Anda di halaman 1dari 37

Andreas

Meilani
Irene diah j

R EFER AT P H A R Y N G ITIS

P EN D A H U LU A N
Latar Belakang
Setiap tahunnya 40 juta orang mengunjungi

pusat pelayanan kesehatan karena faringitis.


Faringitis merupakan peradangan dinding
faring yang dapat disebabkan akibat infeksi
(virus dan bakteri) maupun non infeksi (alergi,
trauma, toksin dan lain-lain)
Faringitis merupakan peradangan dinding
faring yang dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, alergi, trauma, toksin dan lain-lain
(Rusmarjono dan Efiaty Arsyad Soepardi,
2007). Faringitis lazim terjadi di seluruh dunia

Anatom y
Faring merupakan bagian belakang

dari rongga hidung dan rongga mulut,


Kantong fibromuskular ini mulai dari
dasar tengkorak dan terus
menyambung ke esofagus hingga
setinggi vertebra servikalis ke-6 ke
atas
Faring terbagi atas nasofaring,
orofaring dan laringofaring
(hipofaring).1

Nasofaring merupakan bagian yang

berbatasan dengan rongga hidung


lateral nasofaring terdapat orifisium
tuba eustakius,
atap nasofaring dibentuk dari basis
sphenoid
Diantara atap nasofaring dan dinding
posterior terdapat jaringan limfoid
yang disebut adenoid

Orofaring disebut juga mesofaring,


batas atasnya adalah palatum mole,
batas bawah adalah tepi atas

epiglotis
ke depan adalah rongga mulut
sedangkan
ke belakang adalah vertebra
servikalis

Batas laringofaring di

sebelah superior
adalah tepi atas
epiglottis,
batas anterior ialah
laring,
batas inferior ialah
esophagus,
batas posterior
adalah vertebra
servikal.

Fungsi

Faring

Fungsi
faring yang
terutama
ialah untuk
respirasi,
pada waktu
menelan,
resonansi
suara dan
untuk
artikulasi

FA R IN G ITIS
Faringitis adalah penyakit inflamasi dari

mukosa dan submukosa pada


tenggorokan. Jaringan yang terkena
meliputi orofaring, nasofaring,
hipofaring, tonsil, dan adenoid.1
Faringitis merupakan peradangan

dinding faring yang dapat disebabkan


oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%),
alergi, trauma, toksin, dan lain-lain.2

Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring

dan menimbulkan reaksi inflamasi local.


Infeksi bakteri grup A Streptokokus
hemolitikus menyebabkan kerusakan
jaringan yang hebat, karena bakteri ini
melepaskan toksin ekstraselular yang dapat
menimbulkan demam reumatik, kerusakan
katup jantung, glomerulonephritis akut
karena fungsi glomerulus terganggu akibat
terbentuknya kompleks antigen-antibodi.

Virus
Terbanyak 3
tahun
Influenzae A dan B
Parainfluenzae
Adenovirus
Rhinovirus
Jarang: virus
coxsackie, echovirus,
herpes simplex dan
Epstein-Barr

Bakteri
Terbanyak Streptokokus
beta hemolitikus grup A (1520%)
Streptococcus non group A
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
Bacteroides fragilis
Corynebact. Diphtheriae
Neisseria gonorrhoeae
Kuman atipikal (klamidia
dan mikoplasma)

Faktor risiko
Cuaca dingin dan musim flu
Kontak dengan pasien penderita

faringitis karena penyakit ini dapat


menular melalui udara
Merokok, atau terpajan oleh asap
rokok
Infeksi sinus yang berulang
Alergi

K LA SIFIK A SI
Faringitis akut
1. Faringitis viral
2. Faringitis bakterial
3. Faringitis fungal
. Faringitis
. Faringitis spesifik
1. Faringitis luetika
2. Faringitis

tuberkulosisgonorea

Faringitis kronik
1. Faringitis kronik

hiperplastik
2. Faringitis kronik
atrofi

Faringitis viraltam pak faring sw ollen dan


m erah
Terapinya adalah istirahat dan

minum yang cukup.


Kumur dengan air hangat.
Analgetika jika perlu dan
tablet isap.2
Antivirus metisoprinol
(Isoprenosine) diberikan pada
infeksi herpes simpleks
dengan dosis 60-100
mg/kgBB dibagi dalam 4-6
kali pemberian/hari pada
orang dewasa dan
pada anak <5 tahun diberikan
50 mg/kgBB dibagi dalam 4-6
kali pemberian/hari

StreptococcalPharyngitis

Antibiotik.
Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis

akut ini grup A Streptokokus hemolitikus.


Penicillin G Banzatin 50.000 U/kgBB, IM dosis
tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi
3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3 x
500 mg selama 6-10 hariatau eritromisin 4 x 500
mg/hari
Kortikosteroid: deksametason 8-16 mg, IM, 1 kali.

Pada anak 0.08-0.3 mg/kgBB, IM, 1 kali.


Analgetika
Kumur dengan air hangat atau antiseptic.

Alternatif pada

Pasien yang Alergi


Penisilin
Eritromisin oral
atau klindamisin
dapat diberikan
untuk pasien yang
alergi terhadap
penisilin.

Faringitis akibatinfeksibakteristreptococcus group A


dapatdiperkirakan dengan m enggunakan Centor
criteria

Pada modified Centor criteria ditambah kriteria umur:


3-14 tahun (+1)
15-44 tahun (0)
45 tahun keatas (-1)

Faringitis Fungal
nyeri tenggorok dan

nyeri menelan
.Pada pemeriksaan
tampak plak putih di
orofaring dan mukosa
faring lainnya hiperemis
.Pembiakan jamur ini
dilakukan dalam agar
Saburoud dextrose.
Terapi dengan Nystatin
100.000-400.000
2 kali/hari dan analgetika

Faringitis G onorea
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.

Bakteri menyebar melalui oral seks dengan


pasangan yang terinfeksi. Sebagian besar infeksi
tenggorokan tidak menghasilkan gejala
(asimtomatik)
Kultur adalah tes diagnostik yang paling umum
untuk gonore, yaitu reaction (PCR) assay dan
ligand chain reaction (LCR).
Probe DNA adalah mendeteksi DNA gonore
dalam spesimen.
Kultur swab dari tempat infeksi merupakan
standar kriteria

Terapi
Ceftriaxone 250 mg intramuscular

(IM) single dosePLUS,


Azithromycin 1 g PO single doseOR
Doxycycline 100 mg PO twice a day
for 7 days

FA R IN G ITIS K R O N IK
Faringitis kronis atau persisten dapat

bertahan selama lebih dari 3 bulan dan


sangat menggangu kehidupan sehari-hari.
Faringitis kronis bisa disebabkan karena
induksi yang berulang-ulang faringitis akut
atau karena iritasi faring akibat merokok
berlebihan dan penyalahgunaan alkohol,
konsumsi minuman/makanan yang panas,
dan batuk kronis karena alergi.

2 bentuk : faringitis kronik hiperplastik

dan faringitis kronik atrofi.


Factor predisposisi : rhinitis kronik,
sinusitis, iritasi kronik oleh rokok,
minum alcohol, inhalasi uap yang
merangsang mukosa faring dan debu.
Factor lain : pasien yang biasa
bernapas melalui mulut karena
hidungnya tersumbat

Pada faringitis kronik hiperplastik terjadi

perubahan mukosa dinding posterior faring


Pada pemeriksaan: tampak mukosa
dinding posterior tidak rata, bergranular
Pengobatan simptomatis : obat kumur atau
tablet isap.
Jika diperlukan : obat batuk antitusif atau
ekspektoran.
Penyakit di hidung dan sinus paranasal
harus diobati

Faringitis kronik atrof i


Faringitis kronik atrofi sering timbul

bersamaan dengan rhinitis atrofi.


pemeriksaan tampak mukosa faring
ditutupi oleh lendir yang kental dan
bila diangkat tampak mukosa kering
Terapi : obat kumur dan menjaga
kebersihan mulut.2

FA R IN G ITIS SP ESIFIK
a. Faringitis luetika

Faringitis leutika atau faringitis


syphilis ini dapat disebabkan oleh
Treponema palidum yang dapat
menimbulkan infeksi di daerah faring
seperti penyakit lues di organ lain.
Gambaran kliniknya tergantung pada

stadium penyakit primer, sekunder


atau tertier

Diagnosis

ditegakkan dengan
pemeriksaan
serologic.
Terapi penisilin
dalam dosis tinggi
merupakan obat
pilihan utama

Contoh lesi luetika pada palatum stadium dua

Contoh lesi luetika

pada palatum
stadium dua

Contoh gumma

pada palatum
molle pada
stadium tiga

Faringitis tuberculosis
Faringitis tuberculosis merupakan proses sekunder dari

tuberculosis paru.
Pada infeksi kuman tahan asam jenis bovinum dapat
timbul tuberculosis faring primer.
Cara infeksi eksogen yaitu kontak dengan sputum atau
inhalasi kuman.
Cara infeksi endogen yaitu penyebaran melalui darah
pada tuberculosis miliaris.
Bila infeksi hematogen, tonsil dapat terkena pada
kedua sisi dan lesi sering ditemukan pada dinding
posterior faring, arkus faring anterior, dinding lateral
hipofaring, palatum mole, dan palatum durum.
Kelenjar regional leher membengkak. Saat ini juga
penyebaran secara limfogen

Pengobatan dengan isoniazid dan

rifampisin selama 9 sampai 12 bulan


merupakan terapi yang paling efektif
dan mampu mencapai hasil yang
diinginkan dalam 99% dari pasien .
Sumber lain menyebutkan terapi
sesuai dengan terapi tuberkulosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kultur Swab tenggorokan (Gold

standard)
Darah Rutin
Kultur BTA untuk diagnosis Faringitis
Tb
Tes infeksi jamur dengan
menggunakan pewarnaan KOH
Tes Antigen
ELISA

KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari faringitis yaitu sinusitis, otitis media,
epiglotitis, mastoiditis,pneumonia, abses peritonsilar, abses
retrofaringeal. Selain itu juga dapat terjadi komplikasi
lainberupa septikemia, meningitis, glomerulonefritis, demam
rematik akut. Hal ini terjadi secaraperkontuinatum, limfogenik
maupun hematogenik

PROGNOSIS
Umumnya prognosis pasien dengan faringitis adalah
baik, akan tetapi tergantung dari berat ringan nya
infeksi. Pasien dengan faringitis ringan biasanya
sembuh dalam waktu 1-2 minggu.

Anda mungkin juga menyukai