RINOLOGI
1. Epistaksis Sistemik
Merupakan perdarahan yang bersifat akut yang keluar - Penyakit kardiovaskuler : hipertensi dan kelainan
dari lubang hidung, rongga hidung, dan nasofaring
pembuluh darah seperti arteriosklerotik, nefritik
Pembagian berdasarkan letak :
kronis, sirosis hepatis, sifilis, DM
- Epistaksis Anterior : - Kelainan darah : trombositopenia, hemofilia,
o di bagian anterior konka inferior leukemia
o sering terjadi pada bagian anterior septum
- Infeksi sistemik : demam berdarah, tifoid, morbili
(Pleksus Kiesselbach/Little’s area), yang
- Perubahan tekanan atmosfer : Caisson disease
merupakan anastomosis dari a.etmoidalis
anterior, a.sfenopalatina, a.labialis - Gangguan endokrin, misalnya pada wanita hamil,
superor, a.palatina mayor menopause, ataupun menarche
o ataupun di bagian anterior dinding lateral
cavum nasi
o sering terjadi (90-95%)
atmisatyawati
PENANGANAN - Pinset bayonet
Prinsip Penanganan nya : - Lampu kepala
- Kita harus menghentikan dulu perdarahan yang
terjadi
- Mencegah komplikasi, baik itu karena perdarahan
yang massif, akibat tindakan, ataupun karena
dampak dari pemasangan tampon
- Mencegah terulangnya epistaksis pada pasien,
jangan sampai menjadi habitual epistaxis
1. MENGHENTIKAN PERDARAHAN
Darah yang ada di kavum nasi dibersihkan terlebih
dahulu → lalu identifikasi sumber perdarahan/bleeding
point dengan memasukkan tampon lidokain
adrenalin/lidokain efedrin selama 5 menit
Setelah 5 menit, angkat tampon nya lalu tentukan
bleeding point nya di mana → setelah ditentukan lalu titik - Tampon ini dapat dipertahankan selama 2 hari
perdarahan dikaustik dengan AgNO3 20-30%, atau - Bila perdarahan belum berhenti, dapat dilakukan
dengan elektrokauter ataupun asam triklorasetat 10% → pemasangan tampon posterior (Bellock
kemudian observasi apakah masih ada perdarahan atau tampon)
tidak → jika perdarahan masih aktif dapat dilanjutkan - Bila perdarahan masih berlanjut, dapat dilakukan
dengan pemasangan tampon anterior ligasi arteri sphenopalatine
- Tampon balon → dimasukkan ke cavum nasi
lalu diberi udara lewat spuite → hati-hati Alat yang diperlukan untuk Tampon Posterior
menggunakan ini, jangan sampai pengembangan - Tampon Bellock
balon nya itu terlalu besar sampai menekan - Lampu kepala
septum, takutnya bisa terjadi nekrosis pada - Spekulum hidung
septum nya - Spatula lidah
- Tampon Merocell→ dimasukkan ke bleeding - Pinset bayonet
spot nya lalu dibiarkan 2x24 jam atau maksimal - Kateter Foley
3x24 jam → setelah kita angkat dia akan
membesar
- Tampon Bellocq → tampon ini akan kita
diamkan di daerah nasofaring dan dia akan
menutup nares posterior atau koana
atmisatyawati
- Stadium Polip menurut Mackay and Lund - Terapi :
(1997) o Jika terdapat abses → lakukan aspirasi
o Stadium 1 : polip masih terbatas di meatus steril untuk mengeluarkan nanah
medius o Jika dinding furunkel tebal → lakukan
o Stadium 2 : polip sudah keluar dari insisi dan pasang drainage
meatus medius, tampak di rongga hidung o Terapi topikal
tapi belum memenuhi rongga hidung ▪ Antibiotik : salep polymixin B
o Stadium 3 : polip yang masif atau bacitracin
- Tata laksana : ▪ Antiseptik : asam asetat 2-5%
o Medikamentosa → kortikosteroid dalam alkohol
topikal atau sistemik o Analgetik
o Jika polipnya masif atau tidak membaik Otitis Eksterna Difus
dengan terapi medikamentosa → - Peradangan yang mengenai kulit liang telinga 2/3
polipektomi dalam
- Sering disebut juga sebagai swimmer’s ears
OTOLOGI - Disebabkan oleh infeksi bakteri yang paling
1. Otitis Eksterna(OE) sering adalah Pseudomonas aeuroginosa
Merupakan radang pada liang telinga, bisa akut ataupun - Faktor predisposisi:
kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan o Tidak adanya serumen
virus o Adanya air di liang telinga
Faktor predisposisi: o Cuaca yang panas dan lembap → keringat
- Perubahan pH kulit KAE yang biasanya asam berlebihan → pH kulit meatus berubah →
menjadi basa pertumbuhan bakteri patogen meningkat
- Perubahan lingkungan terutama gabungan o Trauma (pemakaian cotton buds, hearing
peningkatan suhu dan kelembapan aids, ear picking)
- suatu trauma ringan seringkali karena berenang o Immunocompromised condition
atau membersihkan telinga secara berlebihan - Stages
Otitis Eksterna Sirkumskripta/Localized
OE/Furuncle
- Dimulai karena adanya infeksi bakteri
Staphylococcus aureus terhadap folikel rambut
yang ada pada 1/3 luar KAE (pars
cartilagenous) = tipe furunkel
o Pre inflammatory
o Mild → gatal, nyeri nya ringan
o Moderate → nyeri nya sedang, mulai
tampak edema
o Severe → lebih berat dan menyebar ke
jaringan sekitar sampai menimbulkan
respons dari lymph node
- Keluhan: - Gambaran klinis
o Nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan o Tampak kulit liang telinga hiperemis
besar bisul disertai edema yang tidak jelas batasnya
o Nyeri timbul saat tragus ditekan, aurikula o Membran timpani kadang tidak terlihat
ditarik, dan gerakan mandibula waktu karena tertutup edema
membuka mulut o Nyeri tekan tragus
o Bila furunkel besar dan menyumbat KAE o Liang telinga sangat sempit
→ tuli konduktif o Kadang KGB regional membesar disertai
o Rasa penuh pada telinga nyeri tekan (ipsilateral lymphadenopathy)
o Nyeri dan pembesaran kelenjar o Terdapat sekret yang berbau
periaurikuler o Pendengaran normal atau sedikit
berkurang
atmisatyawati
- Tata laksana : o Pemakaian topikal antibiotik dalam
o Membersihkan liang telinga dengan jangka waktu yang panjang
aplikator kapas secara perlahan o Chronic suppurative otitis media (OMSK)
o Memasukkan tampon yang - Keluhan :
mengandung antibiotik ke liang telinga o Gatal → keluhan utama
→ jika dalam waktu 5 hari pemberian o Rasa penuh di telinga akibat adanya
antibiotik ini tidak mempan, maka minta mycotic plug
pasien untuk kontrol lagi dan jangan o Nyeri
diteruskan → mencegah antibiotik o Hearing loss
menimbulkan efek ototoxic - Pemeriksaan fisik
o Antibiotik sistemik → jika diperlukan
(seperti demam, limfadenitis, edema
auricula), tidak selalu semua kasus
diberikan antibiotik sistemik
o Analgetik
Otitis Eksterna Maligna
- Infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain
di sekitarnya dan biasanya terjadi pada orang tua
dengan penyakit Diabetes Mellitus
- Penyebab : Pseudomonas aeruginosa
- Patofisiologi : pada penderita DM, pH serumen o Mycotic plug → ada gambaran serat
lebih tinggi daripada pH serumen non diabetes → kapas yang menandakan jamur
lebih rentan terkena OE → karena mikroangiopati o Eritema dan edema pada KAE
dan faktor immunocompromised, bisa berlanjut o Tampak hiperemi dan sekret yang
menjadi OE maligna → meluas ke jaringan tampak putih kental seperti susu
subkutis, tulang rawan, dan tulang sekitarnya → - Kalau terjadi infeksi sekunder dengan bakteri akan
timbul kondritis, osteitis, osteomyelitis yang memberikan edema dan nyeri yang lebih hebat
menghancurkan tulang temporal - Terapi :
- Gambaran klinis : o Bersihkan sekret dan jamur nya dengan
o Rasa gatal di telinga cara dispooling dengan karbol gliserin
o Nyeri hebat atau dengan air hangat → setelah itu
o Keluar cairan dari telinga oleskan dengan alkohol 70% untuk
o Jika terkena N.VII → kelumpuhan pada mencegah jamurnya tumbuh lagi
wajah o Evaluasi 1 minggu, setelah itu minta
o Edema KAE kontrol → kalau udah gak ada berarti udah
o KAE tertutup jaringan granulasi sembuh → tapi kalau masih, minta kontrol
o Dari CT Scan potongan axial → bisa lagi 1 minggu → jika setelah 2 minggu itu
tampak destruksi os temporal juga masih ada, bisa kita berikan
- Tata Laksana : antifungal topikal
o Antibiotik dosis tinggi yang efektif untuk o Antifungal cream 3-4 kali sehari
pseudomonas aeruinosa lanjutkan sampai 2 minggu setelah gejala
o Pada keadaan lebih berat → antibiotik nya hilang
parenteral kombinasi dengan antibiotik ▪ Miconazole
golongan aminoglikosida yang diberikan ▪ Ketoconazole
selama 6-8 minggu ▪ Clotrimazole
o Tindakan pembersihan luka o Hindari menggunakan ear drops karena
(debridement) bisa meningkatkan kelembapan dari EAC
Otomycosis Herpes Zoster Oticus
- Merupakan infeksi jamur pada liang telinga - Disebabkan oleh reaktivasi VZV yang
- Pathogen tersering adalah aspergillus niger dan sebelumnya dorman pada geniculate ganglion
candida albicans N.VII dan mungkin juga mengenai N.VIII, jadi
- Ada 3 kondisi yang memudahkan pertumbuhan ini bukan suatu infeksi primer
jamur → lembap, hangat, gelap - Ramsay-Hunt Syndrome → herpes zoster oticus
- Faktor predisposisi : yang disertai dengan N.VII ipsilateral paresis
atmisatyawati
- Risk factors : o Vesikelnya itu bisa rupture dan menjadi
o Decreased in cellular immunity krusta
o Kondisi imunospuresi → infeksi HIV, o Kulit dan mukosa yang terkena, biasanya
malignancy, usia tua (>60 tahun) akan terasa sangat nyeri → tersentuh oleh
rambut atau pakaian aja sakit
- Patogenesis o LMN ipsilateral facial paralysis →
o VZV akan memasuki N.VII pada saat ramsay hunt syndrome
infeksi primer nya (chickenpox) dan
berjalan menuju ke geniculate ganglion
nya dan dorman di sana
o Jika ada kondisi yang menyebabkan
imunitas pasien menurun, dia akan
reaktivasi lagi kemudian dia akan
bermigrasi kembali secara retrograde dari
geniculate ganglia sepanjang saraf sensori
menuju ke kulit di sekitar telinga dan
oropharynx
o Reaktivasi ini akan menyebabkan
inflamasi dan destruksi nervus VII → dan o Keterlibatan CN VIII akan menyebabkan
ini menyebabkan kelumpuhan wajah pada vertigo, tinnitus, tuli sensorineural
penderitanya - Ramsay Hunt Syndrome Herpete
o Ada nya kelumpuhan pada wajah yang
bersifat perifer tapi tidak disertai dengan
tanda tanda khas dari herpes zoster oticus
o Tapi kalau diperiksa laboratoriumnya,
akan didapatkan peningkatan antibody
terhadap VZV
o Atau kalau dilakukan PCR, akan
didapatkan VZV DNA pada kulit, cairan
telinga tengah, atau blood mononuclear
cells
- Diagnosis : cukup anamnesis dan pemeriksaan
- Manifestasi klinis fisik
o Awalnya disertai dengan flu like - Pemeriksaan penunjang:
symptoms, kemudian disusul dengan o Tzank test
nyeri yang bersifat tumpul dan dalam o PCR → untuk mendeteksi DNA nya
yang semakin lama akan berubah menjadi o Kalau udah ada kelumpuhan wajah →
nyeri yang bersifat tajam (seperti ditusuk house-brackmann paralysis scale
jarum) o Gustatory test → kalau ada gangguan
pengecapan
o Balance and hearing test → jika dicurigai
adanya keterlibatan CN.VIII
o CT Scan → untuk menyingkirkan
penyebab lain
- Terapi :
o Analgetics → NSAID, opioid,
gabapentin, carbamazepine
o Antivirus
▪ Acyclovir (5x800 mg selama 10
hari)
o Akan muncul kemerahan dan vesikel ▪ Famciclovir (3x500 mg selama 7
kecil pada telinga, 2/3 anterior lidah pada hari)
sisi yang sama dengan telinga yang ▪ Valacyclovir (3 x 1 gr selama 7
terkena, dan hard palatum ahri)
atmisatyawati
o Corticosteroid → diberikan pada kasus - Bisa disebabkan oleh bakteri atau virus → untuk
Ramsay Hunt Syndrome membedakan, lakukan aspirasi/myringosintesis
o Temporary tarsorraphy → kelopak cairan nya dan lanjut kultur
matanya akan diplester, ini untuk - Biasanya, dari gejala itu virus lebih ringan
mencegah exposure keratopathy - Dan yang disebabkan oleh virus biasanya lebih
o Physical therapy cepat sembuh
- Complications - Fase 1 → berlangsung 1-2 hari, mengalami
o Permanent facial paresis/paralysis demam, lemas, rewel, merasa telinga nya nyeri,
o Permanent hearing loss ada pembengkakan
o Keratopathy - Fase 2 → nyeri dan demam nya mulai menurun,
o Post herpetic neuralgia berlangsung dalam 3-8 hari, terjadi perforasi
o Meningitis membrane timpani dan keluar cairan (otorrhea)
o Encephalitis - Fase 3 → fase penyembuhan, biasanya dalam 2-4
minggu
2. Otitis Media - OMA sebenarnya bisa sembuh spontan, tapi
- Inflamasi yang terjadi pada telinga tengah tergantung lagi dari sistem imun si anak
- Lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak, karena 2. Sub acute/ sub chronic → Berlangsung dalam 4-
secara anatomi Eustachian tube nya lebih mendatar 8 minggu
dan lebih pendek, sehingga memudahkan terjadinya 3. Chronic → Berlangsung >8 minggu
reflux dari faring, sleain itu anak-anak juga lebih Patofisiologi
sering mengalami ISPA - Dimulai dari terjadinya ISPA → menyebabkan
Penyebab : terjadinya kongesti pada hidung dan swelling
- S.pneumoniae → ini yang paling sering pada tuba eustachius → Tuba Eustachius menjadi
- H.influenza → spesifik pada otitis akut pada anak oklusi/tertutup → menyebabkan tekanan negatif
- Moraxella catarrhalis → lebih sering pada yang dalam telinga tengah meningkat → terjadi
kronis akumulasi cairan di telinga tengah → memicu
- RSV, influenza A, adenovirus, dsb infeksi sekunder dari virus atau bakteri → OMA
Faktor-faktor yang berpengaruh :
- usia 2 tahun
- Lebih sering terjadi pada laki-laki
- Kelainan congenital → pada faring dan palatum
ada otot levator veli palatini yang mengatur
pembukaan dan penutupan Eustachian tube, jadi
kalau ada kelainan anatomis di faring dan
palatum itu bisa menyebabkan gangguan pada
otot tersebut - Jika cairan yang terakumulasi di dalam telinga
Gejala dan tanda : tengah terlalu banyak → meningkatkan tekanan
- Crying negatif → menyebabkan perforasi dari membran
- Irritability timpani → suppurative otitis media (ditandai
- Otorrhea dengan otorrhea) → jika berlangsung lama bisa
- Rhinitis menjadi OMSK (Otitis Media Supuratif
- Cough Kronis)
- Ear pain - Terkadang Otitis Media Supuratif bisa juga
- Hearing loss mengalami resolusi → akan ada cairan residu
Berdasarkan waktunya yang tertinggal di dalam rongga telinga → Otitis
1. Acute Media dengan Efusi (OME) → kondisi ini
- Berlangsung kurang dari 1 bulan biasanya asimtomatik dan bisa sembuh sendiri
dalam waktu 3 bulan → namun tetap saja bisa
- Lebih sering terjadi pada anak-anak dan bayi
berpotensi menjadi tempat tumbuhnya bakteri
- Bisa disertai dengan adanya cairan di telinga
tengah/cavum timpani
- Terjadi hiperemi dan swelling pada membrane
timpani
atmisatyawati
Stadium o Gejala : nyeri hebat, nadi dan suhu meningkat
- Stadium I (Oklusi Tuba) o Terapi :
▪ Antibiotik
▪ Miringotomi (insisi pada pars tensa
membran timpani agar terjadi drainase
sekret) bila membran timpani masih utuh
- Stadium IV (Perforasi)
NEUROTOLOGI
1. Noise-Induced Hearing Loss
- Merupakan gangguan pendengaran yang disebabkan
akibat terpajan bising yang cukup keras dalam
jangka waktu yang lama dan biasanya diakibatkan
oleh bising lingkungan kerja atau pemakaian headset
o Edema hebat pada mukosa telinga tengah dan - Tulinya bersifat tuli sensorineural bilateral
hancurnya sel epitel superfisial - Irreversible
o Terbentuk eksudat yang purulen di kavum Classification
timpani sehingga menyebabkan membran - Acute
timpani menonjol (bulging) ke areah liang
telinga luar
atmisatyawati
o Acoustic trauma → suara keras yang - Suara yang berlebihan bisa menyebabkan
terjadi sangat singkat (<1 detik), misalnya hypocia dari organ corti
pada letusan senjata atau kembang api - Terjadi perubahan vaskular → peningkatan
o Acute NIHL → suara keras tapi terjadi viskositas darah
dalam beberapa menit atau jam, misalnya - Setelah terpapar oleh suara yang sangat keras, sel
pada konser itu bisa mengalami gangguan yang bersifat
- Chronic sementara atau bahkan permanen
o Occupational - Recovery spontan terjadi pada 4 hari pertama
o Non-occupational Manifestasi Klinis
- Gejala : - Telinga rasanya penuh dan tersumbat
o Penurunan pendengaran yang dapat disertai - Gangguan mendengar
tinnitus, baik unilateral atau bilateral - Tinnitus yang kontinyus dan intense
o Kesulitan mengerti percakapan - Kalau lebih dari >165 db bisa menyebabkan
o Efek bising non auditorik → gangguan rupture membrane timpani
komunikasi, gelisah, gangguan tidur, Diagnostic test
peningkatan tekanan darah - Anamnesis dan pemeriksaan fisik (otoscopy,
- Anamnesis : riwayat bekerja atau sedang bekerja di biasanya gambarannya normal, kecuali kalau ada
lingkungan bising dalam jangka waktu yang cukup rupture membrane timepani)
lama - Garpu tala → akan ditemukan sensorineural HL
- Otoskopi → biasanya tidak ada kelainan - Audiometri
- Tes Penala : - OAE → untuk mendeteksi ada disfungsi koklea
o Rinne (+) Management
o Weber lateralisasi ke sisi yang sehat
- Harus bisa secepat mungkin
o Schwabach memendek
- Tujuan : mengkoreksi sirkulasi yang terganggu
- Audiometri → tuli sensorineural pada frekuensi
- Dilakukan hyperbaric oxygen
3000-6000 Hz
- Corticosteroid
- Tata Laksana :
- Rheologic agent → menurunkan viskositas darah
o Pindah kerja dari lingkungan bising → jika tidak
mungkin pindah, gunakan alat pelindung seperti - Neurotropic agent → mecobalamin
ear plug, helm - Kalau selama 2 minggu masih menetap →
o Pemasangan alat bantu dengar hearing aid atau implant
o Lip reading dan auditory training Prognosis
o Bahasa isyarat - Sebagian besar kasus gejala nya akan hilang dan
o Pemasangan implan koklea → untuk tuli total audiogram akan melihatkan nilai normal dalam
bilateral beberapa jam atau hari
- Pencegahan : Pencegahan
o Bising tempat kerja <85 dB - Edukasi efek berbahaya dari suara bising
o Peredam bising pada mesin - Hindari paparan terhadap kebisingan
o Atur shift kerja - Edukasi pasien untuk menggunakan alat
o Lakukan pemeriksaan audiometri berkala pada pelindung
pekerja yang berisiko
3. Sudden Sensorineural Hearing Loss (Tuli
2. Acute Acoustic Trauma (AAT) Mendadak)
- Trauma pada telinga akibat suatu suara yang terlalu - Ketulian sensorineural yang terjadi lebih dari
keras (dengan intensitas >140 dB) dalam waktu 30 dB yang ditemukan pada frekuensi lebih dari
yang sangat singkat yang menimbulkan kerusakan 3 kali dalam 3 hari, terjadi secara tiba-tiba dan
pada telinga bagian dalam biasanya mengenai satu telinga
- Biasanya disebabkan oleh suara seperti suara - Merupakan kasus yang emergensi
tembakan atau mesin pesawat jet - Etiologi : yang paling sering adalah infeksi virus
Patologi : (mumps, herpes zoster), atau meningitis, trauma
- Suara yang terlalu keras bisa menyebabkan rupturnya (trauma kepala, trauma bising, barotrauma),
basilar membrane sehingga terjadi pencampuran meniere disease, obat-obatan ototoksik, neuroma
antara cairan endolymph dengan perilymph akustik
- Kerusakan dari outer hair cells dan stereocilia
atmisatyawati
Manifestasi klinis - Baik → usia <60 tahun, durasi dari hearing loss
- Telinga terasa penuh nya 1-2 minggu
- Kehilangan pendengaran yang mendadak - Kurang baik → usia >60 tahun, durasinya > 3
- Dapat disertai dengan vertigo bulan, ada komorbiditas, ada vertigo
- Tinnitus Recovery
Diagnosis
- Anamnesis → dari kapan keluhannya, telinga
yang mana, apa ada infeksi sebelumnya, apa ada
mengonsumsi obat yang ototoxic, kejadiannya
kayak gimana pas baru bangun tidur atau karena
faktor lain
- Pemfis : vital signs, otoscopy (biasanya gambaran - Complete → jika setelah terapi atau tanpa terapi,
nya normal) terjadi perbaikan pendengaran di mana rata”
- Tes garpu tala → menunjukkan SNHL peningkatan perbaikan <25 db
- Audiometry (diagnosis pasti) → SNHL
- Tympanometry, OAE 4. Prebyscusis
- Jika ada keluhan vertigo dilanjutkan pemeriksaan - Gangguan pendengaran sensorineural yang
vestibular terjadi karena proses penuaan (usia >60 tahun)
- Laboratorium dan radiologi kalau ada keluhan - Bersifat progresif, simetris, bilateral hearing loss
infeksi dsb Faktor-Faktor
Management - Intrinsik : mutasi dna, hipertensi, diabetes,
- Harus segera didiagnosis dan dilakukan metabolic disease, penyakit sistemik lainnya
penanganan - Ekstrinsik : kebisingan, obat ototoxic
- Obati penyakit dasarnya Klasifikasi
- Tirah baring 1. Sensory presbycusis
- Kalau yang idiopathik → terapi empiris - yang mengalami masalah adalah di organ corti,
o Corticosteroid → prednison 4 x 10 mg (2 terjadi atropi di sana
tablet), tapering off tiap 3 hari (hati-hati - terjadi penurunan pada frekuensi suara yang
pada penderita DM) tinggi
o Vasodilators - tidak disertai dengan diskriminasi bicara → jadi
o Vitamin C 500 mg 1 x1, Vitamin E 1 x 1 dia tu masih bisa memahami kata-kata
o Neurobion 3 x 1 - kalau neural → itu masalahnya di neuron nya →
o Diet rendah garam dan kolesterol jadi pusat otak itu tidak bisa memahami kata-kata
o Inhalasi oksigen 4 x 15 menit 2. Neural/Central
o Obat antivirus sesuai penyebab - Audiogram nya serupa dengan yang sensory
o Hyperbaric oxygen - Disertai dengan gangguan diskriminasi bicara
o Kalau terjadi perilymph fistula → lakukan 3. Metabolic (Stria)
oeprasi - Stria vascularis itu berperan dalam
- Kalau tidak terjadi perbaikan → bisa diberikan mempertahankan fungsi metabolic di koklear
hearing aids, cochlear implant - Jadi kalau terjadi atropi di stria vascularis →
terjadi gangguan pendengaran di semua frekuensi
suara
4. Mechanical
- Terjadi penebalan atau kekakuan dari basilar
membrane dari koklea
- Basilar membrane itu menunjang organ corti, dan
dia juga berperan dalam proses transduksi
- Terjadi penurunan secara bertahap
5. Mixed
- Merupakan campuran dari beberapa tipe
presbikusis yang disebutkan di atas
6. Indeterminate
- Merupakan prebiskusis yang tidak memenuhi
Prognosis semua tipe di atas
atmisatyawati
- Tidak ada kesesuaian antara audiometri dengan - Ingestan → makanan/minuman yang
patologi di koklea nya menyebabkan hipersensitivitas bagi seseorang.
Contoh : susu, udang, telur, kacang-kacangan
Etiologi - Injektan → obat-obat yang disuntikkan,
- Berhubungan dengan faktor genetic misalnya injeksi antibiotik
- Kerusakan mitokondria - Kontaktan → barang-baarang yang menyentuh
- Defisiensi dari insulin-like growth factor permukaan kulit yang bisa menyebabkan
mempengaruhi stria vascularis hipersensitivitas. Contoh : anting, gelang, jam
- Faktor lingkungan tangan
- DM menyebabkan atherosclerosis sehingga Patofisiologi
menyebabkan berkurangnya perfusi dan - Ketika alergen masuk ke dalam hidung, alergen
oksigenasi ke koklea → koklea tidak bisa tersebut akan dietrima oleh Dendritic Cells,
berfungsi dengan baik kemudian ini akan mengaktifkan sel limfosit T →
- DM juag menyebabkan proliferasi yang diffuse sel limfosit T yang aktif akan menghasilkan
dan hipertropi dari endothelium sitokin → jumlah sel T yang banyak akan
Gambaran Klinis merangsang sel limfosit B untuk menghasilkan
- Penurunan pendengaran secara bertahap IgE → IgE bisa masuk ke sirkulasi darah dan
- Kurang memahami suara dalam lingkungan yang berikatan dengan mast cells → menyebabkan
bising degranulasi dari mast cells → menghasilkan
- Disertai dengan tinnitus histamin
Diagnosis - Dikeluarkannya histamin dan serotonin akan
- History : hearing loss, tinnitus menyebabkan :
- Pemfis : biasanya normal, atau kadang ada o Dilatasi dan peningkatan permeabilitas
gambaran membrane timpani yang sclerotic kapiler
- Garpu tala → SNHL o Kontraksi otot polos
o Meningkatkan sekresi kelenjar mata,
- Audiometry → lebih sering yang tipe mixed
bronkus, saluran cerna
- Speech audiometry → terdapat diskriminasi
o Rasa gatal, keluar air mata, keluar ingus
bicara
Klasifikasi
Management
Berdasarkan waktu paparan dan jenis alergen
- Pemberian alat bantu dengar untuk
- Musiman/Seasonal → timbulnya sesuai dengan
memperbaiki komunikasi pasien→ tapi sebelum
datangnya musim tertentu
menentukan jenis alat bantu dengar yang dipake,
- Sepanjang tahun/Perenial → timbulnya
itu harus dilakukan pemeriksaan audiometri
sepanjang tahun dan tidak tergantung musim
- Lip reading dan auditory training
Berdasarkan atas lamanya gejala (Menurut WHO 2007)
- Cochlear implants → masih sangat jarang
- Intermitten → gejala <4 hari/minggu atau <4
dilakukan untuk kasus prebiskusis, biasanya ini
minggu
dilakukan untuk anak-anak yang mengalami
- Persisten → gejala >4 hari/minggu dan >4
ketulian kongenital
minggu
Prevention
Berdasarkan beratnya gejala (penting untuk menentukan
- Menghindari paparan suara bising
kapan kita bisa mulai memberikan terapi)
- Mengkontrol penyakit komorbid
- Ringan → bila tidak terdapat hal-hal seperti:
o Gangguan tidur
ALERGI-IMUNOLOGI
o Gangguan aktivitas sehari-hari
1. Rhinitis Alergi
o Gangguan pekerjaan atau sekolah
Merupakan reaksi inflamasi mukosa hidung yang
o Gejala dirasakan tak mengganggu
diperantarai IgE
- Sedang-Berat → bila didapatkan hal-hal di atas
Dikenal juga dengan istilah Hay Fever
Anamnesis
Disebabkan karena ada reaksi Hipersensitivitas Tipe 1
(melibatkan IgE, eosinofil, mast cells) terhadap suatu - Serangan bersin berulang
alergen spesifik - Rinorea encer dan banyak
Etiologi - Hidung tersumbat
- Inhalan → yang masuk lewat inhalasi, seperti - Hidung dan mata gatal dan kadang disertai
debu rumah, tepung sari, bulu binatang,dll lakrimasi
atmisatyawati
Pemeriksaan Fisik Contoh : Chlorpheniramine,
- Dari rinoskopi anterior → mukosa edema, ketotifen, promethazine
basah, berwarna pucat atau livid, disertai adanya ▪ Generasi 2 : tidak menembus
sekret encer yang banyak Blood-Brain Barrier sehingga
- Allergic salute → karena terasa gatal, penderita tidak akan menyebabkan kantuk,
akan menggosok-gosok hidung dengan punggung sedasi, dsb. Contoh : Cetirizine,
tangannya Loratadine, Levocetirizine
- Allergic shiner → adanya bayangan gelap di o Decongestan → kalau hidungnya sudah
bawah mata yang terjadi karena stasis vena tersumbat perlu diberikan decongestan
sekunder akibat obstruksi hidung untuk mengecilkan konka yang sedang
- Allergic crease → timbulnya garis melintang di mengalami kongesti
dorsum nasi sepertiga bagian bawah akibat o Anthistamin + decongestan
digosok-gosok tadi o Kortikosteroid → bisa diberikan pada
- Adenoid facies saat fase aktif, kalau ada pasien dengan
komorbid DM bisa diberikan yang topikal
- Imunoterapi → diberikan saat kita sudah
memberikan medikamentosa, namun pasiennya
masih uncontrolled/gejalanya masih muncul
terus. Sebelum dilakukan imunoterapi, harus
dilakukan Tes Alergi berupa skin prick test
- Meningkatkan kondisi tubuh dengan olahraga,
makanan bergizi, dan cukup istirahat
- Tidak rutin memberikan antibiotik, kecuali
sudah ada komplikasi k arah sinusitis dan keluhan
sekret kekuningan
- Jangan menjanjikan sembuh total!! Karena
Pemeriksaan Penunjang bisa saja kambuh di saat imunitas pasien
- Uji Kulit menurun
o Skin End-Point Titration
o Skin Prick Test (Uji Cukit) → ini yang 2. Rhinitis Akut
sering dilakukan, karena bisa mengetahui Disebabkan karena infeksi virus pada hidung
alergen spesifiknya (Rhinovirus)
o Skin Scratch Test (Uji Gores) Disebut juga sebagai common cold, flu, selesma
- Pemeriksaan sitologi hidung terhadap adanya Faktor predisposisi: tidak adanya kekebalan atau
sel-sel eosinofil menurunnya daya tahan tubuh akibat kelelahan, penyakit
- RAST (Radioallergosorbent Test) → menahun
pemeriksaan darah menggunakan Gambaran klinis :
radioimmunoassay untuk mendeteksi antibodi - Stadium prodromal : rasa panas, kering, dan gatal
IgE spesifik dalam hidung → bisa berlangsung beberapa jam
- Foto sinus paranasalis → posisi Water’s → - Bersin berulang, hidung tersumbat
dilakukan jika ada curiga komplikasi - Sekret hidung mula-mula encer dan banyak,
- Diet eliminasi dan tes provokasi → untuk alergi kemudian menjadi mukoid, lebih kental, dan
makanan lengket
Penatalaksanaan - Demam dan nyeri kepala
- Avoidance → menghindari kontak dengan - Mukosa hidung tampak merah/hiperemis dan
alergen penyebab edema
- Medikamentosa - Jika terdapat infeksi sekunder oleh bakteri →
o Antihistamin → untuk menurunkan sekret nya menjadi mukopurulen
jumlah IgE Tata Laksana :
▪ `Generasi 1 : menembus Blood- - Istirahat
Brain Barrier sehingga - Obat simtomatis → analgetik, antipiretik, obat
menyebabkan sedasi, mengantuk, dekongestan
kelelahan, gangguan konsentrasi. - Antibiotik → diberikan bila ada infeksi sekunder
oleh bakteri
atmisatyawati
Komplikasi : 4. Rhinitis Medikamentosa
- Sinusitis Disebabkan karena pemakaian vasokonstriktor topikal
- Faringitis (obat tetes atau semprot hidung) dalam waktu yang lama
- Tonsilitis dan berlebihan → Drug Abuse
- Otitis media
Pemakaian obat tetes atau semprot hidung pada fase awal
3. Rhinitis Vasomotor memang akan menyebabkan vasokonstriksi → namun
Merupakan suatu gangguan fisiologik lapisan mukosa jika digunakan terlalu lama akan menyebabkan
hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas vasodilatasi berulang (rebound dilatation) → timbul
parasimpatis obstruksi nasi
Patologi :
Penyebab yang pasti belum diketahui
- pH hidung berubah
Ada beberapa faktor pencetus:
- Aktivitas silia terganggu
- Pengaruh keadaan lingkungan, seperti - Pembuluh darah melebar
kelembapan udara dan suhu udara yang dingin
- Membran basal menebal
- Faktor psikis → cemas, stres, tegang, emosi - Hipersekresi kelenjar mukus
→sindrom ini banyak diderita oleh pasien yang - Lapisan submukosa menebal
memiliki kejiwaan yang labil Anamnesis
- Hormonal - Mengeluh hidung tersumbat terus menerus dan
- Obat-obatan, khususnya yang melumpuhkan berair
saraf simpatis, seperti antihipertensi - Ada riwayat penggunaan obat vasokonstriktor
Gejala Klinis : dalam waktu lama dan berlebihan
- Hidung tersumbat bergantian kanan dan kiri Pemeriksaan Fisik
- Bersin-bersin disertai pilek encer - Tampak edema/hipertrofi pada konka → dimana
- Di mana gejala tersebut biasanya kambuh waktu edema konka ini tidak berkurang dengan
pemberian tampon adrenalin
pagi (dingin), minum air es, mandi dengan air
Tatalaksana
dingin, atau pada waktu mendung (kelembapan
- Hentikan pemakaian obat tetes/semprot hidung
tinggi) - Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek
Rinoskopi Anterior → konka tampak edema, agak (yang kemudian dosisinya diturunkan secara
kemerahan, sekret encer bertahap/tappering off) atau kortikosteroid
Dari hasil pemeriksaan akan didapatkan sel eosinofil dan topikal minimal 2 minggu untuk
IgE Normal mengembalikan proses fisiologik mukosa hidung
Skin prick test akan menunjukkan hasil negatif → karena - Dekongestan oral → biasanya mengandung
memang tidak disebabkan oleh paparan alergen pseudoefedrin
Komplikasi : Sebaiknya, obat vasokonstriktor topikal digunakan tidak
- Sinusitis paranasalis lebih dari 1 minggu dan sebaiknya pilih yang bersifat
- Polip nasi isotonik untuk mencegah terjadinya rinitis
medikamentosa
- Otitis media
Penatalaksanaan :
BRONKOESOFAGOLOGI
- Terapi kausal tidak ada 1. Benda Asing
- Hindari faktor pencetus Sering disebut sebagai central airway obstruction →
- Terapi simtomatik kalau ditambah dengan sumbatan di laring, itu disebut
- Kombinasi dekongestan + anti histamin dengan upper airway obstruction
- Kortikosteroid topikal → flutikason propionat Bisa terjadi pada semua usia, tapi risiko paling tinggi
- Antikolinergik topikal → ipratropium bromida adalah pada usia <3 tahun. Kenapa?
- Olahraga untuk meningkatkan kondisi badan
- Pada kasus yang berat dapat dilakukan Vidian - Karena di usia itu, anak memiliki kecenderungan
melakukan eksplorasi terhadap lingkungan
Neurectomy (prosedur pemotongan saraf
dengan memasukkan barang ke mulutnya
vidianus yang bertanggung jawab mengelola
- Karena gigi geligi belakang belum tumbuh
persarafan otonom dalam lapisan mukosa hidung)
dengan baik
atmisatyawati
- Refleks sensori nya juga belum berkembang - Kalau penyebabnya benda anorganik → akan
secara utuh lebih mudah diidentifikasi → karena dia bersifat
radiopaque
Etiology :
- Kalau penyebabnya benda organic → akan lebih
- Organic susah diidentifikasi, karena dia radioluscent →
- Anorganic untuk itu kita bisa mengidentifikasi nya dengan
- Jika sumbatan nya disebabkan oleh kacang- melihat dampak sekunder yang disebabkan oleh
kacangan, itu perlu mendapatkan perhatian benda asing tersebut terhadap jaringan paru,
khusus → karena kejadiannya paling sering dan seperti emfisema, atelectasis, pneumonia,
ini bisa berubah dari obstruksi parsial ke total mediastinal shift
dalam waktu yang cepat, karena dia bersifat
hygroscopic (menarik air) sehingga volumenya
bisa bertambah besar
Signs and Symptoms
- Partial obstruction :
o paroxysmal cough
o palpatory thud (pada saat palpasi terasa
hentakan pada dinding dada dan leher saat
pasien batuk) → ini khas untuk benda
asing yang ada pada trakea - CT scan dan MRI dilakukan pada kasus tertentu
o audible slep (akan terdengar hentakan atau yang sulit
pada dinding dada dan leher pada saat kita Management
lakukan auskultasi ) → ini tanda khas juga
terjadinya sumbatan di trakea - Tentukan diagnosisnya dulu dengan melakukan
o stridor anamnesis, pemeriksaan fisik, dan radiologi
o ashmatoid wheeze saat ekspirasi → Kalau - Stabilisasi kondisi pasien dengan suplementasi
unilateral, sumbatannya terjadi pada salah oksigen dengan nasal cannula dan do no harm
satu bronkus → Kalau bilateral, sumbatan - Rujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih
terjadi di trakea. lengkap → biasanya akan dilakukan rigid
o Terjadi penurunan suara napas, bisa bronchoscopy dengan general anesthesia untuk
unilateral ataupun bilateral mengambil benda asing itu (gold standard)
- Total obstruction :
o terjadi hilangnya suara napas
(unilateral, bilateral)
o anoxia
o penurunan kesadaran
Imaging Studies
- Rontgen soft tissue cervical (AP dan lateral) →
ini yang paling sering dilakukan
Complication
- Pneumonia
- Atelectasis
- Emphysema
- Lung abscess
- Sepsis
- Fistula
- Chest radiography (PA dan lateral)
atmisatyawati
2. Disfagia Anamnesis :
- Disfagia merupakan kondisi di mana penderita - Tanyakan onsetnya, karena bisa mengarahkan ke
mengalami kesulitan untuk menelan makanan atau penyebab dari disfagia
minuman o Onset mendadak —> bisa jadi karena
- Odinofagia : nyeri saat menelan infeksi, trauma, stroke
- Secara anatomis, menelan dibagi menjadi 3 fase : o Onset gradual/bertahap —> bisa karena
o Fase Oral : pada saat makanan dikunyah dan tumor atau penyakit degeneratif
diubah menjadi bolus lalu bolus tersebut didorong - Tanyakan kebiasaan makan nya, apakah
menuju ke orofaring makanannya harus diperhalus strukturnya
▪ Prepatory : pada saat mendapat rangsangan
menelan (sebelum makanan masuk) Pemeriksaan fisik biasanya tidak terlalu menunjukkan
▪ Maktikasi : proses mengunyah kelainan yang spesifik
▪ Protrusi oral : lidah bagian depan akan Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan, seperti :
mendorong bolus ke lidah bagian belakang, - Cervical AP/Lateral X-Ray
sehingga lidah bagian belakang menjadi - Esofagografi
landai dan palatum mole menyentuh dinding - Video fluoroscopy
belakang faring - Esofagoskopi
o Fase Pharyngeal : pada fase ini merupakan - Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing
setengah volunteer, setengah involunteer. Terjadi → untuk menilai disfagia orofaring
elevasi laring, dan epiglotis akan mengalami Penatalaksanaan
retrofleksi agar bisa mengarahkan bolus ke - Nilai kondisi umum → apakah ada tanda-tanda
saluran cerna dan menutup plica vocalis dehidrasi, infeksi, dan lihat apakah ada penurunan
o Fase Esofageal : bagian lower sphincter dari kesadaran
esofagus mengalami relaksasi agar bisa - IV Line
menerima bolus dan membawa nya ke dalam - Puasakan pasien
lambung
- Bisa pasang NGT pada pasien stroke atau
Klasifikasi
alzheimer
Berdasarkan penyebabnya :
- Modifikasi diet dan rehabilitasi medik
- Mekanik : karena adanya kelainan struktural
- Gastrotomi
anatomi, paling sering akibat : tumor, inflamasi,
trauma, benda asing
ONKOLOGI
- Motorik : kelainan fungsi (neuromuskuler) —>
Karsinoma Nasofaring (KNF)
anatominya normal, namun fungsinya terganggu.
- Merupakan tumor ganas yang menyerang daerah
Biasanya pada : pasien stroke, cedera kepala,
cerebral palsy, Alzheimer, Parkinson, multiple nasofaring
sclerosis, myasthenia gravis - Tumor ganas pada kepala dan leher yang paling
banyak terjadi (urutan pertama)
- Akibat Gangguan Emosi (Globus-Histerikus) :
Etiologi dan Faktor Risiko :
anatomi dan fungsinya normal, namun tetap
mengeluh adanya kesulitan menelan —> - Epstein-Barr Virus (EBV) → EBV menginfeksi
biasanya pasa pasien dengan gangguan kejiwaan dan menghancurkan sel B serta sel epitel. EBV
Berdasarkan fase/lokasi : dapat aktif kembali pada waktu tertentu dan dapat
- Orofaring : gangguan nya pada saat akan beralih dari fase laten ke fase litik. Aktivasi EBV
menelan atau mendorong makanan ke belakang, akan memicu peningkatan respon imun, yang
menimbulkan lonjakan antibodi yang tinggi
bisa terjadi aspirasi ke saluran napas
terhadap antigen spesifik seperti early antigen
- Esofageal : gangguan nya dirasakan segera
dan viral capsid antigen
setelah menelan, biasanya pasien bisa menelan
tapi merasa agak nyangkut atau bisa juga pasien - Lingkungan
o Konsumsi ikan asin → mengandung
memuntahkan makanannya.
nitrosamin yang bersifat karsinogenik
Untuk memastikan disfagia orofaring —> bisa dilakukan o Asap rokok → mengandung senyawa
Barium Swallow karsinogenik dan menghasilkan agen
reaktif yang bisa menimbulkan kerusakan
DNA
o Paparan kerja → formaldehyde, debu
kayu, asap, dan bahan kimia dapat
atmisatyawati
menyebabkan peradangan kronis pada o CT-Scan : mengetahui ukuran, posisi,
nasofaring bentuk tumor dan untuk menentukan
stadium
- Genetik o MRI : bisa mengetahui adanya metastasis
o Paling tinggi pada ras Mongoloid ke otot dan kelenjar getah bening
(Indonesia termasuk ras Mongoloid o PET Scan : untuk mengetahui adanya
sehingga kasusnya cukup tinggi di metastasis ke organ yang jauh
Indonesia) o Bone survey : mengetahui adanya
o Polimorfisme gen metastasis ke tulang
Anamnesis : - Nasofaringoskopi → akan tampak massa
- Gejala awal : epistaksis dan hidung tersumbat nasofaring, dan biasanya muncul dari area fossa
- Gejala pada hidung : of Rosenmuller
o Hidung tersumbat atau terasa penuh - Histopatologi dengan biopsi tumor →
o Ingus berdarah merupakan gold standard , dapat digunakan
o Post nasal drip untuk menentukan apakah terdapat sel kanker
o Denasalisasi suara atau tidak serta untuk menentukan tipe dari
o Cacosmia kanker nya
- Gejala pada telinga :
o Tuli konduktif World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan
o Rasa penuh pada telinga KNF menjadi 3 kategori berdasarkan gambaran
o Tinnitus histopatologinya,
- Gejala neurologis : - keratinizing squamous cell carcinoma (tipe I),
o Paling sering mengenai saraf kranialis VI - non-keratinizing squamous cell carcinoma (tipe
(Abducens) → menimbulkan keluhan II),
diplopia o Undifferentiated
Pemeriksaan Fisik o Differentiated
- Akan ditemukan pembesaran pada Kelenjar - basaloid squamous cell carcinoma (tipe III)
Getah Bening → paling sering di level II Digby Score
- Benjolan biasanya terasa tidak nyeri dan Gejala Nilai
terfiksir
Massa terlihat pada nasofaring 25
Gejala di hidung 15
Gejala otologis 15
Eksoftalmus 5
Limfadenopati leher 25
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium → tes fungsi hati (SGOT/SGPT) Jika Skor >50 maka bisa memperkuat kecurigaan ke arah
dan ginjal (BUN/SC) KNF
- Serologis → pemeriksaan antibodi EBV, seperti
Tatalaksana
VCA-IgA, EA-IgA, dan EBNA1-IgA
- Stadium I : Radioterapi
- Radiologi
o X-Ray toraks : untuk mengetahui apakah - Stadium II-IV : Radioterapi + Kemoterapi
ada penyebaran ke paru-paru - Pembedahan → jarang dilakukan, kecuali ada
o USG Liver : untuk mengetahui apakah benjolan di leher yang tidak menghilang dengan
ada penyebaran ke liver radioterapi atau timbul kembali setelah
radioterapi dengan syarat tumor induknya sudah
hilang
atmisatyawati