Anda di halaman 1dari 17

Nyeri Tenggorok et causa

Tonsilitis Kronis Eksaserbasi


Akut

Yasmin Thalita Ayasha / 102017108 / D1


Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Skenario 4

 Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke dokter


dengan keluhan nyeri tenggorok.

Rumusan Masalah : Anak laki


laki (8tahun) dengan keluhan
nyeri tenggorok.
Fisik
Anamnesis
Penunjang
Pemeriksaan
Diagnosis
Banding
Diagnosis
Diagnosis
Etiologi & Kerja
Rumusan
Epidemiologi
Masalah
Patogensis

Prognosis

Penatalaksanaan
Anamnesi  Pemeriksaan Fisik : Suhu: 37,50C ;
s Tonsil T3/T3, hiperemi dan kripte lebar
terisi detritus.

• Nyeri tenggorok
sejak 3 hari lalu
• Demam dan batuk
(+)
• Ada riwayat sering
nyeri tenggorok
disertai tidur kadang
mengorok
sebelumnya,
Pemeriksa
an
Penunjang

• Mikrobiologi
• Histopatologi  tiga kriteria histopatologi yaitu
ditemukan ringan- sedang infiltrasi limfosit, adanya Ugra’s
abses dan infitrasi limfosit yang difus.
Anatomi Faring & Tonsil
Differential Diagnosis / Diagnosis
Banding
TONSILITIS KRONIS TONSILITIS AKUT
FARINGITIS
EKSASERBASI AKUT BERULANG

• Terjadi lebih dari 2 minggu


• Peradangan dinding faring yang
• Infeksi berulang dan
• Terjadi beberapa episode dapat disebabkan oleh virus,
obstruksi saluran napas bakteri, alergi, trauma, toksin, dan
tonsilitis akut dalam
bagian atas karena lain-lain
setahun •
pembesaran tonsil Penularan melalui droplet
• Banyak diderita oleh anak- • Nyeri tenggorok, tenggorok terasa
• Nyeri tenggorokan yang
anak (grup A beta kering, sakit saat menelan.
berulang atau menetap • Infeksi kronis > riwayat merokok,
hemolitik Streptococcus
• Sebelumnya pasien memiliki alcohol, rhinitis, sinusitis kronik,
pyogenes) pasien yang terbiasa bernapas
riwayat nyeri tenggorok dan
• Sistem imun menurun dengan mulut karena sumbatan
saat ini sedang mengalami hidung (misalnya septum deviasi).
kekambuhan
•Tonsilitis atau yang biasa dikenal
dengan radang amandel adalah
kondisi dimana amandel

TONSILITIS mengalami
inflamasi.
peradangan atau

•Tonsilitis kronik merupakan


peradangan pada tonsil yang
persisten (menahun) dan
berlangsung lebih dari 2 minggu.

•Tonsilitis kronik didefinisikan


oleh adanya infeksi berulang dan
obstruksi saluran napas bagian
atas karena pembesaran tonsil.
Etiologi

 Streptococcus-beta hemolyticus group A


 Streptococcus viridians ; Streptococcus pyogenes
 Staphylococcus
 Hemophillus influenza
Epidemiologi

 Di Indonesia infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) masih merupakan penyebab


tersering morbiditas dan mortalitas pada anak. Tonsilitis adalah penyakit yang umum
terjadi.
 Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi di Indonesia pada bulan
September tahun 2012, prevalensi tonsilitis kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut
yaitu sebesar 3,8%., prevalensi tonsillitis kronik sebesar 3,8% tertinggi kedua setelah
nasofaringitis akut (4,6%).
Proses ini berjalan
terus hingga
Adanya proses menembus kapsul
radang berulang tonsil &
menimbulkan
perlekatan dengan
jaringan di sekitar
fossa tonsilaris
Jaringan limfoid
terkikis bersama
dengan epitel
mukosa

Pada proses Jaringan parut akan


penyembuhan mengalami pengerutan
jaringan limfoid sehingga kriptanya
digantikan oleh yang terisi detritus
jaringan parut melebar
Komplikasi Tonsilitis Kronis

• Rhinitis kronik
• Sinusitis
• Otitis media
• Endocarditis, artritis, myositis, nefritis,
uveitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus,
urtikaria, dan furunkulosis
Tatalaksana

• Terapi suportif

• Antibiotik (Penicillin/Eritromisin)

Penisilin tab 500 mg (3x/hari)

Eritromisin tab 500 mg (3x/hari)

Untuk anak: 40mg/kg/BB/hari

• Kortikosteroid
Tonsilektomi
1. Serangan tonsilitis lebih dari 3 kali per tahun walaupun telah mendapat terapi yang adekuat

2. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial

3. Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas, sleep apnea,
gangguan menelan, gangguan bicara dan cor pulmonale

4. Rinitis dan sinusitis kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak hilang dengan pengobatan

5. Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan

6. Tonsilitis berulang karena bakteri grup A Streptococcus β hemolitikus

7. Hipertrofi tonsil yang dicurigai keganasan

8. Otitis media efusi/otitis media supuratif


Pencegahan Tonsilitis Berulang

• Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin


• Mencari tahu faktor resiko & menghindarinya
• Menjaga higiene mulut
• Menghindari paparan asap sehingga mencegah terjadinya ISPA
• Menggunakan masker apabila kontak dengan penderita atau
berada di lingkungan yang berasap
Prognosis

Prognosis pasien dengan tonsilitis baik, komplikasi


dari tonsilitis yang sampai menyebabkan kematian
juga sudah sangat jarang.
Kesimpulan

• Pada skenario pasien didiagnosis menderita tonsilitis kronik eksaserbasi


akut karena pasien memiliki riwayat sering nyeri tenggorok dan tidur
mengorok sebelumnya dan dari hasil pemeriksaan fisik didapat gambaran
tonsil T3-T3 seperti pembesaran tonsil bilateral disertai pelebaran kripta
dan terdapat detritus.

• Apabila sudah terjadi komplikasi seperti obstruksi jalan napas atau


setelah diberi pengobatan pasien tidak membaik maka dapat dilakukan
tindakan tonsilektomi.

Anda mungkin juga menyukai