LOGAM
BERAT
Pembimbing
dr. ROSMAWATY
M.KED.FOR.SpF
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
FORENSIK
Ilmu yang mempelajari tentang
penerapan ilmu toksikologi, yang
berguna untuk membantu proses
peradilan (mengidentifikasi dan
mengetahui jumlah/ kuantitas dari obat/
racun, jika tekena pada tubuh manusia
serta menentukan akibat- akibatnya yang
diderita hingga
penyebab
kematiannya).
DEFINISI RACUN
TAYLOR
Substansi/ zat kimia (walau dalam jumlah
relatif kecil bila masuk/ mengenai tubuh)
dapat menimbulkan reaksi kimiawi yang
besar pada tubuh, dan menyebabkan sakit
bahkan kematian.
GRADWOHL
Substansi kimia yang tanpa kekuatan
mekanis, yang masuk atau mengenai
tubuh
seseorang dan menyebabkan
gangguan fungsi tubuh, bahkan kematian.
kematian
MEKANISME MASUKNYA
RACUN
Melalui mulut (peroral/ ingesti).
Melalui saluran pernafasan (inhalasi).
Melalui suntikan (parenteral, injeksi).
Melalui kulit yang sehat / intak atau
kulit yang sakit.
Melalui dubur atau vagina (pe-rektal
atau per-vaginal).
ETIOLOGI RACUN
LOGAM BERAT
LATAR BELAKANG
Kasus Teluk Minamata Jepang (1953-1960).
Kasus warga Teluk Buyat, Desa Ratatotok.
Munir, SH, aktivis HAM Indonesia, tewas
dalam penerbangan Jakarta-Amsterdam.
LOGAM BERAT :
A.MERKURI:
Air raksa/ Hidrargerum (Hg)/ Quicksilver.
B. ARSEN:
Arsenic/ arsenikum (As), dikenal sebagai
racun para raja.
C. TIMBAL :
Plumbum (Pb).
A. MERKURI
SIFAT UMUM :
PATOFISIOLOGI
Absorbsi :
Distribusi :
elemental dan metylmerkuri dapat melewati
sawar darah otak dan sawar darah plasenta
serta dapat tertumpuk dalam rambut dan air
susu ibu (ASI).
Ekskresi :
melalui urin dan feses.
GEJALA AKUT
Inhalasi :
Dada terasa berat, nyeri dada, kesulitan
bernapas, batuk (jika konsentrasi uap
merkuri cukup tinggi).
Reaksi lain : mual, muntah, nyeri
abdomen, diare, nyeri kepala dan
kadang-kadang albuminuria.
GEJALA KRONIS
Emosional yang labil (erethism).
Pemeriksan luar
Pemeriksaan dalam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
B. ARSEN
SIFAT-SIFAT :
ARSEN DIJUMPAI:
Pada minuman dan makanan, air dan
tanah, bir, obat-obatan (Carbosen dan
Tryparsamida) dan produk batu bara,
dll.
PATOFISIOLOGI (1)
Absorbsi :
Selaput lendir, kulit dan saluran cerna.
Distribusi :
Hepar, ren, dinding saluran
pencernaan, limpa, paru-paru, rambut,
dan kuku
Ekskresi :
Diekskresikan secara lambat melalui
urin setelah pemberian secara
parenteral, selain itu juga di feces.
PATOFISIOLOGI (2)
Metabolisme :
Di tubuh diubah menjadi methyl arsenator (II).
Mekanisme keracunan :
Menghambat kerja enzim sulfihidril.
Efek lokal :
Menyebabkan nekrosis dan pengelupasan kulit/
perforasi septum nasal.
Efek sistemik :
GEJALA AKUT
Keracunan Arsen
Kolera
GEJALA KRONIK
Anoreksia, gangguan pencernaan ringan,
demam, pucat, lemah, peradangan catarrhal
pada hidung, tenggorokan, konjungtiva dan
laring, stomatitis serta hipersalivasi.
Gangguan kulit spt eritrema, eczema,
pigmentasi (arsenic melanosis), keratosis
(terutama pada telapak tangan dan kaki),
bersisik dan desquamasi, kuku rapuh, rambut
dan kuku rontok dan oedema subkutan yang
lokal.
Gejala kerusakan ginjal.
Pembesaran hepar dengan ikterus, pruritus
dan dapat menjadi sirosis dan asites.
Dapat gangguan jantung.
Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan dalam
Tanda-tanda iritasi di lambung, mukosa
berwarna merah yang disertai perdarahan
(Heabitten Appearance) Keracunan akut.
Perdarahan sub endokard (jantung) di daerah
septum.
septum
"GARIS MEES",
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Metode :
Marsh
Test
Marsh Test
PEMERIKSAAN LAB:
Pada keracunan akut
Air seni : terdapat darah dan protein.
Darah : pada kasus-kasus yang fatal;
konsentrasi arsen dlm darah 0,1-1,5 mg/
100 gr.
THERAPI
C. TIMBAL (Pb)
SIFAT
Logam mulia yang bersifat amfoter
yaitu : larut dalam asam maupun basa.
Mudah menguap (inhalasi) dan larut
dalam lemak.
Dapat diabsorbsi melalui persentuhan
dengan kulit.
SUMBER
PATOFISIOLOGI
Diabsorbsi :
Didistribusi :
Ke seluruh tubuh bergantung cara masuk,
Pada tokisitas kronis terjadi penumpukan di:
Tulang (80%-85%), radioopaque, lead
lines.
Darah (5%-10%), peningkatan
zincprotoporfirin ataupun free eritrocyte
protoporfirin.
Jaringan lunak/soft tissue (sisanya)
mengakibatkan hiperpigmentasi ginggiva
dan gigi.
Diekskresi: urin, tinja dan keringat.
GAMBARAN KLINIS
Sistem pencernaan :
rasa sangat haus, mual dan muntah, kolik yang
hebat, diare, feses hitam.
Darah :
Anemia mikrositik hipokromik, anemia
hemolitik ringan dan Terdapat basophilic
stipling pada eritrosit.
Sistem saraf dan otak :
Dewasa
:sakit kepala, demensia, parestesia,
nyeri otot dan fatique, kejang dan turunnya
kesadaran sampai dengan koma.
Anak-anak :ensefalopati, psikosis, penurunan IQ
dan perkembangan psikomotor, kejang-kejang
sampai dengan koma.
Keracunan Akut
Pemeriksaan luar
Tampak korban dengan tanda-tanda dehidrasi
berat.
Pemeriksaan dalam
Lambung tampak mengkerut (spastis), hiperemi,
dan isi lambung berwarna putih, usus tampak
spastis dan feses berwarna hitam
Keracunan Kronis :
Pemeriksaan luar :
Ikterik, korban kurus, pucat dan kaku mayat
cepat terjadi.
Pemeriksaan dalam :
Bercak -bercak kehitaman di usus, dijumpai
garis plumbum (lead line) di tulang yaitu bagian
putih yang lebih pucat, tampak edema otak dan
bintik-bintik perdarahan. Tanda-tanda tubular nekrosis
(ginjal), korteks ginjal menebal dan
hiperemis.
THERAPI
Keracunan akut :
Intoksikasi kronis :
KESIMPULAN
Logam berat seperti timbal (Pb), Arsen (As),
dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar
yang berbahaya.
Logam berat masuk ke tubuh manusia melalui
saluran napas, saluran pencernaan, pembuluh
darah (parenteral) dan kulit.
Logam berat tertimbun dalam organ tubuh.
Metode yang dapat digunakan antara lain:
Reinsch test, Marsh Test, Metode Gutzeit dan
Sanger Black Test.
Untuk keracunan timbal dapat diperiksa
melalui pemeriksaan protoporfirin,
porfirinuria dan foto Rontgen.