Anda di halaman 1dari 58

TONSILITIS 1

Gambar: UTMB Dept of Otolaryngology 2005 Murtaza Kharodawala, MD; Matthew Ryan, MD
DEFINISI
TONSILITIS
• Proses peradangan tonsil yang disebabkan oleh bakteri dan
virus  Umumnya: grup A Streptokokus β-hemolitikus

TONSILEKTOMI
• Tindakan pengangkatan seluruh jaringan tonsila palatina dari
fossa tonsilaris

TONSILOADENOIDEKTOM
I
• Pengangkatan tonsila palatina dan jaringan limfoid di
nasofaring (adenoid)
Sejarah 3

Tonsilektomi:

 Sudah dilakukan sejak 1000 SM


 Pada tahun 30 S.M., Aulus Cornelius Celsus
menggunakan skalpel untuk eksisi tonsil.5
 Tindakan bedah mayor yang paling banyak
dilakukan pada anak di Amerika
ANATOMI 4

JARINGAN LIMFOID FARING


(Cincin WALDEYER)

1. Tonsil Palatina : TONSIL


2. Tonsil Faringeal :
ADENOID
3. Tonsil Lingual
4. Lateral Faringeal Band
5. Nodul-nodul soliter
dibelakang faring
Keith L. Moore. Clinically Oriented Anatomy
5th ed., 2006. p.958
ADENOID 5

 Terbentuk pada bulan ke-3


sampai ke-7 kehamilan
 Ukuran maksimum saat usia
6-7 tahun
 Atrofi awal pubertas
 Hipertofi  mengisi http://www.Ghorayeb.com/tonsilitis
nasofaring  obstruksi sal.
nafas & tuba
TONSILA PALATINA 6

Bull, RT. Color Atlas of ENT Diagnosis. 4 th ed. Thieme.


Newyork 2003.p.196-210
Gambaran Tonsilitis
FUNGSI TONSIL 8

Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu:

1) Menangkap dan mengumpulkan bahan asing


dengan efektif
2) Sebagai organ utama produksi antibodi
FUNGSI TONSIL 9

FISIOLOGI TONSIL

 Memegang peran penting pada awal kehidupan terhadap


infeksi mukosa
 Memegang peranan dalam produksi IgA
Klasifikasi Pembesaran Tonsil 10
Palatina
 0 : Tonsil berada di dalam
fossa tonsillaris
 +1 : Besar tonsil mengisi <
25% orofaring
 +2 : Besar tonsil mengisi
25 – 50% orofaring
 +3 : Besar tonsil mengisi
50 – 75% orofaring
 +4 : Besar tonsil mengisi
>75% orofaring
PENYAKIT PADA TONSIL DAN 11
ADENOID
Mikroorganisme penyebab :
Bakteri Aerobik
Grup A Beta hemolitik streptokokkus (GABHS)
Hemofilus Influenza (type b dan non type )
Staphylokokkus aureus
Hemofilus parainfluenza
Anaerob
Bakteriodes sp
Peptokokkus sp
Aktinomikosis sp
Virus
Ebsteins-Barr, Adenovirus, Influenza A,B
PATOFISIOLOGI TONSILITIS
KOMPLIKASI TONSILITIS
13
Komplikasi Etiologi Gejala dan Terapi
Diagnosis
Abses peritonsiler Infeksi bakteri aerob Nyeri faring Drainase abses,
(Quincy) dan anaerob. unilateral,disfagia, dengan teknik needle
Timbul dari tonsilitis trismus, drooling, aspiration atau insisi.
kronis/rekuren nafas bau, demam
Deviasi
uvula,bengkakan
tonsil dan palatum

Abses parafaring Dari infeksi gigi, tonsil, Nyeri tenggorok, Antibiotik selama 10
faring dan adenoid demam, kaku pada hari, insisi abses.
melalui M. konstriktor leher, limfadenopati,
superior

Abses retrofaring Dari infeksi di hidung, Demam, Antibiotika, insisi


(biasanya pada adenoid, nasofaring pembengkakan dan drainase, trakeostomi
anak) dan sinus paranasal ke nyeri pada leher, bila ada gangguan
KGB retrofaringeal. odinofagi, disfagia, jalan nafas.
sesak.
KOMPLIKASI TONSILITIS
KOMPLIKASI TONSILITIS
15
Sepsis Dari penyebaran secara Demam, tegang Penisilin dosis tinggi
hematogen, limfogen dan sepanjang V. jugularis atau antibiotika
langsung. interna atau kel. Limfe spektrum luas,
jugulodigastrik,, tonsilektomi
leukositosis,
splenomegali, nadi
cepat dan lemah.

Keterangan:
1. Melalui vena
2. Melalui kel. Limfe
3. V. jugularis interna
4. Kel. Limfe di sekitar V. jugularis interna
5. Perkontinuitatum
6. Tonsila palatina

Becker, W. Numann, HH. Ear, Nose


and Throat Disease. A Pocket Reference,
2nd ed. Thieme, 1994. p. 318
PENYAKIT PADA ADENOID
16

Hiperplasia adenoid Wajah klasik adenoid

Probst, R, et al. Basic Otorhinolaryngology, A Step-


by-Step Learning Guide, Thieme, 2006. p. 98
INDIKASI TONSILEKTOMI
• obstruksi Sleep apnea atau gangguan tidur
• Failure to thrive, Cor pulmonal, Gangguan menelan, Gangguan
OBSTRUKS berbicara
I

• Infeksi berulang
• Abses peritonsilar, post difteri
INFEKSI

• Bentuk tidak teratur, mudah berdarah,


KEGANAS • Rapuh
AN
INDIKASI
ADENOIDEKTOMI
• Adenoiditis Kronis
INFEKSI • Otitis media Kronis atau berulang

• Curiga neoplasia, jinak dan ganas


KEGANASAN • Tidak berhasil dengan pengobatan

• Sleep apnea dan gangguan tidur


OBSTRUKSI • Cor pulmonale, Gangguan menelan,
Gangguan bicara
KONTRA INDIKASI

• Penyakit darah : leukemia, anemia


aplastik, hemofilia
Absolut • Penyakit : diabetes melitus, penyakit
jantung dsb

• Palatoschizis
• Infeksi akut saluran nafas atau tonsil
Relatif • Poliomielitis
20
PERSIAPAN OPERASI

 Pemeriksaan umum
 Pemeriksaan darah, urine rutin, radiologis, EKG
 Pemeriksaan khusus THT-KL
 Perawatan preoperatif
 Persiapan alat
TEKNIK TONSILEKTOMI
21
Teknik Alat Cara Keuntungan/Kerugia
n
Guillotine Sluder- Mouth gag, Untuk anak, anestesi
Ballenger tonsilotome, sluder, open drops.
forceps, snare, cauter
Dissection-Snare Mouth gag, allis 1. Pemasangan Paling sering
clamp, sickel knife, mouth gag digunakan, dapat
hurd dissector, snare, 2. Diseksi dengan anestesi umum
gass depper, cauter 3. Menghentikan atau lokal
perdarahan
4. Mengangkat
mouth gag & ETT
Electrosurgery Frekuensi radio 0,1- Transfer energi Dapat melakukan
4MHz berupa radiasi tindakan memotong,
elektromagnetik menyatukan dan
koagulasi
TEKNIK TONSILEKTOMI
22
Teknik Alat Cara Keuntungan/Kerugian
Radiofrekuensi Bovie, Elmed Elektroda disisipkan ke Tonsil dapat dikurangi
Surgitron System, the jaringan  panas  sebagian atau
Somnus Somnoplasty jaringan rusak dan seluruhnya. Dapat
System, dll. mengecil menurunkan
morbiditas TE. Perlu
analisis lanjut
Coblation Bipolar electrical Listrik radiofrekuensi Bermakna mengurangi
probe melalui NaCl  aliran nyeri. Komplikasi:
Na  merusak perdarahan
jaringan
Skalpel Teknologi ultrasonik Pergerakan cepat ujung Kerusakan jaringan
Harmonik bersuhu rendah pemotong dengan minimal, perdarahan
jaringan   sedikit, mengurangi
pemisahan jaringan nyeri pascaoperasi
TEKNIK TONSILEKTOMI
23
Teknik Alat Cara Keuntungan/Kerugia
n
Intracapsular Microdebrider Kapsul disisakan Lebih tepat dan teliti.
Partial endoscopy untuk menghindari Kapsul tidak dilukai.
Tonsillectomy otot faring terluka Mengurangi nyeri
dan mempercepat
pemulihan. Adanya
tonsillar growth.
Laser (CO2- Laser tonsil ablation Menguapkan dan Nyeri pascaoperasi
KTP) dengan CO2 atau mengangkat jaringan minimal, dapat
KTP tonsil. dilakukan di poli LA.
Untuk tonsilitis
kronis, rekuren, sore
throat kronis,
halitosis berat,
obstruksi nafas
Tonsilektomi
TONSILEKTOMI
TEKNIK ADENOIDEKTOMI 26

1. ADENOIDEKTOMI KURETASE
- Persiapan kuretase
- Kuretase
- Pemeriksaan

a. Adenoidektomi dengan kepala ekstensi


b. Beckmann’s ring curette

Paparella, MM. Otolaryngology, 2 nd ed.


Vol. III. Head and Neck, 1981. p. 2299
TEKNIK ADENOIDEKTOMI
PERAWATAN PASCAOPERASI
28

1. Menjaga jalan nafas


2. Mengawasi perdarahan
3. Diet bertahap:
- Hari 1-2: makanan cair dan dingin
- Hari 3-5: bubur saring atau makanan saring
- Hari 6-8: bubur biasa
- Hari 9-10: nasi tim
- Hari 11 dst. nasi/makanan biasa
KOMPLIKASI
29
Komplikasi Tanda Penanganan
Perdarahan Timbul durante op sampai Ligasi ulang, kompresi dengan gass
hari ke-7 pascaoperasi ke dalam fossa, kauterisasi atau
penjahitan ke pilar
Infeksi Faringitis, servikal adenitis, Antibiotika yang sesuai, insisi
trombosis v. jugularis interna, drainase bila terjadi abses
otitis media, endokarditis,
nefritis, poliartritis, abses
otak
Nyeri Nyeri tenggorok, menjalar ke Analgetik, pasien dibiasakan
pascaoperasi telinga, spasme faring, mengunyah, injeksi kortikosteroid
elongated styloid processus,
eagle syndrome
Trauma jaringan Edema palatum molle dan
sekitar uvula
Perubahan suara Rusak otot palatofaringeus, Suara dapat kembali dalam 3-4
gangguan suara temporer minggu
Komplikasi lain Patah atau gigi copot, luka
bakar, laserasi lidah
KESIMPULAN 30

1. Pemahaman anatomi dan fisiologi penting


2. Tonsil organ penting yang berfungsi sebagai
pertahanan tubuh terhadap infeksi
3. Tonsilektomi merupakan tindakan operasi
tersering dibidang THT
4. Dari beberapa teknik tonsilektomi teknik
Diseksi paling sering dilakukan dan
dikembangkan
5. Dengan pemahaman teknik operasi dapat
mencegah timbulnya komplikasi
31

TERIMA KASIH
ANATOMI 32

Faring dibagi menjadi


tiga bagian :

1. Nasofaring (Epifaring)
2. Orofaring (Mesofaring)
3. Laringofaring
(Hipofaring)
33
TONSILA PALATINA
VASKULARISASI

• A.palatina asendens  •

a.fasialis  postero inferior


• A.Tonsilaris  a.fasialis 
antero inferior
• A.Lingualis dorsalis 
maksilaris interna antero
media
• A.Faringeal asendens 
a.karotis eksternapostero
superior
• A.palatina mayor &minor
A.Palatina desendens 
anterosuperior Paparella, MM. Otolaryngology,2nd ed. Vol
III Head and Neck, 1981. p. 2263
TONSILA PALATINA 34

Aliran Limfe tonsil


 KGB “eferen”
 Aliran getah bening dari
tonsil  servikalis profunda
(deep jugular node) kgb
torak duktus torasikus

http://www.Ghorayeb.com/tonsilitis
TONSILA PALATINA 35

Persyarafan

 N. palatina mayor &


minor, cabang N. V2
 N. lingualis, cabang
N. IX

http://www.Ghorayeb.com/tonsilitis
ADENOID DAN TONSIL 36

Perbedaan anatomi dan fisiologi adenoid dan


tonsil normal
Adenoid Tonsil
Anatomi Lokasi Dinding belakang nasofaring Dinding lateral orofaring
Makroskopis Bentuk triangular, invaginasi dari Umumnya berbentuk bulat,
lipatan dalam dengan beberapa kadang-kadang berlobus,
kripta terdiri dari 10 – 30 kripta
Mikroskopis 3 jenis sel epitel: Antigen spesial (Ag)
- Pseudoepitel kolumnar bersilia Epitel squamosa
- Epitel squamosa (Ag) Tidak ada limfatik aferen
- Epitel transisional
Tidak ada limfatik aferen

Fisiologi Mukosilier, antigen, imunitas Antigen, imunitas

Brodsky, L. Poje, C. Tonsilitis, Tonsillectomy


and Adenoidectomy. In Head and Neck Surgery-
Otolaryngology, 5th ed. Bailey, vol. I, 2006. p. 1184
37
FUNGSI TONSIL DLM PERTAHANAN TUBUH:

1. IMUNOLOGI TONSIL

Tonsil sel – sel limfosit 0,1-0,2% dari limfosit


tubuh pd org dewasa
Proporsi limfosit B :T = 50:50

Terdapat sistim imun kompleks:


Sel membran, makrofag,sel dendrit, APC
(antigen presenting cells),sel limfosit B,
limfosit T, sel plasma, dan sel pembawa IgG
Adenoid dan tonsil

Jarigan limfoid
Stimulasi antigen

Sel B Sel T

Sitokin IL-2, IL-4, IL-6, TNF-a, TNF-b, TNF-g

Imunoglobulin : IgD, IgM, IgG, IgA

Apoptosis Hipertrofi
Gambaran Histologis Tonsil

Nave, at al ,Morphology and immunology of the human palatine tonsil


FUNGSI TONSIL 40

Mekanisme pertahanan :

a. Pertahanan non spesifik


• Lapisan mukosa tonsil  hancurkan m.o
• Kuman  lapisan mukosa  sel fagosit (elemen tonsil) 
opsonisasi  fagosom  digesti & mematikan bakteri
FUNGSI TONSIL 41

b. Pertahanan Spesifik

• Tonsil  produksi IgA  resistensi jar lokal terhadap


organisme patogen
• Tonsil & adenoid  IgE  ikat sel basofil & mastosit
• Alergen  bereaksi dgn IgE  permukaan sel membran
terangsang  proses degranulasi (histamin +  rx.
hipersensitif tipe I)
• Mekanisme IgA  cegah substansi masuk proses imunologi
Peranan Sitokin dlm aktivasi sel
T
Peranan Sitokin pada Aktivasi
Sel
Imunologis Tonsil

Secara sistematik proses imunologis di tonsil terbagi menjadi 3


bagian :
1. Respon imun tahap 1
2. Respon imun tahap 2
3. Migrasi limfosit
KLASIFIKASI KLINIS PADA PENYAKIT TONSIL 45
DAN ADENOID

Infeksi/Inflamasi Obstruksi
Tonsil - Nasofaringeal
- Tonsilitis akut
- Orofaringeal
- Tonsilitis akut rekuren
- Kombinasi
- Tonsilitis kronis/persisten
- Tonsilolithiasis
Neoplasia
Adenoid - Jinak
- Adenoiditis akut - Kelainan limfoproliferatif
(nasofaringitis)
- Adenoiditis rekuren - Hiperplasia papilifer limfoid
- Adenoiditis kronis/persisten - Ganas
DIAGNOSIS BANDING 46
TONSILITIS AKUT
PENYAKIT ETIOLOGI GEJALA PENATALAKSANAAN
Tonsilitis Akut GASBH, Nyeri tenggorok, nyeri Analgetik oral
Pneumococcus, menelan, demam. Penisilin 5 – 10 hari
Staphylococcus, Tonsil membesar, hiperemis, Obat kumur
virus detritus, NT submandibula
Difteri Corynebacterium Gejala umum: subfebris, ADS 40.000 U – 120.000
diphteriae nyeri kepala, lemah, tidak U, diberikan dosis tunggal
nafsu makan, nyeri menelan yang dilarutkan dalam 100
Gejala lokal: tonsil – 200 ml D i.v,
membesar, Penisilin prokain 25.000-
pseudomembran, bull neck 50.000 U/kg BB/hr i.m tiap
Gejala karena eksotoksin: 12 jam selama 14 hari.
miokarditis, kelumpuhan Diet lunak, Prednison 1-
otot-otot, albuminuria 1,5 mg/kg BB/hr/p.o tiap 6-
8 jam selama 14 hari
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS AKUT 47
PENYAKIT ETIOLOGI GEJALA PENATALAKSANAAN
Mononukleosis Virus Epstein- Demam, tonsilofaringitis Mengobati gejala,
Infeksiosa Barr membranosa, hiperemis, ampisilin, perbaikan
limfadenopati servikalis, kesehatan mulut,
urtikaria pada rongga mulut, tonsilektomi
hepatomegali,
splenomegali.
Candidiasis/Mo Jamur Candida Nyeri menelan, eksudat Antimikosis
niliasis/Thrush albicans dangan ulkus eritematus
pada tonsil, palatum,
dinding faring dan mukosa
pipi

Vincent’s Spirochaeta, Nyeri menelan unilateral, Penisilin selama 3-6 hari


Angina/Angina Bacillus limfadenopati Obat kumur
Ulceromembran fusiform jugulodigastrik ipsilateral,
acea bau mulut, ulserasi dalam
pada 1 tonsil dengan
membran abu-abu
kekuningan
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS KRONIS 48

PENYAKIT ETIOLOGI GEJALA PENATALAKSANAAN


Tonsilitis Kronis Rangsangan Nyeri, rasa mengganjal, Antibiotik spektrum
faktor rasa kering di luas, antipiretik, obat
lingkungan, tenggorok, bau mulut, kumur, tonsilektomi
pengobatan demam, lesu, tidak
tonsilitis akut nafsu makan, otalgia.
tidak adekuat - atrofikan: tonsil atrofi,
hiperemis di sekitarnya,
sekret dari kripta
- hipertrofikan: hipertrofi
tonsil, stenosis kripta,
sekret purulen dari
kripta
Tonsilofaringitis Mycobacterium Nyeri menelan, otalgia, OAT
TBC tuberculosis limfadenopati servikal. Tonsilektomi
Ulserasi dengan
tuberkel pada mukosa
faring dan tonsil
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS KRONIS 49

PENYAKIT ETIOLOGI GEJALA PENATALAKSANAAN


Tonsilitis Sifilitik Treponema Primer: ulkus pada Penisilin 0,03 U/ml
pallidum bibir, tonsil lidah, selama 10-20 hari atau
mukosa pipiulkus tetrasiklin atau
durumhilang dalam 3- eritromisin 4 x 500
6 minggu mg/hari
Sekunder: papula
merah kehitaman pada
tonsil, pillar faucial dan
palatum
Tersier: gumma, nodus
infiltrat pada mulut,
bibir, lidah, palatum,
tonsil
TONSIL HIPERPLASIA 50
OBSTRUKTIF
Keluhan: Mendengkur, tidak dapat menelan,
perubahan bentuk wajah, suara hipernasal

Bull, RT. Colot Atlas of ENT Diagnosis.


4th ed., Thieme, 2003. p. 196-210
PENYAKIT YANG MENYERUPAI
TONSILITIS 51
Penyakit Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi
Agranulositosis Keracunan obat gol. Demam tinggi, sakit kepala, Eliminasi penyebab,
Amidopirin, sulfa sakit menelan. Ulserasi dan mencegah infeksi
dan arsen nekrosi pada tonsil, leukopeni sekunder, transfusi darah,
menjaga kebersihan
rongga mulut
Tonsilolith Tonsilitis berulang. Pembengkakan di sekitar kripta Tonsilektomi.
Sering pada dewasa. dan sensasi benda asing.
AIDS/Sindroma HIV Sarkoma kaposi, hairy Pengobatan spesifik
HIV leukoplakia, limfadenopati belum ditemukan.
servikal, kandidiasis, sinusitis,
gingivitis, faringitis, gejala
infeksi HIV
Leukemia Tidak diketahui pasti Pucat, lemah, lesu, demam,
limfoblastik akut infeksi berulang, perdarahan,
ulserasi dan pembesaran tonsil,
limfadenopati.
Fibroma tonsil Tumor jinak, jarang Tidak ada bila kecil Eksisi tumor
menjadi ganas
PENYAKIT PADA ADENOID 52

Penyakit Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi


Adenoid Infeksi bakteri, Hidung tersumbat kronis, Adenoidektomi
hiperplasia virus, alergi mendengkur, nafas lewat
obstruktif mulut, rhinorrhea, suara
hidung. Wajah khas
adenoid.
Adenoiditis Infeksi bakteri, Demam, nyeri tenggorok, Pemberian cairan
akut virus nyeri kepala, sinusitis, adekuat, istirahat,
otalgia, adenopati servikal. analgetik,
dekongestan,
antihistamin,
antibiotika
Adenoiditis Pengobatan Rhinosinusitis purulen, Antibiotika,
kronis adenoiditis akut keluhan pada telinga tengah analgetik,
yang tidak adenoidektomi
optimal.
KONTROVERSI TE DAN TA
53
Kerugian Keuntungan
(perawatan dan tindakan profesional) Mengurangi frekuensi penyakit telinga,
hidung dan tenggorok, sehingga
Risiko tindakan anestesi mengurangi
Hipertermia maligna Ketidaknyamanan
Aritmia Jantung Rasa tidak percaya diri
Trauma pita suara Angka tidak masuk sekolah
Aspirasi yang menyebabkan obstruksi Kecemasan orang tua
atau Angka tidak masuk kerja bagi orang tua
infeksi bronkopulmonum Biaya berobat dan membeli obat

Risiko operasi atau komplikasi Mengurangi obstruksi nasal dengan


postoperasi meningkatkan
Perdarahan Fungsi pernafasan
Obstruksi pernafasan karena edema Kenyamanan
lidah, Kenyamanan tidur
palatum, nasofaring atau hematom Pertumbuhan dan perkembangan
retrofaringeal kraniofasial
Central apnea Penampilan
Paralisis otot menetap
Dehidrasi Mengurangi kerusakan pendengaran
Insufisiensi palatofaringeal
Otitis media Meningkatkan pertumbuhan dan
Stenosis nasofaringeal kehidupan
Refractory torticollis
Bluestone, et al. Pediatric
Edema fasial Mengurangi kecemasan orang tua jangka
Otolaryngology.
Perubahan emosi panjang
4th ed. 2003. p. 1210
Risiko yang tidak diketahui
INDIKASI OPERASI 54

Indikasi Absolut (paparella & Shmrick)

• Tonsilektomi :
– Tonsilitis akut berulang >3x/thn
– Tonsilitis kronis yg merupakan fokal infeksi
– Post peritonsiler abses
– Karier difteri
– Tonsilitis yg menyebabkan kejang demam
– Menyebabkan obstruksi sal nafas & gangguan menelan
– Curiga keganasan

• Adenoidektomi :
– Otitis media sekunder akibat obstruksi tuba eustachii
– Menyebabkan obstruksi sal nafas
– Sinusitis karena obstruksi ostium
– Nasofaringitis menetap
INDIKASI OPERASI 55

Indikasi Relatif Tonsiloadenoidektomi:

• Nyeri tenggorokan berulang


• Otalgia berulang
• Rhinitis kronis
• Infeksi sal.nafas berulang
• Tonsil besar/ dg debris
• Limfadenopati servikal
• Tonsilitis / adenitis TBC
• Penyakit sistemik akibat streptokokus beta hemolitikus
(Rheumatic fever, RHD)
PERALATAN OPERASI
56

Alat tonsilektomi
Alat kuret adenoid
TEKNIK TONSILEKTOMI
57
Tonsilektomi 58

Electrocauter
Diseksi

Anda mungkin juga menyukai