Anda di halaman 1dari 172

TRAUMA SARAF PERIFER

dr. Listyo Asist Pujarini MSc, SpS


Sabtu, 30 Juni 2018
• Kriteria diagnosis:
• adanya tarikan yang berlebihan a/ trauma
langsung pada proksimal anggota gerak
• 1. Avulsi radik; nyeri setmp anggota gerak bag
proksimal pd saat kejadian diikuti kelumpuhan
total permanen
• 2. lesi pleksus: kejadian sama tp kelumpuhan
total a/ sebag
• 3. lesi sraf perifer: trauma setmp, kelumpuhan
& ggn sensibilitas bbrp otot yg dipersarafi saraf
ybs, ggn pergrkan tdk total
• Klinis:
* ggn sensorik: parastesi, nyeri, rasa
terbakar, penurunan rasa raba, vibrasi &
posisi
* ggn motorik: kelemahan otot-otot
* rf tendon menurun
* fasikulasi
• Lab:
• Gdp
• Fx ginjal
• Kadar vit b1 b2 b 12
• Kadar logam berat
• Fx hormon tyroid
• G old standart: ENMG (degen aksonal n
demielinisasi); biopsi saraf
• TX; kausa, simptomatik (analgetik n oae),
neurotropik n asam folat, fisiotx
Sindrom terowongan karpal(carpal tunnel
syndrome)
Sindrom ini terjadi akibat kompresi nervus medianus
pada pergelangan tangan saat saraf ini melalui
terowongan karpal yang dapat terjadi.
• Secara tersendiri, contohnya pasien dengan
pekerjaan yang banyak menggunakan tangan,
• Pada gangguan yang menyebabkan saraf menjadi
sensitif terhadap tekanan, misalnya diabetes
melitus,
• Saat terowongan karpal penuh dengan jaringan
lunak yang abnormal.
Gambaran klinis sindrom, terowongan karpal adalah :
• Nyeri di tangan atau lengan, terutama pada malam
hari, atau saat bekerja,
• Pengecilan dan kelemahan otot-otot eminensia tenar.
• Hilangnya sensasi pada tangan pada distribusi nervus
medianus.
• Parestesia seperti kesemutan pada distribusi nervus
medianus saat dilakukan perkusi pada telapak tangan
daerah terowongan karpal(tanda Tinel)
• Kondisi ini sering bilateral.
Carpal tunnel syndrome
• N.Medianus
• Pain in hand,
forearm, arm
• Numbness in
median distribution
• Symptoms
aggravated by wrist
flexion
PEMERIKSAAN FISIK

Tes Phalen Luthy’s Sign (Bottle’s sign)


Wrist Extension Test Tinel’s Sign
• Tes Torniquet
menggunakan tensimeter dengan tekanan
sedikit diatas sistolik. Bila dalam 1 menit
timbul gejala CTS, tes ini menyokong
diagnosis.
• Flick’s Sign
pasien mengibas-ibaskan tangan, bila
keluhan berkurang/ menghilang akan
menyokong diagnosis.
• Thenar Wasting
Pada inspeksi dan palpasi dapat
ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar.
• Tes Tekanan
N.Medianus ditekan di terowongan karpal
dengan menggunakan ibu jari. Bila < 120
menit timbu gejala CTS,tes ini menyokong
diagnosis.
• Pemeriksaan Sensibilitas
Bila penderita tidak dapat membedakan
dua titik di daerah nervus medianus, tes ini
dianggap positif dan menyokong
diagnosis.
Pilihan terapi tergantung dari beratnya
penyakit, yaitu:
• Balut tangan, terutama pada malam hari,
pada posisi ekstensi parsial pergelangan
tangan,
• Diuretik-manfaatnya belum diketahui,
• Injeksi lokal terowongan karpal dengan
kortikosteroid,
• Dekompresi nervus medianus pada
pergelangan tangan dengan pembedahan,
pada divisi fleksor retinakum.
Figure 3.
Manu hand brace for the conservative treatment of carpal tunnel syndrome (palmar and dorsal
views). This specially designed brace provides gentle pressure to the heads of the metacarpal bones
while stretching the third and fourth fingers

American Family Physician


Figure 4.
Method of injecting directly into the carpal tunnel. After the hand is positioned on a rolled towel, a
mixture of 10 to 20 mg of lidocaine (Xylocaine) without epinephrine and 20 to 40 mg of
methylprednisolone acetate (Depo-Medrol) or similar corticosteroid preparation is injected with a 25-
gauge needle at the distal wrist crease (or 1 cm proximal to it). Injection occurs along the right side of
the palmaris longus tendon, which can be identified by having the patient pinch the thumb and fifth
fingers together while slightly flexing the wrist. If the palmaris longus tendon cannot be identified, the
needle is inserted slightly ulnar to the midline. The needle is angled downward at a 45-degree angle
toward the tip of the middle finger and advanced 1 to 2 cm as it traverses the flexor retinaculum.
Discomfort in the fingers should prompt repositioning of the needle

American Family Physician


Figure 5.
Method of injecting proximal to the carpal tunnel. Using a 3-cm-long, 0.7-mm needle introduced at a
10- to 20-degree angle, a mixture of 10 mg of lidocaine (Xylocaine) and 40 mg of methylprednisolone
is injected at the distal wrist crease between the tendons of the palmaris longus and flexor carpi
radialis muscles. The mixture is introduced as a bolus and massaged toward the carpal tunnel. The
needle should be advanced slowly and repositioned if resistance is encountered or the patient reports
pain or paresthesias in the fingers

American Family Physician


• Dan ini salah satu contoh pembedahan
pada pasien Carpal Tunnel Syndrome
Neuropati ulnaris
Nervus ulnaris rentan terhadap kerusakan akibat tekanan pada
beberapa tempat di sepanjang perjalannya, tetapi terutama
pada siku.
Gambaran klinis meliputi:
• Nyeri dan/atau parestesia seperti kesemutan yang menjalar
ke bawah dari siku ke lengfan sampai batas ulnaris tangan,
• Atrifi dan kelemahan otot-otot intrinsik tangan (eminensia
tenar masih baik)
• Hilangnya sensasi tangan pada distribusi nervus ulnaris
• Deformitas tangan cakar(claw hand) yang khas pada lesi
kronik
Pemeriksaan konduksi saraf dapat
menentukan lokasi lesi sepanjang perjalanan
nervus ulnaris.
lesi ringan dapat membaik dengan balutan
tangan pada malam hari, dengan posisi siku
tekstensi untuk mengurangi tekanan pada saraf.
Untuk lesi yang lebih berat, dekompresi bedah
atau transposisi nervus ulnaris, belum dapat
dijamin keberhasilannya. Tetapi operasi
diperlukan jika terdapat kerusakan nervus ulnaris
terus menerus, yang ditunjukan dengan gejala
nyeri persisten dan/atau gangguan motorik
progresif.
Ulnar neuropathy
• Numbness
• Atrophy of first dorsal
interosseous
• Weakness
• Compression at
elbow
• Entrapment in cubital
tunnel
• Distal injury
Palsi radialis
Tekanan pada nervus radialis dilengan atas
menyebabkan wrist drop akut dan kadang
hilangnya sensasi pada distribusi nervus
radialis superfisial. Umumnya lesi terjadi
akibat kelainan postur lengan atas dalam
waktu lama, misalnya lengan yang
terposisikan dengan tidak benar pada
sandaran sofa karena intoksikasi alkohol
(‘Saturday night palsy’)
Radial nerve: Saturday night palsy
• Weakness of wrist &
finger extensors,
brachioradialis
• Pressure palsy
• Trauma (humerus
fracture)
Lesi pleksus brakialis
Selain trauma akut pada pleksus
brakialis, misalnya akibat traksi saat
persalinan atau kecelakaan, yang
biasanya mengenai pengendara sepeda
motor (pleksus radiks bagian atas –
paralisis Erb; bagian bawah –paralisis
Klumpke), dikenali pula beberapa
sindrom kronik.
Iga servikal
Iga servikal atau pita jaringan fibrosa dapat menekan
pleksus brakialis pada rongga toraks. Dulu, kondisi
ini seringkali mengalami overdiagnosis dan diterapi
berlebihan dengan pembedahan. Eksplorasi bedah
pleksus brakialis saat ini dilakukan hanya untuk pasien
dengan atrifi dan kelemahan prosgresif otot-otot
intrinsik tangan, dengan gangguan sensorik yang
sesuai (biasanya pada sisi ulnar lengan) dan didukung
oleh pemeriksaan elektrodiagnostik. Bahkan
pencitraan pleksus brakialis dengan MRI tidak terlalu
bermakna. Gambaran rontgen dapat menunjukkan iga
servikal, akan tetapi penekanan akibat pita jaringan
fibrosa dapat tidak terlihat dari foto rontgen.
Parestetika meralgia
Kompresi nervus kutaneus lateral paha saat
saraf tersebut melintas di bawah ligamen
inguinalis yang menyebabkan pola
hilangnya sensasi yang khas. Onset
kondisi ini terutama berhubungan dengan
perubahan (peningkatan atau penurunan)
berat badan pasien.
Palsi poplitea lateral
Nervus peroneus komunis rentan terhadap
kerusakan akibat tekanan pada lokasi kaput
fibula, yang menyebabkan foot drop. Terjadi
kelemahan pada dorsofleksi dan eversi
pergelangan kaki., dan kelemahan ekstensor
halusis longus, disertai hilangnya sensasi
dengan derajat bervariasi. Kondisi ini sering
terjadi pada keadaan imobilitas dan pada
kerentanan saraf terhadap tekanan, misalnya
akibat diabetes melitus.
Foot drop juga dapat diakibatkan oleh lesi pada
radiks lumbal (biasanya L5). Secara teoritis hal ini
dapat dibedakan secara klinis dari lesi nervus
peroneus, karena pada lesi nervus peroneus
inversi kaki masih baik, karena tibialis posterior
dipersarafi oleh nervus tibialis dan bukan nervus
peroneus. Akan tetapi, biasanya diperlukan
pemeriksaan elektrodiagnostik pada lutut untuk
menentukan lokasi lesi. Kerusakan nervus
peroneus seringkali reversibel, yang disebabkan
oleh blok konduksi(neurapraksia). Untuk
sementara penggunaan balut foot drop dapat
membantu.
Peroneal palsy

• Crossing legs
• Weight loss
• Hospitalization
• Surgery
Bell’s Palsy
• Adalah kelumpuhan n.facialis perifer, akut,
Etiologi ; idiopatii
ada bbrp pendapat; inflamasi akut n VII di
da tl temporal, for stilomastoideus,
• Dapat terjadi pada semua umur (sering
20-50 th)
• Insidensi Laki-laki sama dg wanita
• Hampir selalu unilateral, dapat berulang
• Gejala klinik;
• * mulut mencong, + jelas saat meringis
• * lagopthalmus
• * tanda bel
• * tidak bisa meniup atau bersiul
• * bmila minum, berkumur  tumpah
• * hilang tajam pengecapan 2/3 depan
• * salivasi berkurang
GEJALA
Sindrom airmata buaya
(crocodile taers syndrome)
• Gx sisa bell’s palsy
• Bbrp bln pasca awitan
• Air mata bercucuran pada mata yg terkena
saat makan
• n VII menginervasi gld lakrimalis n
salivarius submandibula
• Diduga regenerasi n salivarius (salah
jurusan ke gld lakrimalis
• Terapi;
• Farmaka:
• * kortikosteroid (prednison 1mg/kgbb-5hr,
diturunkan 2tb/hr smp 10hr)
• * mecobalamin 3x 500mg analgetik kp
• Non farmaka: fisioterapi
• Komplikasi:
• keratitis, konjungtifitis
• tic facialis

• Prognosis;
• 85% sembuh dlm 3mgg, 15% dlm 3-6 bl
NEUROPATI
DEFINISI
• Keadaan dengan gangguan fungsi dan Struktur pada
saraf tepi.
• Neuropati saraf tepi adalah proses degenerasi saraf
tepi yang mempersarafi terutama otot bagian distal
ekstremitas.

ETIOLOGI
• Kongenital • Intoksinasi
• Inflamasi • Alergi
• Infeksi • Trauma
• Gangguan metabolik • Pengaruh suhu
• Neoplasma • idiopatik
• degenerasi • Gangguan vaskuler
KLASIFIKASI
• Mononeuropati
- Gangguan saraf perifer tunggal
- Akibat trauma, khususnya akibat tekanan, atau
gangguan suplai darah (vasa nervorum).
• Polineuropati
- Gangguan beberapa saraf
- Akibatk proses peradangan, metabolik, atau
toksik yang menyebabkan kerusakan dengan
pola difus, distal, dan simetris yang biasanya
mengenai ekstremitas bawah, sebelum
ekstremitas atas.
• Klasifikasi lain:
– Neuropati diabetik
– Neuropati vaskulitik
– Neuropati Demielinatif Inflamatori
– Neuropati herediter
GAMBARAN KLINIK
• Paresis simetris
– Biasa dimulai dari kedua tungkai lalu menjalar progesif
ke atas
• Kesemutan
– Dimulai pada ujung jari kaki dan tangan
• Hiperpatia
• Hipotensi
• Perubahan trofi kulit
• Atonia kandung kemih
• Diare malam hari
• Hiporefleksia atau arefleksia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• EMG
– Menentukan tempat lesi ( otot, saraf tepi,
kornu anterior )
• Biopsi saraf
– Secara histologis, neuropati dibagi menjadi
• Gangguan primer di akson
• Gangguan di sel schwann (demielinisasi
segmental)
• Gangguan di jaringan interstitial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kecepatan Hantar Saraf
– Menentukan derajat gangguan dan
perkembangan penyakit
• Pemeriksaan CSS
– Kadar protein meningkat pada Guillain Barre
sindrom
– Penentuan jumlah sel, kadar gula dan klorida
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan aktif
– Pencegahan terhadap kerusakan lanjut saraf tepi
• Pengobatan selanjutnya
– Rehabilitasi pada penderita
• Kortikosteroid
– Periarteritis
– Sindrom Guillain Barre
• Vitamin
– Gangguan metabolik
– Defisiensi vitamin
PENATALAKSANAAN
• Persenyawaan chelate
– Keracunan logam berat
• Non farmakologi
– Konseling penting pada penderita neuropati
heriditer
– Fisioterapi
– Rehabilitasi
PROGNOSIS
• Tergantung dari tingkat kerusakan sel
saraf
– Tingakt neurapraksia
• Hambatan dalam hantaran tanpa kehilangan
kontinuitas
• Pemulihan terjadi beberapa menit sampai minggu
– Aksonotmesis
• Kerusakan pada akson tanpa kerusakan pada pola
andoneurial
• Prognosis baik
PROGNOSIS
– Neurotmesis
• Saraf terputus sebagian atau seluruhnya
• Penyambungan saraf menghasilkan
perbaikan sebanyak 50%
• Regenerasi dapat dideteksi dengan perkusi
langsung pada saraf yang bersangkutan
BRACHIALGIA
DEFINISI

Brachialgia suatu gejala komplek yang biasanya


ditandai dengan nyeri disekitar bahu dan menjalar ke
lengan. Hal ini digunakan ketika ada rasa sakit yang
dianggap karena adanya permasalahan dengan saraf dan
paling sering terjadi akibat syaraf terkompresi atau
terjepit di leher.
EPIDEMIOLOGI

Sebuah survey epidemiologi menunjukkan kejadian


tahunan pada brachialgia adalah 83 per 100.000 orang.
Dalam sebuah studi, dilaporkan 14,8% orang dengan
brachialgia disebabkan karena adanya aktifitas fisik dan
trauma.
Etiologi
• Metabolik  penderita DM, influenza dan asam urat.
• Trauma  akibat penekanan pleksus brachialis.
Contoh : membawa beban yang terlalu berat di bahu
dan memakai pakaian yang sangat ketat.
• Secondary symptoms  osteoartritis, metatasis tumor
ke kelenjar glandula di axilla, spinal meninges.
• Referred  biasanya pada pasien yang mengalami
kelainan jantung.
• Peradangan  peradangan pada sendi bahu,
terjadinya fibrosis dari otot ke saraf.
GEJALA KLINIS

Gambaran klinis brachialgia biasanya berupa kekakuan


pada leher dan menjalar ke bahu pada daerah M.
trapezius.
Tanda dan gejala :
1.Nyeri leher  timbulnya nyeri terjadi secara
perlahan-lahan ataupun mendadak.
2.Kaku leher  dimulai dari pagi hari dan makin
bertambah dengan adanya aktifitas.
3. Gejala radikuler  tergantung pada radiks saraf
yang terkena oleh spur atau iritasi oleh synovitis dari
facet sendiri biasanya unilateral.
4. Parestesia (kesemutan)
DIAGNOSIS

Tidak ada kriteria khusus untuk mendiagnosis


brachialgia. Gejala yang biasa ditemuka pada
inspeksi atau palpasi :
 nyeri kaku pada leher
Rasa nyeri dan tebal menjalar ke ibu jari dan sisi
radial tangan
kelemahan biceps atau triceps
Berkurangnya reflek biceps
Nyeri menjalar di bahu yang samar
Provokatif test yang dapat dilaporkan untuk
mendiagnosis brachialgia :
1)Tes spurling
2)Tes distraksi kepala
3)Tindakan valsava
Penatalaksanaan
a. Pengobatan konservatif
Jenis obat-obatan yang dapat digunakan
biasanya golongan salisilat atau NSAID. Bila
keadaan nyeri dirasakan begitu berat, kadang-
kadang diperlukan analgetik golongan narkotik.
b. Operatif
Direkomendasikan pada kasus brachialgia
dimana hasil penyinaran didapatkan kompresi
servikal dan terdapat klinis mielopati.
c. Fisioterapi
Tujuan utama penatalaksanaan adalah reduksi
dan resolusi nyeri, perbaikan atau resolusi defisit
neurologis dan mencegah terjadinya komplikasi
atau keterlibatan medulla spinalis lebih lanjut.
Frozen shoulder syndrome
definisi
• Kekakuan dan keterbatasan luas gerak
sendi secara aktif maupun pasif disertai
nyeri pada sendi pada scapulotoraksis
dan sendi glenohumeral
etiologi
Penyebab idiopatik, diduga adanya respon suatu
imobilisasi terhadap hasil pusat jaringan lokal.
Faktor predisposisi :
1.Trauma berulang
2.Usia
3.Kelumpuhan
4.DM
5.Pasca operasi payudara
6.Infark miokard
patofisiologi
Triger point
pada
Perlekatan lap. Bursa Hipertrofi inflamatory subscapularis
subdeltoid synovitis  aktifitas fase
motor simpatis
 hipoksia
jaringan
periartikuler 
fibrosis lokal
Komplikasi Proliferasi aktif
imobilisasi lama fibroblas disertai
akibat trauma atau transformasi
stroke menjadi mioblas
Gejala klinis
• Nyeri bahu
• Bersifat tumpul
• Bahu bagian luar bisa menjalar hingga ke
lengan dan tangan pada sisi yang sama
• Pembatasan luas gerak sendi
• Penurunan kekuatan otot
• Adanya spasme
• Gangguan fungsional
• Adanya kontraktur
• Adanya atrofi
Diagnosis
Pemeriksaan untuk menegakan diagnosis
frozen shoulder syndrome :
1.ROM (Passive Range of Motion) 
pemeriksa menggerakan bahu aktif diliat ada
keterbatasan ROM atau tidak, kemudian amati
pada sudut berapa timbul adanya nyeri
Pemeriksaan penunjang :
•Radiologi
•Foto rontgen/X-ray
•MRI
Penatalaksanaan
• Medikamentosa
NSAID : Na-diklofenak, ibuprofen, aspirin,
meloxicam
Injeksi steroid
Relaksan otot : diazepam
• Rehabilitasi medik
Fase akut  imobilisas, LGS pasif pada
seluruh gerakan yang bebas nyeri, LGS
pasif/aktif sendi siku, pergelangan tangan
atau jari tangan
Fase subakut/kronis  latihan aktif atau
dengan bantuan alat (pendular exercise,
wall climbing exercise, over head pulley),
latihan dengan Tongkat atau handuk.
TENNIS ELBOW

dr. Listyo Assist Pujarini, M.Sc, Sp.S


Definisi
Suatu Sindrom yang timbul akibat dari
ekstensi pergelangan tangan yang
berlebihan. Sering ditemukan pada:
Repetisi supinasi
Pronasi lengan bawah ketika sendi siku
sedang dalam keadaan ekstensi.
Epidemiologi

Pada umumnya mereka berusia antara 20-50


tahun, dan mayoritas berusia di atas 30 tahun.
Manifestasi klinis
 Keluhan utama: nyeri di daerah lateral elbow
yang menjalar ke regio ekstensor.
 Nyeri biasanya bersifat tajam, intermiten, dan
menjalar ke bawah melalui aspek posterior
lengan bawah.
 Onset gejala biasanya timbul dalam 24-72 jam
setelah melakukan aktivitas ekstensi
pergelangan tangan secara berulang-
ulang.
Patofisiologi

Adanya robekan tendon ekstensor yang


merupakan origo dari:
 m. extensor carpi radialis longus
 m. extensor carpi radialis brevis
 m. extensor digitorum communis
 m. extensor carpi ulnaris
Patofisiologi
Pemeriksaan fisik
 Penekanan pada lateral elbow.

Pemeriksaan ROM (range of movements)


Pemeriksaan penunjang
 X-Ray
 USG
USG longitudinal pada tendon
extensor communis pasien
tennis elbow, tanda panah
menunjukkan fokus hipoekoik
linear yang sesuai dengan
robekan intrasubstansi.
 MRI
(a) tanda panah menunjukkan
robekan full-thickness dan
retraksi ECRB yang disertai
dengan edema. (b) tanda
panah menunjukkan cairan
peritendinosus pada origo
ECRB
Diagnosa Banding

 Sindrom radial tunnel


 Bursitis olekranon
 Epikondilitis medial (golfer elbow)
Penatalaksanaan
 Fase akut (R.I.C.E)
– Rest (istirahat)
– Ice (es)
– Compression (kompres)
– Elevation (elevasi)
 Terapi konservatif
 NSAID (Non-steroidal anti-inflammatory
drugs)
 Kortikosteroid
 Terapi Fisik
 Pembedahan
Ulnar Nerve Syndrome

Ulnar nerve syndrome merupakan suatu kondisi dimana


saraf yang berjalan melewati siku mengalami kompresi.
Tempat paling sering yaitu epicondilus medial.
Etiologi

• Penebalan ligament diatas


nervus ulnaris.
• Penebalan muskulus tempat
nervus ulnaris keluar setelah
melewati fascial tunnel.
• Kelainan hormone seperti
akromegali atau diabetes
• Trauma berulang pada nervus
ulnaris.
• Sering diakibatkan oleh
penyebab yang tidak spesifik
lainnya.
Symptoms

• Mati rasa pada jari kelingking dan


khas pada setengah bagian jari manis.
• Gejala memberat dengan aktivitas
• Kelemahan pada beberapa fungsi
tangan (ex: meregangkan jari-jari,
penurunan daya genggam, dan
cenderung mudah menjatuhkan
barang yang digenggam.
Ulnar Nerve Testing
Ulnar Nerve testing
Sensory Distribution
tatalaksana

Pada tahap awal, dengan mengistirahatkan siku


dapat menyebabkan perbaikan dengan sendirinya

Antiinflamasi dapat digunakan dalam jangka


pendek

Fisioterapi

Operasi, diindikasikan untuk keluhan yang


semakin memberat dan terapi non operatif yang
gagal.
CERVICAL ROOT SYNDROM
DEFINISI
• Cervical Root Syndrome adalah suatu
keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau
penekanan akar saraf servikal oleh
penonjolan discus invertebralis.
ETIOLOGI
• Proses degenerative
• Herniasi diskus invertebralis
• Infeksi/inflamasi
• Iritasi
• Trauma
ANATOMI
DERMATOM DAN MIOTOM
SARAF DERMATOM MIOTOM
C3 Supraclavicular, suboccipital, Trapezius, levator scapulae,
posterior, auricular sternocleidomastoideus, diafragma
C4 Infraclavicula, posterior cervical, Trapezius, rhomboidei, levator scapula,
posterior bahu diafragma
C5 Superolateral tangan Pectoralis mayor, supraspinatus, infraspinatus,
deltoid, biceps, brachialis, brachioradialis,
diafragma
C6 Bagian samping lengan atas dan Biceps, brachialis, brachioradialis, extensor
lengan baawah, ibu jari, telunjuk carpi radialis longus, supinator, pronator
teres, flexor carpi radialis, triceps
C7 Posterolateral lengan atas dan Triceps, litissimus dorsi, pronator teres, flexor
lengan bawah, jari tengah carpi radialis, extensor carpi ulnaris, dxtensor
digitorum, abductor policis longus, extensor
policis brevis and longus, extensor indicis

C8 Medial lengan atas dan lengan Flexor digitorum superficialis, pronator


bawah, jari manis, kelingking quadratus, flexor digitorum profundus, flexor
policis longus, flexor carpi ulnaris,
PATOFISIOLOGI
• Discus intervertebralis >> nucleus
pulposus >> kadar air berkurang
(degeneratif) >> penekanan annulus
fibrosus >>menonjol keluar >>
penyempitan ruang discus & terbentuk
jaringan ikat baru (osteofit) >> diameter
kanalis menyempit >> akar-akar saraf
tertekan >> akar saraf kehilangan fungsi
fisiologis >> rasa nyeri radikuler.
GEJALA DAN TANDA
• Nyeri Leher yang menyebar ke bahu, lengan
atas atau lengan bawah
• Spasme otot
• Kaku Leher (Stiffness)
• Parasthesia
• Gejala radikuler
• Parese
• Gejala lain : nyeri kepala, vertigo dan tinnitus
(penekanan a. Vertebralis)
DIAGNOSIS
• ANAMNESIS :
Keluhan utama, Riwayat penyakit sekarang,
Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit
keluarga
• PEMERIKSAAN FISIK :
– Terdapat tenderness pada daerah cervical
– Spasme pada otot-otot leher
– Pemeriksaan R.O.M leher terbatas dan nyeri
– Terdapat defisit sensoris dan hiporeflexia
– Leher terdapat kyphotic
DIAGNOSIS
• PEMERIKSAAN PENUNJANG :
– Radiologis Rontgen
• Pembentukan osteofit dan skeloris pada sendi
apofisea
• Penyempitan discus intervertebralis akibat erosi
kartilago
• Pembentukan tulang baru (spurring) antar vertebra
berdekatan, terdapat kompresi akar saraf
– MRI dan CT scan
FOTO RONTGEN
MRI
DIAGNOSIS
• PEMERIKSAAN KHUSUS :
– Tes Provokasi
– Tes Distraksi Kepala
– Tindakan Valsava
TES PROVOKASI
TES DISTRAKSI KEPALA
TINDAKAN VALSAVA
PENATALAKSANAAN
• EDUKASI
– Mengajarkan pasien gerakan dan postural yang benar
– Mencegah latihan R.O.M berlebihan
• MEMPERBAIKI POSTUR FISIOLOGIS
– Mengurangi forward-head posture
– Mengurangi lordosis berlebihan
• TERAPI MEDIKAMENTOSA
– Pemberian NSAID dan Muscle relaxant
– Bila nyeri akut berikan kortikosteroid
• TRAKSI LEHER
• CERVICAL COLLAR
TRIGGER FINGER
Definisi

Trigger finger adalah penyakit yang


terjadi pada jari penguncian dari tendon
fleksor jari yang terlibat, berhubungan
dengan disfungsi dan nyeri. Terjadi karena
penggunaan berlebihan dan cedera
langsung, penyakit ini merupakam bentuk
lain dari begitu banyak cedera regangan
berulang seperti carpal tunnel syndrome,
tenis elbow dan pegolf elbow.
Etiologi
Penyebab potensial trigger finger / thumb telah dapat
dijelaskan, tetapi etiologi tetap idiopatik, artinya penyebabnya
tidak diketahui. Kemungkinan disebabkan oleh trauma lokal
dengan stres dan gaya degeneratif. Ada yang menghubungkan
penyebab trigger finger karena penggunaan fleksi tangan yang
terus-menerus dan pada tiap individu sering dengan penyebab
multifaktor. Oleh karena itu sering disebut dengan tenosinovitis
stenosing (stenosans tenovaginitis khusus pada jari). Stenosing
berarti penyempitan terowongan atau tabung-seperti struktur
(selubung tendon).
• Epidemiologi
– lebih sering terjadi pada penderita diabetes
– Jari manis yang paling sering terlibat

• Patogenesis
– Disebabkan oleh jebakan dari tendon fleksor pada tingkat katrol
A1
– Metaplasia fibrocartilaginous tendon dan katrol ditemukan dalam
keadaan patologi
ANATOMI
KLASIFIKASI
• Green Classification
– Kelas I Nyeri di daerah katrol A-1
– Kelas II Digit tertahan
– Kelas III Digit terkunci, bisa diperbaiki
secara pasif
– Kelas IV Terfiksasi, digit terkunci
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala
– Finger clicking
– Nyeri di telapak distal dekat katrol A1
– Jari menjadi terkunci dalam posisi fleksi

• Pemeriksaan fisik
– Nyeri tekan pada katrol A1
– Teraba benjolan di dekat lokasi yang sama
PENATALAKSANAAN
• Nonoperative
– activity modification, NSAID
• indications
– first line of treatment
– steroid injections
• indications
– best initial treatment for fingers
• Operative
– surgical debridement and release of the A-1
pulley
• indications
– in cases that fail nonoperative treatment
DEFINISI:

Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah Nyeri yang


dirasakan di daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya

EPIDEMIOLOGI

NPB:
* Merupakan salah satu dari 10 alasan pasien
mengunjungi Dokter
* Prevalensi: 7.5-37% dari Populasi (USA)
* Prevalensi teringgi pada rentang usia 45-60 tahun
* 80% orang dewasa pernah mengalami NPB akut
* Th 1991 di USA diperkirakan $ 25 billion / tahun
NYERI PUNGGUNG BAWAH
Berbagai Jenis NPB/LBP

1.NPB akibat sikap yang salah

• - Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada


pinggang, kaku dan tidak enak namun lokasi tidak jelas.

2.NPB Pada Herniasi Diskus Lumbal

• - Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat


tumpul atau terasa tidak enak, sering intermiten, walau
kadang onsetnya mendadak dan berat.
• - Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta
mengedan, batuk atau bersin.
Berbagai Jenis NPB/ LBP

3.NPB pada Spondilosis

• Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan


oleh protrusi diskus, walaupun nyeri biasanya kurang
menonjol pada spondilisis

4.NPB pada Spondilitis Tuberkulosis

• Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan


berat badan, keringat malam, demam subfebris, kakeksia.
Gejala ini sering tidak menonjol.

5. NPB pada Spondilitis Ankilopoetika


KLASIFIKASI MENURUT LAMANYA LBP

NPB
diklasifikasikan
ke dalam:

1. Akut NPB 2. Subakut NPB


3. Kronik NPB (
(< 6 ( 6-12
> 12 minggu)
minggu) minggu)

Prognosis:

• - 60% bekerja kembali dalam 1 bulan


• - 90% bekerja kembali dalam 3 bulan
• - dengan intervensi minimal, penderita NPB
• mengalami kemajuan pada minggu-minggu
• pertama
ETIOLOGI LBP

Mekanik
(deformitas,
trauma)

Psikis Degeneratif

Neoplasma Inflamasi

Sistemik
CONDITION CLINICAL CLUES

Nonspesific back pain (mechanical No nerve root


compromise)

Back pain, Facet join pain, Osteoarthritis Over lumbosacral area


Muscle sprain, Spasms

Sciatica (Herniated disc) Back related extremity


symptoms and spasm in
radicular pattern,
SLR test (+)
Spine fracture (compression fracture) History of trauma,
osteoporosis, localized
pain over spine
Spondylolysis Affect young athletes
(gymnastic, foot ball
weight lifting), pain
with spine extension, oblique
radiograph show
defect of pars interarticularis
Malignant disease (Multiple Unexplained weight loss, fever
Myeloma), metastatic diseases abnormal SPE pattern, history of
malignant disease

Connective tissue disease Fever, increase ESR, positive for


(systemic lupus erythematosus) ANA, scleroderma, rheumatoid
arthritis

Infection (disc space, spinal Fever, parenteral drug abuse, history of


Tuberculosis) history of tuberculosis or positive
tuberculin test

Abnormal aortic aneurysm Inability to find position of comfort,


back pain not relieved by rest,
pulsation mass in abdomen
Cauda equina syndrome Urinary retention, bladder or
(spinal stenosis) bowel incontinence, saddle
anesthesia, severe and progressive
weakness of lower extremities

Hyperparathyroidism Insidious, associated with


hypercalcemia, renal stone,
constipation

Ankylosing spondilitis Mostly men in their early 20s,


(morning stiffness) positive by HLA-B27 antigen,
positive family history

Nephrolithiasis Colicky flank pain radiating to


groin, hematuria, inability to find
comfort position
1. GANGGUAN MEKANIK PRIMER
Ligamentous Strain

Muscle strain or spasm

Facet join disruption or degeneration

Intervertebral disc degeneration or herniation

Vertebral compression fracture

Vertebral end-plate microfractures

Spondylolisthesis

Spinal stenosis

Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis


GANGGUAN MEKANIK
• 1. Osteoartritis
• 2. Rheumatoid arthritis
• 3. Thoracic Outlet Syndrome
• 4. Spondilosis servikalis
2. PENYAKIT
DEGENERATIF: • 5. Penyakit Marie-Strumpell
• (Spondilitis Ankilopoetika)
• 6. Hernia Nukleus Pulposus
(HNP)
• 7. Stenosis Spinalis
Hernia Nukleus Pulposus

• HNP adalah protrusi atau ekstrusi


nukleus pulposus bersama sebagian
annulus fibrosus ke dalam kanalis
vertebralis atau foramen
intervertebralis
• Insidens : 1-2 % populasi
• Dapat terjadi dimana saja sepanjang
medulla spinalis
• Paling sering di daerah lumbal
HERNIASI DISCUS
Distribusi lokasi HNP

HNP lumbalis (paling >>)

• HNP L5-S1 (45-50%), L4-5 (40-45%)


• ok jaringan fibrokartilagonya terutama di posterior lebih
tipis dibanding diskus intervertebralis lainnya

HNP servikalis

• C6-7 (69%), C5-6 (19%)

HNP torakalis (jarang, < 1%)


Gradasi HNP

Protruded disk
• Penonjolan nukleus pulposus tanpa kerusakan annulus fibrosus

Prolapsed disk
• Nukleus berpindah tetapi tetap dalam lingkaran annulus fibrosus.

Extruded disk
• Nukleus keluar dari annulus fibrosus dan berada di bawah
ligamentum longitudinalis posterior.
Sequestrated disk
• Nukleus telah menembus ligamentum longitudinalis posterior.
GRADASI HNP
Gejala klinis HNP

HNP lumbalis : HNP servikalis :

• Nyeri radikuler pada • nyeri radikuler di


bokong, paha, betis dan servikal yang bertambah
kaki bila ekstensi leher,
• Postur vertebra kaku berkurang bila lengan
atau tidak normal diangkat dan diletakkan
• Parestesi, parese dan di belakang kepala
gangguan refleks • Parestesi, parese dan
tendon. gangguan refleks
tendon.
Diagnosa

Pemeriksaan neurologis :
HNP lumbalis : HNP servikalis :
• Laseque (straight leg • Tes Naffziger
raising) test • Tes Valsava
• Crossed Laseque/
O’Conell (crossed
SLR) test
RADIOLOGIS

Foto polos vertebra :

• informasi sangat terbatas


• diskus menyempit, skoliosis, lordosis lumbal
berkurang

Mielografi

CT atau CT-mielografi

MRI (paling baik)


PENATALAKSANAAN

KONSERVATIF OPERATIF
tidur alas
traksi
keras/
tirah pelvis
baring
orthopaed analgetik
(kontrover 1. Konservatif gagal
ic
sial)
mattress

2. 3. 4.
Gangguan Serangan Kompresi
motorik berulang- kauda
progresif ulang equina
TERAPI
ANALGETIK
Sindrom Piriformis
Definisi
• Sindrom piriformis adalah gangguan
neuromuskular yang terjadi karena saraf
sciatic (nervus ischiadicus) terkompresi atau
teriritasi oleh otot piriformis sehingga
menimbulkan nyeri, kesemutan, dan mati
rasa pada area bokong sampai perjalanan
saraf sciatic.1
Gambar persarafan nervus ischiadiscus dan otot piriformis

Gambar persarafan nervus ischiadiscus dan otot piriformis


Sindrom piriformis primer
• akibat kompresi saraf secara langsung akibat
trauma atau faktor intrinsik, termasuk anomali
anatomi, seperti split piriformis muscle, split
sciatic nerve, atau anomalous sciatic nerve path

Sindrom piriformis sekunder


• disebabkan oleh adanya faktor yang
menginisiasi munculnya gejala klinis dari proses
penyakit seperti, macrotrauma, microtrauma,
efek massa yang iskemik, dan adanya iskemik
lokal
Robinson menandai 6 gejala dan tanda yang
digunakan sampai sekarang :
• Riwayat trauma pada gluteus dan sacroiliaca
• Nyeri tekan pada regio sacroiliaca joint, foramen
ischiadiscus major (greater sciatic notch) dan otot
piriformis yang sering menjalar ke pinggul
• Eksaserbasi akut nyeri pada saat membungkuk
atau mengangkat dan mereda selama ekstremitas
yang terkena ditarik
• Teraba sausage-shape mass pada otot piriformis
selama eksaserbasi akut
• Tanda lasegue positif
• Berdasarkan durasi gejala, atropi gluteal.
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Lasegue
Tanda Lasègue terlokalisasi sakit ketika tekanan
pada otot piriformis dan tendon, terutama ketika
pinggul yang tertekuk pada sudut 90 derajat dan
lutut diluruskan 180.
2. Tes FAIR
Melakukan fleksi, abduksi dan internal rotasi pada
pinggul, hasil positif jika dirasakan nyeri.
Tes FAIR
3. Tanda Freiberg
Melakukan rotasi pasif ke dalam oleh pinggul dan
dirasakan nyeri pada bokong.
4. Manuver Pace
Nyeri bokong dengan adanya tahanan abduksi dari kaki
yang dimanuver ketika posisi duduk.
5. Manuver beatty
Pasien diposisikan lateral dekubitus pada sisi yang tidak
saki, nyeri pada bokong dirasakan pada ekstrimitas yang
sakit ketika pasien melakukan abduksi secara aktif pada
pinggul yang mengalami nyeri dan menahan lutut
beberapa inci dari meja pemeriksaan.
Manuver beatty
Peroneal Syndrome
Definsi
 Sindrom yang muncul akibat adanya
gangguan fungsi dari N. peroneus communis.
 N.Peroneus communis dibentuk oleh
gabungan divisi postereor bagian atas pleksus
sakral yaitu dari L4—5 dan S1-2.
Etiologi
 Penyebab yang sangat sering adalah akibat
tekanan dari luar seperti penekanan pada
saraf selama jongkok atau duduk bersilang
kaki.
 Trauma.
 Diabetes.
 Lepra.
Manifestasi Klinis
 Kelainan ini menimbulkan parese/paralise
jari kaki dan dorsofleksi kaki.
 Gangguan sensoris terbatas pada kulit di
sela jari-jari antara jari kaki 1 dan 2
Patofisiologi
Kompresi atau stretching akibat trauma,
dislokasi lutut, dan fraktur tibia

Lesi N. peroneum
Diagnosa Banding
 Radikulopati L5
 Post operasi pinggul
 High aciatic mononeuropathy yang
mengenai serabut peroneus komunis.
Penatalaksanaan
 Konservatif, menghindari faktor kompresi
 Operasi
 Terapi fisik
CALCANEAL SPUR
• ANATOMI
• DEFINISI
• ETIOLOGI
• PATOGENESA
• PENEGAKAN DIAGNOSIS
• PENATALAKSANAAN
• DIAGNOSIS BANDING
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
DEFINISI

• Calcaneal spur adalah


eksostosis (pertumbuhan
tulang yang tidak
semestinya) di daerah tuber
calcaneus, yang bentuknya
seperti jalu ayam
ETIOLOGI
• Trauma
• Beban
• Kaku
• Posisi
• Strain
• Rheumatism
PATOGENESA
FASIA PLANTARIS

PENGULURAN
SUBPERIOSTEU
BERULANG
PENARIKAN M MELEBAR

ROBEK

RADANG

KALSIUM PEMBENTUKAN
SPUR MENUMPUK JARINGAN
FIBROUS
GEJALA
NYERI BILA :
• PERMULAAN BERDIRI
• MENGHILANG SETELAH BERJALAN
BEBERAPA LANGKAH
• MUNCUL LAGI BILA BERJALAN
BERLEBIHAN
• DIGERAKKAN PASIF KE ARAH DORSO
FLEKSI
• TUMIT DITEKAN
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
• PASIEN BERJALAN JINJIT
PALPASI
• Pasien posisi tidur dan rileks
• Tangan kiri kita menyanggah kaki
penderita
• Tangan kanan melakukan palpasi dengan
ibu jari menekan pada plantar fascianya.
• Jika penderita mengalami sakit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• FOTO RONTGEN
• MRI
MEDIKAMENTOSA
• NSAID (Non Steroid Anti Inflamation
Drugs)
• Injeksi 25 mg Cortison acetat (IV)
• Methylprednisolon topical
NON MEDIKAMENTOSA
• Istirahat
• Fisioterapi
• Masase
• Latihan dan peregangan
• Alat bantu
• Operasi
• Intervensi dan edukasi
DIAGNOSIS BANDING
• Tarsal tunnel syndrome
• Heel contusion
• Plantar fascia rupture
• Infections
• Osteomalacia
• Tumor
• Vascular insufficiency
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai