Tonsilitis
KHAIRUNISYA AUDIA SYAHPUTRI
20214010104
PEMBIMBING :
BB : 45
TB : 156
Lokalis Telinga
AURICULA DEXTRA AURICULA SINISTRA
Membran Timpani Cone of light (+), bulging (-), Cone of light (+), bulging (-),
perforasi (-) perforasi (-)
Uvula Ukuran dan bentuk normal, letak lurus di tengah, deviasi (-)
Gigi geligi Karies gigi (-), gigi tambalan (-), gigi berlubang (-)
• Tonsila palatina adalah suatu jaringan limfoid yang terletak di fossa tonsilaris di kedua
sudut orofaring dan merupakan salah satu bagian dari cincin Waldeyer
• Dalam keadaan normal tonsil membantu mencegah terjadinya infeksi.
• Tonsil juga menstimulasi sistem imun untuk memproduksi antibodi untuk membantu
melawan infeksi.
• Aktivitas imunologi terbesar tonsil ditemukan pada usia 3 – 10 tahun
patofisiologi
• Tonsillitis berawal dari penularan yang terjadi melalui droplet dimana kuman
menginfiltrasi lapisan epitel Adanya infeksi berulang pada tonsil menyebabkan pada
suatu waktu tonsil tidak dapat membunuh semua kuman sehingga kuman kemudian
bersarang di tonsil fungsi pertahanan tubuh menjadi sarang infeksi Bila epitel
terkikis maka jaringan limfoid superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut
yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar Proses berjalan terus
sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatan dengan
jaringan di sekitar fossa tonsilaris
Klasifikasi Tonsilitis
ANAMNESIS
Keluhan lokal : Terdapat rasa sakit didaerah tonsil/kerongkongan tetapi tidak sehebat
tonsilitis akut, penderita masih bisa makan, kadang-kadang ada rasa:
• Rasa mengganjal Rasa gatal pada mulut
• Rasa tak enak dalam mulut
• Bau busuk dalam mulut oleh karena detritus dari tonsil
Keluhan umum :
Terdapat subfebris atau kadang-kadang suhu tubuh normal.
• Malaise, anoreksia
Penegakan diagnosis
PEMERIKSAAN FISIK
• Tonsil umumnya membesar, pada serangan akut
(eksaserbasi akut), tonsil hiperemi
• Kripta melebar dan terisi detritus. Detritus keluar bila
tonsil ditekan
• Arkus anterior dan posterior merah
• Pada adenotonsilitis kronik, dapat terjadi “Adenoid face”
• Pada rinoskopi anterior, fenomena palatum mole negatif,
kadang tertutup sekret mukopurulen.
Penegakan diagnosis
PEMERIKSAAN FISIK
• Tonsil umumnya membesar, pada serangan akut (eksaserbasi akut), tonsil hiperemi
• Kripta melebar dan terisi detritus. Detritus keluar bila tonsil ditekan
• Arkus anterior dan posterior merah
• Pada adenotonsilitis kronik, dapat terjadi “Adenoid face”
• Pada rinoskopi anterior, fenomena palatum mole negatif, kadang tertutup sekret
mukopurulen.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium : Kultur dan tes resistensi sediaan apus
• Histopatologi : Infiltrasi Limfosit ringan-sedang , Ugra’s abses, Ilfiltrasi limfosit difus
Grade
• T1 apabila besar tonsil 1/4 jarak arkus anterior
dan uvula, dimana tonsil tersembunyi di dalam
pilar tonsilar.
• T2 apabila besar tonsil 2/4 jarak arkus anterior
dan uvula, dimana tonsil membesar ke arah pilar
tonsilar.
• T3 apabila besar tonsil 3/4 jarak arkus anterior
dan uvula, atau terlihat mencapai luar pilar
tonsilar.
• T4 apabila besar tonsil mencapai arkus anterior
atau lebih, dimana tonsil mencapai garis tengahy
Tatalaksana
Non operatif Operatif
Terapi
Analgetik Antibiotik Tonsilektomi
supportif
Terapi
Obat kumur
Kortikosteroid suportif
antiseptic
lainnya
Tatalaksana
Analgesik
• untuk dewasa : Ibuprofen atau paracetamol merupakan pilihan utama ibuprofen terbukti lebih
efektif dalam mengurangi nyeri tenggorok disbanding paracetamol
• Untuk anak : Paracetamol merupakan pilihan utama sebagai analgetika pada anak. Ibuprofen
merupakan terapi alternatif dan tidak diberikan secara rutin pada anak dengan risiko dehidrasi
Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid pada anak dan dewasa dapat memberikan perbaikan yang signifikan terhadap
gejala dan memberikan efek samping yang minimal.Dosis kortikosteroid sebagai antiinflamasi 3x1 tablet
prednison selama 3 hari.
Tatalaksana
Obat kumur antiseptik
Chlorhexidine atau benzydamine memberikan hasil yang baik dalam mengurangi keluhan nyeri
tenggorok dan memperbaiki gejala.
Tonsil palatina memproduksi antibodi melalui sel B. Pertumbuhan maksimum tonsil terjadi
pada usia 4 sampai 7 tahun, sedangkan involusi mulai terjadi pada usia 14 tahun yang
menyebabkan masih tersisanya sedikit jaringan limfoid hingga usia 60 tahun. Sekuele
imunologik pasca tindakan tonsilektomi pada anak-anak masih menjadi perdebatan diantara
para klinisi dan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang tua. Hasil meta-analisis
menunjukkan hanya 4 studi (11,4%) yang melibatkan 406 (20,3%) pasien menunjukkan
bahwa tonsilektomi memberikan efek negatif pada sistem imun. Hasil lain dari meta-
analisis mengenai parameter humoral dan imunologi seluler (serum Ig total dan spesifik,
SecIgA, imunitas seluler, dan Ag spesifik IG) menunjukkan lebih banyak bukti yang
mendukung bahwa tonsilektomi tidak memiliki efek negatif terhadap sekuele klinis
maupun imunologik pada sistim imun.
DAFTAR PUSTAKA