Anda di halaman 1dari 8

FARINGITIS AKUT

(DM Cici, DM Mega, DM Cahya, DM Nindy)

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin dan lain-
lain.

VIRUS BAKTERI FUNGAL GONOREA

Etiologi Virus influenza, Coxsachievirus Infeksi grup A streptokokus B Jamur Candida yang dapat - Infeksi Neisseria gonorrhoeae
hemoliticus 15% pada dewasa & tumbuh di mukosa rongga - Pada pasien yang melakukan
Cytomegalovirus, EBV, 30% pada anak mulut dan faring kontak orogenital
Adenovirus, HIV-1

Gejala - Demam disertai rinore, mual, - Nyeri kepala hebat, muntah, - Nyeri tenggorok - Seringkali asimtomatis
nyeri tenggorok sulit menelan. kadang disertai demam dengan - Nyeri menelan - Nyeri tenggorok
- Virus influenza, coxsachievirus, suhu tinggi, jarang disertai batuk. - Nyeri menelan
cytomegalovirus -> tidak
mengahsilkan eksudat.
- Coxsachievirus -> menimbulkan
lesi vesikular di orofaring dan lesi
berupa maculopapular rash.
- Adenovirus -> timbul gejala
faringitis & konjungtivitis pada
anak.
- EBV -> faringitis ditambah
produksi eksudat, pembesaran
limfa retroservikal dan
hepatosplenomegali.
- HIV-1 -> nyeri tenggorok, nyeri
menelan, mual & demam.

Temuan - Ditemukan faring & tonsil - Ditemukan tonsil membesar, - Tampak plak putih di
Klinis hiperemis faring & tonsil hiperemis dan orofaring dan mukosa
terdapat eksudat dipermukaan. faring lainnya hiperemis
- Pembiakan -> agar
- Beberapa hari kemudian timbul sabouroud dextrose
bercak petechiae pada palatum
dan faring. Kelenjar limfa leher
anterior membesar, kenyal, dan
nyeri tekan.

⚫ Antibiotik, diberikan apabila


Terapi - Istirahat & minum yang cukup, - Nystatin 100.000-400.000 - Sefalosporin gen III, ceftriakson
kumur air hangat, analgetika bila 2 kali/hari 250 mg IV
perlu dicurigai penyebabnya grup A
streptokokus B hemolitikus.
- Antivirus metisoprinol
(isoprenosine) diberikan pada - Penicillin G Benzatin 50.000
infeksi Herpes Simpleks ( 60-100 IU/kgbb IM dosis tunggal
mg/kgbb 4-6x pemberian/hari)
pada orang dewasa. - Amoksisilin 50 mg/kgbb dosis
- Pada anak < 5 tahun diberikan dibagi 3 x/hari selama 10 hari
50mg/kgbb 4-6x pemberian/hari) dan dewasa 3x500 mg selama 6-
10 hari atau

- Eritromisin 4x500 mg/hari

⚫ Kortikosteroid : Deksametason 8-
16 mg, IM, 1 kali. Pada anak
0,08-0,3 mg/kgbb Im 1 kali

⚫ Analgetika

⚫ Kumur dengan air hangat atau


antiseptik

Faring dan tonsil hiperemis

Tampak lesi maculopapular rash


FARINGITIS KRONIK

HIPERPLASTIK ATROFI

Etiologi Perubahan mukosa dinding posterior faring, tampak kelenjar limfa Sering timbul bersamaan dengan rinitis atrofi, karna pada rhinitis
di bawah mukosa faring dan lateral band hiperplasia atrofi udara yang masuk tidak diatur suhu dan kelembapannya
sehingga terjadi infeksi pada faring

Gejala Mula-mula tenggorok kering dan gatal & akhirnya batuk yang Tenggorok kering dan tebal serta mulut berbau
berdahak

Temuan Klinis Tampak mukosa dinding posterior tidak rata, bergranular Tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental & bila
diangkat tampak mukosa kering

Terapi - Melakukan kaustik faring dengan zat kimia larutan nitras argenti - Pengobatan rinitis atrofi & faringitis kronik atrofi ditambah
atau dengan listrik (electro cauter) dengan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.

- Pengobatan simptomatis (obat kumur / tablet hisap )

- Obat batuk antitusif / ekspektoran


FARINGITIS SPESIFIK

Faringitis Leutika Faringitis Tuberkulosis

Etiologi Treponema palidum Proses sekunder dari TB paru

Gejala dan Stadium primer : - Keadaan umum pasien buruk karena anoreksia
Tanda dan odinofagia.
⚫ Terdapat pada lidah, palatum molle, tonsil dan dinding posterior faring - Nyeri hebat ditenggorok, nyeri ditelinga atau
berbentuk bercak keputihan. otalgia
- pembesaran kelenjar limfa servikal
⚫ Bila infeksi terus terjadi -> timbul ulkus pada daera faring seperti pada ulkus
genitalia yaitu tidak nyeri juga terdapat pembesaran kelenjar mandibula
tetapi tidak nyeri tekan.

Stadium sekunder :

⚫ Jarang ditemukan

⚫ Terdapat eritema pada dinding faring yang menjalar ke arah laring.

Stadium tersier :

⚫ Terdapat guma. Predileksi pada tonsil dan palatum. Jarang dinding posterior
faring.

⚫ Guma dapat meluas ke vertebra servika dan bila pecah dapat menyebabkan
kematian. Guma yang terdapat di di palatum mole bila sembuh akan
membentuk jaringan parut yang menyebabkan ggn fungsi palatum permanen.

Terapi Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan serologik.


●Pemeriksaan sputum BTA, foto thorax, biopsi
Terapi penisilin dalam dosis tinggi merupakan pilihan utama untuk menyingkirkan keganasan serta mencari
kuman BTA di jaringan.
●Tatalaksana sesuai terapi tb paru

Anda mungkin juga menyukai