Anda di halaman 1dari 14

Learning Object

LO. 1 MM. Anatomi Jantung dan Pembuluh Darah


1.1 Makroskopis

Perikardium

Jantung berada dalam rongga berisi cairan yang disebut rongga perikardial. Dinding dan
lapisan rongga perikardial inilah yang disebut dengan perikardium. Perikardium ialah
sejenis membran serosa yang menghasilkan cairan serous untuk melumasi jantung selama
berdenyut dan mencegah gesekan yang menyakitkan antara jantung dan organ sekitarnya.
Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan menahan jantung untuk tetap berada dalam
posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan terluar),
miokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan dalam).

Serambi

Serambi atau disebut juga atrium merupakan bagian jantung atas yang terdiri dari serambi
kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang
dibawa oleh pembuluh darah. Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah
bersih dari paru-paru. Serambi memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot karena
tugasnya hanya sebagai ruangan penerima darah.

Bilik

Sama seperti serambi, bilik atau disebut juga ventrikel merupakan bagian jantung bawah
yang terdiri dari bagian kanan dan kiri. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah kotor
dari jantung ke paru-paru. Sementara itu, bilik kiri berfungsi untuk memompa darah bersih
dari jantung ke seluruh tubuh. Dinding bilik jauh lebih tebal dan berotot dibandingkan
dengan serambi karena bekerja lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung ke
paru-paru maupun ke seluruh tubuh.

Katup

Jantung memiliki empat katup yang menjaga aliran darah mengalir ke satu arah, yaitu:

 Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik kanan.
 Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri pulmonalis yang
membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
 Katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru mengalir dari
serambi kiri ke bilik kiri.
 Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen untuk dilewati dari
bilik kiri ke aorta (arteri terbesar di tubuh).
Pembuluh darah

Ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu:

 Arteri, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke bagian tubuh
lainnya. Arteri memiliki dinding yang cukup elastis sehingga mampu menjaga
tekanan darah tetap konsisten.
 Vena, pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen dari
seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Dibandingkan dengan arteri, vena
memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis.
 Kapiler, pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil dengan
vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan pembuluh darah
untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air,
oksigen, limbah, dan nutrisi.

 Aorta adalah arteri terbesar dalam tubuh.


 Vena kava superior (vena cava) adalah vena besar dalam tubuh.
 Arteri pulmonalis adalah arteri yang mengangkut darah dari jantung ke paru-paru.
 Katup aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta.
 Atrium adalah bentuk jamak dari atria yang sama artinya dengan serambi yaitu
ruangan pertama yang dimasuki darah saat memasuki jantung.
 Vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru
ke jantung tepatnya di serambi kiri.
 Katup trikuspidalis adalah katup yang terdiri dari tiga daun katup yang berfungsi
untuk memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan.
 Katup mitral atau bikuspidalis adalah katup yang memisahkan atrium kiri dan
ventrikel kiri.
 Ventrikel adalah dua ruang kosong di bagian bawah jantung yang juga disebut bilik.
 Vena kava inferior adalah vena terbesar dalam tubuh manusia yang membawa
darah dari seluruh tubuh ke atrium kanan jantung.

Ruang Jantung
Terdapat empat ruang utama jantung yang masing-masing dipenuhi darah dengan
kandungan oksigen yang berbeda. Dua ruang atas jantung disebut dengan atrium
(serambi jantung). Ruang ini dipenuhi darah yang kembali ke jantung. Atrium
sebelah kiri menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru, sedangkan atrium
sebelah kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh.
Kemudian dua ruang di bagian bawah jantung disebut ventrikel (bilik jantung).
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri, dan akan memompa darah ke
pembuluh darah utama tubuh yang disebut dengan aorta. Dari aorta inilah darah
yang kaya kandungan oksigen akan disebarkan ke seluruh tubuh termasuk otak,
otot dan juga sel lainnya. Sedangkan ventrikel kanan yang menerima darah dari
atrium kanan, memompa darah ke paru-paru.
Di antara ruang jantung, terdapat pemisah berupa otot dengan dinding tebal yang
disebut dengan septum. Pada permukaan jantung, terdapat arteri koroner yang
menyediakan darah untuk otot jantung.

Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan
tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
kontraksi ritmik dan berulang.
Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang
jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan
ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium
dan ventrikel menjadi bagian
kanan dan kiri dinamakan se
ptum
.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel.
Jantung
merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.
Jantung
manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di
rongga dada
sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung
bertanggung
jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang
melengkapinya.
Untuk
mejamin
kelangsungan
sirkulasi,
jantung
berkontraksi
secara
periodik.
Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung
manusia
merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot
jantung itu
sendiri dan bukan dari syaraf.

1.2 Mikroskopis
1.Endokardium- bersifat homolog dengan intima pembuluh darah .- terdiri dari selapis sel
endotel gepeng yang berada diatasselapis tipis subendotel jar ikat longgar yang
mengandung seratelastin dan kolagen , selain sel otot polos
2. Miokardium- tunika yang paling tebal dari jantung terdiri atas sel-sel otot jantung .-
sejumlah besar sel-sel ini berinsersi ke dalam skeletonfibrosa jantung .
3. Epikardium- bag luar jantung yang dilapisi epitel selapis gepeng(mesotel) yang ditopang
oleh selapis tipis jar ikat.- dapat disetarakan dengan lap perikardium , yaitu membranserosa
tempat jantung berada .- diantara lap viseral dan lap parietal terdapat cairan ygmemudahlan
pergerakan jantung .
Skeleton fibrosa : bag tengah jantung fibrosa , yg berfungsi sbgdasar kaup dan insersi sel
otot jantung .
Unsur utama : septum membranaseum, trigonum fibrosum danannulus fibrosus .
Secara mikroskopis, dinding jantung terdiri atas 3 lapisan, yaitu endocardium, miokardium
dan lapisan terakhir epicardium.
1.Endokardium : Terdapat perbedaan ketebalan antara lapisan endokardium atrium dan
ventrikel, pada atrium endokardiumnya tipis sedang pada ventrikel tipis. Dari dalam ke
luar, lapisan ini terdiri atas lapisan endotel, subendotel, elastikomuskuler dan
subendokardial. Lapisan endotel berhubungan dengan endotel pembuluh darah yang
masuk keluar jantung, sel endotel ini adalah sel squamosa berbentuk agak bulat, dapat juga
poligonal. Lapisan subendotel merupakan lapisan tipis anyaman penyambung jarang yang
mengandung serat kolagen, elastis dan fibroblas. Lapisan elastikomuskular terdiri dari
anyaman penyambung elastis yang lebih padat dan otot polos. Lapisan endokardial
berhubungan dengan miokardium yang terdiri dari anyaman penyambung jarang yang
mengandung vena, saraf dan sel purkinye yang merupakan bagian dari sistem impuls
konduksi jantung. Serat purkinye ini merupakan modifikasi dari serat otot jantung,
memiliki diskus interkalaris, diameternya lebih besar dari otot jantung, memiliki sedikit
miofibril yang letaknya di perifer, sitoplasma memiliki butir glikogen. Mikroskopik
Endokardium Ventrikel Endokardium ini meliputi juga permukaan bagian lain selain
atrium dan ventrikel, yaitu : - Katup atrioventrikuler - M. papillaris, yang meliputi tonjolan
dari apeks otot jantung - Korda tendinae, terdiri dari serat-serat kolagen yang
menghubungkan m. papillaris dengan katup jantung sehingga katup-katup ini tidak
terdorong ke atrium pada saat ventrikel berkontraksi, hal ini untuk mencegah darah
mengalir kembali ke atrium. 2.

Miokardium : Miokardium merupakan bagian paling tebal dari dinding jantung yang terdiri
dari lapisan otot jantung. Atrium tipis dan ventrikel tebal. Ventrikel kanan << ventrikel
kiri. Terdapat diskus interkalaris (glanz streinfen) : Fascia adheren dan Gap junction.

a. Endokardium

· Selapis endotel

· Lapisan subendotel

Terdiri dari jaringan ikat dengan sabut-sabut elastis & sel-sel fibroblast.
· Lapisan elastiko muskuler

Banyak sabut elastis & sedikit otot polos.

· Lapisan sub endokardium

- Lapisan dibawah endokardium, menghubungkan endokardium & myokardium.

- Tediri dari jaringan ikat kendor dengan pembuluh darah, sabut purkinye +.

b. Myokardium

 Anyaman otot jantung tersusun berlapis2, spiral à daya pompa besar.


 Intercalated disc.
 Pembuluh darah +, sabut-sabut saraf tidak bermyelin +.

c. Epikardium

· Mesotelium: epitel selapis pipih.

· Lapisan sub mesotelium

sabut kolagen & elastis.

· Lapisan sub epikard

Jaringan ikat kendor dengan sel lemak, pembuluh darah & saraf, menghubungkan myokard
& pericard.

Tunica intima
Pada orang dewasa tebalnya sekitar 127 mikron. Tunica intima ini terdiri atas endotel yang
berbentuk polygonal, dengan panjang 25-50 mm dan lebar 10-15 mm, sumbu panjangnya
terorientasi memanjang. Di bawah sel-sel endotel ini terdapat anyaman serabut-serabut
kolagen dengan sel-sel otot polos berbentuk kumparan. Lebih ke dalam, terdapat banyak
serabut-serabut elastis yang bercabang saling berhubungan. Di antaranya terdapat beberapa
serabut kolagen, fibroblas, dan berkas-berkas kecil otot polos.

Tunica media
Terdiri atas banyak serabut elastin konsentris dengan fenestra yang berselang-seling
dengan lapis tipis terdiri atas sel-sel otot polos terorientasi melingkar, dan serat-serat
kolagen elastin dalam proteoglikan matriks ekstrasel. Ketebalannya sekitar 2-5m. Karena
banyaknya elastin dalam arteri besar, maka otot polos relatif sedikit pada tunica media.

Tunica adventitia
Relatif tipis dan terdiri atas fibroblas, berkas memanjang serat kolagen, dan anyaman
longgar serat elastin halus.

Dinding arteri besar terlalu tebal sehingga memiliki microvaskulator sendiri yang disebut
vasa vasorum, untuk mendapat nutrisi dari lumen. Vasa vasorum tersebar di permukaan
pembuluh membentuk anyaman dalam tunica adventitia dari mana kapiler-kapiler
menerobos sampai ke dalam tunica media. Untuk lapisan dalam yang tidak tercakup oleh
kapiler tersebut, nutrisi diterima langsung secara difusi dari lumen. Akibat kondisi-kondisi
tersebut maka dinding arteri lebih mudah mengalami degenerasi dibandingkan jaringan
lain dalam tubuh.
LO.2 MM. Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah
LO.3 MM. Hipertensi
3.1 Definisi
 Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah
kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri).
Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh
aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam
keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter
merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung
memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada
bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-
biliknya dengan darah.
 Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua
pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi
(sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat
istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik
(bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada
pada 140/90 mmHg atau lebih.
 Hipertensi adalah kondisi yang terjadi ketika sejumlah darah dipompakan oleh jantung
melebihi kemampuan yang dapat ditampung dinding arteri. Ketika jumlah darah tinggi,
komplikasi dapat terjadi tergantung pada hubungan antara jumlah darah dan kapasitas
arteri. Semakin banyak darah yang mengalir dan semakin sempit dinding arteri, tekanan
darah akan semakin tinggi.
3.2 Epidemiologi
3.3 Etiologi
Hipertensi terbagi atas hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer tidak diketahui
penyebabnya secara pasti. Sedangkan hipertensi sekunder umumnya disebabkan oleh berbagai
kondisi seperti:

 Penyakit ginjal
 Kehamilan
 Penyakit kelenjar tiroid
 Tumor kelenjar adrenal
 Kelainan bawaan pada pembuluh darah
 Kecanduan alkohol
 Penyalahgunaan NAPZA
 Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea).
 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, pereda rasa sakit, obat
batuk pilek, atau pil KB.

Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita
hipertensi, antara lain:

 Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin besar.
Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita
biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
 Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat
darah tinggi
 Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang dialirkan
ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini mengakibatkan
peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
 Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang
mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah,
sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
 Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan meningkatnya
denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan peningkatan berat badan,
yang merupakan faktor risiko hipertensi.
 Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit, yang
berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.

3.4 Klasifikasi
3.5 Patofisiologi
3.6 Manifestasi Klinis
Gejala yang paling sering muncul adalah nyeri kepala. Hypertensi yang meningkat dengan
cepatdapat menimbulkan gejala seperti somnolen, bingung, gangguan penglihatan, mual
dan muntah.
8
Pada aldosteronism primer, pasien merasakan lemas otot,
p o l y u r i a , d a n o c t u r i a k a r e n a h yp o k a l e m i a . H i p e r t e n s i k r o n i k s e r i n g
m e n ye b a b k a n p e m b e s a r a n j a t u n g k i r i , y a n g d a p a t menimbulkan gejala sesak
napas yang berhubungan dengan aktivitas
dan paroxysmal nocturnal dyspnea
. Keterlibatan cerebral karena stroke yang disebabkan oleh trombosis atau
hemoragik dari mikroaneurisma.

Manifestasi klinis dari hipertensi adalah sebagai berikut Pusing, Mudah marah,
Telinga berdengung, Mimisan (jarang), Sukar tidur, Sesak nafas, Rasa berat di tenga kuk,
Mudah lelah dan Mata berkunang-kunang
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-
tahun, dan berupa:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5. Edema akibat peningkatan tekanan kapiler (Corwin, 2009).
Pada hipertensi maligna yang merupakan tipe hipertensi berat yang secara progresif,
dimana tekanan darah diastoliknya > 115 mmHg. Hipertensi maligna meningkatkan
risiko gagal ginjal, gagal jantung kiri, dan stroke. Seseorang dengan maligna biasanya
memiliki gejala-gejala:
1. Morning headaches
2. Penglihatan kabur
3. Sesak napas atau dispnea
4. Dan gejala uremia
3.7 Diagnosis & Diagnosis Banding

Berikut tahapan pemeriksaan darah yang benar dengan menggunakan alat pengukur tekanan
darah (sphygmomanometer), agar didapatkan hasil yang akurat:

 Pasien tidak boleh berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman dengan


kandungan kafein 30 menit sebelum pemeriksaan tekanan darah dilakukan.
 Pasien diminta untuk duduk dengan tenang di kursi, dengan kaki berpijak pada lantai.
 Pastikan buang air kecil sebelum melakukan pemeriksaan darah.
 Baik dokter maupun pasien tidak boleh berbicara selama pemeriksaan dilakukan.
 Lepas pakaian yang menutupi area pemasangan manset.
 Tekanan darah diukur pada kedua lengan. Untuk pengukuran tekanan darah
selanjutnya, gunakan lengan dengan tekanan darah yang lebih tinggi untuk
mengukurnya.
 Pengukuran tekanan darah diulang minimal 2 kali dengan jeda 1-2 menit.
Pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:

 Tekanan darah normal. Tekanan darah Anda normal jika di bawah 120/80 mm Hg.
 Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120-139 mm Hg, atau tekanan
darah diastolik yang berkisar dari 80-89 mm Hg. Prahipertensi cenderung memburuk
dari waktu ke waktu.
 Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140-159 mm Hg, atau tekanan
diastolik berkisar 90-99 mm Hg.
 Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160
mm Hg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mm Hg atau lebih tinggi.

Dalam diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan pemeriksaan yang harus dijalani
sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang akan diambil. Diagnosis hipertensi
termasuk di dalamnya adalah pengukuran tekanan darah, riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, assessment kemungkinan resiko CVD (jika diperlukan), pemeriksaan laboratorium
dan tes diagnostik lainnya jika dibutuhkan (National Heart Foundation of Australia, 2016).
Tanda hipertensi primer pada pemeriksaan fisik adalah kenaikan tekanan darah. Diagnosis
hipertensi harus berdasar pada rerata dua atau lebih pemeriksaan yang diambil tiap dua
atau lebih kunjungan.Pada perkembangannya, tanda kerusakan organ mulai muncul,
terutama terkait pada perubahan patologis di mata, otak, jantung, ginjal, dan pembuluh
darah perifer (Dipiro
et al.,
2015). Tes laboratorium sebaiknya didapatkan pada semua pasien untuk memulai terapi
obat termasuk urinalisis, kandungan kimia serum (natrium, kalium, kreatinin, glukosa
sewaktu puasa, dan total kolesterol serta HDL-C), dan 12-lead ECG. Tes ini digunakan
untuk menaksir faktor resiko lainnya dan membuat data baseline untuk memantau
perubahan metabolic tubuh karena obat (Dipiro
et al.,
2015). Dalam menegakan diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan pemeriksaan
yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang akan diambil. Hal ini
dapat terlihat pada algoritma diagnosis yang diadaptasi dari
Canadian Hypertension Education Program. The Canadian Recommendation for The
Management of Hypertension 2014
(PERKI, 2015).

3.8 Tatalaksana

 Perubahan gaya hidup. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, bisa menurunkan
tekanan darah dalam beberapa minggu. Gaya hidup sehat yang yang perlu dijalani, antara
lain:
o Mengadopsi pola diet DASH (dietary approaches to stop hypertension), yaitu pola
makan dengan lebih banyak mengonsumsi buah, sayur-sayuran, susu rendah lemak,
gandum, dan kacang-kacangan, dibandingkan dengan daging merah dan makanan
yang mengandung lemak jenuh serta kolesterol tinggi.
o Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
o Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga.
o Menurunkan berat badan.
o Berhenti merokok.
o Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
o Mengurangi konsumsi minuman tinggi kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
o Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan
stres.

Beberapa obat mengatasi hipertensi adalah:

 Diuretik: chlorotiazide, chlorthalidone,


hydrochlorotiazide/HCT, indapamide, metolazone, bumetanide, furosemide,
torsemide, amilorid, triamterene)
 Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril,
benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan
trandolapril)
 Beta-blocker: atenolol, propranolol, metoprolol, nadolol, betaxolol, acebutolol,
bisoprolol, esmilol, nebivolol, dan sotalol)
 Penghambat saluran kalsium: amlodipine, clevidipine, diltiazem,
felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan nisoldipine)
 Alfa-blocker: doxazosin, terazosin hydrochloride, dan prazosin hydrochloride
 Vasodilator: hydralazine dan minoxidil
 Central-acting agents: clonidine, guanfacine, dan methyldopa.

3.9 Pencegahan

Mencegah hipertensi dengan berbagai cara berikut ini:

 Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat seseorang lebih
berisiko terserang hipertensi.
 Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih terhindar
dari risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam setiap
minggu.
 Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya, roti dari biji-
bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
 Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
 Kurangi konsumsi alkohol. Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol yang
disarankan, bisa meningkatkan risiko hipertensi.
 Berhenti merokok. Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung,
tetapi rokok bisa membuat arteri menyempit, sehingga meningkatkan risiko
serangan jantung dan stroke.
 Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih dari empat cangkir kopi
sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.
1. Mengubah pola makan

2. Olahraga rutin

3. Jaga berat badan ideal

4. Mengurangi minum alkohol

5. Berhenti merokok

6. Kelola stres dengan baik

7. Cek tekanan darah secara berkala

Ada banyak langkah pencegahan hipertensi yang bisa dilakukan, seperti:

 Jaga berat badan tetap sehat di ambang normal. Kombinasi pola makan sehat serta
olahraga yang rutin adalah cara yang tepat untuk jaga berat badan ideal.
 Pilih makanan yang bernutrisi dan rendah lemak, gula, dan garam.
 Batasi konsumsi garam. Garam mengandung banyak natrium yang bisa bikin
tekanan darah melonjak.
 Batasi konsumsi alkohol.
 Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok.
 Berolahraga rutin. Berolahragalah setidaknya 30 menit sehari, 5 hari dalam
seminggu. Berolahraga dapat meringankan stress dan menjaga berat badan Anda.
 Hindari stress. Zat kimia yang diproduksi tubuh akibat stress dapat menyebabkan
jantung berdebar lebih cepat dan kencang sehingga pembuluh darah menyempit.

1. Berolahraga secara teratur Olaraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah
tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga ringan seperti berjalan
kaki, bersepeda, berlari, dan berenang. Lakukan selama 30 sampai 45 menit sehari 3 kali
seminggu.

2. Kurangi konsumsi garam Jika Anda menderita tekanan darah tinggi sebaiknya hindari
makanan yang mengandung garam.

3. Konsumsi makanan yang mengandung potassium, magnesium dan kalsium. Kalium,


magnesium dan kalsium bisa menurunkan tekanan darah tinggi.

4. Hidari stres Jalankan terapi anti stres untuk mengurangi stres dan Anda bisa
mengendalikan emosi Anda.

5. Kurangi konsumsi kopi dan merokok Bahaya kopi dan rokok, bisa merangsang
kecanduan yang akhirnya mengganggu aritmia jantung dan berbagai kerusakan lainnya.

6. Istirahat yang cukup Kita minimal istirat itu 8 jam perharinya.


7. Kurangi berat badan yang berlebih. Sekian semoga bermanfaat

3.10 Komplikasi

Serangan jantung

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri dinding
pembuluh darah arteri. Ini disebut dengan aterosklerosis. Aterosklerosis menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah, sehingga jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.
Akibatnya, Anda bisa terkena serangan jantung. Gejala peringatan serangan jantung yang
paling umum adalah nyeri dada dan sesak napas.

Gagal jantung

Saat tekanan darah tinggi, otot jantung memompa darah lebih keras agar dapat memenuhi
kebutuhan darah ke semua bagian tubuh. Hal ini membuat otot jantung lama-lama menebal
sehingga jantung kesulitan memompa cukup darah. Konsekuensinya, gagal jantung bisa
terjadi. Gejala umum dari gagal jantung adalah sesak napas, kelelahan, bengkak di
pergelangan tangan, kaki, perut, dan pembuluh darah di leher.

Stroke

Stroke bisa terjadi saat aliran darah kaya oksigen ke sebagian area otak terganggu, misalnya
karena ada sumbatan atau ada pembuluh darah yang pecah. Penyumbatan ini terjadi karena
adanya aterosklerosis dalam pembuluh darah. Pada orang yang punya hipertensi, stroke
mungkin terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu
area otak pecah. Gejala stroke meliputi kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, tangan, dan
kaki, kesulitan berbicara, dan kesulitan melihat.

Aneurisma

Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan salah satu bagian pembuluh darah
melemah dan menonjol seperti balon, membentuk aneurisma. Aneurisma biasanya tidak
menyebabkan tanda atau gejala selama bertahun-tahun. Namun, jika aneurisma terus
membesar dan akhirnya pecah, ini bisa mengancam nyawa.

Masalah ginjal

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan pembuluh darah di
ginjal menyempit dan melemah. Hal ini kemudian dapat mengganggu fungsi ginjal dan
menyebabkan penyakit ginjal kronis.

Masalah mata
Tak hanya bisa memengaruhi pembuluh darah di ginjal, tekanan darah tinggi juga bisa
memengaruhi pembuluh darah di mata. Pembuluh darah di mata juga bisa menyempit dan
menebal akibat tekanan darah tinggi. Pembuluh darah kemudian bisa pecah dan
mengakibatkan kerusakan mata, mulai dari penglihatan kabur sampai kebutaan.

Sindrom metabolik

Sindrom metabolik merupakan kumpulan dari kelainan metabolisme dalam tubuh. Salah
satu faktor risikonya adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang dibarengi
dengan kondisi kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol tinggi (kadar kolesterol baik
rendah dan kadar trigliserida tinggi), dan lingkar pinggang besar didiagnosis sebagai
sindrom metabolik.

Kesulitan dalam mengingat dan fokus

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan perubahan kognitif.
Anda mungkin akan mengalami masalah dalam berpikir, mengingat, dan belajar. Tanda-
tandanya seperti kesulitan dalam menemukan kata-kata saat berbicara dan kehilangan
fokus saat dalam pembicaraan.

 Aterosklerosis. Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian disertai
dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini disebut aterosklerosis.
Aterosklerosis ini dapat menimbulkan serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
 Kehilangan penglihatan. Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh
darah di mata.
 Terbentuk aneurisma. Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh darah melemah dan
melebar. Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah bisa pecah dan menyebabkan
kematian.
 Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di ginjal.
 Gagal jantung. Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah ke seluruh tubuh.
 Demensia vaskuler. Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran darah ke otak.

3.11 Prognosis
WHO membuat tabel stratifikasi dan membuat tiga kategori risiko yang berhubungan
dengan timbulnya kejadian penyakit kardiovaskular selama 10 tahun ke depan: (1) risiko
rendah, kurang dari 1 !" (#) risiko menengah , sekitar 1 $#0 !" (%) risiko tinggi, lebih
dari #0 !"

Usia, ras, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, hiperkolesterole-mia,


intoleransi glukosa dan berat badan, semuanya mempengaruhi prognosis dari penyakit
hipertensi esensial pada lansia. Semakin muda seseorang terdiagnosis hipertensi pertama
kali, maka semakin buruk perjalanan penyakitnya apalagi bila tidak ditangani.
Penatalaksanaan dan derajat hipertensi juga mempengaruhi prognosisnya.
Tanpa pengobatan maka hipertensi akan berakibat lanjut sesuai dengan target organ yang
diserangnya. Factor-faktor yang mempengaruhi prognosis seorang penderita hipertensi adalah :
1. Etiologi hipertensi; hipertensi sekunder yang ditemukan pada tahap dini akan lebih baik
prognosisnya
2. Komplikasi; adanya komplikasi memperberat prognosis
Terdapat beberapa skor prediktor yang dapat digunakan untuk menilai prognosis jangka
panjang. Tekanan darah termasuk salah satu komponen penting untuk penilaian risiko
kejadian kardiovaskular. Skor WHO/ISH memprediksi kejadian kardiovaskular (infark
miokard atau stroke) dalam jangka waktu 10 tahun berdasarkan tekanan darah sistolik,
kadar kolesterol total, diabetes, status merokok, jenis kelamin, serta usia.[29] Skor prediksi
studi Framingham juga memprediksi kejadian kardiovaskular 10 tahun dengan komponen
penilaian berupa TDS, usia, penggunaan obat anti hipertensi, diabetes, status merokok,
kadar total kolesterol dan HDL serum.
Prognosis dari krisis hipertensi dinilai berdasarkan klasifikasinya apakah termasuk urgensi
ataukah emergensi. Beberapa studi menjelaskan bahwa pemeriksaan yang tidak tepat pada
ruang gawat darurat dalam penanganan krisis hipertensi sering ditemukan. Pemeriksaan
funduskopi biasanya jarang dikerjakan demikian pula dengan pemeriksaan biokimia dari
serum pasien yang biasanya membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Hal ini
mempengaruhi prognosis dari penatalaksanaan krisis hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai