Anda di halaman 1dari 39

Case Report Session

RINOSINUSITIS
Pembimbing:
dr. Alfian Taher, SpTHT

Oleh:
Nurfitri Hayati Melida.R, S. Ked

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN THT RSUP RADEN MATTAHER JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
PENDAHULUAN
Sinusitis, penyakit yang sering ditemukan.
Sinusitis  inflamasi mukosa sinus
paranasal. Umumnya disertai atau dipicu
oleh rinitis sehingga sering  rinosinusitis.
Sering terkena infeksi  sinus etmoid dan
maksila.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
– Nama : Ny. HH
– Umur : 37 tahun
– Pekerjaan : PNS
– Pendidikan : S1
– Register : 67-74-06

ANAMNESIS (Autoanamnesis, Tgl : 04 Juli 2013):


 Keluhan Utama
Keluar cairan kental berbau busuk dari hidung
sebelah kanan sejak 2 minggu yang lalu.
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 2 minggu yang lalu pasien mengeluh, keluar cairan
dari hidung sebelah kanan, berwarna hijau kental
yang berbau busuk, yang sangat mengganggu pasien,
dalam jumlah yang terkadang banyak atau sedikit.
Pasien juga mengeluhkan, cairan dari hidung tersebut
terkadang masuk ke tenggorokan.
• Pasien juga merasa hidung sebelah kanannya
tersumbat dan tidak bergantian kiri dan kanan, setiap
pagi dan malam hari atau pada saat cuaca dingin,
pasien sering bersin lebih dari 5 kali diikuti dengan
keluarnya cairan dari hidung, yang pada awalnya
cairan yang keluar jernih dan tidak berbau. Keluhan
bersin dan keluar cairan dari hidung berkurang saat
siang hari. Bersin tidak dipengaruhi oleh asap/ rokok,
bau yang menyengat dan stres.
• 1 tahun yang lalu, pasien mengaku gigi geraham
kanannya sakit dan sudah berobat, dianjurkan untuk
dicabut tapi pasien tidak mau sampai sekarang.
• Pasien mengatakan, tidak pernah mimisan, tidak ada
nyeri hidung, tidak ada gangguan penciuman, tidak
ada riwayat masuknya benda asing ke hidung, telinga
berdenging (-) dan keluar cairan (-), tidak ada
perubahan pada suara.
 Riwayat Pengobatan
Tidak pernah mengobati hidung sebelumnya.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Asma (-), Darah tinggi (-)
 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita
penyakit yang sama dengan pasien.
Darah tinggi (-), Asma (-), Alergi (-)
PenyakitJantung (-), Kencing Manis (-)
HAL-HAL PENTING
TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING
Gatal : -/- Rinore : +/- Sukar Menelan : - Suara parau : -
Dikorek : -/- Buntu : +/- Sakit Menelan : - Afonia : -
Nyeri :-/- Bersin Trismus :- Sesak napas : -
Bengkak :-/- * Dingin/Lembab : + Ptyalismus : - Rasa sakit :
Otore :-/- * Debu Rumah : - Rasa Ngganjal : - Rasa ngganjal :
Tuli :-/- Berbau : -/- Rasa Berlendir : -
Tinitus :-/- Mimisan : -/- Rasa Kering : -
Vertigo :-/- Nyeri Hidung : -/-
Mual :- Suara sengau : -
Muntah : -
PEMERIKSAAN FISIK
– Kesadaran : compos mentis
– Pernapasan : 20 i/x
– Suhu : 36,8 °C
– Nadi : 80 i/x
– TD : 120/70 mmHg
– Anemia : -/-
– Sianosis : -/-
– Stridor inspirasi : -/-
– Retraksi suprasternal : -
– Retraksi interkostal: -/-
– Retraksi epigastrial : -/-
 Telinga : dbn
Hidung
Rinoskopi Anterior Kanan Kiri
Vestibulum nasi Hiperemis (-), livide (-) Hiperemis (-), livide (-)
Edema mukosa (+) Sekret (+),
Kavum nasi dbn
hiperemis (+)
Selaput lendir dbn dbn
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)

Lantai + dasar hidung dbn dbn

Hipertrofi (+), livida (-), permukaan


Konka inferior Hipertrofi (-), hiperemis (-)
rata.
Meatus nasi inferior dbn dbn
Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -

Fenomena palatum mole (-) (-)


Rinoskopi Posterior Kanan Kiri
Kavum nasi
Selaput lendir
Koana
Septum nasi
Sulit dinilai
Konka superior
adenoid
Massa tumor
Fossa rossenmuller

Transiluminasi Sinus Kanan Kiri

Tidak dilakukan
- nyeri tekan di infraorbital dekstra (-)
Mulut
Hasil
Selaput lendir mulut dbn
Bibir Sianosis (-) raghade (-)
Lidah Atropi papil (-), tumor (-)
Gigi Sisa akar gigi(+) M3 dextra
Kelenjar ludah dbn

Faring : dbn
Kelenjar Getah Bening Leher : dbn
Pemeriksaan Nervi Craniales : dbn
Pemeriksaan Audiologi :
Fungsi Pendengaran dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Radiologi : Foto sinus paranasal posisi Waters

Tampak perselubungan homogen pada sinus maksilaris


kanan
DIAGNOSIS
Rinosinusitis Dekstra

DIAGNOSIS BANDING
– Rinitis Vasomotor
– Sinusitis Maksilaris Dekstra ec Dentogen
– Rinitis Hipertrofi

PENATALAKSANAAN
– Diagnostik  Roentgen Sinus Paranasal Posisi Waters
– Terapi
• Amoksisilin 3 x 500 mg
• Pseudoefedrin 2 x 1
• Konsul gigi: Pro ekstraksi gigi geraham ketiga bawah kanan
• KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
– Hindari faktor pencetus: suhu AC jangan terlalu
dingin pada saat malam hari
– Gigi geraham yang sakit sebaiknya di cabut.

• PROGNOSA
– Quo ad vitam : bonam
– Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Sinus Paranasal
 4 pasang sinus paranasal,  sinus maksila, sinus
frotal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid kanan dan kiri.
• Kompleks ostio-meatal (KOM)  obstruksi
pada celah yang sempit ini, maka akan
terjadi perubahan patologis yang
signifikan pada sinus-sinus yang terkait
Fisiologi Sinus Paranasal
 Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)
 Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
 Membantu keseimbangan kepala
 Membantu resonansi suara
 Sebagai peredam perubahan tekanan udara
 Membantu produksi mukus
RHINOSINUSITIS
• Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal.
Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga
sering disebut rinosinusitis.
• Rinosinusitis adalah penyakit inflamasi mukosa yang
melapisi hidung dan sinus paranasal.
• Mengenai beberapa sinus  multisinusitis,
• Mengenai semua sinus paranasal  pansinusitis
• Sering pada sinus maksila (antrum Highmore)
Klasifikasi

• Konsensus (2004) :
– Akut dengan batas sampai 4 minggu,
– Subakut antara 4 minggu sampai 3 bulan
– Kronik jika lebih dari 3 bulan
Etiologi

• ISPA akibat virus


• Rinitis alergi, rinitis hormonal pada wanita hamil
• Polip hidung
• Kelainan anatomi; deviasi septum dan hipertrofi
konka
• Sumbatan kompleks ostio-meatal (KOM)
• Infeksi tonsil
• Infeksi gigi
• Sinusitis Dentogen  sinusitis kronik.
• Dasar sinus maksila  prosesus alveolaris tempat
akar gigi rahang atas, Infeksi gigi rahang atas 
mudah menyebar secara langsung ke sinus, atau
melalui pembuluh darah dan limfe.
• Dicurigai adanya sinusitis dentogen pada sinusitis
maksila kronik yang mengenai satu sisi dengan ingus
purulen dan nafas berbau busuk.
Patofisiologi

• Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-


ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar di
dalam KOM.
• Organ yg membentuk KOM berdekatan  edema 
mukosa yg berhadapan akan bertemu  silia tidak
dapat bergerak & ostium tersumbat  Akibatnya
terjadi tekanan negatif di dalam rongga 
transudasi, mula-mula serous.  rinosinusitis non-
bacterial  kondisi menetap  sekret terkumpul
dalam sinus media baik untuk bakteri  Sekret
purulen  rinosinusitis bacterial.
Gejala dan Tanda Klinik
Task Force yang dibentuk oleh the American Academy of Otalaryngic Allergy (AAOA),
dan American Rhinologic Sosiety (ARS)
Gejala mayor Gejala minor
• Nyeri atau rasa tekan pada • Sakit kepala
wajah • Halitosis
• Ingus purulen • Rasa lelah
• Gangguan penghidu • Nyeri gigi
• Post nasal drip • Rasa nyeri/penuh telinga
• Obstruksi nasal • Demam
• Sekret di rongga hidung • Batuk
sinusitis maksilaris tipe odontogenik ini hanya terjadi pada satu
sisi dan pasien mengeluh hidung berbau
Keluhan sinusitis kronik tidak khas sehingga sulit
didiagnosis. Kadang hanya satu atau 2 dari gejala ini:
– Sakit kepala kronik.
– Post nasal drip.
– Batuk kronik.
– Gangguan tenggorok.
– Gangguan telinga akibat sumbatan kronik muara
Tuba eustachius.
– Gangguan ke paru seperti bronkitis
Diagnosa

 Rinoskopi anterior merupakan pemeriksaan rutin 


tanda patognomonis, yaitu sekret purulen di meatus
medius.
rinosinusitis akut: mukosa edema dan hiperemis.
anak : pembengkakan & kemerahan daerah kantus
medius.
 Rinoskopi posterior  sekret purulen di nasofaring
(post nasal drip).
• Foto polos, posisi Waters, PA dan lateral 
perselubungan, batas udara-cairan (air fluid level) atau
penebalan mukosa.
• CT scan sinus (gold standard)  menilai anatomi
hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan
sinus secara keseluruhan dan perluasannya.
• Pemeriksaan transluminasi sinus yang sakit akan
menjadi suram atau gelap.
• Pemeriksaan mikrobiologi dan tes resistensi
• Sinuskopi
Penatalaksanaan

Tujuan terapi sinusitis adalah :


– Mempercepat penyembuhan
– Mencegah komplikasi
– Mencegah perubahan menjadi kronik

Prinsip pengobatan  membuka sumbatan di KOM


sehingga drainase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara
alami.
• Atasi masalah gigi  gigi yang terinfeksi harus
dicabut atau dirawat, pemberian antibiotik
• Konservatif, diberikan obat-obatan seperti
antibiotika, dekongestan, antihistamin,
kortikosteroid, dan irigasi sinus.
• Operatif
Komplikasi

Komplikasi berat biasanya pd, sinusitis akut atau


pada sinusitis kronis dengan eksaserbasi akut:
– Kelainan orbita
– Kelainan intrkranial

Komplikasi pada sinusitis kronis:


– Osteomielitis dan abses subperiosteal
– Kelainan Paru
ANALISA KASUS
• Berdasarkan anamnesis  keluar cairan kental
berbau busuk dari hidung sebelah kanan sejak 2
minggu yang lalu dan cairan dari hidung tersebut
terkadang masuk ke tenggorokan.
• Hal ini sesuai dengan keluhan utama rinosinusitis
akut adalah hidung tersumbat disertai nyeri/ rasa
tekanan pada muka dan ingus purulen, yang
seringkali turun ke tenggorok (post nasal drip).
• Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-
ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar di
dalam KOM. Adanya obstruksi pada KOM : edema 
mukosa silia tidak dapat bergerak dan ostium
tersumbat  tekanan negatif di dalam rongga sinus
yang  transudasi (mula serous)
– pasien sudah sering mengeluarkan cairan dari
hidung yang awalnya jernih dan tidak berbau,
sehingga pasien membiarkannya saja 
rinosinusitis non-bacterial (sembuh bbrp hari
tanpa pengobatan. )
• Kondisi menetap  sekret yang terkumpul
mjd media baik untuk multiplikasi bakteri
– Pada pasien didapatkan, adanya sekret yang
purulen dan berbau yang menunjukkan adanya
infeksi dari bakteri dan pada pemeriksaan fisik
didapatkan edema mukosa dan hiperemis serta
konka inferior kanan hipertrofi.
• Pasien merasa hidung sebelah kanannya tersumbat,
setiap pagi dan malam hari atau pada saat cuaca
dingin, pasien sering bersin lebih dari 5 kali yang
diikuti dengan keluarnya cairan dari hidung. Hal ini
dapat disebabkan adanya rinitis vasomotor
• Pasien juga memiliki riwayat sakit gigi pada gigi
geraham rahang bawah, juga dapat menjadi
penyebab terjadinya rinosinusitis
• Penatalaksanaan
– Pada pasien ini diberikan antibiotik untuk
menghilangkan infeksi, antibiotik yang diberikan
adalah amoksisilin 3 x 500 mg
– Dekongestan berupa pseudoefedrin HCL 2 x 30 mg
untuk menghilangkan kongesti nasal,
menghilangkan pembengkakan mukosa serta
membuka sumbatan ostium sinus
• Prognosa pada pasien ini adalah dubia ad bonam,
prognosis sangat tergantung kepada tindakan
pengobatan yang dilakukan dan komplikasi
penyakitnya. Jika, drainase sinus membaik dengan
terapi antibiotik atau terapi operatif maka pasien
mempunyai prognosis yang baik.
KESIMPULAN
• Telah dilaporkan pasien Ny. HH, 37 tahun dengan
diagnosa Rinosinusitis Dekstra yang diterapi dengan
antibiotik dan dekongestan.
• Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal.
Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga
sering disebut rinosinusitis. Rinosinusitis adalah
penyakit inflamasi mukosa yang melapisi hidung dan
sinus paranasal
• Faktor etiologi dan predisposisi penyebab sinusitis,
antara lain; ISPA akibat virus, rinitis alergi, rinitis
hormonal pada wanita hamil, polip hidung, kelainan
anatomi; deviasi septum dan hipertrofi konka,
sumbatan kompleks ostio-meatal (KOM), infeksi
tonsil dan infeksi gigi.
• Penatalaksanaan dapat berupa mengatasi masalah
gigi (jika ada), obat-obatan seperti antibiotika,
dekongestan, antihistamin, kortikosteroid, irigasi
sinus dan operatif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai