cricoid, arythenoid)
3 kartilago tambahan
(epiglotis, corniculata,
kuneiformis)
Vaskularisasi
a. Laringeus
superior
a. Laringeus
inferior
Persarafan
n. Laringeus
superior
n. Laringeus
inferior
FUNGSI
Pertahanan lokal dengan fagositosis oleh leukosit
& makrofag
Pertahanan humoral dengan memproduksi Ig A di
permukaan mukosa
Limfosit & sel plasma menghasilkan antibodi
Fungsi menelan
Terdapat 3 fase dalam proses
menelan yaitu:
Fase oral : bolus makanan dari mulut
menuju ke faring. Gerakan disini
disengaja (voluntary)
Fase faringeal : pada waktu transport
bolus makanan melalui faring.
Gerakan disini tidak
sengaja(involuntary)
Fase esofagal : waktu bolus
makanan bergerak secara peristaltik
di esofagus menuju lambung
Fungsi fonasi / sumber suara ,
otot laring membuka, menutup
& menegangkan plika vokalis
Proses menelan
Proteksi
mencegah
makanan, dan
benda asing masuk
trakea
Kelainan Kongenital
• Laringomalasi
• Stenosis Subglotik
• Selaput Di Laring
• Kista Kongenital
• Hemangioma
• Fistel Laringotrakea Esofagus.
BAKTERI
P
ARASIT
FUNG
I
FARINGIT
IS
1.infeksi persisten sekitar
faring
3. iritan kronik
4. Polusi lingkungan
Pemeriksaan fisik:
Tampak tonsil membesar, faring dan
tonsil hiperemis dan terdapat
eksudat di permukaannya.
Terapi:
Antibiotik, kortikosteroid, analgetika,
kumur dengan air hangat, vitamin jika
diperlukan
Etiologi : Candida
Terapi :
Nystatin 100.000 – 400.000 2x/hari
Analgetika
Faringitis
Pada pasien
dengan
kontak orogenital.
Terapi:
Sefalosporin
generasi ke-3
Seftriakson 250
mg IM
Faringitis
•Perubahan mukosa dinding posterior
faring
•Tampak kelenjar limfa di bawah
mukosa
faring dan lateral band hiperplasi.
•gejala awal : tenggorokan kering dan
akhirnya batuk berdahak
Tera
pi
Lokal kaustik dg zat Simptomatik: Penyakit di hidung
kimia (AgNO3, obat kumur/ dan sinus paranasal
albothyl) atau listrik tablet isap, harus diobati.
(elektrokauter) antitusif/ekspekto
• Sering timbul bersamaan dengan rhinitis
Keluhan • atrofi.
Keluhan: tenggorokan kering dan tebal serta
mulut
berbau.
“SUMBAT
AN”
Merangsang terjadinya batuk
hebat
o/k Iritasi Laring
Laringitis akut ini dapat
Laringitis Akut terjadi dari kelanjutan
infeksi saluran nafas seperti
influenza atau common cold.
Etiolo
Infeksi
gi
virus influenza (tipe A dan B),
Non
Infeksi
parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus Pemakaian suara Traum
dan adenovirus, Haemofilus berlebih
Alerg Merokok/ a
influenzae, Streptococcus B
hemoliticus i meminum
alkohol
Pneumococcus
Manifesta
si
Klinis
Gejala Gejala
umum lokal
Nyeri Mukosa
dema malais Sera
tenggoroka laring
m e k n embengkak
Etiologi
•Adanya refluks secara retrograd dari asam
lambung atau isinya seperti pepsin ke saluran
esofagus atas dan menimbulkan cedera mukosa
karena trauma langsung kerusakan silia
yang menimbulkan tertumpuknya mukus,
aktivitas mendehem dan batuk kronis akibatnya
akan sebabkan iritasi dan inflamasi.
Skor RSI adalah 0-5 Skor dimulai dari nol (tidak ada kelainan)
dengan skor ≥ 13 curiga dengan nilai maksimal 26 dan jika nilai
LPR RFS
≥7 dengan tingkat keyakinan 95% dapat di
diagnosis sebagai LPR
Hipertrofi Granuloma dan Udem subglotik
komissura nodul pita suara (Pseudosulkus
Posterior dapat terjadi pada vokalis) ditemui pada
90% kasus, adalah
kasus-kasus yang udem subglotik
tidak diobati dimulai dari
komissura anterior
meluas sampai laring
posterior
Penampakan laringoskopi pada
pasien
LPR
Tatalaksana
Modifikasi diet dan gaya hidup
•Makan terakhir 2-4 jam sebelum berbaring
•Pengurangan porsi makan
•Hindari makanan yang menurunkan tonus otot sfingter esofagus seperti
makanan berlemak, gorengan, kopi, soda, alkohol, mint, coklat buahan dan jus
yang asam, cuka
•Hindari olahraga seperti angkat berat, berenang, jogging dan yoga setelah
makan.
•Hindari merokok
Medikamentosa
•PPI 2 kali sehari (Omeprazole, Lansoprazole dan Pantoprazole) selama 3-6 bulan.
PPI dapat menurunkan refluks asam lambung sampai lebih dari 80%. 2 kali dosis
GERD
•Zat proteksi mukosa, sukralfat misalnya dapat digunakan untuk melindungi
mukosa dari cedera akibat asam dan pepsin
Karsinoma Nasofaring merupakan
tumor ganas yang timbul pada
epithelial pelapis ruangan
dibelakang hidung (nasofaring)
Genetik
Virus
Etiologi
Ebstein Barr
Lingkungan
• Hidung • Nasofaring
Klini
• Telinga (langsung).
• Kataralis/ oklusi tuba Eustachii • Radiologi
Pemeriksaan
perforasi dan gangguan • Serologi
penunjang
pendengaran • Pathologi
• Gejala lanjut
• Limfadenopati servikal
• Gajala mata dan syaraf
Klasifikasi
• Tipe WHO 1
• - Karsinoma sel skuamosa (KSS)
• - Deferensiasi baik sampai sedang.
• - Sering eksofilik (tumbuh dipermukaan).
• ii. Tipe WHO 2
• - Karsinoma non keratinisasi (KNK).
• - Paling banyak variasinya.
• - Menyerupai karsinoma transisional
• iii. Tipe WHO 3
• - Karsinoma tanpa diferensiasi (KTD).
• -Seperti antara lain limfoepitelioma, Karsinoma anaplastik, “Clear Cell
Carsinoma”, varian sel spindel.
• - Lebih radiosensitif, prognosis lebih baik.
Staging
T menggambarkan keadaan tumor
N menggambarkan keadaaan
primer, besar dan perluasannya
kelenjar limfe regional
TUMOR LARING
MENURUT
SIFATNYA
• Paling sering ditemui, semua usia dan sering pada anak-anak, bersifat multiple
• Penyebab Human Papilloma Virus (HPV) dari transmisi jalan lahir (1:80 – 1:500)
• Biasanya mengenai vocal cord, daerah supraglotik, subglotik, trachea, bronchus
• Secara makroskopik betuknya sperti buah murbei, berwarna putih kelabu dan kadang-kadang
kemerahan
TUMOR GANAS LARING
Klasifikasi
MENURUT
LETAKNY
A
Tumor glotik
Mengenai pita suara asli
Tumor subglotik
Tumbuh >10mm di bawah tepi bebas pita suara
asli sampai batas inferior krikoid
Tumor transglotik
Tumor yang menyeberangi ventrikel mengenai pita
suara asli dan pita suara palsu atau meluas ke subglotik
lebih dari 10mm
Staging
Kategori T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1, T2 N1
IV A T4a N0 M0
T 1-3 N2 M0
IV B T4b N apapun M0
T apapun N3 M0
IV C T apapun N apapun M1
Manifestasi Klinis
DISPNEA
DAN DISFAGIA
STRIDOR
• Pemeriksaan fisik:
~ Pemeriksaan laring direk atau indirek. Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor.
Diagnosis
• Pemeriksaan penunjang:
~ Lab darah
~ Pemeriksaan radiologik melihat keadaan paru, metastase ke paru.
CT-Scan laring untuk melihat keadaan tumor dan laring (penjalaran tumor).
~ Biopsi laring dan biopsi jarum halus pada pembesaran KGB leher hasil PA
• terbanyak karsinoma sel skuamosa.
Pemeriksaan Penunjang
TATALAKSANA
• LARINGEKTOMI TOTAL
RADIOTERAPI
KEMOTERAPI
REHABILITASI
Prognosis
Tergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan tenaga ahli. Secara
umum dikatakan five years survival rate pada karsinoma laring
• stadium I 90–98%
• stadium II 75–85%
• stadium IV 40–50%
Adanya metastase ke kelenjar limfe regional akan menurunkan five year survival rate sebesar 50%.
TERIMA
KASIH