Presentator:
dr. Dimas Alan Setiawan
Pembimbing:
dr. Dian Paramita W, M.Sc., Sp.T.H.T.K.L.(K)
Tidak
Refluks Gaster Fisiologis:
mengakibatkan
ke Esophagus terutama setelah “cedera” pada
(GER) makan
daerah sekitar
Gastroesophageal
Reflux Disease
(GERD)
Fisiologis Patologis
Laryngopharyngeal
Reflux (LPR)
6
FISIOLOGI
❑ Tingkat keasaman (pH) dari asam lambung adalah 2 pada lumen gaster.
❑ pH dipertahankan oleh pompa proton H+/K+ ATPase.
8
FISIOLOGI
9
Sekresi Asam Lambung:
• HCl (hydrochloric acid) disekresikan sitoplasma sel parietal secara terpisah (dalam
bentuk ion hydrogen dan chloride) → bercampur di jaringan kanalikuli →
disekresikan glandula oxytinic → secara gradual mencapai lumen gaster.
• pH terendah → 0.8, bercampur dengan sekresi lain → pH menjadi 1 – 3.
❑ Saraf autonom
❑ Hormon
❑ Secara umum produksi asam lambung dikontrol oleh regulator positif dan
mekanisme feedback negative.
11
FISIOLOGI
❑ Sekretin di sekresi oleh sel S pada mukosa duodenum dan jejenum saat pH
duodenum dibawah 4.5-5.
❑ Asam karbonat diurai menjadi CO2 dan H2O → eliminasi melalui urin.
13
FISIOLOGI
Pepsin
15
FISIOLOGI
Garam Empedu
16
FISIOLOGI
Tripsin
17
FISIOLOGI: Mekanisme Pertahanan Esophagus
21
DIAGNOSIS
Kumpulan gejala
19
DIAGNOSIS
20
Reflux Symptom Index (RSI)
21
Reflux Symptom Index (RSI)
21
LARINGOFARINGOSKOPI
23
DIAGNOSIS
23
NORMAL LARING
Obliterasi Ventrikular
24
Pseudosulcus dan true sulcus vocalis
25
Edema Plica
vocalis
26
Posterior
Commissure
Hypertrophy
27
DIAGNOSIS
Deteksi Refluks
❑ Gold standar untuk tes refluks → mendeteksi cairan dan gas dari
lambung yang mengalir retrogard ke arah proksimal.
❑ Metode yang secara luas digunakan → monitoring pH.
❑ Secara komersial tersedia dalam 2bentuk :
➢ deteksi tunggal (esophagus), dan
➢ deteksi dual (esophagus dan faring).
28
DIAGNOSIS
❑ Kateter kecil ditempatkan melalui hidung
menuju faring dan esofagus untuk selama 24
jam.
❑ Probe kateter faring 2cmdiatas UES, probe
kateter esophagus 2 cm dibawah UES dan
5cm diatas LES
❑ Kateter untuk mendeteksi tingkatkeasaman
(pH<4)
❑ Terdapat alat record berupa komputer kecil.
❑ Selama 24 jam pasien melakukanaktivitas
normal.
29
DIAGNOSIS
DeteksiRefluks
Imaging Radiologi:
❑ Memberi gambaran permukaan esophagus dengan barium
swallow, atau teknik lain berupavideofluoroskopi.
➢ Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 25-33% untuk medeteksi
refluks.
❑ Patologi mukosa superfisial (esophagitis, dysplasia, metaplasia)
sulit ditampilkan → sehingga perlu dilakukanbiopsi.
❑ Pemeriksaan radiologi baik untuk mendeteksi → tumor,
penyempitan, dan striktur.
TATALAKSANA
Kontroversi
❑ Terapi dimulai berdasarkan diagnosis klinis?
❑ Terapi ditunda hingga didapatkan konfirmasi dengan pemeriksaan objektif?
Kontroversi
❑ Pendapat lain → keterbatasan dan risiko potensial dari terapiempirik
❑ Menyarankan untuk menunda terapi medis hingga dilakukan tes objektif
❑ Guideline untuk LPR belum ada, terapi didasarkan pada penelitian observasional dan
data fisiologi pH.
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Terapi Medikamentosa
❑ Terapi LPR secara umum difokuskan pada peningkatan pH refluksat dan
supresi produksi asamlambung.
❑ Macam terapimedis:
Bicarbonate gum
Agen Prokinetik H2 reseptor antagonis
Sucralfat Agen Prokinetik
Agen Prokinetik :
❑ Contoh obat : metoklorpramid,cisapride
❑ Digunakan jika terdapat gejala dispepsia(mual, muntah, kembung)
❑ Kerja : meningkatkan tekanan LES,mempercepat clearance asam di esophagus dan
pengosongan lambung
❑ Efektifitas :
➢ Single terapi :kurang memuaskan
TATALAKSANA
Sucralfate :
❑ Tidak ada data yang yang mendukung penggunaannya untuk LPR
❑ Substansi yg bekerja lokal, bereaksi dengan HCl untuk membentuk material yang
bekerja sebagai buffer asam selama sekitar 8 jam
❑ Melekat pada protein permukaan ulkus (albumin, fibrinogen) membentuk barrier
terhadapasam
❑ Mencegah difusiH+
❑ Absorbsi pepsin dan empedu untuk mengurangi kerusakan akibat refluks
TATALAKSANA
Alginate:
PPI:
TerapiPembedahan
Pembedahan merupakan metode yangefektif
untuk menurunkan volume reflux, serta
mengeliminiasi kejadian refluks acidic dan non
acidic.
TATALAKSANA
Terapi pembedahan
diindikasikan bagi pasien
dengan:
• LPR yang refraktor dengan
pengobatan
medikamentosa ✓ Stenosis jalannafas
• Mengalami kondisi yang ✓ Refluks yang terkait
berat Asma, Displasia, Kanker
TATALAKSANA
Prosedur Fundoplikasi
Klasifikasi:
(1) Komplit : ikatan berputar 360 derajat