Anda di halaman 1dari 13

Antiinfeksi dan Antiseptic Telinga

1. Erlamycetin Tetes Telinga

Komposisi:
Tetes telinga Erlamycetin mengandung 1% Chloramphenicol base di dalam larutan tetes
telinga.

Indikasi:
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau gram negatif yang peka
terhadap Chloramphenicol.

Kontra Indikasi
Bagi penderita yang sensitif terhadap Chloramphinicol.
Perforasi membran timpani.

Aksi dan Pemakaian:


Sebagai broad spektrum antibiotika, bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa
species dan pada keadaan tertentu bekerjanya sebagai bakterisid.

Cara Pemakaian:
Teteskan ke dalam lubang telinga 2-3 tetes, 3 kali sehari.
Atau menurut petunjuk dokter.

Peringatan dan Perhatian:

Hindarkan penggunaan jangka lama karena dapat merangsang hipersensitivitas


dan superinfeksi oleh kuman yang resistan.

Obat tetes ini hanya bermanfaat untuk infeksi yang sangat superfisial, infeksi
yang dalam memerlukan terapi sistemik.

Efek samping:
Iritasi lokal, seperti gatal, rasa panas, dermatitis vesikuler dan mukolopapular.

Kemasan:
Botol @ 10 ml.

Kloramfenikol bersepektrum luas ini berkhasiat : Bacteriostatis terhadap hampir


semua kuman Gram positif dan sejumlah kuman Gram negatif, juga Kloramfenikol
bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalah enzim
peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan
peptida pada proses sintesis protein kuman. Efek toksis Kloramfenikol pada sel mamalia
terutama terlihat pada sistem hemopoetik/darah dan diduga berhubungan dengan
mekanisme kerja Kloramfenikol.
Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat pada
ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan
peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman.Kloramfenikol bersifat
bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid
terhadap kuman-kuman tertentu. Spektrum anti bakterimeliputi D.pneumoniae, S.
Pyogenes, S.viridans, Neisseria, Haemophillus, Bacillus spp,Listeria, Bartonella,
Brucella, P. Multocida, C.diphteria, Chlamidya, Mycoplasma,Rickettsia, Treponema,
dan kebanyakan kuman anaerob.
Efek samping
1. Reaksi hematologik
Terdapat dalam 2 bentuk yaitu;
Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang.
Kelainan ini berhubungan dengan dosis, menjadi sembuh dan pulih bila pengobatan
dihentikan. Reaksi ini terlihat bila kadar Kloramfenikol dalam serum melampaui 25
mcg/ml.
Depresi tulang ini sangat berbahaya dan dapat berwujud dalam dua bentuk anemia,
yakni sebagai :

Penghambantan pembentukan sel-sel darah (eritosit, trombosit dan granulosit)

yang timbul dalam waktu 5 hari sesudah dimulainya terapi. Gangguan ini tergantung
dosis serta lamanya terapi dan bersifat reversibel.
o

Anemia aplastis, yang dapat timbul sesudah beberapa minggu sampai beberapa

bulan pada penggunaan oral, parenteral dan okuler, maka tetes mata tidak boleh
digunakan lebih dari 10 hari.

Bentuk yang kedua bentuknya lebih buruk karena anemia yang terjadi bersifat

menetap seperti anemia aplastik dengan pansitopenia. Timbulnya tidak tergantung dari
besarnya dosis atau lama pengobatan. Efek samping ini diduga disebabkan oleh adanya
kelainan genetik.

2.

Reaksi alergi

Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem, urtikaria dan


anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan
demam Tifoid walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai.
3.

Reaksi saluran cerna

Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis.


4.

Sindrom gray

Pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggi (200 mg/kg
BB) dapat timul sindrom Gray, biasanya antara hari ke 2 sampai hari ke 9 masa terapi,
rata-rata hari ke 4.
Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusui, pernafasan cepat dan tidak teratur,
perutkembung, sianosis dan diare dengan tinja berwarna hijau dan bayi tampak sakit
berat.
Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna keabu-abuan; terjadi pula
hipotermia (kedinginan).
5.

Reaksi neurologik

Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit kepala.

2. Tarivid Otic

Komposisi: Ofloxacin

Bentuk Sediaan: Botol 5 mL Tiap mL mengandung ofloxacin 3 mg

Farmakologi:
Antibiotik fluoroquinolone. Menghambat enzim DNA girase dan topoisomerase di inti
sel bakteri sehigga bersifat bakterisidal.

Indikasi: Otitis media supuratif kronik, otitis eksterna.

Dosis: 6 - 10 tetes di telinga yang sakit, 2 x sehari.

Kontraindikasi: Hipersensitif

Peringatan dan Perhatian:


-Gunakan selama maksimal 4 minggu, hanya untuk penggunaan luar, bila suhu larutan
dingin dapat menyebabkan pusing.
-Kadar sistemik pada penggunaan luar sangat rendah.

Efek Samping: Nyeri dan gatal pada telinga.

Ofloxacin
-Merupakan derivat quinolon; sediaan yang terdapat dipasaran adalah berupa otic
solution 0,3%. Pada penelitian secara in vitro ofloksasin mempunyai aktivitas yang kuat
untuk

bakteri

Gram

negatif

dan

Gram

positif

dan

bekerja

dengan

cara

menghambat enzim DNA gyrase. DNA gyrase adalah suatu enzim yang berperan dalam

mengontrol topologi DNA dan replikasi DNA sehingga sintesis DNA dari kuman akan
terhambat
-Ofloksasin efektif terhadap kuman aerob Gram positif seperti Staphylococcus aureus dan
Streptococcus pneumonia serta untuk kuman aerob Gram negatif seperti H. influenza,
M.catarrhalis, P. mirabilis dan P. aeruginosa.
-Konsentrasi ofloksasin ditemukan cukup tinggi di mukosa telinga tengah. Pada penderita
OMSK dengan perforasi membrana timpani, konsentrasi tinggi ofloksasin telah
ditemukan 30 menit setelah pemberian solusio ofloksasin 0,3%.
-Keuntungan lain pemakaian tetes telinga dari golongan kuinolon adalah dapat diberikan
secara tunggal tanpa antibiotik oral dan dosis pemberian 2 kali sehari memungkinkan
pasien merasa nyaman tanpa mengganggu aktifitas kerja maupun sekolah.

3. Colme ear drop

Komposisi:
Chloramphenicol....................................10%
Lidocaine................................................ 4%

Indikasi:
Pengobatan infeksi superfisial pada telinga luar oleh bakteri Gram-negatif dan Grampositif yang peka terhadap Chloramphenicol

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap Chloramphenicol dan Lidocaine.
Perforasi membran timpani.

Aksi dan pemakaian


Chloramphenicol merupakan antimikroba spektrum luas yang aktif terhadap bakteri
Gram-positif dan bakteri Gram-negatif.
Mekanisme kerjanya adalah menghambat sintesis protein sel mikroba.

Efek Samping:
Iritasi lokal seperti gatal-gatal, rasa terbakar, urtikaria, dermatitis vesikular, dermatitis
makulopapular.

Peringatan/Perhatian:
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari
mikroorganisme yang tidak peka termasuk fungi, bila terjadi superinfeksi pengobatan
dihentikan.
- Hanya bermanfaat untuk infeksi yang sangat superfisial, infeksi dalam memerlukan
terapi

sistemik.

- Hati-hati penggunaan pada penderita dengan otitis media supuratif kronis.

Dosis: Dewasa dan anak-anak: 2 - 3 tetes, 2 - 3 kali sehari.

4. Otolin

Komposisi:
6

- Chloramphenicol 5%
- Polymixin 10.000 IU
- Benzocaine 1%
- Nipagin 1%

Farmakologi: Sebagai antibiotik dan anastetik lokal untuk infeksi telinga.

Indikasi: Otitis eksterna akut dan kronik.

Dosis: 3-4 tetes untuk telinga yang terinfeksi 3-4 kali sehari.

Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap salah satu komponen Otolin

Peringatan dan Perhatian: Hanya digunakan sebagai obat tetes telinga.

Efek Samping:
Hipersensitivitas
Iritasi

Antiseptik Telinga Dengan Kortikosteroid


1. Otopain

Komposisi:
Tiap ml mengandung:
7

Polymyxin B sulfate ........................................................................10000 UI


Neomycin sulfate ............................................................................5 mg
Fludrocortisone acetate ................................................................... 1 mg
Lidocaine HCL ...............................................................................40 mg

Indikasi:
Otitis eksternal akut dan kronis disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap Polymyxin
dan Neomycin sulfate serta bila efek antiinflamasi dari kartikosteroid dan efek anestesi
lokal diperlukan.

Kontra Indikasi:
-Penderita-penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen dalam obat ini.
-Produk ini jangan digunakan, jika diduga atau diketahui adanya gangguan pada kanal
bagian eksternal auditory yang disebabkan oleh infeksi viral cutaneous (sebagai contoh:
virus Herpes simpleks atau virus Varicella-zoster).

Aksi dan pemakaian:


-Polymyxin B sulfate dan Neomycin sulfate merupakan antibiotika dengan spektrum
luas, aktif terhadap berbagai macam microorganisme: Pseudomonasaeruginosa,
Staphylococus aureus, Eschericia coli, Klebsiella, Enterobacter sp., Neisseria sp.
-Fludrocortisone acetate mempunyai khasiat antiradang, antialergi, dan antipruritis.
-Lidocaine hydrochloride merupakan anestesi lokal yang efektif untuk mengurangi rasa
sakit pada infeksi telinga.

Efek Samping:
o Berupa reaksi hipersensitifitas, jarang terjadi.
o Neomycin sering menimbulkan kepekaan pada kulit. Ototoksisitas dan
nefrotoksisitas juga pernah dilaporkan.
o Efek samping dijumpai pada penggunaan topikal kombinasi antibiotika termasuk
Neomycin dan Polymyxin B.
o Berikut adalah efek samping lokal yang dilaporkan pada penggunaan
kortikosteroid topikal, terutama yang dibalut dengan dengan kuat, yaitu: rasa
terbakar, gatal, iritasi, kering, folikulitis, hipertrichosis, muncul seperti jerawat,
hipopigmentasi, dermatitis peroral, alergi kontak dermatitis, maserasi pada kulit,
infeksi sekunder, atropi kulit, stria dan malaria.
8

o Efek samping sistemik jarang dan dapat terjadi dari kadar plasma yang tinggi
karena dosis berlebihan.

Peringatan dan Perhatian:


o Neomycin sulfate dapat menyebabkan sensitifitas kutan atau timbul iritasi.
o Pengobatan tidak boleh lebih dari 10 hari karena resiko ototoksisitas lebih besar
pada penggunaan jangka panjang. Penderita dalam pengobatan dengan tetes
telinga yang mengandung Neomycin harus di bawah pengawasan klinik yang
ketat.
o Karena sifat asamnya yang dapat menyebabkan rasa terbakar dan menyengat,
OTOPAIN Tetes Telinga jangan digunakan pada penderita dengan perforasi
membran tympani.
o Jika infeksi tidak menunjukkan perbaikan dalam 1 minggu, uji kultur dan
kepekaan harus diulangi untuk mengidentifikasi organisme penyebab dan
menentukan apakah terapi harus diganti.
o Tidak ada penelitian yang cukup memadai dan terkontrol dengan baik untuk
penggunaan pada wanita hamil. Kortikosteroid hanya digunakan jika keuntungan
yang didapat lebih besar dibanding resiko pada fektus.
o Ketika menggunakan produk yang mengandung Neomycin untuk mengontrol
infeksi sekunder pada dermatosis kronis, seperti otitis eksternal kronis, pada
keadaan ini kulit menjadi peka dibanding kulit normal, terhadap berbagai bahan
termasuk Neomycin.
o Produk ini mengandung Sodium metabisulfite, sulfite dapat menyebabkan
berbagai reaksi alergi, termasuk gejala-gejala anafilaksis dan yang mengancam
jiwa atau episode asmatik yang kurang berat pada orang-orang yang peka.
o Pengobatan jangka panjang dengan antibiotika ini dapat menyebabkan
pertumbuhan yang berlebihan dari organisme yang tidak peka seperti jamur.

Interaksi Obat:
Neomycin sulfate bersifat bakteriostatik, menghambat aktivitas bakterisida dari golongan
penisilin dan derivat-derivatnya.

2. Blecidex
9

Komposisi:
Per 1 mL: Framycetin sulphate 5 mg, gramicidin 0.05 mg, dexamethasone Na
metasulfobenzoate 0.5 mg

Indikasi:
Otitis eksterna akut dan kronik Dosis: Gunakan 3-4 kali sehari 2-3 tetes

Kontra Indikasi:
Otitis eksterna dengan perforasi membran timpani

Perhatian:
Hindari penggunaan jangka panjang >7 hari. Tidak boleh digunakan pada luka terbuka
atau kulit yang mengalami kerusakan. Bayi dan anak. Hipersensitif terhadap streptomisin
(neomisin, paromomisin, kanamisin).

Efek Samping:
Reaksi alergi local.

Kemasan:
Tetes telinga 5 mL x 1

3. Otazambon

10

Komposisi
Per 100 mL : Neomisin Sulfat 500 mg, Polimiksin B Sulfat 1000000 iu, Furaltadon HCl
450 mg, Fludrokortison asetat 100 mg, Lidokain HCl 4 gram.

Indikasi
Otitis eksterna pada keadaan sebelum & sesudah operasi & otitis sekretif kronis, otitis
media akut, furunkulosis, eksim yang berkaitan dengan emosi, otomastoiditis, otalgia
(nyeri pada telinga) karena berabagai macam penyebab.

Kontra indikasi
-Infeksi telinga yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang bernanah dan tak
terobati, akut.
-Perlubangan gendang telinga.
-Anak-anak.

Perhatian
-Penggunaan jangka panjang.
-Penyebab otitis media harus diobati/dihilangkan

Kemasan
Tetes telinga 8 ml.

Dosis
- Dewasa : 3-4 kali sehari 4-5 tetes.
- Anak-anak : 3-4 kali sehari 2-3 tetes.

11

Preparat Telinga Golongan Lain


1. Forumen

Komposisi
Docusate Na

Indikasi
Membantu menyingkirkan serumen telinga

Dosis
Gunakan secukupnya pada telinga, tidak boleh lebih dari 2 malam berturut-turut.

Kontra Indikasi
Perforasi membran timpani atau inflamasi pada telinga

Perhatian
Hentikan penggunaan jika terjadi nyeri atau inflamasi pada telinga

Efek Samping
Rasa tersengat atau iritasi sementara

Kemasan
Tetes telinga 5 mg/mL x 10 mL x 1

Preparat untuk melepaskan kotoran telinga. Kotoran telinga merupakan campuran sekresi
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dari saluran telinga bagian luar. Pengeluaran
12

kotoran ini kalau didiamkan akan menjadi kering,setengah padat yang lekat dan menahan
sel-sel epitel benda-benda lain yang masuk saluran telinga. Tumpukan kotoran telinga
yang berlebihan dalam telingadapat menimbulkan rasa sakit, gatal, gangguan
pendengaran dan merupakan penghalang bagi pemeriksaan otologik. Bila tidak dibuang
secara periodik,kotoran tersebut akan berpengaruh buruk, dan mengeluarkannya akan
menjadi lebih sukar dan menimbulkan rasa sakit. Telah bertahun-tahun minyak mineral
encer, minyak nabati, dan hydrogen peroksida biasa digunakan ntuk melunakkan kotoran
telinga yang terjepit agar dapat dikeluarkan. Surfaktan sintetik dikembangkan untuk
aktivitas cerumenolitik dalam melepeskan lilin telinga.

13

Anda mungkin juga menyukai