Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA

KEGAWAT DARURATAN MATERNAL


DAN NEONATAL

BBLR
FATIMAH KHOIRUNNISA
15/386706/SV/10092
Pengertian
Setelah tahun 1961, WHO mendefinisikan BBLR
sebagai kelompok bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500 gram terlepas dari usia kehamilan, baik
prematur atau cukup bulan.
Berat lahir adalah berat bayi baru lahir yang diukur
dalam satu jam pertama kehidupan (Unicef, 2004).
Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), diklasifikasikan
berat badan waktu lahir, yaitu:
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang
lahir dengan berat lahir 1.500 – 2.500 gram
Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi
yang lahir dengan berat <1500 gram
Berat Badan Lahir Eksterm Rendah (BBLER), yaitu
bayi yang lahir dengan berat lahir <1000 gram
Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan (prematur)
disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan
selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal.
Etiologi
Faktor ibu : Faktor Janin : Kualitas Pelayanan
1. Sosioekonomi 1. Hidramnion/ Antenatal :
dan Demografi Polihidramnio
2. Riwayat medis Standar oprasional
n
dan penyakit pelayanan antenatal
selama hamil 2. Kehamilan ialah “7T”
3. Lingkungan dan Ganda 1. Tablet
Perilaku 3. Kelainan 2. TT
4. Karakteristik Kromosom 3. TB
Pelayanan 4. TD
Antenatal Faktor Plasenta : 5. TFU
5. Faktor Psiko 1. Placenta Previa 6. Tes terhadap
Sosial 2. Solusio PMS
Placcenta 7. Temu wicara
Komplikasi
Asfiksia
Gangguan nafas
Hipotermia
Hipoglikemia
Masalah pemberian ASI
Penatalaksanaan
Menurut wiknjosastro (2008),
Pengaturan suhu
Nutrisi
Mencegah infeksi dengan kuat
Melakukan perawatan mata
KRITERIA Berat bayi lahir rendah < 2500 gram
KATEGORI Berat Bayi Lahir Sangat Rendah (BBLSR) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

PENILAIAN Berat Lahir < 1500 gram Berat Lahir 1500 - 2500 gram

PENANGANGAN
PUSKESMAS  Keringkan secepatnya dengan handuk kering
 Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan hangat. Pertahankan tetap hangat.
 Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan/bungkus BBLR?BBSLR dengan kain
hangat.
 Beri lampu 60 watt, dengan jarak minimal 60 cm dari bayi.
 Kepala bayi ditutup topi.
 Beri oksigen
 Tali pusat dalam keaaan bersih.
 Tetesi ASI bila dapat menelan. Bila tidak dapat  Beri ASI langsung dari puting bila dapat
menelan, langsung dirujuk. menghisap
 Rujuk ke rumah sakit  Bila tidak dapt menghisap dan/atau
menelan langsung dirujuk.

RUMAH SAKIT  Sama dengan diatas.


 Beri minum dengan sonde/tetesi ASI
 Bila tidak mungkin, infus Dekstrose 10% + Bicarbonas Natricus 1,5 % = 4 : 1
Hari I : 6- cc/kg/hari Hari II : 70 cc/kg/hari
 Antibiotik (resep dari dokter)
 Bila tidak dapt menghisap puting susu/tidak dapt menelan langsung/sesak/biru/tanda-tanda hipotermia
berat, terangkan kemungkinan akan meninggal.
ASUHAN KEBIDANAN
DOKUMENTASI (SOAP)
Kasus
Pada Juma’at, 27 Januari 2017 pukul 06:45 WIB lahir
seorang bayi dari pasangan Ny.P dan Tn.A di
Puskesmas EX, lahir dengan cukup bulan, spontan,
laki-laki dengan berat badan 1750 gram, menangis
spontan.
N BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI NY. P DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI PUSKESMAS EX

IDENTITAS BAYI
 Nama : Bayi Ny. P
 Tgl lahir, Jam : 27 Januari 2017, Jam 06:45 WIB
 Anak Ke : 1
 Jenis Kelamin : Laki-laki

IDENTITAS ORTU IBU         SUAMI


 Nama            : Ny. P  Nama : Tn. A
 Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
 Agama : Islam Agama : Islam
 Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
 Alamat : Gemawang Blok A Alamat : Gemawang Blok A
 No. Hp : 081145674321 No. Hp : 082176675445
  
Data Subjektif
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Riwayat ANC
ANC sejak umur kehamilan 7 minggu. ANC di bidan P
Frekuensi : Trimester I 2 kali
Trimester II 1 kali
Trimester III 1 kali
b. Imunisasi TT
TT I     : Waktu SD
TT II    : waktu SD
TT III : Caten
c. Penyakit Saat Hamil
Ibu mengatakan saat hamil tidak menderita penyakt berat seperti jantung,
hipertensi, DM, preeklamsia/eklamsia
d. Kebiasaan Waktu Hamil
Ibu mengatakan saat awal kehamilan nafsu makan kurang dan sering mual
dan muntah, ibu mengatakn tidak merokok dan tidak minum obat-obatan
ataupun jamu.
2. Aktivitas Sehari-hari Selama Kehamilan
Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 1-2 kali sehari 4-5 gelas
Makan Nasi, sayur, lauk, gorengan Air putih, susu

Jumlah ½ piring Gelas standar


Keluhan Tidak ada Tidak ada
Pola Eliminasi BAK BAB
Frekuensi 5 kali/hari 1 kali/hari
Warna Kuning jernih Kuning kecoklatan
Bau Khas Khas
Konsistensi Encer Lembek
Pola Aktivitas Kegiatan Meyelesaikan pekerjaan rumah tangga
Sehari-hari

Istirahat atau tidur 6 s.d 7 jam per hari


Pola Aktivitas Seksual 1 s.d 2 kali per minggu
3. Riwayat Persalinan
a. Jenis Persalinan : Spontan
b. Penolong: Dokter
c. Tempat bersalin : Puskesmas EX
d. Lahir tanggal : 27 Januari 2017
e. Umur kehamilan : 38 minggu
f. Komplikasi :
Ibu : Tidak ada
Bayi : - Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
4. Keadaan Bayi Baru Lahir
a. BB/PB: 1750 gram/ 44 cm
b. Caput Sucadanium: Tidak ada
c. Caput Hematoma : Tidak ada
d. Resusitasi : tidak dilakukan
e. enghisapan lendir : Ya
f. Nilai APGAR skor : 9
Data Objektif
1. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Suhu                    : 36,50C Respirasi              : 40 kali/menit
Nadi                    : 120 kali/menit
2. Antropometri
BB : 1750 kg Lingkar kepala : 32 cm
TB : 44,5 cm Lingkar dada : 31 cm
LLA : 7.5 cm Lingkar perut : 30 cm
3. Kepala dan leher
Kepala : simetris, tidak ada caput sucadanium maupun cepal hematoma, tidak ada
molase, ubun-ubun besar lembek
Wajah : tidak pucat
Mata: simetris, Sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada sekret, reflek pupil positif
Hidung: simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut: simetris, bibir merah, tidak ada labioskisis maupun labio palatoskisis,
reflek menghisap positif
Telinga: simetris, terdapat lubang telinga, tidak ada pengeluaran serumen,
Leher: tidak ada pembesaran pada telinga
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi whezzing maupun
stridor, pola teratur
Abdomen: perut rata, tali pusat basah, tidak ada benjolan abnormal, tidak
ada pernafasan perut
Ekstremitas: simetris, terdapat lanugo, kulit tipis, jari lengkap, reflek
menggenggam positif, tidak ada fraktur kalvikula,
Punggung : tidak terdapat spina bifida
4.Genetalia Luar: penis turun, terdapat lubang pada anus
5. Reflek
reflek Moro : positif
reflek Graph : positif
reflek Rooting: positif
reflek Sucking: positif
Analisa
Diagnosa : By Ny. F dengan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR) simetris
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : penangan pada bayi dengan BBLR
Diagnosa : Hipotermia
Potensial
Kebutuhan : Kolaborasi dengan dokter Segera
Tindakan
Penatalaksanaan
Tanggal 27 Januari 2017

1. Memberitahu kepada keluarga terutama ibu dan suami bahwa kondisi bayinya
lemah karena daya menghisap dan gerakan bayi kurang/masih lemah.
Evaluasi : ibu paham dan mengerti tentang penjelasan mengenai kondisi bayinya
2. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, seperti:
BB: 1750 gram
TB: 44,5 cm
Menangis spontan
Reflek menghisap lemah
Dan memberitahu kepada ibu bahwa bayi ibu termasuk kedalam klassifikasi berat
bayi lahi rendah
Evaluasi: ibu sedih mendengar kondisi bayinya yang kurang berat badan.
3. Melakukan penanganan berat bayi lahir rendah
Cuci tangan sebelum 7 langkah
Menggunakan sarung tangan
Mengeringkan bayi secepatnya dengan handuk kering dan bersih
Menyingkirkan kain yang basah secepatnya dengan kain yang keing,
mempertahankan bayi tetap hangat dengan memberi topi pada kepala bayi
 Membesihkan talipusat dengan kassa steril, memastikan tali pusat dalam
keadaan kering dan bersih
 Menempatkan bayi dibawah lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari
bayi
 Memberi oksigen pada bayi
 Menetesi ASI kepada bayi sedikit demi sedikit karena reflek hisap masih lemah,
pemberian ASI dilakukan setelah bayi berusia 3 jam dan didahului dengan
menghisap cairan lambung
 Mengajarkan ibu cara mengahatkan bayi dengan metode kangguru yaitu tubuh
ibu dan bayi harus berada di dalam satu pakaian
 Mencegah infeksi dengan ketat
 Pisahkan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena infeksi
 Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi
 Membersihkan tempat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama
seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian
dibersihkan dengan cairan antiseptik)
 Membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu
Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri
Petugas memakai pakaian yang sudah tersedia (bersih)
Kulit dan tali pusat harus dijaga kebersihannya dan dijaga agar tetap
kering.
Melakukan perawatan mata : membersihkan mata bayi dengan kassa
steril, kemudian diberi obat untuk mencegah Blenorhoe, dengan
tetesan nitras argenti 1 – 2 % sebanyak 2 tetes pada masing-masing
mata
Mencuci tangan 7 langkah
Evaluasi: telah dilakukan perawatan pada bayi dengan BBLR dan bayi
dapat menelan ASI yang ditetesi secara perlahan-lahan.
4.Melakukan penimbagan secara ketat agar dapat melihat perubahan
kondisi nutrisi/gizi bayi dan erat kaitannya dengan pertahanan daya
tahan tubuh bayi
Evaluasi: telah dilakukan penimbangan berat badan bayi secara berkala
kesimpulan
1. BBLR merupakan kontribusi terbesar angka kematian bayi perinatal
2. Prinsip dasar BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang umur kehamilan.
3. Faktor yang menyebabkan BBLR, yaitu:
a. Faktor ibu
Sosioekonomi
Resiko medis
Karakteristik pelayanan ANC
Lingkungan dan perilaku
b. Faktor janin
Hidroamnion
Kehamilan ganda
Kegagalan dalam membentuk kromosom (kelainan)
c. Kualitas pelayanan ANC
4. Penyebab dari BBLR diatas adalah kurangnya asupan kebutuhan nutrisi ibu selama kehamilan dan
kurangnya kunjungan ibu saat hamil ke puskesmas atau bidan sehingga pola makan yang tidak
terpenuhu menyebabkan berar bayi lahir rendah yaitu 1750 gram
5. Perlu penanganan khusus bayi dengan BBLR, seperti:
 Mempertahankan suhu dengan ketat
 Mencegah infeksi dengan ketat
 Pengawasan Nutrisi/ASI
 Penimbangan yang ketat
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai