PENINGKATAN
PERTUMBUHAN DAN STATUS KESEHATAN IKAN). Selain baik untuk
pertumbuhan hewan ternak, penggunaan maggot sebagai sumber protein juga dapat
menghemat pengeluaran biaya untuk pakan sebesar 22,74% (Ula et al., 2018). Walaupun
pakan maggot adalah sampah organik dapur, sampah organik pasar, dan bangkai hewan
tetapi biopon atau kendang maggot tidak pernah berbau busuk. Hal ini disebabkan karena
maggot merupakan agen antibakteri yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat
pada bakteri gram negatif dan memberikan efek daya hambat pada bakteri Escherichia
coli dan Salmonella sp. (Widianingrum et al., 2021). 

Disamping dari kerjasama dengan RW 13 terkait sampah organik sebagai pakan


maggot, tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala. Kurangnya
sarana dan prasarana yang menunjang adalah salah satu hambatan bagi pembuatan pakan
maggot, karena tidak ada tempat khusus untuk menampung sampah organik dari rumah
warga maka sampah yang ditampung di tempat budidaya maggot harus dipilah terlebih
dahulu. Hal itu menyebabkan sampah organik yang dihasilkan menjadi lebih sedikit, dan
kebutuhan pakan maggot tidak terpenuhi. Sehingga mengharuskan untuk membeli
sampah organik pasar untuk memenuhi kebutuhan pakan maggot. Hal ini dapat diatasi
dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat terkait peranan maggot bagi lingkungan,
sehingga kesadaran masyarakat akan terbangun dan akan tergerak untuk mulai memilah
sampah dari rumah. 

Sosial media dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk sosialisasi manfaat
budidaya maggot, dengan membagikan konten-konten terkait budidaya maggot dan
manfaat maggot diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat akan peran maggot
di lingkungan maupun sebagai lahan usaha sampingan. Instagram merupakan aplikasi
sosial media yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto dan video dan dapat
dibagikan ke berbagai layanan jaringan sosial termasuk milik Instagram sendiri. Aplikasi
Instagram juga sangat popular diantara sosial media lainnya seperti facebook dan twitter,
maka dari itu membuat sosial media sebagai bentuk dari sosialisasi merupakan langkah
yang tepat. Sebagai Langkah awal kegiatan sosialisasi, maka dibuatlah akun Instagram
dengan nama @dargotbandung. Selain sebagai sarana sosialisasi, akun sosial media
dargot bandung juga dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran untuk menjaring lebih
banyak pembeli. Dengan adanya linktree yang terhubung dengan akun online shop dargot
bandung, diharapkan dapat meningkatkan penjualan. 

Setelah mengetahui proses pembudidayaan maggot, manfaat, dan juga nilai


ekonomi dari maggot, pembudidayaan maggot merupakan usaha alternatif yang layak
dicoba menimbang biaya produksi yang relatif murah, dan proses budidaya maggot yang
mudah dengan untung yang memuaskan.
Daftar Pustaka

Andriani, R., Muchdar, F., Juharni, J., M. Samadan, G., Wahyu Alfishahrin. T, W., Abjan, K., &
Margono, M. T. (2020). TEKNIK KULTUR MAGGOT (Hermetia illucens) PADA
KELOMPOK BUDIDAYA IKAN DI KELURAHAN KASTELA. Altifani: International
Journal of Community Engagement, 1(1), 1–5. https://doi.org/10.32502/altifani.v1i1.3003

Mokolensang, J. F., Hariawan, M. G. V., & Manu, L. (2018). Maggot (Hermetia illunces)
sebagai pakan alternatif pada budidaya ikan. E-Journal BUDIDAYA PERAIRAN, 6(3), 32–37.
https://doi.org/10.35800/bdp.6.3.2018.28126

Rima Dias Ramadhani, Nur Aziz Thohari, A., Kartiko, C., Junaidi, A., Ginanjar Laksana, T., &
Alim Setya Nugraha, N. (2021). Optimasi Akurasi Metode Convolutional Neural Network untuk
Identifikasi Jenis Sampah. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem Dan Teknologi Informasi), 5(2), 312–
318. https://doi.org/10.29207/resti.v5i2.2754

Ula, R., Fauzi, A., Resty, E., & Sari, N. (2018). Analisis Usaha Budidaya Maggot sebagai
Alternatif Pakan Lele Business Analysis of Maggot Cultivation as a Catfish Feed Alternative.
Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 7, 39–46.

Widianingrum, D. C., Krismaputri, M. E., & Purnamasari, L. (2021). Potensi Tepung Magot
Black Soldier Fly (Hermetia illucens) sebagai Agen Antibakteri dan Immunomodulator Pakan
Ternak Unggas secara In vitro. Jurnal Sain Veteriner, 39(2), 112–120.
https://doi.org/10.22146/jsv.53347

Anda mungkin juga menyukai