ATOPI
Pembimbing: dr. Nana Novia, SpKK
Nama : Ny. SW
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 27 Mei 1992
Usia : 29 Tahun
Alamat : Kota Tangerang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Buddha
Autoanamnesis
di Poliklinik Siloam Hospital Lippo Village
Rabu, 27 Oktober 2021
pukul 16.00 WIB
Anamnesis
Keluhan Utama
Ruam kemerahan terasa gatal pada kedua lipatan siku
dan lipatan lutut belakang sejak 3 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
● Ruam kemerahan terasa gatal pada kedua lipatan siku dan lipatan lutut belakang sejak 3 hari SMRS
● Gatal
○ Setiap hari
○ Hilang timbul
● 3 hari SMRS pasien ke pantai → cuaca panas → pasien berkeringat → timbul gejala
● Pada daerah yang gatal → perih (-), panas (-)
● Pasien belum pernah berobat untuk keluhannya saat ini
● Menyangkal konsumsi obat-obatan untuk keluhannya saat ini
● Mengganti sabun → sabun mandi bayi sejak 1 hari SMRS
● Binatang peliharaan (-)
● Mengganti deterjen (-)
● Menggunakan parfum (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
● Kulit kering terasa gatal pada kedua punggung tangan sejak 4 tahun lalu → apabila sudah sembuh,
keluhan sering muncul kembali tanpa faktor pencetus yang jelas
● Riwayat asma (-)
● Riwayat bersin/pilek pada pagi hari (-)
Riwayat Alergi
● Pasien tidak pernah tes alergi sebelumnya
● Kemerahan terasa gatal pada seluruh tubuh apabila pasien konsumsi alkohol
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis Kepala Normosefali, deformitas (-), bekas luka (-)
Dextra Sinistra
Dextra Sinistra
Dextra Sinistra
Pemeriksaan Penunjang
Resume
● Ruam kemerahan terasa gatal pada regio fossa cubital dan popliteal bilateral sejak 3 hari SMRS
● Gatal → setiap hari & hilang timbul
● Pasien ke pantai 3 hari SMRS → cuaca panas → pasien berkeringat → keluhan muncul
● Diperburuk saat pasien kepanasan dan berkeringat
● Keluhan serupa (+) pada regio metacarpal bilateral sejak 4 tahun lalu → pasien tidak mengetahui faktor
pencetusnya
● Sudah menggunakan sabun bayi sejak 1 hari SMRS
● Pasien belum pernah melakukan tes alergi sebelumnya
● Pemeriksaan fisik
○ Regio fossa cubital bilateral → makula eritematosa multipel difus, erosi
○ Regio fossa popliteal bilateral → makula eritema soliter berbatas tegas, ukuran plakat, erosi,
ekskoriasi
○ Regio metacarpal bilateral → papul eritematosa multipel difus, erosi, ekskoriasi, likenifikasi
Diagnosis
Medikamentosa
Tatalaksana
01. Mandi dengan air suam-suam kuku 04. Jangan menggaruk lesi karena dapat
untuk membersihkan dan menghidrasi memperparah lesi
kulit
02. Ganti sabun mandi menjadi sabun yang 05. Konsumsi obat gatal apabila terasa
tidak iritatif (sabun bayi) gatal
03. Gunakan pelembab setiap setelah mandi 06. Jaga kuku agar tetap pendek untuk
walaupun lesi sudah sembuh sebagai mengurangi resiko luka saat
pemeliharaan kulit menggaruk
Non-medikamentosa
Prognosis
Ad Vitam Ad sanationam
Bonam Bonam
Ad functionam Ad Kosmetikam
Bonam Bonam
02.
Tinjauan Pustaka
&
Analisa Kasus
Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit peradangan kulit yang bersifat kronis residif,
ditandai dengan rasa gatal yang ringan sampai berat pada bagian tubuh tertentu, dan
sebagian besar muncul pada masa bayi ataupun anak.
Pasien dengan DA sering memiliki komorbiditas atopik seperti asma akibat alergi, rhinitis
alergi dan mengalami gangguan kualitas hidup yang cukup signifikan.
Definisi
Epidemiologi
<
KSDAI
DA merupakan #1 dari 10 besar Prevalensi lebih tinggi pada daerah perkotaan
penyakit kulit anak (23,67%)
Etiologi
Imunologis
Psikologis
Kadar IgE penderita meningkat
dan ditemukan pada permukaan
sel langerhans epidermal
Klasifikasi
Berdasarkan Keterlibatan Organ Tubuh
Fase Akut
T-Helper 2 → mengeluarkan IL-4 & IL-13 →
induksi pembentukan IgE & ekspresi molekul
adhesi sel endotel → reaksi eritema kulit
Fase Kronik
T-Helper 1, IL-11, dan TGF-B1 → IL-12 & IL-18
→ stimulasi produksi IgE dan sitokin T-Helper 2
Patofisiologi dan Patogenesis
c. Alergen d. Superantigen (SAg)
- Faktor eksogen → alergen hidup - Perubahan komposisi lipid, kurangnya sfongosin
Ex: Debu rumah, tungau debu, molds, polen & natural antimicrobial agent → ↑ Kolonisasi
Staphylococcus aureus
- ↑IgE spesifik terhadap tungau debu rumah
- SAg → efek immunomodulator untuk apoptosis
- Perubahan histopatologi → pembentukan dan menyebabkan inflamasi pada kulit serta
infiltrat seluler oleh T-helper 2 memacu kambuhnya lesi DA kronik
Non-Cutaneous
1. Kondisi komorbiditas yang lebih tinggi (memiliki alergi makanan, asma, rinitis alergi)
2. Emosi & psikologis
ADHD, kecemasan, gangguan perilaku, autisme, depresi
Diagnosis
Kriteria Hanifin - Rajka Kriteria Hanifin - Rajka (Usia < 2 tahun)
Kriteria Mayor
● Riwayat keluarga DA
● Tanda pruritic dermatitis
● Dermatitis eksim / likenifikasi wajah atau area
ekstensor yang khas
● Area popok dan/atau area mulut/hidung bebas
dari lesi kulit
Kriteria Minor
Pada pasien terdapat gejala gatal + 3 klinis dari kriteria diagnosis menurut William →
DERMATITIS ATOPI
Derajat Keparahan DA
Scoring Atopic Dermatitis (SCORAD)
Pada pasien:
A. Extent
- Regio cubital bilateral → 18%
- Regio poplitea bilateral → 18%
B. Intensity
● Clear (0 - 9.9)
- Mild erythema (1)
● Mild (10 - 28.9) - Mild excoriation (1)
● Moderate (29 - 48.9) - Moderate lichenification (2)
● Severe (49 - 103) - Mild dryness (1)
C. Subjective Symptoms
- Pruritus (6)
- Sleep loss (1)
Total
36/5 + 7(5)/2 + 7 = 31.7
Pro Kontra
- 35% anak dengan DA moderate - severe - Skin prick test (+) / IgE serum spesifik
memiliki alergi makanan yang berhubungan menunjukkan sensitisasi terhadap alergen (+) →
tidak membuktikan hipersensitivitas (khususnya
- Paparan aeroalergen → memperburuk DA → untuk makanan)
skin prick test perlu dilakukan → tindakan
- Dapat menyebabkan pembatasan diet yang tidak
pencegahan terhadap faktor pencetus dapat
perlu dan tidak tepat pada pasien DA
memperbaiki gejala DA
- Patch test masih bersifat investigational
Diagnosis Banding
Dermatitis Kontak Iritan
- Paparan zat bersifat toksik → menimbulkan respon
terhadap sel T
- Perkembangan DKI → peningkatan durasi,
intensitas, dan konsentrasi dari zat pencetus
- Morfologi identik dengan DA → predileksi
maksimal pada tangan dan jari-jari (yang terkena
zat iritan)
- Umum terjadi pada pasien DA
Pasien mengaku tidak ada produk baru yang terpapar pada kulit pasien
(sabun atau body lotion)
Diagnosis Banding
Lichen Simplex
Chronicus - Dijumpai pada fase dewasa (30 - 50 tahun)
- Morfologi → peradangan kulit kronis, gatal,
sirkumkripta, dengan penebalan kulit serta
likenifikasi yang membaik apabila digaruk
- Fase awal → lesi berupa plak eritematosa dengan
edema → menghilang menjadi lesi skuama yang
tebal
- Predileksi → kulit kepala, tengkuk, samping leher,
lengan ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal,
lutut, malleolus, pergelangan kaki, punggung kaki
Pada Pasien
Morfologi → peradangan kulit kronis, gatal, sirkumkripta, dengan penebalan kulit serta likenifikasi
NOTE
Dermatitis Atopik bersifat Kronik Residif → tidak dapat disembuhkan → tujuan
pengobatan hanya untuk meminimalisir bertambah buruknya penyakit / flaring
Tatalaksana Non-Medikamentosa
● Edukasi pasien mengenai kondisi kulitnya
- Penyakit kronis dan berulang
- Diperlukan kepatuhan yang baik terhadap pemberian terapi topikal & merawat kulit
dengan baik
- Kepatuhan pengobatan buruk → dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien
● Perawatan kulit
- Mandi 1 - 2x sehari dengan air hangat (suam-suam kuku)
- Menjaga hidrasi kulit → emolien 2x sehari & setelah mandi / mencuci tangan
- Wet Wraps Therapy
SARAN
Pada pasien tidak perlu diberikan:
- Triamcinolone 2 X 4mg tab
Faktor Lain
Alergi, asma, DKA
THANK
YOU