Anda di halaman 1dari 8

Rhinofaringitis Akut Dan Hiperpireksia

dr. Eky Aditya Prastama


RSUD Muara Teweh, Kalimantan Tengah, Indonesia

Abstrak

Rhinofaringitis akut adalah peradangan akut yang terjadi pada struktur mukosa, submukosa hidung
dan tenggorokan.1 Rhinofaringitis sering ditemukan pada anak berusia di bawah 5 tahun. Pada laporan
kasus ini, pasien anak laki-laki9 bulan datang dengan keluhan demam hilang timbul sejak 1 minggu,
pasien juga mengeluhkan batuk dan pilek sejak 1 minggu SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pasien sadar, tidak sesak, laju nadi 200x/m kali permenit, laju pernafasan 29 kali permenit, suhu aksila
40,2oC, Spo2: 99% room air, Pasien mendapat pengobatan IVFD D51/4 ns 30 tetes/menit mikro, ij.
Paracetamol nf 80 mg/extra, parasetamol syrup 3x3/4 cth, ambroxol syrup 3x1/4 cth, apyalis 1x1 cth.

Kata kunci : Rhinofaringitis Akut

Rhinofaringitis Akut And Hyperpireksia

dr. Eky Aditya Prastama


Muara Teweh Hospital, Center Of Borneo, Indonesia

Abstract
Acute rhinopharyngitis is an acute inflammation that occurs in the structures of the mucosa,
submucosa of the nose and throat.1 Rhinopharyngitis is often found in children under 5 years of age.
In this case report, a 9-month-old boy patient came with complaints of intermittent fever since 1 week,
the patient also complained of cough and runny nose since 1 week of SMRS. On physical
examination, the patient was conscious, not short of breath, pulse rate 200x/m times per minute,
respiratory rate 29 times per minute, axillary temperature 40.2oC, Spo2: 99% room air, patient
receiving IVFD treatment D51/4 ns 30 drops/minute micro, ij. Paracetamol nf 80 mg/extra,
paracetamol syrup 3x3/4 cth, ambroxol syrup 3x1/4 cth, apyalis 1x1 cth

Keyword : Acute rhinopharyngitis

1
PENDAHULUAN hari seperti amoksisilin dengan dosis 25-50
Rhinofaringitis akut adalah peradangan mg/kgBB/hari (3 kali sehari).6
akut yang terjadi pada struktur mukosa, Secara umum, rhinofaringitis tidak
submukosa hidung dan tenggorokan.1 menimbulkan komplikasi tetapi bila
Rhinofaringitis sering ditemukan pada anak disebabkan oleh streptococcus dapat
berusia di bawah 5 tahun. Sebagian besar menimbulkan komplikasi akibat penyebaran
kasus rhinofaringitis disebabkan oleh virus langsung (otitis media, mastoiditis dan abses
(sekitar 40-60%), seperti Adenovirus dan retrofaringeal) atau penyebaran hematogen
Rhinovirus. Selain virus, rhinofaringitis juga (meningitis, demam rematik dan
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri (sekitar glomerulonephritis). Prognosis untuk
15-30%), seperti streptococcus β rhinofaringitis umumnya baik.
haemoliticus dan streptococcus pyogenes.2,3
Bakteri maupun virus dapat secara langsung LAPORAN KASUS
menginvasi mukosa faring yang kemudian Anak R, usia 9 bulan datang ke instalasi
menyebabkan respon peradangan lokal.4 gawat darurat RSUD Muara Teweh dengan
Transmisi terjadi lewat udara dan sekret keluhan Demam dan batuk pilek
hidung dari penderitanya. Sekret ini kemudian Dari autoanamnesis didapatkan bahwa 1
terhirup atau menempel di tangan orang lain minggu sebelum masuk IGD RSUD Muara
melalui benda-benda yang digunakan Teweh, pasien demam hilang timbul. Pasien
bersama. sebelum demam hilang dengan waktu yang
Terdapat beberapa faktor risiko yang tidak menentu timbul awalnya pasien
dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ini, mengeluhkan batuk jarang-jarang dan
antara lain gizi kurang atau buruk, tidak memberat 3 hari ini batuk disertai dahak
mengkonsumsi ASI, berat badan lahir rendah berwarna kehijauan, batuk disertai pilek, nafsu
(BBLR), imunisasi tidak lengkap dan makan menurun, Riwayat pengobatan (-),
lingkungan yang kurang bersih.5 Manifestasi Ayah pasien juga mengeluhkan batuk 1
klinis yang terjadi pada rhinofaringitis adalah minggu tu menular ke anaknya karena tinggal
rhinorea unilateral atau bilateral, hidung 1 kamar, penurunan bb (-), riwayat kontak
tersumbat, batuk yang dapat terjadi pada dengan pasien tb (-)
siang atau malam hari, demam, nyeri Riwayat penyakit dahulu kejang (-) Pada
tenggorokan dan disfagia.5 Penegakkan pasien tidak didapatkan riwayat asma, alergi
diagnosis pada rhinofaringitis umumnya obat, alergi makanan, kejang, perdarahan yang
dilakukan berdasarkan riwayat penyakit. sukar berhenti.
Sebagian besar kasus rhinofaringitis Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
disebabkan oleh virus sehingga terapi sadar, menangis kuat (+), bergerak aktif (+),
antibiotik tidak diberikan tetapi hanya terapi menyusu kuat (+), laju nadi 202 kali permenit,
simptomatik saja seperti dekongestan, laju pernafasan 29 kali permenit, suhu aksila
antihistamin atau antipiretik.3,6 Tetapi apabila 40,2oC, Spo2: 99% room air, BB 8 kg.
dicurigai penyebab dari rhinofaringitis adalah Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
streptococcus, berikan antibiotik selama 10 refleks cahaya positif dan pupil isokor. Faring
hiperemi (+), lidah kotor (-), epistaksis (-), gusi

2
berdarah (-), KGB (-) peradangan yang menyerang tenggorok atau
Thorax Simetris, Vesikuler (+/+), Rhonki faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus
(-/-), retraksi (-), Wheezing (-), S1-S2 tunggal , tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang
regular tenggorok.
Abdomen : Perut datar, lemas pada perabaan, Faringitis Akut yaitu radang tenggorok
turgor cukup, hati dan limpa tidak teraba dan yang disebabkan oleh organisme virus hampir
bising usus positif normal, timpani. 70% dan streptokakus group A adalah
Alat gerak teraba hangat, perfusi perifer baik. organisme bakteri yang umum berkenaan
Status neurologis tidak didapatkan kelumpuhan dengan faringitis akut yang kemudian disebut
syaraf kranialias, motorik maupun gangguan sebagai “streepthroat”.
sensoris. Ptekie (-), ekimosis (-) Hidung dan faring sama-sama
merupakan bagian dari saluran napas, sehingga
Pemeriksaan Hasil Nilai normal infeksi kuman di hidung dapat menjalar ke
HB 11,0 P: 13,0 W:12,0 faring, begitupun sebaliknya. Suatu keadaan di
Leukosit 19,800 4.500-11.000 mana terdapat baik gejala rhinitis maupun
Trombosit 471.00 >15.000 faringitis disebut rhinofaringitis.
Hematokrit 0 40-48 Rhinofaringitis adalah keadaan inflamasi
IgM 27,3 (-) pada struktur mukosa, submukosa 
salmonella (-) tenggorokan maupun hidung. Jaringan yang
RDT malaria (-) mungkin terlibat antara lain orofaring,
Swab ag (-) (-) nasofaring, hipofaring, tonsil dan adenoid.
(-) Rhinofaringitiskronik umumnya terjadi
Hasil Laboratorium pada individu dewasa yang bekerja/tinggal
dengan lingkungan berdebu, menggunakan
Pasien mendapat pengobatan Pasien mendapat suara berlebihan, menderita akibat batuk
pengobatan IVFD D51/4 ns 30 tetes/menit kronik, penggunaan habitual alkohol dan
mikro, ij. Paracetamol nf 80 mg/extra, tembakau. Ada 3 jenis rhinofaringitis:
parasetamol syrup 3x3/4 cth, ambroxol syrup a. Hipertrofik (penebalan umum dan kongesti
3x1/4 cth, apyalis 1x1 cth, Kemudian pasien membrane mukosa faring).
dirawat diruang anak selama 3 hari pasien b. Atrofik (tahap lanjut dari jenis pertama :
dirawat di RSUD membran tipis, keputihan, licin dan
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, waktunya berkerut).
pemeriksaan penunjang maka pada pasien ini c. Granular kronik (pembengkakan folikel
dapat ditegakkan diagnosis klinis : limfe pada dinding faring).
rhinofaringitis akut dan hyperpireksia
Etiologi
Diskusi Beberapa penyebab dari rhinofaringitis yaitu:
Rhinitis adalah kelainan pada hidung a. Virus
dengan gejala bersin-bersin, keluarnya cairan Virus merupakan etiologi terbanyak dari
dari hidung, rasa gatal dan tersumbat. faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu:
Faringitis adalah suatu penyakit
- Rhinovirus Coronavirus
3
- Virus influenza menjadi menebal dan kemudian cendrung
- Virus parainfluenza menjadi kering dan dapat melekat pada
- Adenovirus dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh
- Herpes Simplex Virus tipe 1 dan 2 darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk
- Coxsackievirus A sumbatan yang berwarna kuning, putih atau
- CytomegalovirusVirus Epstein-Barr abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan
- HIV limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan
bercak-bercak pada dinding faring posterior,
a. Bakteri atau terletak lebih ke lateral, menjadi
Beberapa jenis bakteri penyebab meradang dan membengkak. Virus-virus
rhinofaringitisyaitu: seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat
- Streptoccocus pyogenes, merupakan menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa
penyebab terbanyak pada faring akibat sekresi nasal.
rhinofaringitisakut Infeksi streptococcal memiliki
- Streptokokus grup A, merupakan penyebab karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan
terbanyak pada anak usia 5 – 15 tahun, pelepasan extracellular toxins dan protease
namun jarang menyebabkan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan
rhinofaringitispada anak usia <3 tahun. yang hebat karena fragmen M protein dari
- Streptokokus grup C dan G Group A streptococcus memiliki struktur yang
- Neisseria gonorrheae sama dengan sarkolema pada myocard dan
- Corynebacterium diphtheriae dihubungkan dengan demam rheumatic dan
- Corynebacterium ulcerans kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat
- Yersinia enterocolitica menyebabkan akut glomerulonefritis karena
- Treponema pallidum fungsi glomerulus terganggu akibat
- Vincent angina, merupakan terbentuknya kompleks antigen-antibodi.
mikroorganisme anaerobik dan dapat
menyebabkan komplikasi yang berat,
seperti abses retrofaringeal dan peritonsilar.

Pathogenesis
Pada rhinofaringitis yang disebabkan
infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara
langsung menginvasi mukosa faring
menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman
menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila Gambar 1. Bagan patofisiologi
epitel terkikis maka jaringan limfoid
superfisial bereaksi, terjadi pembendungan Cara penularan
radang dengan infiltrasi leukosit Reservoir penyakit common cold atau
polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat selesma adalah manusia. Cara penularan
hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang penyakit ini diduga melalui kontak langsung
meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi atau melalui droplet, yang lebih penting lagi
4
penularan selesma ini tidak langsung dapat - Pada penyebab HIV, terdapat demam,
terjadi melalui tangan dan barang-barang myalgia, arthralgia, malaise, bercak
yang baru saja terkontaminasi oleh kotoran kemerahan makulopapular yang tidak
hidung dan mulut orang yang terinfeksi, menyebabkan pruritus, limfadenopati, dan
melainkan Rhinovirus serta kemungkinan ulkus mukosa tanpa eksudat.
virus-virus lainnya ditularkan melalui tangan
yang terkontaminasi yang kemudian terbawa b. Bakteri
ke membran mukosa hidung.
Rhinofaringitis dengan penyebab bakteri
umumnya menunjukkan tanda dan gejala
Penegakkan Diagnosis
berupa lelah, nyeri/pegal tubuh, menggigil,
Tanda dan gejala rhinofaringitis
dan demam yang lebih dari 380C.
dibedakan berdasarkan etiologinya, yaitu:
Rhinofaringitisyang menunjukkan adanya
a. Virus
mononukleosis memiliki pembesaran nodus
- jarang ditemukan tanda dan gejala yang limfa di leher dan ketiak, tonsil yang
spesifik. Rhinofaringitis yang disebabkan membesar, sakit kepala, hilangnya nafsu
oleh virus menyebabkan rhinorrhea, batuk, makan, pembesaran limpa, dan inflamasi hati.
dan konjungtivitis. Pada penyebab streptokokus grup A, C,
- Gejala lain dari rhinofaringitispenyebab dan G, terdapat nyeri faringeal, demam,
virus yaitu demam yang tidak terlalu tinggi menggigil, dan nyeri abdomen. Dapat
dan sakit kepala ringan. ditemukan hipertrofi tonsil, membran faring
- Pada penyebab rhinovirus atau coronavirus, yang hiperemik, eksudat faring, dan adenopati
jarang terjadi demam, dan tidak terlihat servikal.
adanya adenopati servikal dan eksudat Pada penyebab S. Pyogenes, terdapat
faring. demam scarlet yang ditandai dengan bercak
- Pada penyebab virus influenza, gejala klinis kemerahan dan lidah berwarna stoberi.
bisa tampak lebih parah dan biasanya timbul Pada penyebab bakteri lainnya,
demam, myalgia, sakit kepala, dan batuk. ditemukan adanya eksudat faring dengan atau
- Pada penyebab adenovirus, terdapat demam tanpa tanda klinis lainnya.
faringokonjungtival dan eksudat faring.
Selain itu, terdapat juga konjungtivitis. Manifestasi klinis akut:
- Pada penyebab HSV, terdapat inflamasi dan
- Nyeri Tenggorokan
eksudat pada faring, dan dapat ditemukan
- Sulit Menelan, serak, batuk
vesikel dan ulkus dangkal pada palatum
- Pilek/ hidung tersumbat
molle.
- Sulit bernafas (bernafas melalui mulut)
- Pada penyebab coxsackievirus, terdapat
- Demam
vesikel-vesikel kecil pada palatum molle
- Mual, malaise
dan uvula. Vesikel ini mudah ruptur dan
- Kelenjar Limfa Leher Membengkak
membentuk ulkus dangkal putih.
- Tonsil kemerahan
- Pada penyebab CMV, terdapat eksudat
- Membran faring tampak merah
faring, demam, kelelahan, limfadenopati
generalisata, dan splenomegali.
5
- Folikel tonsil dan limfoid membengkak inflamasi.
dan di selimuti oleh eksudat
- Nyeri tekan nodus limfe servikal Tatalaksana
- Lesu dan lemah, nyeri pada sendi-sendi Penatalaksanaan terhadap
otot, dan nyeri pada telinga. rhinofaringitis dapat mengurangi risiko
- Peningkatan jumlah sel darah putih demam reumatik, menurunkan durasi gejala,
(Leukosità Al) dan mengurangi risiko penularan penyakit.
- Nodus limfe servikal membesar dan Pada rhinofaringitisdengan penyebab bakteri,
mengeras dapat diberikan antibiotik, yaitu:
- Penurunan nafsu makan
- Mungkin terdapat demam, malaise dan a. Penicillin benzathine; diberikan secara
sakit tenggorokan IM dalam dosis tunggal
- Serak, batuk, rhinitis bukan hal yang tidak b. Penicillin; diberikan secara oral
lazim c. Eritromisin
Manifestasi klinis kronis: d. Penicillin profilaksis, yaitu penicillin
- Rasa iritasi dan sesak yang konstan pada benzathine G; diindikasikan pada pasien
tenggorokan. dengan risiko demam reumatik berulang.
- Lendir yang terkumpul dalam tenggorokan Sedangkan, pada penyebab virus,
serta hidung dan dikeluarkan dengan batuk penatalaksanaan ditujukan untuk mengobati
dan bersin. gejala, kecuali pada penyebab virus influenza
- Kesulitan menelan. dan HSV. Beberapa obat yang dapat
digunakan yaitu:
PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Amantadine
b. Rimantadine
a. Pemeriksaan Biopsi c. Oseltamivir
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat d. Zanamivir; dapat digunakan untuk
diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar penyebab virus influenza A dan B
faring) dengan menggunakan teknik e. Asiklovir; digunakan untuk penyebab
endoskopi. Jaringan tersebut akan HSV
diperiksa dengan mikroskop untuk f. Curcuma; digunakan untuk menambah
mengetahui adanya peradangan akibat nafsu makan
bakteri atau virus. Rhinofaringitis yang disebabkan oleh virus
b. Pemeriksaan Sputum biasanya ditangani dengan istirahat yang
Pemeriksaan sputum makroskopik, cukup, karena penyakit tersebut dapat
mikroskopik atau bakteriologik penting sembuh dengan sendirinya. Selain itu,
dalam diagnosis etiologi penyakit. Warna dibutuhkan juga mengkonsumsi air yang
bau dan adanya darah merupakan cukup dan hindari konsumsi alkohol. Gejala
petunjuk yang berharga. biasanya membaik pada keadaan udara yang
c. Pemeriksaan Laboratorium lembab. Untuk menghilangkan nyeri pada
1) Sel darah putih (SDP) tenggorokan, dapat digunakan obat kumur
Peningkatan komponen sel darah putih yang mengandung asetaminofen (Tylenol)
dapat menunjukkan adanya infeksi atau
6
atau ibuprofen (Advil, Motrin). Anak berusia and its Impact on Asthma (ARIA)
di bawah 18 tahun sebaiknya tidak diberikan update(in collaboration with the World
aspirin sebagai analgesik karena berisiko Health Organization, GA (2) LEN and
terkena sindrom Reye. Allergen). Allergy. 2008 Apr; 63 Suppl
86:8-160
6. Ikawati, Z., 2011, Penyakit Sistem
Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya,
KESIMPULAN Bursa Ilmu, Yogyakarta, 37-68.
Rhinofaringitis akut adalah peradangan 7. Jill Gore, 2013. Acute Pharyngitis. In:
akut yang terjadi pada struktur mukosa, Journal of the American Academy of
submukosa hidung dan tenggorokan. Physician Assistants: February 2013-
Rhinofaringitis sering ditemukan pada anak Volume 26-Issue 2- p 57-58. Available
berusia di bawah 5 tahun. Sebagian besar kasus from:
rhinofaringitis disebabkan oleh virus (sekitar http://journals.lww.com/jaapa/Fulltext/201
40-60%), seperti Adenovirus dan Rhinovirus. 3/02000/Acute_Pharyngitis. 12.aspx
Penatalaksanaan terhadap rhinofaringitis dapat [Accessed: 15 November 2016]
mengurangi risiko demam reumatik, 8. John L. Boone, MD., 2003. Etiology of
menurunkan durasi gejala, dan mengurangi Infectious Diseases of the Upper
risiko penularan penyakit Respiratory Tract. In: Ballenger’s
Otorhinolaryngology Head and Nexk
DAFTAR PUSTAKA Surgery. 16th Edition. 2003 BC Decker
1. Adams, G.L., Boies, L.R., dan Hilger, Inc. Chapter 30. P: 635-7
P.A., (2013). Boies: Buku Ajar Penyakit. 9. Mary T. Caserta and Anthony R. Flores,
THT. Edisi 6. Jakarta : EGC 2013. Pharyngitis In: Mandell: Mandell,
2. Alan L. Bisno, M.D., 2011. Acute Douglas, and Bennett’s Principles and
Pharyngitis: Primary Care. In: The New Practice of Infectious Diseases, 7th
England Journal of Medicine 2011; ed.Volume 1, Part II, Section B, Chapter
344:205-211. Available From: 54, p: 815-821. Available From:
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJ http://www.mdconsult.com/books/page.do
M200101183440308 [Accessed :15 ?eid=4-u1.0-B978-0-443-06839-3..00054-
November 2016] 0--s0015&isbn=978-0-443-06839-
3. Arjun S Joshi, 2011. Pharynx Anatomy. 3&uniqId=412762026-1459#4-u1.0-B978-
Available From: 0-443-06839-3..00054-0--s0015
http://emedicine.medscape.com/article/194 [Accessed: 15 November 2016]
9347-overview#showall [Accessed: 15 10. Miriam T. Vincent, M.D., M.S., Nadhia
November 2016] Clestin, M.D., and Aneela N. Hussain,
4. Becker, W., Naumann, H. and Pfaltz, C., M.D., 2004. Pharyngitis. In: A Peer-
1994, Ear, Nose and Throat Disease, Reviewed Journal of the American
Second Edition, Thieme, New York, 242- Academy of Family Physician, 2004. State
260. University of New YorkDownstate
5. Bousquet J et al. 2008 Allergic Rhinitis Medical Center, Brooklyn, New York.

7
Available From:
http://www.aafp.org/afp/2004/0315/p1465.
html [Accessed:15 November 2016]
11. Rusmarjono & Soepardi, E.A. (2007)
Faringitis, Tonsilitis dan Hipertrofi
Adenoid. In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
12. Schwinghammer, T. in Wells, B., DiPiro,
J., Schwinghammer, T. and DiPiro, C.,
2009, Pharmacotherapy Handbook,
Seventh Edition, McGraw Hill, New York,
897-905.
13. World Health Organization, 2010, Allergic
Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA)
2010 revision, WHO, Geneva.

Anda mungkin juga menyukai