Krisis
HipertensiNama: Alma Aprilia Salsabila
NPM: 1102017017
Nama : Tn. E
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Alamat : Komplek Ciceri Indah Jl.
Cut Mutia Blok J no. 13
Tanggal dan Jam Masuk RS: 18 Oktober 2021
Pukul 13.00
Tanggal Pemeriksaan: 18 Oktober 2021
Pukul 13.00
2
Anamnesis
3
Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. E dating ke Rumah Sakit dengan keluhan pusing atau sakit kepala
yang sangat hebat sejak 1 jam lalu. Pasien sebelumnya sudah mengukur
tekanan darahnya di rumah dan didapatkan tekanan darah 190/ 130 mmHg.
Sakit kepala dirasakan di seluruh bagian kepala. Rasa sakitnya seperti
dicengkram. Keluhan sakit kepala dirasakan terus- menerus dan tidak hilang
timbul. Sakit kepala dirasakan sepanjang hari. Sakit kepala semakin memberat
jika melakukan aktivitas fisik. Pasien memiliki Riwayat penyakit hipertensi
sejak 10 tahun lalu. Pasien pertama kali menderita hipertensi di tahun 2011 saat
sedang malakukan ibadah haji. Sejak saat itu pasien sering melakukan general
check up dan rutin memeriksa ke dokter. Pasien sering diberikan obat
Amlodipine 10 mg oleh dokter. Namun akhir akhir ini pasien jarang minum
obat karena sedang pandemi. Pasien mengaku penyakit hipertensi datangnya
tergantung kondisi badan sehat vit atau tidak.
Pasen juga mengeluh badannya mudah Lelah dan memiliki rasa berat di
tengkuk. Tidak ada keluhan mual-mual. Tidak ada keluhan muntah-muntah.
4
Riwayat Penyakit Dahulu
5
Riwayat Penyakit Keluarga
6
Riwayat Pemakaian Obat
7
Riwayat Pribadi dan Sosial
8
Status Generalis
9
Aspek Kejiwaan
1
0
Kulit
Pemeriksaan Fisik 1.) Warna : Sawo Matang
2.) Pucat :-
3.) Jaringan Parut:-
4.) Turgor: Baik
Kepala
Bentuk: Normochepal
Rambut: Hitam, Persebaran Merata,
Tidak mudah dicabut
Kulit Kepala: Sikatriks (-)
Mata
Palpebra: Edema (-):
Konjungtiva: Pucat: (-)
Sklera: Ikterik: (-)
Visus: Normal
Pupil: Bulat Isokor 3 mm/
3mm, RCL (+/+,) RCTL
(+/+)
1
1
Telinga
Pemeriksaan Fisik Bentuk & Ukuran: Normal
Darah & Cairan: (-)
Nyeri Tekan Tragus: (-)
Pendengaran: Normal
Hidung dan Sinus
Paranasal
Bentuk: Normal
Napas Cuping Hidung: (-)
Sekret: (-)
Nyeri Tekan Hidung/ Sinus Paranasal:
(-)
Konka: Tidak Menyempit
Mulut
Bau Pernapasan: Normal
Faring: Hiperemis (-)
Tonsil: T1T1
Lidah: Papil tidak Atrofi,
Papil Kasar, Lidah Kotor
(-)
Uvula: Letak di tengah, Tidak
Deviasi
1
2
PF Paru
• Inspeksi:
Pergerakan dinding dada statis dan dinamis Normal, Bentuk Dada
Normal, Tidak Ada Kelainan Dinding Dada
• Palpasi
Fremitus Taktil dan Fermitus Vokal Dada Normal. Tidak Ada Nyeri
Tekan. Tidak Teraba Massa
• Perkusi
Sonor pada Seluruh Lapang Paru
• Auskultasi:
Suara Napas Vesikuler (+/+)
Suara Napas Tambahan: Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
1
3
PF Jantung
• Inspeksi:
Iktus KordisTerlihat
• Palpasi:
Iktus Kordis teraba di ICS 5 Linea Midclavicula Sinistra
• Perkusi
• Batas Jantung Kanan: ICS 4 Linea Parasternalis Dextra
• Batas Jantung Kiri: ICS 5 Linea Midklavikularis Sinistra
• Batas Pinggang Jantung: ICS 3 Linea Parasternalis Sinistra
• Auskultasi:
• Bunyi Jantung I/ II Reguler, Gallop (-/-), Murmur (-/-)
• Aorta : A1<A2
• Pulmonal :P1<P2
• Mitral : M1>M2
• Trikuspid : T1>T2
1
4
PF Abdomen
1
5
Ekstremitas
1
6
Genitalia
Pemeriksaan Fisik Tidak dilakukan pemeriksaan genitalia
Anorektal
Tidak dilakukan pemeriksaan
anorektal
1
7
Pemeriksaan Penunjang
1
8
Pemeriksaan Penunjang
1
9
Pemeriksaan
Penunjang
2
0
Pemeriksaan Penunjang
2
1
Pemeriksaan Penunjang
2
2
Resume
2
3
Permasalahan
• Hipertensi Urgensi
• Assessment: Tekanan Darah 190/ 130 mmHg, pusing,
nyeri kepala
• Plan Diagnosis: Pengukuran Tekanan Darah
• Plan Terapi CCb
• Plan Monitoring: Tanda Vital, EKG
• Plan Edukasi: diet rendah garam, olahraga, perbaiki
pola tidur, Kelola stress
2
4
Diagnosis Banding
1. Hipertensi Urgensi
2. Meningitis
3. Ensefalopati Hipertensi
4. Cluster Headache
5. Tension Headache
2
5
Diagnosis Kerja
Hipertensi Urgensi
2
6
Rencana
Pemeriksaan
• Funduskopi
• Pemeriksaan Fungsi Ginjal
• Ekokardiografi
2
7
Tatalaksana
• Non-Farmakologi:
• Tirah Baring
• Diet
• Berat Badan Ideal (BBI):
• (Tinggi Badan- 100) – 10% (Tinggi
Badan- Berat Badan)
• (160- 100) – 10% (160- 65)= 50,5 Kg
• Kebutuhan Kalori Basal
• 30 Kkal X BBI
• 30 Kkal X 50,5 Kg= 1.515 Kkal
2
8
Tatalaksana
2
9
Terapi Tanpa Obat
3
0
Latihan Fisik
3
1
Tirah Baring
3
2
Terapi Oksigen
3
3
Terapi Farmakologi
3
4
Prognosis
3
5
Edukasi
1. Rutin Berolahraga
2. Perbaiki Pola Tidur
3. Hentikan Merokok
4. Tidak meminum minuman alcohol
5. Kurangi berat badan
6. Kelola stress
7. Rutin meminum obat
8. Control tekanan darah berkala
3
6
Definisi Hipertensi
Sumber: Jurnal: “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada Dewasa”
Universitas Advent Indonesia. Jakarta 3
7
Definisi Krisis Hipertensi
Krisis Hipertensi dapat didiagnosis apabila didapatkan tekanan darah sistolik >
180 mmHg atau tekanan darah diastolic > 120 mmHg. Krisis hipertensi dibagi
dua berdasarkan keterlibatan target organ damage akut:
1. Hipertensi Emergensi: didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah
yang berat (>180/ 120 mmHg) disertai bukti kerusakan organ target
yang akut/ acute target organ damage/ acute hypertensive meditated
organ damage. Hipertensi emergensi sering kali mengancam jiwa dan
memerlukan penanganan segera dan seksama. Untuk menurunkan darah
memerlukan obat intravena. Kecepatan peningkatan dan tinggi tekanan
darah sama pentingnya dengan nilai absolute tekanan darah dalam
menentukan besarnya kerusakan organ.
2. Hipertensi Urgensi: Didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah
(TD) yang berat (>180/ 120) tanpa disertai kerusakan organ target yang
akut.
3
9
Etiologi Hipertensi
4
0
Faktor Resiko Hipertensi
Kopi
Sumber: Jurnal: Hubungan Aktivitas Fisik dengan
Aktivitas Pola 4
Tekanan Darah pada Masyarakat Wilayah Tlogomas
Kecamatan Lowokwaru Fisik Tidur 1
Epidemiologi Hipertensi
www.Depkes.go.id
4
2
Epidemiologi Hipertensi
Menurut Rikesdas tahun 2013
Sumber:www.litbang.kemenkes.go.id
4
3
Manifestasi Klinis Hipertensi
Mata Mata
Pusing Cemas Kemerahan Berkunang
Acute Target Organ Damage pada Hipertensi meliputi otak, jantung, renal,
liver, mata dan vascular.
1. Otak: Prevalensi paling banyak yaitu didapatkan pada otak dengan
prevalensi infark serebral sekitar 24,5%, ensefalopati hipertensi
sebesar 16,3% dan Stroke Hemoragic sekitar 4,5%. Ensefalopati
hipertensi dapat terjadi Ketika tekanan darah meningkat terlalu
tinggi, autoregulasi otak tidak dapat mencegah peningkatan tekanan
intracranial sehingga menyebabkan cerebral edema terutama pada
posterior cerebral. Pemeriksaan MRI dapat membantu untuk
menemukan adanya white matter lesion, microblood, microinfarct.
Sementara untuk mencari bukti pendarahan pada kasus stroke
hemoragic, CT Scan dapat membantu.
4
9
Vaskular
5
Sumber: Buku Panduan Skill Lab. Anamnesis. Universitas 2
Andalas. Semester 4
Pemeriksaan Fisik
5
Sumber: Asuhan Keperawatan. Tirah Baring pada 3
Hipertensi. Akper Faletehan. 2015
Diagnosis dan diagnosis
Banding
5
4
Diagnosis dan Diagnosis
Banding
5
5
Pemeriksaan khusus (dilakukan bila ada
indikasi)
5
6
Pemeriksaan khusus (dilakukan bila ada
indikasi)
5
7
Tatalaksana
Hipertensi
Non-Farmakologi: Modifikasi
Pola Hidup
5
8
Tatalaksana
Hipertensi
Nama Obat Dosis Lazim
Ace Inhibitor Dewasa: 10 mg, 1 X sehari. Dosis pertama diberikan sebelum tidur untuk menghindari
penurunan TD drastis. Dosis Pemeliharaan: 10-40 mg, 1 X sehari
Beta Blocker Dosis Awal: 12,5-25.mg, 1 X sehari. Ditingkatkan tiap 2 minggu sekalihingga 200 mg, 1 X
sehari. Dosis extended release: 25 mg, 1 X sehari. Dosis gagal jantung: 12,5 mg 1X sehari
Metildopa Terapi tunggal: 250mg, 2-3 X sehari untuk 2 hari. Ditingkatkan tiap 2 hari. Dosis
pemeliharan: 500-2.000 mg/ hari. Dosis maximal: 3.000 mg/ hari
Valsartan Dewasa: 80-160 mg, 1X sehari. Dosis maximal: 320 mg/ hari
Vasodilator Dewasa: 5 mg- 40 mg/ hari, 1 atau 2 X sehari
Diuretik Dosis Lazim: 5 mg/ hari. Tingkatkan sampai 20 mg/ hari. Dosis maximal 40 mg/ hari
Antagonis Dosis awal: 1 mg/ jam. Vena Sentral. Ditingkatkan menjadi 2 mg/ Jam. TD tidak stabil:
Kalsium Dosis Awal: ≤ 0,5 mg/ Jam
5
Sumber: Buku: DOI: Dosis Obat Indonesia. 2013 9
Tatalaksana Krisis
Hipertensi
6
1
Pencegahan Hipertensi
Berolahraga Kurangi
Mengkonsumsi Kurangi Konsumsi
Menjaga BB Makanan Serat Konsumsi Garam Alkohol
Tetap Ideal
Kurangi Tidak
Konsumsi Merokok Istirahat Cukup Hindari Stress Cek TD Rutin
6
2
Sumber: Pedoman Penelitian Skripsi untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Penerbit Rizky Offset
Pencegahan Hipertensi
Pencegahan Primer:
Faktor resiko hipertensi antara lain tekanan darah di atas rata rata,
adanya Riwayat hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro),
taikardi, obesitas dan konsumsi garam berlebihan dianjurkan untuk:
1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga menjaga agar
tidak terjadi hiperkolesterolemia, diabetes melitus, dsb
2. Dilarang merokok
3. Mengubah kebiasaan makan sehari hari dengan konsumsi
rendah garam
4. Melakukan exercise untuk mengendalikan BB
6
3
Pencegahan Hipertensi
Pencegahan Skunder:
Pencegahan skunder dikerjakan bila penderita telah
diketahui menderita hipertensi karna factor
tertentu, Tindakan yang bisa dilakukan berupa:
1. Pengelolaan secara menyeluruh bagi
penerita baik dengan obat maupun
tindaka- Tindakan seperti pencegahan
primer
2. Harus dijaga supaya tekanan darahnya
tetap dapat terkontrol secara normal atau
sestabil mungkin
3. Faktor factor resiko penyakit jantung
iskemik yang lain harus dikontrol
4. Batasi aktivitas
6
4
Komplikasi Hipertensi
Gagal Kerusakan 6
Sumber: Tinjauan Pustaka tentang
Retina Hipertensi. Poltekkes. 20145
Komplikasi
Hipertensi
6
6
Prognosis
Hipertensi
6
7
Prognosis
Hipertensi
6
8
Daftar Pustaka
1. Surabayan Cardiology Update tanggal 28- 30 September 2018.
2. Sihotang Michael (2020). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada Dewasa. Jakata: Universitas Advent Indonesia Jakarta.
3. Hasanuddin (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada Masyarakat Penderita Hipertensi di Wiayah Tlogomas
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Malang: Universitas Tribuwana Malang.
4. Julianti Azizah (2015). Hubungan antara Obesitas dan Aktivitas Fisik pada Pasien Hipertensi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
5. Yulia Suci (2017). Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Asupan Serat dengan Tekanan Darah Tinggi di Puskesmas Sentolo. Yogyakarta:
Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
6. Ramadhani Olivia (2017). Hubungan Pola Tidur terhadap Tekanan Darah di Pondok Pesantren Al- Munawwir Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Asiyyah Yogyakarta.
7. Sabiq Ahmad (2015). Hubungan Kualitas Tidur dengan Peningkatan Tekanan Darah di SMAN 2 Lhoksumawe. Aceh: Universitas
Malikussaleh Aceh.
8. Taufiq Raden (2007). Hubungan antara Pola Tidur dan Tekanan Darah Tinggi pada Pasien Hipertensi di RSUD Soedarso Pontinak.
Pontianak.
9. Jurnal Berkala Epidemiologi (2018). Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Surabaya: Unair Surabaya.
10. Syahdrajat, (2019) Pedoman Penelitian Untuk Skripsi Kedokteran & Kesehatan, Penerbit Rizky Offset, pp. 25- 30.
11. Gilang (2018). Definisi Hipertensi Tinjauan Pustaka. Semarang: Universitas Diponogoro Semarang Indonesia.
12. Poltekes (2014). Tinjauan Pustaka tentang Hipertensi. Poltekes Denpasar. Denpasar: Indonesia.
13. Apriyani Saputri (2011). Definisi Hipertensi Tinjauan Pustaka. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta: Indonesia.
14. Ferri (2017). Hipertensi Tinjauan Pustaka. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sumatera Utara: Indonesia.
15. Jayanti (2014). Hipertensi Tinjauan Pustaka.Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sumatera Utara: Indonesia.
16. Poltekkes Jogja (2015). Etiologi Hipertensi. Poltekkes Jogja. Jogjakarta: Indonesia.
17. Sutarga I Made (2017). Tinjauan Pustaka Hipertensi dan Penata laksanaannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
Denpasar Bali: Indonesia.
18. Poltekes Denpasar (2014). Definisi Hipertensi Tinjauan Pustaka. Denpasar Bali: Indonesia.
19. Wijaya (2006). Konsep Dasar Hipertensi.Universitas Muhammadiyah Malang. Malang: Indonesia.
6
9
1. Kurnia Apryani (2011). Klasifikasi Hipertensi. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jakarta: Indonesia.
2. Ardiansyah (2012). Etiologi dan Faktor Resiko Hipertensi. Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Sumatera Utara: Indonesia.
3. Fauzi (2014). Hipertensi Tinjauan Pustaka. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Yogiantoro (2012). Epidemiologi Hipertensi. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
5. Ramadhani (2014). Epidemiologi Hipertensi. Denpasar Bali: Poltekes Denpasar Bali
Indonesia.
6. Gani (2014). Manifestasi Klinis Hipertensi. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakata.
7. Yoga Krisnada (2017). Manifestasi Klinis Hipertensi. Denpasar Bali: Universitas Udayana.
8. Lingga Sucipta (2017). Cara Mendiagnosa Hipertensi. Semarang: Universitas
Diponogoro.
9. Poltekes Denpasar (2018). Tata Laksana Hipertensi. Denpasar Bali: Poltekes Denpasar.
10. Dien Fadillah (2015). Tata Laksana Hipertensi. Semarang: Universitas Diponogoro.
11. Setiati (2015). Pencegahan Hipertensi. Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
12. Poltekes Jogja (2016). Pencegahan Hipertensi. Yogyakarta: Poltekes Yogyakarta.
7
0