FK Uniba 2020 Pendahuluan • Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus di pergelangan tangan. Anatomi Patomekanisme CTS Terowongan karpal yang sempit
saraf medianus tendon flexor
semakin padatnya terowongan
penekan pada saraf medianus
Carpla tunnel syndrome.
Etiologi 1. Herediter : neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy, misalnya HMSN (hereditary motory and sensory neuropathies) tipe III . 2. Trauma : dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan. Sprain pada pergelangan tangan. Trauma langsung terhadap pergelangan tangan. 3. Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi gela 4. Infeksi : tenosinovitis, tuberkulosis tulang, sarkoidosis 5. Metabolik : amiloidosis dan gout artritis 6. Endokrin : akromegali, terapi estrogen atau androgen, DM, Hipotiroid, dan kehamilan 7. Neoplasma : kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase dan mieloma 8. Penyakit kolagen vaskular : reumatoid artritis, polimialgia reumatika, skleroderma, dan SLE 9. Degeneratif : osteoartritis 10. Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk dialisis, hematoma, komplikasi dan terapi anti koagulan 11. Faktor stress Diagnosis • Test CTS Diagnosis 1. Pemeriksaaan fisik a. Flick’s sign Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerakgerakan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa b. Thenar wasting Pada inspeksi dan palpasi terdapat atrofi otot-otot thenar c. Wrist extension test Penderita melakukan ekstensi secara maksimal, sebaiknya dilakukan secara serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala- gejala seperti carpal tunnel syndrome, maka tes ini mendukung diagnosa. d. Phalen’s test Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti carpal tunnel syndrome, tes ini menyokong diagnosa • PEMERIKSAAN FISIK e. Torniquet test Dilakukan pemasangan torniquet dengan menggunakan tensimeter diatas siku dengan tekanan sedikit diatas sistolik. Bila dalam 1 9 menit timbul gejala carpal tunnel syndrome, maka tes ini menyokong f. Tinel’s sign Tes ini mendukung diagnosis bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus apabila dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi. g. Pressure test Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti carpal tunnel syndrome, tes ini menyokong. h. Luthy’s sign Penderita diminta melingkari ibu jari dan jari telunjuk pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat maka tes ini menyokong diagnosa. i. Pemeriksaan fungsi otonom Diperhatikan adalah perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah inervasi nervus medianus j. Pemeriksaan sensibilitas Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif. Pemeriksaan penunjang 2. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik) a. Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otototot thenar. b. KHS akan menurun dan masa laten distal dapat memanjang, menunjukkan ada gangguan pada konduksi saraf di pergelangan tangan. c. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik. • Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan foto rontgen pada pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah penyebab dari carpal tunnel syndrome terdapat penyebab lain seperti fraktur atau artritis. . Pemeriksaan laboratorium kadar gula darah, kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap. Terapi 1. Terapi langsung terhadap carpal tunnel syndrome a. Terapi konservatif - Istirahatkan pergelangan tangan - Obat anti inflamasi non steroid - Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus- menerus atau hanya pada malam hari selama 2- 3 minggu. • Injeksi kortikostreoid • Fisioterapi • Neurotropik • Operatif bila derajat berat • Terima kasih Tarsal Turner Syndrome • Tarsal Tunnel Syndrome (TTS) adalah kompresi neuropathy dan kondisi kaki yang menjadi nyeri akibat terjadinya penekanan pada nervus tibia yang mana melewati terowongan tarsal Anatomi
3 struktur • sustentaculum tali • medial calcaneius • medial malleolus Dilapisi oleh ligament laciniate Patomekanis Saraf tibia posterior
terowongan tarsal
Penekanan pada saraf posterior tibia
penurunan aliran darah dan iskemik
kronik
rusaknya endoneurial mikrovaskular
edema, fibrosis dan demyelinisasi.
Etiologi 3 kategori TTS 1.Trauma 2.Lesi space occupying 3.Deformitas Etiologi • Trauma, seperti fraktur dispalaced, sprains ligament deltoid atau tenosynovitis • Varicosities • Fibrosis dari perineurium • Osseous prominences • Ganglia • Lipoma • Neurolemmoma • Inflammatory synovitis • Pigmented villonodular synovitis • Tarsal coalition • Accessory musculature Klinis • tingling (kesemutan) dan atau mati rasa disekitar pergelangan kaki dan pada permukaan punggung kaki hingga kea rah jari-jari kaki. • Memberat sewaktu aktifitas berjalan atau berdiri. • Memberat pada malam hari • Kram • Kelemahan otot plantar (jari kaki tidak bisa dibuka) Faktor resiko (a) traksi atau penarikan pada bundle neurovaskular melalui septa fibrosa dari retinaculum fleksor yang mana melekat pada bundle (b) vaskularisasi letak tinggi pada terowongan tarsal lebih rentan terhadap efek cedera local vascular, dan (c) penyakit local dari lipoma, ganglion cyst , farktur, tenosynovitis (d) Aktivitas yang salah (e) DM (f) obesitas (G) inflamasi Diagnosa • Anemnesa • PD :Tinel sign , dorsofleksi-eversion test dan penilaian gangguan sensoris. Test cuff • Pemeriksaan penunjan: NCS dan EMG (1) pemanjangan dari masa laten dari bagian distal motoric : terminal latensi dari otot abductor diqiti quinti (saraf medial lateral) yang lebih dari 7 ms adalah abnormal (2) terminal latensi dari otot abductor hallicus (saraf medial plantar) lebih dari 6,2 ms adalah abnormal (3) adanya fibrilasi dari otot abductor hallicus juga dapat ditemukan PD • plain X-ray untuk menilai abnormalitas dari tulang pada terowongan karpal. • MRI (Magnetic Resonance Imaging) efektif untuk menilai isi dari terowongan karpal. Penatalaksaan • Injeksi kortikostreid diterongan tarsal tuner syndrome • Fisioterapi • Operasi apabali ada massa