Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

TARSAL TUNNEL
SYNDROME
PRATAMA SATRIO WIBOWO
1865050036  
Pembimbing :
Dr. Viola Maharani, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


PERIODE 10 AGUSTUS – 22 AGUSTUS 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
DEFINISI

Tarsal Tunnel Syndrome (TTS) atau biasa


disebut Sindrom Terowongan Tarsal/
Kanal tarsal terbentuk dari tulang talus dan
Sindrom Kanal Tarsal merupakan kompresi
calcaneus pada dinding medial dan tulang
neuropathy dan kondisi kaki yang menjadi
tibia pada dinding medial bagian distal dan
nyeri akibat terjadinya penekanan pada
flexor retinaculum diluarnya.
nervus tibia yang mana melewati
terowongan tarsal.
EPIDEMIOLOGI

• Penyebab pada tarsal tunnel syndrome dapat di identifikasi pada 60%-80% kasus, yang
mana penyebab utama terbanyak yaitu trauma (17%), varicosities (13%), heel varus
(11%), fibrosis (9%), dan heel valgus (8%).
• Insiden sindrom terowongan tarsal tidak diketahui. Ini adalah penyakit yang relatif
jarang dan sering tidak terdiagnosis.
• Ini lebih tinggi pada wanita daripada pria dan dapat dilihat pada usia berapa pun.
ETIOLOGI
Sindrom terowongan tarsal dibagi menjadi etiologi ekstrinsik dan intrinsik :

• termasuk sepatu yang tidak pas, trauma, kelainan


anatomik-biomekanik (koalisi tarsal, valgus atau

Ekstrinsik
varus kaki belakang), jaringan parut pasca operasi,
penyakit sistemik, edema ekstremitas bawah umum,
artropati inflamasi sistemik, diabetes, dan jaringan
parut pasca operasi.

• termasuk tendinopati, tenosinovitis, fibrosis


perineural, osteofit, retinakulum hipertrofik, dan lesi

Intrinsik
yang menempati ruang atau efek massa (vena
membesar atau varises, kista ganglion, lipoma,
neoplasma, dan neuroma).
• Insufisiensi arteri dapat menyebabkan iskemia saraf.
FAKTOR RISIKO
Dalam beberapa kasus, tarsal tunnel syndrome juga
berhubungan dengan pekerjaam dan aktivitas , khususnya
yang berkaitan dengan titik tumpu pada kaki dan
pergelangan kaki, seperti jogging atau dansa. Dan ada
beberepa faKtor risiko lain seperti : 4

Diabetes
Inflamasi sistemik arthritis
Obesitas
Varicosities
Tumit varus atau valgus
Gambar 1. Peningkatan tekanan dan beban berat yang dipikul sendi dapat (a) (b)
Gambar 2. (a) Posisi kaki yang baik (b) Postur kaki yang terlalu dalam
mengakibatkan TTS
Patomekanisme
Saraf tibia posterior melewati terowongan tarsal, yang mana dibentuk oleh 3 struktur
sustentaculum tali, medial calcaneius, dan medial malleolus dan dilapisi oleh ligament
laciniate.

Penekanan pada saraf posterior tibia akan menyebabkan penurunan aliran darah dan
iskemik.

Pada penekanan yang kronik akan menyebabkan rusaknya endoneurial mikrovaskular

sehingga menyebabkan edema, fibrosis dan demyelinisasi.


Penyebab penekanan dapat dibedakan dalam 3 kategori yaitu trauma,
lesi space occupying dan deformitas.

Penyebab utama tersering :


- Trauma, seperti fraktur dispalaced, sprains ligament deltoid atau
tenosynovitis
- Varicosities
- Kaki varus atau valgus
- Fibrosis dari perineurium
Gambaran Klinis

Kesemutan dan atau mati rasa disekitar pergelangan kaki dan pada permukaan punggung kaki hingga kearah jari-jari kaki.

Nyeri dapat terasa seperti terbakar atau nyeri tumpul, tetapi di ekspresikan sebagai kram

Gejala terkadang muncul akibat trauma langsung atau keseleo, Tetapi lebih sering akibat terlalu lama berdiri , berjalan atau
berolahraga.

Pada kasus tarsal tunnel syndrome yang berat akan didapatkan kelemahan pada otot plantar yang menyebabkan susah untuk
jari-jari kaki terbuka (menyebar)
Diagnosa
• Nyeri pada pergelangan kaki
• Nyeri pada tumit

Anamnesa
• Mati rasa di bagian distal
• Nyeri pada seluruh kaki atau pergelangan kaki yang biasa
membangunkan pasien saat malam hari.
• Sifat nyeri : rasa terbakar atau Nyeri tumpul seperti rasa kram

• tinel sign

Pemeriksaan • dorsofleksi-eversion test


• penilaian gangguan sensoris

fisik
Skala Peringkat Keparahan Tarsar Tunnel Syndrome11
Skor 10 menunjukkan kaki normal dan 0 menunjukkan kaki paling bergejala

Lima gejala :
- Nyeri atau nyeri spontan saat digerakkan,
Penilaian untuk setiap gejala
nyeri seperti
- 2 poin untuk tidak adanya fitur
- Terbakar
- 1 poin untuk beberapa fitur
- Tanda tinel
- 0 poin untuk fitur tertentu
- Gangguan sensorik
- Atrofi atau kelemahan otot
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Electromyography (EMG) dan nerve conduction velocity (NCV)

Magnetic resonance imaging (MRI) dan ultrasonography

Plain radiography
Penatalaksanaan

• Steroid
Medikamentosa • Physical Therapy

• Operasi
Non
Medikamentosa
Pencegahan

Istirahakan kaki di saat berdiri lama atau berjalan.

Kegiatan pemanasan yang tepat sebelum memulai latihan berat

Mengenakan sepatu dipasang dengan benar.

Modifikasi aktivitas juga berperan dalam mengelola gejala


Prognosis
Prognosis terowongan tarsal bervariasi. Pada pasien dengan
etiologi yang dapat diidentifikasi karena efek massa yang
didiagnosis pada awal perjalanan penyakit, responsnya
umumnya menguntungkan.

Pasien tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi dan yang


tidak menanggapi terapi konservatif umumnya tidak
mendapatkan hasil yang baik dengan intervensi bedah.

Tanda Tinel yang positif adalah prediktor kuat untuk


meredakan operasi.
Daftar Pustaka
1. Omkar N.S, Singh Amarjot, “Analysis Of Tarsal Tunnel Syndrome Using Imaging Correlation”, Ictac Journal
and Video Processing, volume 04, November 2013.
2. Kohno M,Takashi H, Segawa H, Sano K, “Neovascular Decompresion for Idiopathic Trasal Tunnel
Syndrome”, J Neurol Neurosurg Physiciatry,2000;69:87-90
3. Hudes K, “Cinservative Managmenat of a Case of Tarsal Tunel Syndrome”, J Can Chiropr Assoc (JCCA),2010
4. Hryhorczuk D, Lfrost, “Occupational Tarsal Tunnel Syndrome”, British Journal of Industrial Medicine
5. McKeag B.D, Moeller L.J, ACSM’s Primary Care Sports Medicine, American College of Sports Medicine,
Philladelpia 2007.
6. Frontera R. Waiter, et al, Essential of Physical Medicine and Rehabilitation, Second edition,Saunders
Elsevier,Philladelpia 2008.
7. Wulker N et al, Foot and Ankle Surgery, second edition, Taylor & Francis, United Kingdom 2005
8. Chang J. T, The Foot and Ankle, Lipincott Williams& Wilkins,Philladelpia 2005.
9. Ahmad M,et al, “Tarsal Tunnel Syndrome : a Literature Review”, Foot and ankle Surg,2011.
10. Antoniadis G, et al, “Posterior Tarsal Tunnel Syndrome : Diagnosa and Treatment”, Dtsch Arztebl Int, 2008.
11. Kiel J. Kaiser K. “Tarsal Tunnel Syndrome”. May 22, 2020. Ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513273/

Anda mungkin juga menyukai