Meilani
Irene diah j
R EFER AT P H A R Y N G ITIS
P EN D A H U LU A N
Latar Belakang
Setiap tahunnya 40 juta orang mengunjungi
Anatom y
Faring merupakan bagian belakang
epiglotis
ke depan adalah rongga mulut
sedangkan
ke belakang adalah vertebra
servikalis
Batas laringofaring di
sebelah superior
adalah tepi atas
epiglottis,
batas anterior ialah
laring,
batas inferior ialah
esophagus,
batas posterior
adalah vertebra
servikal.
Fungsi
Faring
Fungsi
faring yang
terutama
ialah untuk
respirasi,
pada waktu
menelan,
resonansi
suara dan
untuk
artikulasi
FA R IN G ITIS
Faringitis adalah penyakit inflamasi dari
Virus
Terbanyak 3
tahun
Influenzae A dan B
Parainfluenzae
Adenovirus
Rhinovirus
Jarang: virus
coxsackie, echovirus,
herpes simplex dan
Epstein-Barr
Bakteri
Terbanyak Streptokokus
beta hemolitikus grup A (1520%)
Streptococcus non group A
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
Bacteroides fragilis
Corynebact. Diphtheriae
Neisseria gonorrhoeae
Kuman atipikal (klamidia
dan mikoplasma)
Faktor risiko
Cuaca dingin dan musim flu
Kontak dengan pasien penderita
K LA SIFIK A SI
Faringitis akut
1. Faringitis viral
2. Faringitis bakterial
3. Faringitis fungal
. Faringitis
. Faringitis spesifik
1. Faringitis luetika
2. Faringitis
tuberkulosisgonorea
Faringitis kronik
1. Faringitis kronik
hiperplastik
2. Faringitis kronik
atrofi
StreptococcalPharyngitis
Antibiotik.
Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis
Alternatif pada
Faringitis Fungal
nyeri tenggorok dan
nyeri menelan
.Pada pemeriksaan
tampak plak putih di
orofaring dan mukosa
faring lainnya hiperemis
.Pembiakan jamur ini
dilakukan dalam agar
Saburoud dextrose.
Terapi dengan Nystatin
100.000-400.000
2 kali/hari dan analgetika
Faringitis G onorea
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Terapi
Ceftriaxone 250 mg intramuscular
FA R IN G ITIS K R O N IK
Faringitis kronis atau persisten dapat
FA R IN G ITIS SP ESIFIK
a. Faringitis luetika
Diagnosis
ditegakkan dengan
pemeriksaan
serologic.
Terapi penisilin
dalam dosis tinggi
merupakan obat
pilihan utama
pada palatum
stadium dua
Contoh gumma
pada palatum
molle pada
stadium tiga
Faringitis tuberculosis
Faringitis tuberculosis merupakan proses sekunder dari
tuberculosis paru.
Pada infeksi kuman tahan asam jenis bovinum dapat
timbul tuberculosis faring primer.
Cara infeksi eksogen yaitu kontak dengan sputum atau
inhalasi kuman.
Cara infeksi endogen yaitu penyebaran melalui darah
pada tuberculosis miliaris.
Bila infeksi hematogen, tonsil dapat terkena pada
kedua sisi dan lesi sering ditemukan pada dinding
posterior faring, arkus faring anterior, dinding lateral
hipofaring, palatum mole, dan palatum durum.
Kelenjar regional leher membengkak. Saat ini juga
penyebaran secara limfogen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kultur Swab tenggorokan (Gold
standard)
Darah Rutin
Kultur BTA untuk diagnosis Faringitis
Tb
Tes infeksi jamur dengan
menggunakan pewarnaan KOH
Tes Antigen
ELISA
KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari faringitis yaitu sinusitis, otitis media,
epiglotitis, mastoiditis,pneumonia, abses peritonsilar, abses
retrofaringeal. Selain itu juga dapat terjadi komplikasi
lainberupa septikemia, meningitis, glomerulonefritis, demam
rematik akut. Hal ini terjadi secaraperkontuinatum, limfogenik
maupun hematogenik
PROGNOSIS
Umumnya prognosis pasien dengan faringitis adalah
baik, akan tetapi tergantung dari berat ringan nya
infeksi. Pasien dengan faringitis ringan biasanya
sembuh dalam waktu 1-2 minggu.