Anda di halaman 1dari 10

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Faringitis (dalam bahasa latin, pharinginitis) adalah suatu penyakit
peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh
bakteri atau virus.
Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan
yang menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan(pharynx). Kadang juga
disebut sebagai radang tenggorok.
Faringitis merupakan gangguan tenggorokan yang paling umum dan
merupakan inflamasi faring akut maupun kronis. Penyakit ini tersebarluas di
antara orang dewasa yang tinggal atau bekerja dilingkungan berdebu atau
kering, yang menggunakan suaranya secara berlebihan, yang memiliki
kebiasaan mengkonsumsi tembakau atau alkohol, atau yang menderita sinusitis
kronis, batuk persisten, atau alergi. Faringitis yang tidak disertai komplikasi
biasanya sembuh dalam 3 sampai 10 hari. Beberapa bentuk parah, misalnya
mononukleosis-faringitis parah, bisa menyebabkan obstruksi jalan napas.
(Williams, Lippincott, Wilkins. 2008)
Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri
tenggorok, nyeri menelan, mual, dan demam. Pada pemeriksaann tampak faring
hiperemis, terdapat eksudat, limfadenopati akut dileher dan pasien tampak
lemah.

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari faringitis ?
1.2.2 Apa saja etiologi dari faringitis ?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari faringitis ?
1.2.4 Apa saja manifestasi klinis dari faringitis ?

1.2.5 Bagaimana komplikasi dari faringitis ?


1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan dari faringitis ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah agar perawat atau pembaca dapat
mengetahui dan memahami tentangFaringitis.
1.3.2 TujuanKhusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui definisi dari faringitis
1.3.2.2 Untuk mengetahui etiologi dari faringitis
1.3.2.3 Untuk mengetahui patofisiologi dari faringitis
1.3.2.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari faringitis
1.3.2.5 Untuk mengetahui bagaimana komplikasi dari faringitis
1.3.2.6 Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari faringitis
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan membaca makalah ini pembaca dapat menambah wawasan
dan pengetahuannya dan dapat dipraktekkan di masyarakat.

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Faringitis
2.1.1 Definisi
Faringitis (dalam bahasa latin, pharinginitis) adalah suatu penyakit
peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh
bakteri atau virus.
Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit
peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan (pharynx).
Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.
Faringitis merupakan gangguan tenggorokan yang paling umum dan
merupakan inflamasi faring akut maupun kronis. Penyakit ini tersebarluas di
antara orang dewasa yang tinggal atau bekerja dilingkungan berdebu atau
kering, yang menggunakan suaranya secara berlebihan, yang memiliki
kebiasaan mengkonsumsi tembakau atau alkohol, atau yang menderita
sinusitis kronis, batuk persisten, atau alergi. Faringitis yang tidak disertai
komplikasi biasanya sembuh dalam 3 sampai 10 hari. Beberapa bentuk parah,
misalnya mononukleosis-faringitis parah, bisa menyebabkan obstruksi jalan
napas. (Williams, Lippincott, Wilkins. 2008)
Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri
tenggorok, nyeri menelan, mual, dan demam. Pada pemeriksaann tampak
faring hiperemis, terdapat eksudat, limfadenopati akut dileher dan pasien
tampak lemah.

Gambar 2.1.1 faringitis


2.2 Faringitis Akut
Faringitis akut adalah inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh
organism virus hamper 70%. Streptokokus group A adalah organism bakteri
paling umum yang berkenaan dengan faringitis akut, yang disebut sebagai strep
throat. (Brunner & Suddarth, 2001 : 548 )
Faringitis akut adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus atau
bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan
hiperemis, demam, pembesaran limfonodi leher dan malaise.(Vincent,2004)
2.2.1 Klasifikasi Faringitis Akut
Faringitis Virus
Biasanya

tidak

Faringitis Bakteri
ditemukan

nanah

di Sering ditemukan nanah di

tenggorokan

tenggorokan

Demam, biasanya tinggi.

Demam.

Jumlah sel darah putih normal atau agak Jumlah sel darah putih
meningkat

meningkat ringan sampai


sedang

Kelenjar getah bening normal atau sedikit Pembengkakan


membesar

sampai

sedang

ringan
pada

kelenjar getah bening


Tes apus tenggorokan memberikan hasil Tes
negative

apus

tenggorokan

memberikan hasil positif


untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh Bakteri


bakteri

2.2.2

tumbuh

pada

biakan di laboratorium

Etiologi Faringitis Akut


1. Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman.
2. Biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A. Namun bakteri
lain seperti N. gonorrhoeae, C. diphtheria, H. influenza juga dapat
menyebabkan faringitis.
3. Apabila disebabkan oleh infeksi virus biasanya oleh Rhinovirus,
Adenovirus, Parainfluenza virus dan Coxsackie virus.
4. Faringitis juga bisa timbul akibat iritasi udara kering, merokok, alergi,
trauma tenggorok (misalnya akibat tindakan intubasi), penyakit refluks
asam lambung, jamur, menelan racun, tumor.

2.2.3

Patofisiologi Faringitis Akut


Pada infeksi faringitis, virus atau bakteri secara langsung menginvasi
mucosa pada rongga tenggorokan, menyebabkan suatu respon inflamasi lokal.
berbeda halnya dengan virus, seperti rhinovirus,dapat mengiritasi mukosa
rongga tenggorokan. Streptococcal infeksi/peradangan ditandai oleh pelepasan
dan invasi toksin ekstra seluler lokal dan proteases (Kazzi, et.al.,2006) .

2.2.4

Manifestasi Klinis Faringitis Akut

Tanda dan gejala faringitis akut termasuk membrane mukosa sangat


merah dan tonsil berwarna kemerahan; folikel limfoid membengkak dan
dipenuhi dengan eksudat; dan perbesaran serta nyeri tekan nodus limfe
servikal. Demam, malaise, dan sakit tenggorok juga bisa timbul. Serak, batuk,
dan rhinitis bukan hal yang tidak umum.
Infeksi virus tidak terkomplikasi biasanya hilang dengan segera, dalam
3 sampai 10 hari setelah awitan. Namun faringitis yang disebabkan oleh
bakteri yang lebih virulen sepertistreptokokus Group A adalah penyakit yang
lebih parah selama fase akut, dan jauh lebih penting karena insiden dari
bahaya komplikasi. Komplikasi ini termasuk sinusitis, otitis media, abses
peritonsilar, mastoiditis, adenitis servikal, demam reumatik, dan nefritis.
Kultur tenggorok merupakan cara utama dalam menentukan organism
penyebab setelah diresepkan terapi yang sesuai. Usap nasal dan kultur darah
mungkin juga dilakukan untuk mengidentifikasi organisme. (Brunner &
Suddarth, 2001 : 548 )
Gejala dan tanda faringitis akut adalah nyeri tenggorok, sulit menelan,
demam, mual dan kelenjar limfe leher membengkak. Pada pemeriksaan
tampak hiperemis, udem dan dinding posterior faring bergranular.
(Rusmarjono,et.al.,2001).
Streptococcus group A merupakan bakteri penyebab faringitis akut
yang paling sering, kira-kira 15 sampai 30 % kasus pada anak-anak, dan 5
sampai 10 % pada oang dewasa. Biasanya terdapat riwayat infeksi
tenggorokan oleh bakteri Streptococcus sebelumnya. Insidensi faringitis yang
disebabkan oleh streptococcus meningkat pada musim dingin. Gejala dapat
berupa rasa sakit pada tenggorokan, nyeri saat menelan, demam, pusing, nyeri
perut, mual dan muntah. Sedangkan tanda-tanda yang dapat dilihat yaitu
adanya eritema faring dan tonsil, eksudat pada faring dan tonsil, petechiae
palatine, edema uvula, limfadenopati servikalis anterior. Tidak semua pasien
didapati dengan semua gejala tersebut, banyak pasien datang dengan gejala
yang ringan dan tanpa eksudatif. Anak-anak dibawah tiga tahun dapat disertai

coryza dan krusta hidung. Faringitis dengan eksudat jarang terjadi pada umur
ini. (Alan, et.al.,2001).
Pada infeksi virus, gejala disertai dengan konjungtivitis, coryza,
malaise, fatigue, serak, dan demam yang tidak tidak terlalu tinggi (low-grade
fever). Faringitis pada anak dapat disertai dengan diare, nyeri perut, dan
muntah (Vincent, et.al., 2006).
2.2.5

Komplikasi
Komplikasi infeksi GABHS dapat berupa demam reumatik, dan abses
peritonsiler. Abses peritonsiler terjadi:
a. Komplikasi umum faringitis terutama tampak pada faringitis karena
bakteri yaitu : sinusitis, otitis media, epiglotitis, mastoiditis, dan
pneumonia. Kekambuhan biasanya terjadi pada pasaien dengan
pengobatan yang tidak tuntas pada pengobatan dengan antibiotik, atau
adanya paparan baru.
b. Demam rheumatic akut (3-5 minggu setelah infeksi), poststreptococcal
glomerulonephritis, dan toxic shock syndrome, peritonsiler abses,
c. Komplikasi infeks mononukleus meliputi: ruptur lien, hepatitis, Guillain
Barr syndrome, encephalitis, anemia hemolitik, myocarditis, B-cell
lymphoma, dan karsinoma nasofaring (Kazzi,at.al.,2006).

2.2.6

Penatalaksanaan/Terapi Faringitis Akut


Jika diduga atau ditunjukkan adanya penyebab bacterial, pengobatan
dapat mencakup pemberian agens antimicrobial. Untuk streptokokus group A,
penisilin merupakan obat pilihan. Untuk pasien yang alergi terhadap penisilin
atau yang mempunyai organism resisten terhadap eritromisin (seperlima
organism streptokokus group A dan kebanyakan S, aureus resisten terhadap
penisilin dan eritromisin), digunakan sefalosporin. AntibiotiK diberikan
selama sedikitnya 10 hari untuk menghilangkan streptokokus group A dari
orofaring.
Diet cair atau lunak diberikan selama tahap akut penyakit, tergantung
pada napsu makan pasien dan tingkat rasa tidak nyaman yang terjadi bersama
proses menelan. Kadang, tenggorok sakit sehingga cairan tidak dapat
diminum dalam jumlah yang cukup dengan mulut. Pada kondisi yang parah,

cairan diberikan secara intravena. Sebaliknya, pasien didorong untuk


memperbanyak minum sedapat yang ia lakukan, dengan minimal 2 sampai 3
liter sehari. (Brunner & Suddarth, 2001 : 549 )
1. Keperawatan
1) Istirahat di tempat tidur sampai demam hilang
2) Diet makanan lunak
3) Banyak minum
4) Kompres leher dengan es bisa digunakan meredakan rasa sakit
(Keperawatan Medikal Bedah, Charlene J. Reeves, Gayle Roux, Robin.
Lockhart)
2. Medik
1) Pemberian antibiotik golongan penisilin atau sulfonanida selama lima hari
2) Antipiretik
3) Obat kumur atau obat hisap dengan desinfektan
4) Bila alergi pada penisilin dapat diberikan eritromisin atau klindamisin
(Kapita Selekta Kedokteran, 1999)

BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan

Faringitis (dalam bahasa latin, pharinginitis) adalah suatu penyakit


peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri
atau virus.
Faringitis akut adalah inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh
organism virus hamper 70%. Streptokokus group A adalah organism bakteri
paling umum yang berkenaan dengan faringitis akut, yang disebut sebagai strep
throat. (Brunner & Suddarth, 2001 : 548 )
3.2 Saran
Dalam kehidupan, tidak ada satupun manusia yang tidak lepas dari
penyakit. Namun pada dasarnya penyakit bisa di cegah dengan perilaku hidup
yang bersih dan sehat. Dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
atau mahasiswi sebagai referensi dalam dunia keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
9

Smeltzer, Suzanne C. 2011.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC


Soepardi, Afiaty Arsyat, dkk. 2007. Edisi ke 6 THT Kepala dan Leher. Jakarta : FKUI

10

Hilger PA.1994. Penyakit-Penyakit Nasofaring dan Orofaring. Buku Ajar Penyakit


THT ed.6. Jakarta: EGC.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Faringitis, diaskes tgl 4 oktober 2012, pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai