Anda di halaman 1dari 38

REFARAT

CUBITAL TUNNEL SYNDROME


Pembimbing : dr. Aga Shahri Putera Ketaren, Sp.OT (K)

Disusun oleh :
Galant Rizky Apriandi (210131043)
Raja Putra Dwi Kalisa (210131047)
Dewi Melinia Santoso (210131051)
Zahira Zola Nafisha Siregar (210131105)
Clara Thaniya Sitompul (210131197)
Latar Belakang

Cubital Tunnel Syndrome adalah kondisi yang ditandai dengan kompresi saraf ulnar saat melewati
terowongan kubital dekat siku, yang sering disebut sebagai "funny bone”. Sindrom ini dapat bermanifestasi
sebagai mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada jari manis/kecil dan tangan dorsoulnar.

Diperkirakan 5,9% populasi umum pernah mengalami gejala Cubital Tunnel Syndrome. Pasien dengan
Cubital Tunnel Syndrome 41,3% diobati dengan pembedahan. Rata-rata usia penderita adalah 46
tahun.

Pengobatan dapat dilakukan seperti mengurangi beban mekanis pada saraf ulnaris dan menghindari
faktor yang memperberat keluhan, trauma berulang, kompresi, atau postur tubuh yang salah,
splinting, dan injeksi kortikosteroid. Pembedahan seperti dekompresi, epikondilektomi, dan transposisi.

Diagnosis yang akurat dan pengobatan yang tepat sangat penting dalam mengurangi kerusakan lebih
lanjut dan mencegah gejala yang memburuk.
DEFINISI
Cubital Tunnel Syndrome

• Cubital Tunnel Syndrome adalah sindrom kompresi saraf tepi, yang merupakan iritasi atau cedera pada
saraf ulnaris di terowongan kubital di siku.

• Jeratan saraf ulnaris merupakan neuropati kompresi kedua yang paling umum pada ekstremitas atas setelah
carpal tunnel syndrome.

• Menimbulkan ketidaknyamanan dan kecacatan bagi pasien dan menyebabkan hilangnya fungsi tangan.

• Saraf ulnar adalah saraf yang membentang melalui jalur cubital yang berisi otot, ligamen, dan tulang di dalam
siku. Mirip seperti jaringan fiber dan berfungsi menerima pesan kimia dari otak menuju anggota tubuh lain.
EPIDEMIOLOGI
Pasien yang dengan Cubital
Rata-rata usia penderita Cubital
Tunnel Syndrome 41,3%
Tunnel Syndrome adalah 46 tahun
diobati dengan pembedahan.

Individu dengan tingkat pendidikan


Orang berkulit putih 74%,
yang lebih rendah memiliki
orang berkulit hitam 22% dan
prevalensi terkena Cubital Tunnel
hispanik 3%.
Syndrome yang lebih tinggi.
KLASIFIKASI
Kelas McGowan Gambaran klinis

Lesi minimal
Kelas 1 Paresthesia dan kecanggungan subjektif
Tidak ada defisit motorik

Lesi sedang
Kelas 2 Paresthesia dan kehilangan sensorik
Kelemahan motorik, pengecilan otot

Lesi parah
Kelas 3 Paresthesia dan kehilangan sensorik
Defisit motorik parah dan pengecilan otot
ETIOLOGI
1. Tekanan pada saraf ulnaris adalah penyebab umum gejala. Saraf ulnaris cukup dangkal pada titik epikondilus
medial. Inilah sebabnya mengapa orang mungkin mengalami rasa sakit yang menusuk dan sengatan listrik di
lengan bawah jika sikunya tidak sengaja terbentur permukaan yang keras.

2. Peregangan saraf ulnaris. Saraf ulnaris terletak di belakang epikondilus medial.Selama fleksi sendi siku, saraf
ulnaris teregang karena posisi anatomis ini. Fleksi dan ekstensi siku yang berulang dapat menyebabkan
kerusakan dan iritasi lebih lanjut pada saraf ulnaris. Beberapa orang tidur dengan siku ditekuk yang dapat
meregangkan saraf ulnaris dalam waktu lama saat tidur, yang merupakan penyebab iritasi pada saraf ulnaris.

3. Cedera pada sendi siku (patah tulang, dislokasi, bengkak, efusi) dapat menyebabkan kerusakan anatomi yang
akan menimbulkan gejala karena adanya kompresi/iritasi pada saraf ulnaris.
FAKTOR RISIKO
Menekuk siku Kista di dekat
Artritis pada siku
dalam waktu lama sendi siku

Riwayat dislokasi Riwayat patah Pembengkakan


siku tulang siku sendi siku
PATOFISIOLOGI
• Inflamasi + edema
• Ukuran cubital tunnel
• Tekanan di dalam
• Kompresi
• Fungsi saraf ulnar
• Fungsi flexor carpi ulnaris, flexor digitorum
profundus dan otot hypothenar
MANIFESTASI KLINIS
• Lemah di jari manis dan jari kelingking

• Nyeri di bagian dalam siku

• Genggaman tangan melemah

• Penyusutan otot di tangan

• Kesemutan dan mati rasa

• Bentuk tangan berubah hingga menyerupai


bentuk cakar
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Observasi otot intrinsik tangan,


Mati rasa, kesemutan, parestesia
palpasi saraf, tinnel test
pada jari manis/kelingking dan
tangan dorso-ulnar.

Pemeriksaan Penunjang

• Elektromiografi (EMG)
• USG
• Magnetic Resonance Imaging
(MRI)
DIAGNOSIS BANDING
Guyon Canal Syndrome
• Cara membedakan: Menguji kekuatan otot intrinsik tangan dibandingkan dengan otot
ekstrinsik lengan bawah yang masing-masing dipersarafi oleh nervus ulnaris
• Gangguan pada Guyon Canal tidak mengganggu otot ekstrinsik lengan bawah. Tes Tinel
juga dapat digunakan untuk menentukan lokasi kompresi saraf

Radikulopati C8-T1
• Neuropati ulnar harus dibedakan dengan Radikulopati C8-T1 karena memiliki gambaran
klinis yang mirip
• Radikulopati C8-T1 sering menyebabkan kelemahan otot-otot lain dikarenakan saraf
mediannya ikut terganggu
PENATALAKSANAAN
Terapi Perawatan
Pembedahan
Konservatif Pasca Bedah
Terapi Konservatif

Biasanya dilakukan ketika gangguan yang dirasakan ringan sampai sedang dengan durasi
kurang dari 3-6 bulan, tanpa defisit motorik atau ketika penyebab spesifik belum teridentifikasi.
Mencakup:
• Edukasi untuk mengurangi aktivitas yang berisiko
• Beristirahat, pemakaian wrist atau elbow splint, pemakaian elbow pads
• Terapi fisik
• Pemberian obat analgesik golongan non-steroid seperti naproxen
Pembedahan

Intervensi bedah diindikasikan pada kondisi berikut:

• Gangguan yang dirasakan derajat sedang sampai dengan berat selama minimal 2 bulan
• Gagal terapi konservatif setidaknya 3 bulan
• Adanya defisit motorik atau defisit sensorik yang persisten
• Kelemahan otot, denervasi otot, atau atrofi otot intrinsik ulnaris
• Adanya kompresi dari faktor ekstrinsik, misalnya akibat tumor atau kista ganglion
• Adanya otot aksesori hipotenar
• Fraktur, tersering pada distal ulna
• Trombosis arteri ulnaris
Pembedahan

Manajemen pembedahan terdiri dari dekompresi saraf saja, dekompresi dengan transposisi anterior saraf
ulnaris, atau epikondilektomi medial
Dekompresi
• Terdiri dari pelepasan semua struktur proksimal ke distal yang berpotensi menekan saraf ulnaris.
• Pada siku, dekompresi dapat dilakukan pada ligamen brakialis internal, kanal kubital, dan ligamen Osborne. Pada
kanal Guyon dilakukan dengan insisi ligamen karpal palmar, palmaris brevis, dan serabut hipotenar serta
mengeksplorasi saraf dan arteri ulnaris.
Keuntungan: insisinya yang kecil, menggunakan anestesi lokal, dan imobilisasi pasca tindakan tidak terlalu lama.
Keterbatasan: terkadang dekompresi yang dilakukan tidak adekuat, dapat terjadi subluksasi saraf ulnaris, dan risiko
kegagalan yang menyebabkan pasien mengalami gangguan motorik dan sensorik lebih lanjut
Pembedahan

Epikondilektomi
Epikondilektomi medial terdiri dari dekompresi saraf melalui pendekatan yang sama seperti
dekompresi saraf terbuka, bersamaan dengan reseksi bagian subperiosteal dari epikondilus
medial. Hal ini menyebabkan sedikit translasi anterior saraf dan pemendekan jalurnya selama fleksi
siku.
Keuntungan: Prosedurnya yang relatif sederhana dan epikondilektomi medial membutuhkan lebih
sedikit diseksi daripada metode transposisi saraf ulnaris sehingga risiko cedera saraf ulnaris lebih
rendah.
Keterbatasan: Nyeri tulang, risiko ketidakstabilan siku, kelemahan otot fleksor-pronator
pergelangan tangan, dan pembentukan tulang heterotopik
Pembedahan

Transposisi
Transposisi anterior nervus ulnaris dilakukan dengan menggeser saraf ulnaris sehingga melewati bagian
depan dari epikondilus medialis untuk mempersingkat jalurnya dan menghilangkan ketidakstabilannya.
Keuntungan: Pelepasan semua tempat kompresi yang berpotensi dan melindungi saraf ulnaris dalam
posisi yang kurang rentan.
Keterbatasan: Imobilisasi pasca operasi yang lebih lama, kemungkinan kelemahan otot-otot fleksor dan
pronator tangan, dan prosedur ini membutuhkan keterampilan yang baik dari operatornya
PERAWATAN PASCA
BEDAH
Rehabilitasi harus dilakukan setelah tindakan operasi.

Pemakaian splint direkomendasikan pada pasien dengan nyeri hebat.

Latihan diindikasikan pada pasien pasca operasi yang ditemukan mengalami edema,
penurunan mobilitas tangan karena pasien takut menggunakan tangan, dan untuk
memperkuat otot tangan.

Biasanya, pasien dapat kembali bekerja 6-8 minggu setelah operasi


KOMPLIKASI
Satu dari delapan pasien mungkin mengalami gejala
berulang setelah dekompresi bedah.

Pemulihan mungkin lambat dan tidak lengkap.

Gejala mungkin memburuk sebelum membaik.

Cedera pada saraf kutaneous antebrachial medial pada


lengan bawah
PROGNOSIS
Terapi fisik terkadang diperlukan untuk mendapatkan kembali
gerakan dan kekuatan pasien. Pembedahan tidak menjamin cubital tunnel
syndrome akan hilang secara permanen. Namun, secara umum hasilnya
baik.
EDUKASI DAN
PENCEGAHAN
EDUKASI DAN PENCEGAHAN

Sampaikan pada pasien Sarankan pasien untuk


bahwa opsi pertama menggunakan elbow atau
wrist splint, ataupun elbow
dalam perawatan adalah
pads atau sleeves selama 1-2
pendekatan konservatif.
minggu pada malam harinya.

Minta juga pasien


mengistirahatkan lengan

X
Jika neuropati ulnar
jika sedang nyeri dan
disebabkan oleh kegiatan
menghindari siku dalam
bersepeda, sarankan pasien
posisi fleksi dalam jangka untuk beristirahat dari
waktu lama. bersepeda
KESIMPULAN
Cubital tunnel syndrome adalah suatu kondisi yang melibatkan iritasi atau cedera pada saraf ulnaris di
terowongan kubital di siku. Gejala yang muncul dapat mencakup nyeri, mati rasa, kesemutan, dan kelemahan
otot di lengan dan tangan. Prevalensinya tinggi, tetapi diagnosis seringkali sulit karena kurangnya tes diagnostik
yang tepat. Faktor risiko meliputi artritis pada siku, aktivitas yang melibatkan menekuk siku dalam waktu lama,
dan riwayat cedera pada sendi siku. Proses patofisiologis kompresi atau kerusakan pada saraf ulnaris, yang
dapat disebabkan oleh tekanan, peregangan, atau cedera pada sendi siku.

Pengobatan melibatkan terapi konservatif seperti modifikasi kebiasaan, istirahat, splinting, dan terapi fisik.
Jika tindakan konservatif tidak berhasil, intervensi bedah seperti dekompresi saraf ulnaris atau transposisi saraf
dapat dipertimbangkan. Perawatan pasca bedah mencakup rehabilitasi untuk memulihkan gerakan dan kekuatan
tangan. Meskipun pembedahan tidak menjamin penyembuhan permanen, prognosis secara umum baik.
Pencegahan dengan menghindari faktor risiko dan edukasi pasien tentang modifikasi gaya hidup yang dapat
membantu mengurangi tekanan pada saraf ulnaris.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai