Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus

HERPES ZOSTER

Diajukan kepada :
dr. Fifi Rosalina
Disusun oleh :
dr. Hasna Dhea Syafiera

SMF INTERNSIP PUSKESMAS KESAMIRAN


PERIODE KE-IV 2023-2024
KECAMATAN KESAMIRAN KABUPATEN TEGAL
PROVINSI JAWA TENGAH
2024
Identitas Pasien

Nama Ny. S

Usia 46 tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Agama Islam

Alamat Kedokan Sayang

Pekerjaan Ibu rumah tangga


Anamnesis

A. Keluhan Utama
Bruntus kemerahan yang terasa nyeri
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan bruntus kemerahan yang terasa perih, nyeri, dan panas di bawah
payudara kiri. Keluhan dirasa sejak 3 hari yang lalu, muncul secara tiba tiba dan
menetap Pasien mengatakan adanya demam dan pegal-pegal pada badan sebelum
keluhan pada kulitnya muncul. Beberapa hari kemudian muncul bercak kemerahan
diikuti dengan bruntus kemerahan berisi cairan yang terasa perih, nyeri,dan panas.
Keluhan ini dirasakan terus menerus dan terasa semakin perih dan gatal. Keluhan
ini baru pertama kali dirasakan dan belum pernah diobati oleh pasien.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
C. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat cacar air : diakuii, saat usia ± 20thn E. Riwayat Pengobatan
(varicela) Pasien mengkonsumsi obat Panadol
Riwayat konsumsi obat : disangkal dan belum membaik
Riwayat immunocompromised : disangkal
Riwayat DM : disangkal F. Riwayat Alergi
Riwayat hipertensi : disangkal Tidak ada Riwayat alergi obat atau
makanan
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis, E4M6V5

Tanda Vital
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Frek. Nadi : 80 x/menit
• Frek. Nafas : 22 x/menit
• Suhu : 36,5ºC
• Status Gizi
- Berat badan : 70 kg
- Tinggi badan : 155 cm
Status Generalisata

a. Kepala : simetris, normocephal


b. Mata : Konj.anemis (-/-), pupil bulat isokor, d ± 3mm/3mm, refl.pupil direk & indirek
(+/+)
c. Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)
d. Telinga : Normotia (+/+), deformitas (-/-), sekret (-/-), serumen (-/-), darah (-/-)
e. Mulut : sianosis (-), bibir kering (-)
f. Leher : simetris, KGB membesar (-)
g. Thorax Pulmo : simetris, vesikuler(+/+), rhonki(-/-), wheezing(-/-)
h. Thorax Cor : BJ I-II regular, bising (-), gallop (-)
i. Abdomen : Soepel, peristaltic normal, nyeri tekan (-)
j. Ekstremitas : akral hangat, edem (-/-)
Status Dermatologis
Inspeksi
 Lokasi : dematom T5 sinistra et inferior mamae sinistra dan sejajar costa 5
posterior
 Morfologi : Tampak vesikel berjumlah multiple disertai macula eritem, papul dan
skuama halus. Dengan formasi Sebagian diskret dan konfluen. Batas Sebagian tegas dan
tidak tegas. Lesi Sebagian besar kering
 Konfigurasi: herpetiformis
 Distribusi : Unilateral, dermatomal

Palpasi : nyeri tekan (+), suhu lebih panas dari sekitarnya


A. Diagnosis Utama
: Herpes Zoster
B. Diagnosis Banding
: Insect Bite
: Varicela
Initial Plan
Farmakologi :
- R/ Acyclovir cream tube No.I
S ue
- R/ Asyclovir tab 400mg No.XXX
S 5 dd tab 2 (selama 7 hari)
- R/ Paracetamol tab 500mg No.X
S 3 dd tab 1

Nonfarmakologi :
- Bullae dan vesikel jangan dipecahkan karena dapat memperburuk gejala dan
memperluas wilayah lesi  biarkan mengecil sendiri
- Jangan terkena air
- Beritahu tentang komplikasi penyakit: sikatrik, infeksi sekunder, dapat
menularkan ke orang lain
Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad
bonam
Tinjauan Pustaka
Herpes Zoster
Definisi

Herpes Zoster adalah penyakit infeksi


yang disebabkan oleh reaktivasi virus
Varicella zoster yang laten endogen di
ganglion sensoris radiks dorsalis setelah
infeksi primer.
Epidemiologi

• Sporadis (ada sepanjang tahun tidak mengenal musim)


• Insidensi 2-3 kasus/1000 orang/tahun
• Penyakit meningkat seiring bertambahnya usia
• ½ dari keseluruhan kasus terjadi pada usia >60 tahun,
kemungkinan komplikasi 50% pada usia tua
• Jarang pada anak, jika terjadi dihubungkan dengan Varicella
maternal
Faktor Resiko

• Usia tua
• Radiasi
• Keadaan immunocompromised
HIV
Implantasi sumsum tulang/ginjal
Keganasan
Penggunaan kortikosteroid oral jangka panjang
Infeksi varicella

Patofisiologi
Partikel virus dorman di
ganglion sensoris saraf
spinalis/kranialis/otono
m (fase laten)

Imun menurun

penggunaan
Menua Penyakit imunosupresif kortikosteroid jangka
panjang

Imun menurun
menyebabkan
Varicella reaktivasi

Ruam kulit terlokalisir


sesuai dengan dermatom
Manifestasi Klinis

Prodormal Erupsi Kulit


Makula
• Nyeri otot lokal, pegal, nyeri tulang kemerahan
• Parasthesia sepanjang dermatom
• Gatal Papule
Vesikel jernih
berkelompok
• Rasa terbakar
• Nyeri dapat terasa tajam atau Isi vesikel jadi
tumpul keruh

• Nyeri kepala
• Malaise Pecah

• Demam
Krusta (7-10
hari)
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjnag
• Apus Tzanck: ditemukan adanya
• Nyeri • Lesi bentuk :
• Paresthesia/ perubahan sitologi sel epitel
- Macula
hyperthesia dimana terlihat sel besar berinti
- Papula
• Gatal banyak dan adanya sel epitel yang
- Vesikel mengandung badan inklusi
• Tingling - Krusta
• Sensasi terbakar intranuklear asidofilik.
- Erupsi • Pewarnaan Immunofluoresensi
pada dermatom yang
- Eksoriasi untuk mendeteksi glikoprotein virus.
terkena
• Erupsi pada Yang tersusun secara • PCR
beberapa hari dermatom atau • Elisa Antigen dan Antibodi
kemudian unirateral
Tatalaksana
Sistemik Topikal
• Antiviral (famsiklovir, valaksiklovir, • Analgetik topikal (kompres, NSAID)
asiklovir) • Anestesi lokal (namun belum terbukti dan
• Kortikosteroid (prednison, dengan hasil berpotensi menimbulkan resiko)
beragam – FKUI tidak menganjurkan) • Kortikosteroid (tidak digunakan pada lesi
• Analgetik (NSAID, non-opioid, opioid) akut)
• Antidepressant antikonvulsant (gabung
dengan gabapentin)
Tatalaksana
A. Terapi Topikal : Kompres dingin, lotion calamine, cornstarch, atau baking soda
untuk menurunkan gejala awal dan mengeringkan lesi vesicular. Dapat diberikan
solusio burowi (alumunium asetat 5%) 4 - 6 kali/hari selama 30-60 menit
B. Terapi Antiviral :
Acyclovir 800 mg 5x1 selama 7 hari,
Famciclovir 500 mg 3x1 selama 7 hari,
Valacyclovir 1000 mg 3x1 selama 7 hari
C. Terapi Anti-inflamasi : Tidak direkomendasikan menggunakan glukokortikoid
D. Terapi Analgetik : Untuk nyeri yang ringan hanya diberikan AINS dan untuk nyeri
hebat dapat diberikan opioid, selain itu dapat diberikan gabapentine.
Pencegahan

Dapat diberikan Vaksin Zoster pada orang lanjut usia.


PROGNOSIS

• Quo ad vitam : ad bonam


• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
• Quo ad estetika: dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai