Anda di halaman 1dari 56

INTOKSIKASI

Dwiki Gumelar
13 17 777 14 212
Pembimbing : dr. Yoma Sari, Sp.PD
Pendahuluan
• Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh
melalui mulut, hidung (inhalasi), suntikan dan absorbsi
melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup
dengan dosis relatif besar akan merusak kehidupan
mengganggu dengan serius satu atau lebih organ atau
jaringan.
• Zat korosif merupakan zat/bahan yang apabila kontak dan
tinggal dalam jaringan, akan menyebabkan kerusakan (karena
terjadi reaksi kimia).
• Zat ini meliputi asam dan basa/alkali
ASAM BASA/ALKALI
Asam hidroklorida Natrium atau kalium hidroksida
Pembersih logam Detergen
Asam muriatik Pembersih pipa dan pembersi lantai
Cairan pembersih kolam renang Pembersih cat
Cairan pembersih toilet Serbuk pencuci

Asam sulfat Lain-lain


Asam dalam baterai Larutan ammonia (NH4OH) Kalium
Pembersih toilet dan zat yang permanganat
digunakan untuk ,,dry clean” etergen natrium karbonat (non
posfat)
Natrium hipoklorit (pemutih)
Tinjauan Pustaka

• Keracunan oral dengan agen korosif terjadi dengan


menelan :
-Asam (hidroklorik, asetat, sulfur, laktat, oksalat,
karbolat)
-Alkali (natrium dan kalium, sabun, deterjen),
garam logam berat (sublimat), formalin, yodium
tingtur dan banyak zat kimia lainnya
ASAM
• Asam kuat adalah zat kimia dengan pH dibawah 2.
• Senyawa asam meliputi asam anorganik (sulfat,
hidroklorida/muriatik, nitrat, fosfat) dan asam
organic (oksalat, tartrat, asetat ,dan lain-lain)
Asam karbolat

• Fenol / asam karbolat Zat ini sering dan banyak


ditemui disekitar rumah pada cairan pembersih toilet
ataupun antiseptik. Fenol memiliki bau yang khas
dan bekerja dengan cara mengendapkan protein sel.
Intoksikasi terjadi setelah absorpsi sistemik,
kontaminasi kulit atau secara inhalasi. Kematian bisa
terjadi, tetapi hal ini lebih karena korban mengalami
depresi pernafasan.
• Karakteristik keracunan fenol dapat berupa mual,
muntah, diare, kram perut, berkeringat, sianosis,
stimulasi SSP, hiperaktivitas, konvulsi yang diikuti dengan
depresi SSP, pingsan, hipotensi, pernafasan meningkat
tapi kemudian diikuti dengan depresi penafasan, edema
pulmonal, pneumonia, penyempitan esofagus,hemolisis,
methemoglobinemia, jaundice, gagal ginjal, kolaps
kardiovaskular, shock dan pada kulit dapat terjadi pucat,
eritema dan korosi.
Mekanisme Toksisitas Asam

Kerusakan Absorbsi
Asam menguraikan Penggumpalan selanjutnya kulit sistemik
protein jaringan jaringan nekrosis akan menjadi menurun
keras dan kasar

Kuantitas asam yang rendah -> kulit


atau saluran pencernaan.
Manifestasi Klinik

Saluran Cerna Inhalasi


• Rasa terbakar pada mulut, tenggorokan, • Iritasi bronkus
perut • Edem paru
• Muntah, mungkin bisa sampai berdarah • Dahak berbusa
• Diare (berdarah, berlendir) • Kelembaban berkurang
• Timbul bercak noda di sekitar mulut • Hipotensi
• Kesulitan menelan • Hemoptisis (terjadi pendarahan
• Sekresi cairan berlebih selaput lender pada paru-paru)
• Hipotensi • Dispnea
Manifestasi Klinik

Kulit Mata
• Noda pada kulit • Kongjungtivitis
• Nyeri terbakar • Destruksi kornea
• Nyeri, lakrimasi
• Fotopobia
Penanganan Keracunan Asam
Kulit dan Mata Mulut
• Mencuci mata atau kulit yang terkena zat korosif • Dalam beberapa detik setelah
asam dengan air biasa sebanyak-banyaknya keracunan, korban segera diberi minum
kurang lebih 15 – 20 menit. air putih sebanyak-banyaknya atau susu.
• Bila iritasi yang terjadi parah, maka tutup mata • Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
dengan kain kasa steril tanpa diberi pengobatan mengencerkan konsentrasi asam yang
dan segera bawa ke dokter mata. tertelan.
• Mencuci luka dengan larutan sabun yang ringan • Jumlah air atau susu untuk
dapat pula dilakukan untuk menetralisasi asam mengencerkan kira-kira 100 kali dari
• obat analgetika dan atasi kerusakan kulit seperti jumlah asam yang tertelan
mengatasi kerusakan kulit karena luka bakar. • Antasida dapat diberikan sebagai
demulcent.
BASA / ALKALI
• Alkali kuat adalah senyawa kimia dengan pH ≥ 11,5.
Alkali sangat mudah berpenetrasi ke jaringan
• pH> 11,5 cenderung menyebabkan ulserasi GI yang
signifikan.
• Derajat luka karena terpapar alkali tergantung
pada jumlah/kuantitas alkali, konsentrasi zat, lama
kontak/waktu terpapar dan tipe alkali.
• Pada dasarnya pembersih badan, pembersih pakaian dan
pembersih lantai memiliki sifat yang sama, semuanya
adalah sabun atau deterjen.
• Sabun adalah bahan kimia yang terbuat dari bahan alam,
seperti minyak dan lemak yang direaksikan dengan bahan
kimia lain yang disebut basa. Contoh bahan kimia basa,
yaitu kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida
(NaOH). Adapun detergen adalah senyawa kimia
bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan
dengan natrium hidroksida (NaOH).
Mekanisme Toksisitas Basa

Jaringan menjadi
Bila senyawa alkali lunak, nekrosis
Senyawa alkali dan Proteinat dengan
protein kontak dengan (liquective
lemak
jaringan necrosis)

Terjadi pada permukaan epitel


dan berpenetrasi ke dinding
mukosa dibawahnya
Karakteristik Keracunan Alkali

- Manifestasi kurang dari 3-5 hari


- Kerusakan intramuskular atau transdermal melibatkan jaringan periesofageal dan struktur
mediastinum. Tahap Awal
- Inflamasi, edema, dan kongesti pernafasan.
- Pada kasus parah, esofagus mengalami perforasi. Fase Akut
- Terjadi sesudah lebih dari 5 hari-12 hari dan ditandai dengan liquevactive
necrosis karena inflamasi intens dan edema.
Tahap Kedua
- Jika pada saluran cerna tahap ini bisa saja korban mengalami ulkus, perdarahan dan
perforasi dinding esofagus.

Proses penyembuhan dan mulai membentuk bekas luka. Setelah 3-4 minggu, kontraksi Setelan Fase
dan penyempitan luka mulai terlihat. Akut Selesai
Manifestasi Klinik

Mulut Saluran Cerna


• Rasa sakit • Rasa sangat sakit
• Muntah • Rasa kaku pada lambung
• Diare • Hipotensi
• penyempitan pangkal tenggorokan
Manifestasi Klinik

Mata Kulit
• Kerusakan kornea • Terjadi penetrasi secara perlahan
• Edema konjungtiva. • Kulit terbakar, korosi, iritasi tergantung
pada lamanya kontak
Penanganan Keracunan Alkali
Mulut Mata atau Kulit
• Penanganan keracunan alkali melalui mulut • Mencuci mata atau kulit dengan air biasa
adalah dengan mengencerkan senyawa alkali sebanyak banyaknya, kurang lebih
yang tertelan dengan air atau susu dan biarkan selama 15 – 20 menit dan bila parah
korban muntah secara alami tetapi jangan cuci sampai 8-24 jam. Bila kontaminasi
dilakukan usaha untuk muntah atau menguras pada mata parah, segera tutup mata
lambung karena akan meningkatkan resiko dengan kain kasa steril tanpa diberi
perforasi. pengobatan dan segera bawa ke dokter
mata.
Penatalaksanaan
Pertolongan pertama ( “ First aid “ )

Racun yang tertelan Racun yang dihirup


• Segera baringkan penderita pada tempat datar • Bawa penderita ke udara bebas
• Usahakan secepatnya memuntahkan racun • Berikan oksigen secepatnya
dengan cara : • Bila perlu lakukan pernafasan buatan

- Merangsang faring dengan ujung telunjuk,


pangkal sendok
- Memberi minum 15 – 30 ml sirop Ipecac diikuti
½ gelas air minum diulang setelah 15 menit
- Berikan Norit sebanyak 25 – 40 gram
Penatalaksanaan
Pertolongan pertama ( “ First aid “ )

Keracunan Melalui Kulit Keracunan Melalui Mata


• Bersihkan kulit yang terkena secepatnya • Lipat kelopak mata keluar
dengan air mengalir • Segera bersihkan mata dengan air
• Selama melepas pakaian penderita tubuh mengalir sekitar 15 menit dengan
penderita tetap diguyur dengan air semprotan atau tetes mata
• Kulit yang terkena disabuni sebersih mungkin
• Keramasi rambut penderita
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan darurat ( umum atau khusus ) -> ABC

A (Airway) B (Breathing)
• Bebaskan jalan nafas dari sumbatan : • Jaga agar pernafasan tetap dapat
• Bahan muntahan berlangsung dengan baik
• Lendir • Bila perlu berikan nafas buatan
• Gigi palsu
• Pangkal lidah
• Kalau perlu dengan pemasangan Mayo dan
penggunaan Suction pump
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan darurat ( umum atau khusus ) -> ABC

C (Circulation) Eliminasi
• Tekanan darah dan nadi dipertahankan dengan Tujuannya :
infus RL atau PZ dengan tetesan 15 – 20 tetes/ • Menghambat penyerapan lebih lanjut
menit kalau perlu dengan kecepatan tinggi • Menghilangkan bahan racun atau hasil
• Bila perlu lakukan pemberian cairan koloid metabolismenya dari tubuh penderita
sebanyak 500 – 1000 ml dala 24 jam • Tindakan ini dikerjakan dengan :
• Bila terjadi “ cardiac arrest lakukan pijat
jantung ekternal ( CPR )
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan darurat ( umum atau khusus ) -> ABC

Emesis Katarsis ( “ Intestinal lavage “ )


• Merangsang penderita supaya pada penderita yang • Dilakukan dengan pemberian laksansia
sadar atau dengan memberikan syrup Ipecac 15 – 30
• Terutama untuk racun yang tidak dapat
ml
diserap melalui saluran cerna atau jika
• Dapat diulang setelah 20 menit bila masih belum
berhasil
diduga racun telah mencapai usus halus
atau colon
• Karbon aktif ( Norit ) baru bleh diberikan setelah
emesis terjadi
• Bila emesis berhasil dikerjakan dalam waktu 1 jam
setelam keracunan 30 – 60 % racun dapat dieliminasi
• Bila baru berhasil setelah lebih dari 1 jam
efektivitasnya <>
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Tn. H
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Dewi sartika, lapas
Agama : Islam
Tgl Pemeriksaan : 19 Agustus 2018
Ruangan : Rajawali Bawah
Anamnesis
Keluhan Utama:
Muntah darah
Riwayat penyakit sekarang:
Laki-laki 21 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan muntah darah
yang dirasakan sejak tadi malam sebelum masuk rumah sakit. Muntah darah
terjadi setelah pasien meminum portex pada pagi hari. Darah berwarna
merah segar. Rasa kering pada tenggorokan dan nyeri menelan. Menurut
pasien dia stress dan memiliki banyak pikiran sehingga melakukan hal
tersebut. Pasien juga mengeluh panas di dada dan rasa sesak. nyeri perut
regio epigastrium. Sakit kepala (-) pusing berputar (+) batuk (-) sesak (-) BAB
biasa dan BAK berwarna biru kekuningan.
Riwayat penyakit terdahulu: Pasien sedang menjalani perawatan
di RS Madani Palu dan memiliki riwayat kejang dan sedang dalam
pengobatan.
Riwayat alergi: makanan (-) obat (-)
Riwayat pengobatan : Phenytoin sodium, folavit 400 mg
Riwayat penyakit dalam keluarga: Tidak diketahui
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Kondisi : Sakit sedang
Gizi : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 81 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Pernapasan : 20 kali/menit
Pemeriksaan kepala :
Wajah : simetris, edema (-)
Bentuk : normocephal
Rambut : tidak mudah tercabut, warna hitam
Mata : konjungtiva : anemis -/-
Sclera : ikterus -/-
Pupil : isokor 2,5mm/ 2,5mm
Mulut : bibir kering (+) pucat(-) sianosis(-) lidah kotor (-)
Pemeriksaan Leher :
Kelenjar getah bening : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Kelenjar tiroid : Simetris, pembesaran (-), nyeri tekan (-)
JVP : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Massa lain : tidak ada
Pemeriksaan Thorax :
Inspeksi : Ekspansi dada simetris bilateral, bentuk dada
normal, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Ekspansi dada simetris, vocal fremitus kiri =
kanan,
Perkusi : sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhoncki -/-, Wheezing -/-
Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I/II murni reguler

Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar, jejas (-)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani
Palpasi : Nyeri tekan (+), region epigastrium,
Anggota gerak:
Ektremitas atas :
Akral hangat (+/+)
Edema (-/-),
Ektremitas Bawah :
Akral hangat (+/+)
Edema (-/-),
Pemeriksaan Laboratorium

Labolatorium 16/8/2018 16 Agustus 2018 17 Agustus 2018 17 Agustus 2018


WBC 8,6 103/uL 00.05 12.41
RBC 4,8 106/uL Gula darah sewaktu : 84 Elektrolit Elektrolit
HGB 13,8 g/dL K+ : 3.38 mmol/L K+ : 3.92 mmol/L
HCT 40,2 % Na+ :139.24 mmol/L Na+ :138.02 mmol/L
MCV 83,6 fL Cl- : 101.62 mmol/L Cl- : 101.76 mmol/L
MCH 28,7 pg
MCHC 34,3 g/dL Urea :14 mg/dL SGOT : 23 U/L
PLT 197 CREAT : 0.89 mg/dL SGPT : 23 U/L
RDW-CV 12,4
NEUT% 75,6 %
LYM% 17,1 %
Diagnosis

• Intoksikasi Korosif asam


Penatalaksanaan

• IVFD RL : Futrolit 1:2 28 TPM


• Omeprazole vial / 12 jam / IV
• Cefotaxime 1 gr / 12 jam / IV
• Adona 1 amp / hari
• Asam Tranexamat 3x500 mg
• Rebamipide 3x100 mg
Prognosis

• Qua ad vitam : dubia ad malam


• Qua ad sonationem : dubia ad malam
Identitas
Nama : Tn. M
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Uwenumpu No. 7
Agama : Islam
Tgl Pemeriksaan : 19 Agustus 2018
Ruangan : Rajawali Bawah
Anamnesis
Keluhan Utama:
Muntah darah
Riwayat penyakit sekarang:
Laki-laki 17 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
muntah darah yang dirasakan tadi pagi sebelum masuk rumah
sakit. Muntah darah terjadi setelah pasien meminum super pel.
Darah hanya berupa bercak. Pasien muntah dan merasa sesak
serta panas pada bagian dada. Pasien juga mengeluh nyeri
uluhati. Mual (+) demam (-) BAB tidak lancar sudah 2 hari belum
ada BAK terasa nyeri dan berwarna kuning.
Riwayat penyakit terdahulu: liver (+) Rokok (+)
Riwayat alergi: makanan (-) obat (-)
Riwayat pengobatan : -
Riwayat penyakit dalam keluarga: Tidak diketahui
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Kondisi : Sakit sedang
Gizi : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah: 110/780 mmHg
Nadi : 64 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Pernapasan : 18 kali/menit
Pemeriksaan kepala :
Wajah : simetris, edema (-)
Bentuk : normocephal
Rambut : tidak mudah tercabut, warna hitam
Mata : konjungtiva : anemis -/-
Sclera : ikterus -/-
Pupil : isokor 2,5mm/ 2,5mm
Mulut : bibir kering (+) pucat(-) sianosis(-) lidah kotor (-)
Pemeriksaan Leher :
Kelenjar getah bening : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Kelenjar tiroid : Simetris, pembesaran (-), nyeri tekan (-)
JVP : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Massa lain : tidak ada

Pemeriksaan Thorax :
Inspeksi : Dada simetris bilateral,bentuk dada normal,retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Vocal fremitus kiri = kanan,
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhoncki -/-, Wheezing -/-
Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I/II murni reguler

Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar, jejas (-)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani
Palpasi : Nyeri tekan (+), region epigastrium,
Anggota gerak :
Ektremitas atas :
Akral dingin (+/+)
Edema (-/-),
Ektremitas Bawah :
Akral dingin (+/+)
Edema (-/-),
Pemeriksaan Laboratorium

Labolatorium 17/8/2018 17 Agustus 2018 18 Agustus 2018


WBC 18,5 103/uL 00.05
RBC 6,3 106/uL Gula darah sewaktu : 105 mg / SGOT : 11 u/L
HGB 12,3 g/dL dl
HCT 39,6 % SGPT : 6 u/L
MCV 63,1 fL Urea : 29 mg / dL
MCH 19,6 pg CREAT : 0,97 mg / dL
MCHC 31,1 g/dL
PLT 243 103/uL
RDW-CV 15,2 %
NEUT% 93,5 %
LYM% 4,1 %
Diagnosis

• Intoksikasi Korosif basa


Penatalaksanaan

• IVFD RL 20 TPM
• Omeprazole vial / 12 jam / IV
• Ceftriaxone 2 gr / 12 jam / IV
• Sucralfat 3x1 cth
• Domperidone 3x10 mg
Prognosis

• Qua ad vitam : dubia ad malam


• Qua ad sonationem : dubia ad malam
PEMBAHASAN
Asam
Teori Kasus
• Rasa terbakar pada mulut, • Rasa kering pada tenggorokan
tenggorokan, perut dan nyeri menelan.
• Muntah, mungkin bisa sampai • Panas didada.
berdarah • Sesak.
• Diare (berdarah, berlendir) • Muntah-muntah dan
• Timbul bercak noda di sekitar mengeluarkan darah.
mulut
• Kesulitan menelan
• Sekresi cairan berlebih
• Hipotensi
Penatalaksanaan
Teori Kasus
• Menghindari penggunaan • IVFD RL : Futrolit 1:2 28 TPM
emetikum atau menguras • Omeprazole vial / 12 jam / IV
lambung. • Cefotaxime 1 gr / 12 jam / IV
• Minum air putih sebanyak- • Adona 1 amp / hari
banyaknya atau susu.
• obat anti depresan. • Asam Tranexamat 3x500 mg
• Atasi syok dengan tranfusi darah • Rebamipide 3x100 mg
atau infus dextrose 5%.
• Berilah 1 sendok antidote dan
segelas air hangat kepada korban.
Basa
Teori Kasus
• Rasa sakit dimulut • Muntah-muntah dan
• Muntah mengeluarkan darah
• Diare • Sesak dan terasa panas
• Hipotensi didada
• Penyempitan pangkal • Nyeri ulu hati
tenggorokan • Bak sakit dan berwarna
• Syok kuning
Penatalaksanaan
Teori Kasus
• Menghindari penggunaan • IVFD RL 20 TPM
emetikum atau menguras • Omeprazole vial / 12 jam / IV
lambung. • Ceftriaxone 2 gr / 12 jam / IV
• Minum air putih sebanyak- • Sucralfat 3x1 cth
banyaknya atau susu.
• obat anti depresan. • Domperidone 3x10 mg
• Atasi syok dengan tranfusi darah
atau infus dextrose 5%.
• Berilah 1 sendok antidote dan
segelas air hangat kepada korban.
Kesimpulan
1. Zat korosif pada umumnya bersifat lokal (asam/basa), menimbulkan nyeri
hebat pada daerah yang terkena zat korosif tersebut.
2. Penanganan bersifat supportive agents dan pada penanganannya tidak dipaksa
untuk muntah karena dapat memperluas kerusakan jaringan sehingga
perlu pengenceran saja.
3. Basa bersifat emetikum (mual, muntah) sehingga perlu diencerkan saja.
4. Proses pengenceran masih merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kecelakaan zat korosif yang terminum. Oleh karena itu, jumlah air atau
susu yang digunakan harus beberapa kali lipat lebih banyak dibanding dengan
jumlah asam atau alkali yang terminum.
5. Terjadi akumulasi akan berdampak sistemik

Anda mungkin juga menyukai