Anda di halaman 1dari 64

Jantung

Rematik
Nama: Alma Aprilia Salsabila
NPM: 1102017017

Dosen Pembimbing: Dr. dr. Elsya Souvriyanti


Sp.A
Kepaniteraan Klinik Stase Anak
Periode 14 November- 21 November 2021
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Identitas
Pasien
• Nama : An. F
• Umur : 5 tahun 2 bulan
• Tanggal Lahir : 20 September 2016
• Jenis Kelamin : Laki- laki
• Agama : Islam
• Alamat : Komplek Ciceri Indah Jl. Cut Mutia Blok L no. 12
• Tanggal Masuk RS : Minggu, 14 November 2021 Pukul 13.00
WIB
• Tanggal Pemeriksaan : Minggu, 14 November 2021 Pukul 13.30
WIB
• No. Rekam Medis : 202198900928
Identitas Orang Tua Pasien
Ayah Ibu
Nama Tn. M Ny. I
Usia 30 28
Agama Islam Islam
Ibu Rumah
Pekerjaan Karyawan Pabrik
Tangga
Komplek Ciceri Indah Jl. Komplek Ciceri Indah Jl.
Alamat Cut Mutia Blok L no. 12 Cut Mutia Blok L no. 12

Pendidikan
Kuliah (S1) SMA
Terakhir
Hubungan
Ayah Kandung Ibu Kandung
dengan Anak
Anamnesis

• Anamnesis: Dilakukan dengan Cara: Alloanamnesis


dengan Ibu Pasien, Yaitu Ny. I (28 Thn).
• Keluhan Utama:
• Sesak Napas
• Keluhan Tambahan:
• Demam
• Infeksi Saluran Pernapasan Atas
• Nyeri-Nyeri pada Sendi di Lutut dan Sekitar Paha
• Bentol- Bentol Kemerahan di Perut, Punggung dan Kaki.
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak laki- laki, berumur 5 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan
keluhan Sesak Napas. Sesak Napas dirasakan sejak 1 bulan yang lalu dan
memberat dalam 1 minggu terakhir dengan frekuensi tidak menentu (hilang
timbul) dan lebih sering muncul pada malam hari serta cepat mengalami kelelahan
setelah beralih ke aktivitas fisik yang lebih berat, seperti setelah bermain bola atau
berlari. Sesak napas yang dialami pasien tidak disertai bunyi mengi. Pasien
mengeluh lebih sesak pada malam hari. Dan beberapa kali pasien merasa lebih
baik jika tidur disangga bantal yang lebih tinggi. Pasien cendrung cepat Lelah
dalam 1 bulan terakhir dan jarang beraktivitas seperti bermain bola dan berlari
karena merasa sesak Ketika berlari. Ketika istirahat sesak dirasakan berkurang.
Menurut pasien dan keluarganya, keluhan sesak seperti ini baru pertama kali
dirasakan pasien serta keluarganya tidak memiliki Riwayat penyakit asma atau
penyakit pernapasan lainnya.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku sempat mengalami demam yang hilang timbul yang juga
mulai dirasakan sekitar 1,5 bulan sebelum masuk rumah sakit. Demam yang
dialami pasien tidak menentu waktunya dengan suhu tubuh yang cepat Kembali
normal, pasien tidak mengalami demam disertai menggigil ataupun demam
dengan keringat malam.
Selain sesak, pasien juga mengeluhkan batuk berdahak yang hilang timbul
yang mulai muncul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Batuk berdahak
juga dirasakan tidak terus menerus, kadang bersamaan dengan keluhan sesak
napas di malam hari.
pada pasien juga terdapat keluhan nyari pada sendi yang dirasakan pasien
pada lutut dan sekitar paha dan sering berpindah tempat dan hilang timbul.
Keluhan nyeri sendi mulai dikeluhkan pada 2 minggu sebelum masuk RS. Pasien
menyatakan sering merasa nyeri dan lemas di kedua lutut, tidak ada kemerahan,
panas dan kelumpuhan. Sesak napas yang dialami pasien juga hilang timbul
namun lebih sering pada malam hari.
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien juga mengatakan terdapat bentol- bentol kemerahan di
perut, punggung dan kaki pasien, bentol- bentol muncul sejak 1,5 bulan
sebelum masuk RS dan tidak gatal. Bentol- bentol pertama kali muncul di
perut dan punggung pada waktu yang bersamaan. Pasien tampak lemah
dan lesu. Pasien mau makan dan minum seperti biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat Sakit Serupa: Disangkal • Riwayat Penyakit Serupa: Disangkal


• Riwayat Hipertensi: Disangkal • Riwayat Hipertensi: Disangkal
• Riwayat Diabetes Melitus: Disangkal • Riwayat Diabetes Melitus: Disangkal
• Riwayat Asma: Disangkal
• Riwayat Asma: Disangkal
• Riwayat Penyakit Jantung: Disangkal
• Riwayat Penyakit Ginjal: Disangkal
• Riwayat Penyakit Jantung: Disangkal
• Riwayat ISK: Disangkal • Riwayat Penyakit Ginjal: Disangkal
• Riwayat Alergi Obat: Disangkal • Riwayat Penyakit Genetik: Disangkal
• Riwayat Operasi: Disangkal • Riwayat Penyakit Autoimun:
• Riwayat Kelainan Kulit: Disangkal Disangkal
• Riwayat Penyakit Autoimun: Disangkal
• Riwayat Penyakit Genetik: Disangkal
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Kehamilan

Pemeriksaan salama hamil sebanyak 4X.


Perawatan Antenatal
Tidak ada tanda- tanda patologis.

Penyakit Kehamilan Tidak Ada


Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Persalinan
Tempat Persalinan Puskesmas
Penolong Persalinan Bisan
Cara Persalinan Normal/ Pervaginam
Keluhan Pasca Persalinan Tidak Ada
Masa Gestasi 38 Minggu (Cukup Bulan)
BBL: 2,7 Kg
PBL: 50 Cm
Riwayat Kelahiran
Linkar Kepala: Ibu Lupa
Kelainan Kongenital: Tidak Ada
Riwayat Imunisasi
• Hepatitis B: 1 X Pada Saat Lahir
• BCG: 1 X Pada Saat Umur 1 Bulan
• Polio Tetes: 4 X Pada Saat Lahir, Usia 1, 2, 3 dan 4 Bulan.
Booster 1 X Pada Saat Usia 18 Bulan
• Polio (IPV): 1 X Pada Saat Usia 4 Bulan
• DPT- HB- Hib: 3 Kali Pada Saat Usia 2, 3 dan 4 Bulan.
Booster 1 X Pada Saat 18 Bulan.
• MR: 1 X Pada Saat Usia 9 Bulan. Booster 1 X Pada Saat Usia
18 Bulan.
• PCV: 3 X Pada Saat 2, 3 dan 12 Bulan
• Kesan: Imunisasi lengkap
Riwayat Tumbuh Kembang
Motorik Motorik
Usia Berbicara Sosial
Kasar Halus
Mengikuti
2 Bulan Kepala Terangkat
ke Garis Tengah
OOO AAAH Tersenyum Spontan

Mengamati
4 Bulan Membalik Tangan Bersentuhan Berteriak
Tangannya
Duduk Meniru Bunyi
6 Bulan Tanpa Pegangan
Meraih
Kata Kata
Makan Sendiri

Bangkit
8 Bulan Terus Duduk
Mencari Barang Mengoceh Tepuk Tangan

Berdiri Membentukkan Papa/ Mama Minum dengan


1 Tahun 2 Detik 2 Kubus Spesifik Cangkir
Menendang Menara
2 Tahun Bola ke Depan dari 2 Kubus
4 Kata Membuka Pakaian

Gosok Gigi dengan


3 Tahun Loncat Jauh Menara 6 Kubus Kalimat Sederhana
Bantuan

Kesan: Tidak ada keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangan pada anak
Riwayat Makanan
Makanan
Usia ASI/ MPASI Bubur Saring Nasi Timbel Biskuit/ Buah
Keluarga
0- 6 Bulan ASI

6- 11 Bulan ASI

Bubur Saring
Biskuit
(Nasi, Wortel,
Diencerkan, Buah
1- 2 Tahun MPASI Ikan) 1 kali
seperti Apel, Pear
Sehari Porsi 2- 3
dan Pisang
Sendok Makan

Biskuit
Nasi Putih Pulen,
Susu Formula Diencerkan, Buah
Telur, tempe,
> 2 Tahun dilarutkan dalam Nasi Timbel seperti Apel, Pear
Tahu (1- 2 Kali
240 ml gelas air. dan Pisang
Sehari)

Kesan: Riwayat Makanan Normal Seperti Pada Anak Umur 5 Tahun Lainnya.
Riwayat Pemakaian Obat Riwayat Sosial dan Ekonomi
• Riwayat Pemakaian Obat saat • Pasien tinggal Bersama ayah dan ibu
Ada Keluhan: kandung. Penghasilan kedua orang
Pasien belum pernah melakukan tua 3 juta sebulan. Ayah pasien
atau menjalani pengobatan medis merupakan perokok. Ventilasi rumah
tertentu untuk mengatasi keluhan hanya di depan dan tidak pernah
ini. dibuka karena jika dibuka berdebu.
Kedua orang tua pasien jarang
• Riwayat Pemakaian Obat Rutin: berolahraga. Tinggal dilingkungan
Pasien belum pernah melakukan padat penduduk. Sumber air sehari-
atau menjalani pengobatan medis hari PDAM. Jarak dari Fasilitas
tertentu sebelumnya. Kesehatan Puskesmas 5 KM. RS 10
KM. Sehari- hari pasien dirawayat
oleh ibunya karena ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga.
Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat
• Kesadaran : Composmentis
• Suhu : 38,00˚C
• Tekanan Darah : 90/ 60 mmHg
• Nadi : 80 X/ Menit. Teraba Kuat. Reguler
• Pernapasan : 22 X/ Menit
• Spo2 : 90%
• Status Gizi :
• Berat Badan : 14,1 Kg
• Tinggi Badan : 100,7 Cm
• BB/ U : 2,8 <-3 SD (Berat Sangat Kurang)
• TB/ U : 20 -3 s/d -2 SD (Perawakan Normal)
• BB/ TB : 0,14 -3 s/d -2 SD (Perawakan Normal)
• Status Gizi : Gizi Kurang
Tanner Stage

Pre- Pubertas, Testis,


Scrotum dan Penis dengan
ukuran, proporsi seperti
pada awal masa anak- anak.

Kesan: Status Pubertas:


Normal. Sama seperti
pada anak umur 5 tahun
lainnya.
Pemeriksaan Fisik
Kulit Kepala
• Warna : Sawo Matang
• Jaringan Parut : Tidak Ada

• Bentuk : Normochepal
Pigmentasi: Normal
• Turgor : Normal • Rambut : Warna Hitam, Tidak
• Ikterus : Tidak Ada Mudah Dicabut
• Sianosis : Tidak Ada • Kulit Kepala : Sikatrik (-)
• Pucat : Pucat
• Rambut : Normal
• Lesi Primer : Tidak Ada
• Lesi Sekunder : Tidak Ada
• Pada Pemeriksaan Fisik Kulit
ditemukan: Makula kemerahan,
pucat di bagian tengah, tidak terasa
gatal, berbentuk bulat atau dengan
tepi bergelombang dan meluas
secara sentrifugal.
Mata Telinga

Exophthalmus : Tidak Ada


Enopthalmus : Tidak Ada • Bentuk : Normal
Edema Kelopak : Tidak Ada • Pendengaran : Normal
Konjungtiva Anemi : (-) • Darah & secret : Tdiak Ditemukan
Sklera Ikterik : (-) • Kelenjar Limfe : Tidak Ada
Pupil : Isokor Pembesaran
Refleks Cahaya : Langsung (+/+) Tidak
Langsung (+/+)
Palpebra : Normal
Hidung Mulut

• Bentuk : Normal
• Napas Cuping Hidung: Terdapat • Mukosa Mulut: Normal
Pernapasan Cuping Hidung (+). • Lidah : Normal
• Sekret : Tidak Ditemukan • Tonsil : Tidak Ada Pembesaran
• Epistaksis : Tidak Ada
• Nyeri Tekan Hidung : Tidak Ada
Leher

Trakea : Tidak Ada Deviasi


Kelenjar tiroid : Tidak Ada Pembesaran
Kelenjar Limfe : TTidakidak Ada Pembesaran
Kelenjar Getah bening: Ada Pembesaran
Jugularis Venous Preassure (JVP): Terdapat Peningkatan
5+4 cm H2O.
Pemeriksaan Fisik
Paru- Paru
• Inspeksi:
• Pergerakan dinding dada statis dan dinamis normal, bentuk dada normal, tidak ada
kelainan dinding dada
• Palpasi:
• Fremitus taktil dan fremitus fokal normal. Tidak ada nyeri tekan. Tidak teraba massa.
• Perkusi:
• Sonor pada seluruh lapang paru.
• Auskultasi:
• Terdapat suara napas normal. Yaitu suara napas vesikuler dan bronkial.
• Ditemukan suara napas tambahan. wheezing.
• Terdapat Ronkhi Basah Halus pada seluruh lapangan Paru
• Terdapat Suara Napas Tambahan Yaitu Wheezing Pada Paru
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi: Jantung
• Iktus Kordis Terlihat.
• Palpasi:
• Iktus Kordis teraba di ICS V Linea Axillaris Anterior, disertai dengan
Thrill.
• Perkusi:
• Batas Jantung Kanan Atas: ICS II Parasternalis Dextra
• Batas Jantung Kanan Bawah: ICS V Parasternalis Dextra
• Batas Jantung Kiri Atas : ICS II Parastenalis Dextra
• Batas Jantung Kiri Bawah : ICS VI Axillaris Anterior Sinistra
• Dengan Kesan: Terdapat Pembesaran Jantung.
• Auskultasi:
• Terdapat bising (murmur) pansistolik derataj 4/6 dengan punctum
maximum penjalaran ke axilla.
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
• Inspeksi:
• Distended
• Terdapat Makula kemerahan, pucat di bagian tengah, tidak terasa gatal, berbentuk
bulat atau dengan tepi bergelombang dan meluas secara sentrifugal.
• Palpasi:
• Terdapat Hepatomegali (teraba hepar 1/3- 1/3), tidak berbonjol, dengan tepi
teraba tumpul, limpa tak teraba.
• Perkusi:
• Timpani pada seluruh lapang abdomen
• Shifting Dullnes (-)
• Nyeri Ketuk Ginjal (-)
• Auskultasi:
• Bising Usus (+) pada seluruh lapang abdomen 10 X/ menit
Genitalia Ekstremitas

• Tidak dilakukan • Akral Hangat pada Ekstremitas


pemeriksaan genitalia Atas dan Bawah Kanan Kiri.
• Edema Tidak Ada. Pada
ekstremitas Atas Bawah kanan
Kiri Capilarry Refill Time
Normal.
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 11,1 g/dL 12-16 g/dL

Hematokrit 33% 33- 45%

Eritrosit 4,0- 5,2 Juta/ mm³ 4,0- 5,2 Juta/ mm³

Leukosit 5,5 X 10³ 5,5- 15,5 X 10³

Trombosit 313.000/ μL 150.000- 400.000/ μL

LED 26 mm/ jam 13 mm/ jam


Pemeriksaan Penunjang
Kimia Klinik
SGOT (AST) 5 μ/ L 5- 40 μ/L

SGPT (ALT) 7 μ/ L 7- 56 μ/L

Alkali Phospate (ALP) 61 μL 30-115 μL

Bilirubin Total 1 mg/ dL 1 mg/ dL

Bilirubin Direk 0,3 mg/ dL 0,3 mg/ dL

Bilirubin Indirek 0,6 mg/dL 0,3- 1,1 g/dL

Albumin 3,8 g/dL 3,5- 5,2 g/dL

GDS 83 Mg/dL <125


Pemeriksaan Penunjang
Warna Kuning Kuning

Kejernihan Jernih

Bau -

Buih -

Berat Jenis 1025 1005-1030

Eritrosit 2 Sel/ μL 0-3 Sel/ μL

Leukosit 5 Sel/ μL 0-10 Sel/ μL

Ca Oxalat - Negatif

Nitrit - Negatif

Silinder - Negatif
ASTO

ASTO Hasil
Pemeriksaan Asto Positif (+)
EKG

Pada Pasien
Penyakit Jantung
Rematik: Pada
Pemeriksaan
EKG: Terdapat
Pemanjangan
Interval PR
Foto- Rontgen Jantung
Pada
Pemeriksaan
Foto- Rontgen
Jantung: Pada
Pasien Penyakit
Jantung
Rematik:
Terdapat
Kardiomegali
Resume
Seorang anak berumur 5 tahun dating ke rumah sakit dengan keluhan
sesak napas, demam, nyeri- nyeri sendi di lutut dan sekitar paha dan bentol-
bentol di perut, punggung dan kaki. Sesak napas muncul pada malam hari,
memberat saat beraktifitas fisik, tidak disertai bunyi mengi, membaik jika
disangga bantal. Pada Pemeriksaan Fisik Kulit didapatkan makula kemerahan,
pucat di bagian tengah, tidak terasa gatal, berbentuk bulat atau dengan tepi
bergelombang dan meluas secara sentrifugal. Hidung pernapasan cuping
hidung positif. JVP meningkat. Pemeriksaan Fisik Paru terdapat Wheezing.
Pemeriksaan Fisik Jantung teraba iktus kordis. Terdapat bising (murmur)
pansistolik derataj 4/6 dengan punctum maximum penjalaran ke axilla. Dan
terdapat hepatomegaly. Pada pemeriksaan penunjang LED meningkat.
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis:
Pasien Didiagnosis dengan
Penyakit Jantung Rematik dengan
Gagal Jantung Kongestif NYHA II
=> Dasar Diagnosis: Anamnesis:
Sesak Napas, tidak disertai mengi,
cendrung malam hari, membaik
disangga bantal
• Diagnosis Banding:
• Tetralogi Of Fallout
• Kebocoran Katup Pulmonal
• Kebocoan Katup trikuspid
Rencana Pemeriksaan

• Pemeriksaan EchoCardiogram
• Reaktan Fase Akut
• Kultur Tenggorok
• CRP ( Chain Reactive Protein)
• Rapid Antigen Streptococcus
Tatalaksana

• Tatalaksana Penyakit Jantung Rematik adalah: Penicllin G


Benxathine: Pasien Berat ≤ 27 Kg (60 lb); 600.000 Unit
IM Sekali
• Pasien Berat > 27 Kg (60 lb); 1.200.000 Unit IM Sekali
• Karena Pasiennya: 14 Kg : 600.000 Unit IM Sekali.
• Pasien mendapatkan terapi Furosamide 2 X 20 mg Tab/
hari. Furosamide diberikan bertujuan untuk mengurangi
retensi air dan garam sehingga mengurangi volume cairan
ekstrasel.
• Pasien diberikan Kaptopril 2 X 12,5 mg yang bertujuan
untuk mengurangi beban kerja jantung.
Prognosis

• Ad Vitam : Dubia ad Bonam


• Ad Functionam : Dubia ad Bonam
• Ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
Edukasi
• Pasien disarankan untuk menghabiskan obat yang
diberikan dokter
• Karena terapi profilaksis sekunder membutuhkan
waktu yang lama, 25 tahun sampai seumur hidup,
pasien disarankan untuk bersabar dalam berobat
• Patuhi meminum obat sesuai anjuran dokter agar tidak
terjadi resistensi
• Jalani hidup bersih agar terhindar dari infeksi bakteri
streptococcus beta hemoliticus grup a
02
Tinjauan
Pustaka
Jantung
Rematik
Definisi
• Penyakit Jantung rematik ( Rheumatic Heart Disease) merupakan
penyakit jantung didapat yang sering ditemukan pada anak. Penyakit
jantung rematik merupakan kelainan katup jantung yang menetap
akibat demam rematik akut sebelumnya, terutama mengenai katup
Mitral (75%), Aorta (25%), jarang mengenai katup Trikuspid dan tidak
pernah mengenai katup Pulmonal. Penyakit jantung rematik dapat
menimbulkan stenosis atau insufisiensi atau keduanya.

Sumber: Tinjauan Pustaka: Penyakit Jantung rematik. Pande Made Indra


Permana. PPDS Penyakit Dalam. Universitas Udayana.
Etiologi
• Telah lama diketahui DR mempunyai hubungan dengan infeksi kuman
Streptococcus beta hemoliticus Grup A pada saluran napas atas. Antigen
polisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut. Tercatat saat
ini lebih dari 130 serotip yang bertanggung jawab pada infeksi pada
manusia, tapi hanya grup A yang mempunyai hubungan dengan
etiopatogenesis DR dan PJR. Beberapa factor predisposisi lain yang
berperan pada penyakit ini adalah keadaan social ekonomi yang rendah,
kepadatan penduduk, golongan etnik tertentu, factor genetic, golongan
HLA tertentu, daerah iklim sedang, daerah tropis bercuaca lembab dan
perubahan suhu yang mendadak.

Sumber: Tinjauan Pustaka: Penyakit Jantung rematik. Pande Made Indra


Permana. PPDS Penyakit Dalam. Universitas Udayana.
Epidemiologi
• Penyakit Jantung rematik menyebabkan setidaknya 200.000- 250.000 kematian bayi
premature. Setiap tahun dan penyebab umum kematian akibat penyakit jantung pada
anak- anak dan remaja di negara berkembang.
• Dalam WHO Expert Consultation Geneva, 29 Oktober- 1 November 2001 yang
diterbitkan tahun 2004 angka mortalitas untuk PJR 0,5 per 100.000 penduduk negara
maju hingga 8,2 per 100.000 penduduk di negara berkembang di daerah asia tenggara
diperkirakan 7,6 per 100.000 penduduk. Diperkirakan sekitar 2.000- 332.000
penduduk yang meninggal diseluruh dunia akibat penyakit tersebut.
• Prevalensi demam rematik di Indonesia belum diketahui secara pasti, meskipun
beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukan bahwa prevalensi penyakit
jantung rematik berkisar antara 0,3 sampai 0,8 per 1.000 anak sekolah.

Sumber: Tinjauan Pustaka: Penyakit Jantung rematik. Pande Made Indra


Permana. PPDS Penyakit Dalam. Universitas Udayana.
Manifestasi Klinis
• DRA memiliki tampilan klinis yang sangat bervariasi dan tidak ada
pemeriksaan yang spesifik, sedangkan penegakan didiagnosa yang tepat sangat
penting, bukan hanya untuk terapi tapi juga untuk profilaksis untuk pencegahan
infeksi berikutnya.
• Onset dari DRA biasanya disertai dengan demam akut 2- 4 minggu setelah
faringitis. Diagnosis utamanya klinis dan berdasarkan temuan dari beberapa
gejala yang mulanya ditetapkan dalam kriteria jones.

Sumber: Demam rematik Akut. Sri endah Rahayuningsih. Pendidikan Ilmu


Kesehatan Anak Berkelanjutan. 1- 2 Oktober 2011.
Anamnesis
● Sebanyak 70% remaja dan dewasa muda pernah mengalami sakit
tenggorok. 1- 5 minngu sebelum muncul rheumatic fever dan sekitar
20% anak- anak mengatakan pernah mengalami sakit tenggorokan.
Keluhan mungkin tidak spesifik. Seperti demam, tidak enak badan,
sakit kepala, penurunan BB, epistaksis, kelelahan, malaise,
diaphoresis dan pucat. Terkadang pasien juga mengeluhkan nyeri
dada, ortopnea atau sakit perut dan muntah.
● Gejala spesifik yang kemudian muncul adalah nyeri sendi, nodul di
bawah kulit, peningkatan irritabilitas dan gangguan atensi,
perubahan kepribadian seperti gangguan neuropsikiatri autoimun
terkait dengan infeksi streptococcus, disfungsi motoric dan Riwayat
rheumatic fever sebelumnya.
Kriteria Jones
Gambaran Klinis yang dapat ditemukan dari
Gangguan Katup Jantung:
Pemeriksaan Antibodi Anti Streptococcus
● Kadar titer antibody antistreptococcus mencapai puncak Ketika
gejala klinis rheumatic fever muncul. Tes antibody anti streptococcus
yang baisa digunakan adalah anti streptosislin O/ ASTO dan anti
deoxyribonuclease B/ anti DNASE Bpemeriksaan asto dilakukan
terlebih dahulu, jika tidak terjadi peningkatan akan dilakukan
pemeriksaan anti DNASE B. titer asto biasanya mulai meningkat
pada minggu 1, dan mencapai puncak minggu ke 3- 6 setelah
infeksi. Titer ASTO naik > 333 unit pada anak dan > 250 pada
dewasa. Anti DNASE B meningkat pada minggu ke 1- 2 dan
mencapai puncak minggu ke 6- 8. nilai normal titer anti DNASE B
1:60 pada anak pra- sekolah dan 1:480 pada saat sekolah.
Pemeriksaan radiologi dan Pemeriksaan
Elektrokardiografi
● Pada pemeriksaan radiologi dapat mendeteksi adanya kardiomegali
dan kongesti pulmonalsebagai tanda adanya gejala gagal jantung
kronis pada karditis. Sedangkan pada pemeriksaan EKG ditunjukan
adanya pemanjangan interval PR yang bersifat tidak spesifik. Nilai
normal batas atas interval PR untuk usia 3- 12 tahun= 0,16 detik, 12-
14 tahun= 0,18 detik dan > 17 tahun= 0,20 detik.
Pemeriksaan Ekokardiografi
● Pada pasien RHD, pemeriksaan ekokardiografi bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menilai derajat insufisiensi/ stenosis katup,
efusi pericardium dan disfungsi ventrikel. Pada pasien rheumatic
fever dengan karditis ringan, regurgitasi mitral akan menghilang
beberapa bulan. Sedangkan pada rheumatic fever dengan karditis
ringan, regurgitasi mitral akan menghilang beberapa bulan.
Sedangkan pada rheumatic fever dengan karditis sedang dan berat
memiliki regurgitasi mitral/ aorta yang menetap. Gambaran
ekokardiografi yang terpenting adalah dilatasi annulus, elongasi
chordae mitral dan semburan mitral ke posterolateral.
Dasar Diagnosis
Obat- Obatan Profilaxis Primer untuk
Rheumatic Fever
Obat- Obatan Profilaxis Primer untuk
Rheumatic Fever
Obat- Obatan Profilaxis Sekunder Untuk
Rheumatic Fever
Durasi Profilaksis Sekunder untuk Rheumatic
Fever
Terapi Anti Inflamasi
● Manifestasi dari Rheumatic Fever (termasuk karditis) biasanya merespon cepat
terhadap anti inflamasi. Antiinflamasi yang menjadi ini utama adalah aspirin. Untuk
pasien dengan karditis yang buruk atau dengan gagal jantung dan kardiomegali, obat
yang dipilih adalah kortikosteroid. Kortikosteroid juga menjadi pilihan terapi pada
pasien yang tidak membaik dengan aspirin dan terus mengalami perburukan.
● Penggunaan kortikosteroid dan aspirin sebaiknya menunggu sampai diagnosis
rheumatic fever ditegakan. Pada anak anak dosis aspirin adalah 100- 125 mg/ kg/ hari,
setelah mencapai konsentrasi stabil selama 2 minggu, dosis dapat diturunkan menjadi
60- 70 mg/Kg/ Hari untuk 3-6 minggu. Pada pasien yang alergi terhadap aspirin bisa
digunakan naproxen 10- 20 mg/ Kg/ Hari.Obat Kortikosteroid yang menjadi pilihan
utama adalah Prednisone dengan dosis 2 Mg/ Kg/ Hari, Maximal 80 Mg/ Hari Selama
2 Minggu diberikan 1 kali sehari. Setelah terapi 2-3 minggu dosis diturunkan 20-25%
setiap minggu. Pada kondisi yang mengancam nyawa, terapi IVMethylPrednisolone
dengan dosis 30 Mg/Kg/ Hari. Durasi terapi dari anti inflamasi berdasarkan respon
klinis terhadap terapi.
Terapi Gagal jantung
Tirah Baring yang Dianjurkan pada
Rheumatic Fever
Terapi operatif
a) Stonisis Mitral: Pasien dengan Stenosis Mitral murni yang ideal, dapat
dilakukan Ballon Mitral Valvuloplasty (BMV). Bila BMV tidak
memungkinkan, perlu dilakukan operasi.
b) Regurgitasi Mitral: Rheumatic Fever dengan Regurgitasi Mitral Akut
(mungkin akibat rupture khordae)/ kronik yang berat dengan rheumatic
heart disease yang tak teratasi dengan obat, perlu segera dioperasi untuk
respirasi atau pergantian.
c) Stenosis Aortik: Stenosis Katup Aorta yang berdiri sendiri amat langka.
Intervensi dengan ballon biasanya kurang berhasil, sehingga operasi lebih
banyak dikerjakan.
d) Regurgitasi Aortik: Regurgitasi Katup Aorta yang berdiri sendiri atau
kombinasi dengan lesi lain, biasanya ditangani dengan pergantian katup.
Pencegahan
• Untuk mencegah penyakit jantung rematik, focus yang paling utama
adalah menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal serta
memelihara daya tahan tubuh dengan asupan nutrisi dan gizi
seimbang. Lingkungan yang bersih dengan sendirinya akan mencegah
berbagai macam penyakit, termasuk bakteri Streptococcus yang dapat
mengakibatkan penyakit jantung rematik.
• Mencuci tangan setelah beraktivitas
• Terapkan diet sehat
• Istirahat yang cukup
• Hindari berbagi pakai barang pribadi
Komplikasi
• Komplikasi potensial yaitu, gagal jantung akibat insufisiensi atau stenosis
katup jantung. Komplikasi lainnya seperti aritmia, edema paru, emboli
paru, infektif endocarditis, pembentukan thrombus intracranial dan
emboli sistemik.

Penyakit Jantung Rematik Pada Anak. Putri Amelia. Ilmu Kesehatan


Anak. Universitas Sumatera Utara.
Prognosis
• Pasien dengan Riwayat rheumatic fever beresiko tinggi mengalami
kekambuhan. Resiko kekambuhan tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun sejak
episode awal. Semakin muda rheumatic fever terjadi, kecendrungan kambuh
semakin besar. Manifestasi rheumatic fever pada 80 kasus mereda dalam 12
minggu. Insiden RHD setelah 10 tahun adalah sebesar 34% pada pasien
dengan tanpaserangan rheumatic fever berulang, tetapi pada pasien dengan
serangan rheumatic fever yang berulang kejadian RHD meningkat menjadi
60%.

Sumber: Tinjauan Pustaka: Penyakit Jantung rematik. Pande Made


Indra Permana. PPDS Penyakit Dalam. Universitas Udayana.
Daftar Pustaka
● Tinjauan Pustaka. Penyakit Jantung Rematik. Pande Made Indra Permana. Program
PPDS Ilmu Penyakit Dalam. Universitas Udayana. 2018.
● Penyakit Jantung Rematik Pada Anak. Putri Amelia. Program PPDS Ilmu Kesehatan
Anak. Universitas Sumatera Utara Medan. 2019.
● Penyakit Jantung Rematik. Albert Santoso. 15, Maret 2015.
● Penyakit Jantung Rematik. David Perdana. 12, Agustus 2015.
● Penyakit Jantung Rematik, Manifestasi Klinis dan Penanganannya. Adelia
Restuningtiyas. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. RSUD
Sadiyiman Magetan.
● Penyakit Jantung Rematik pada Anak Anak Usia 8 Tahun. Allysa Fairudz Shiba.
Universitas Lampung. RSUD Abdoel Moloek.
● Poltekkes Denpasar. Universitas Udayana. 2015.
● Demam Rematik Akut. Sri Endah Rahayuningsih. Pendidikan Ilmu Kesehatan Anak
Berkelanjutan. 1- 2 Oktober 2011.
● Universitas Diponogoro. Fachri Setiawan. Penyakit Jantung Rematik. 2017.

Anda mungkin juga menyukai