Anda di halaman 1dari 41

REFERAT

LESI PERGELANGAN TANGAN


Penyusun:
Heni Wahyuningtyas (030.13.227)
Lula Gestiana Taufan (030.15.103)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 25 MARET-27 APRIL 2019


PENDAHULUAN
• Nyeri pada pergelangan tangan adalah
penyebab paling umum dari rujukan ke
konsultasi ahli bedah tangan dan pergelangan
tangan.

• Nyeri di daerah pergelangan tangan mungkin


merupakan pertanda proses inflamasi atau
degeneratif yang melibatkan tendon dan
terkadang selubung tendon juga.
PENDAHULUAN
• Beberapa penelitian mendukung hipotesis
bahwa beban mekanik dalam memakai
pergelangan tangan bisa menjadi faktor
perkembangan tendonitis pergelangan tangan.

• Selain itu terdapat faktor lain (jenis kelamin,


kondisi medis, riwayat trauma, dan aktivitas).
ANATOMI TULANG PERGELANGAN
TANGAN
PERSARAFAN PERGELANGA TANGAN
VASKULARISASI REGION MANUS
LIGAMEN PADA REGION MANUS
Beberapa lesi yang dapat terjadi pada
pergelangan tangan:
• Lesi pada tendon, ligamen dan kartilago
– De quervain’s disease: stenosis pada tendon
sheath kompartemen dorsal pertama pergelangan
tangan.
Kompartemen: tendon otot abduktor polisis longus
(abduksi) dan otot ekstensor polisis brevis (ekstensi)
• Lesi pada tendon, ligamen dan kartilago
– Ekstensor carpi ulnaris tendinitis : peradangan
yang menyerang tendon pada bagian otot
ekstensor carpi ulnaris (ekstensi dan abduksi
pergelangan tangan)
• Lesi neurologic
– Carpal tunnel syndrome : suatu keadaan dimana
terjadi kompresi nervus medianus dalam
terowongan carpal yang dibatasi oleh tulang
karpal, pada bagian atas tertutup oleh ligamen
karpi transversum dan pada bagian median
terowongan terdapat saraf medianus.
• Lesi neurologic
– Ganglion cyst : benjolan yang sering muncul
disekitar sendi dan tendon yang sering terjadi
pada tangan dan pergelangan tangan, terbentuk
dari kapsul sendi atau sarung tendon.
• Lesi neurologic
– Hand drop atau paralisis nervus radialis :
kelemahan saat mendorsofleksikan pergelangan
tangannya dan mengekstensikan jari-jari tangan.
Drop hand biasanya disebabkan oleh trauma dan
fraktur humerus pada sepertiga tengah dan distal
humerus.
PENEGAKAN DIAGNOSIS (ANAMNESIS)
• Carpal tunnel syndrome
– nyeri dan paraeshesia pada tangan dan jari yang
dipersarafi oleh nervus medianus
– nyeri sering menyebar ke bagian proximal
– mati rasa atau rasa kebal pada daerah yang
dipersarafi oleh nervus medianusKelelahan
walaupun melakukan aktivitas yang ringan.
– Kadang mengalami kesulitan dalam memegang
benda
PENEGAKAN DIAGNOSIS (ANAMNESIS)
• Extensor carpi ulnaris tendinopathy
– nyeri pada pergelangan tangan sisi ulnaris
– nyeri pada ekstensi pergelangan tangan
– pembengkakan, perasaan hangat dan warna
kemerahan pada daerah setempat
– nyeri saat menggenggam, meluruskan sendi
pergelangan tangan, hingga memfleksikan
kelingking.10
PENEGAKAN DIAGNOSIS (ANAMNESIS)
• De Quervain disease
– nyeri bila menggerakkan ibu jari
– sebagian penderita memiliki riwayat terjadinya
trauma akut pada ibu jari
– pada kasus-kasus lanjut tampak edema terutama
pada sisi radial.11
PENEGAKAN DIAGNOSIS (ANAMNESIS)
• Ganglion cyst
– benjolan yang tidak bergejala atau asimtomatik,
namun kadang ditemukan nyeri serta riwayat
penggunaan lengan yang berlebihan
– Beberapa pasien kadang mengeluh adanya
keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. 12
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN FISIK)
• Carpal tunnel syndrome
– Pemeriksaan sensibilitas -> Pada pasien CTS tidak dapat
membedakan dua titik tersebut.
– Pemeriksaan kekuatan otot-otot thenar dengan test
abduksi ibu jari
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN FISIK)
– Pemeriksaan khusus adalah Tinel test, Phalcn's test dan
Tourniquet test.
• Prinsip Tinel test : dilakukan perkusi pada daerah volar. Hasil
(+) apabila timbul paraesthesia pada daerah yang dipersarafi
oleh nervus medianus.
• Prinsip Phalen's test : dilakukan fleksi pergelangan tangan
secara perlahan selama 1 atau 2 menit. Hasil (+) bila
paraesthesia timbul dalam waktu 60 detik.
• Prinsip Tourniquet test : Pada carpal tunnel syndroma akan
menyebabkan paraesthesia pada daerah yang dipersarafi
oleh nervus medianus.9
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN FISIK)
• Extensor carpi ulnaris tendinopathy
– nyeri pada saat melakukan gerakan
menggenggam, meluruskan sendi pergelangan
tangan, hingga memfleksikan kelingking.10
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN FISIK)
• De Quervain disease
– nyeri tekan pada daerah prosesus stiloideus radius
– nyeri pada adduksi pasif dari pergelangan tangan
dan ibu jari
– kadang dapat dilihat atau dapat teraba nodul
akibat penebalan pembungkus fibrosa pada
sedikit proksimal prosesus stiloideus radius
– Uji finkle stein: dilakukan deviasi ulnar pasif pada
pergelangan tangan penderita dapat
menimbulkan keluhan utama berupa nyeri
pergelangan tangan daerah dorsolateral.13,14
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN FISIK)
• Ganglion cyst
– benjolan lunak yang tidak nyeri tekan
– adanya gangguan pergerakan tangan
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG)
• FOTO KONVENSIONAL REGIO MANUS
Pemeriksaan radiologi menggunakan foto
rontgen/X-ray pada kasus dengan masalah di
jaringan lunak umumnya tidak ditemukan
kelainan.21
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG)
• FOTO KONVENSIONAL REGIO MANUS

Gambar 8: Foto rontgen manus dextra. (A) posisi AP. (B) posisi oblik. (C) posisi lateral.22
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG USG)
• Carpal tunnel syndrome
– Hasil USG biasanya ditemukan pembesaran saraf
bagian distal ke retinakulum fleksor, dimana
ukuran normalnya 9-11 mm2.16

Gambar 9: Gambaran USG wrist joint pada carpal tunnel syndrom. (A) potongan transversal
nervus medianus ditemukan proximal cross sectional area (CSAp) 12 mm2, FCR (flexor carpi
radialis tendon). (B) potongan transversal nervus medianus ditemukan CSAp 12 mm2. 15
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG USG)
• Extensor carpi ulnaris tendinopathy
– USG Extensor carpi ulnaris tendinopathy
didapatkan adanya penebalan dan efusi pada
selubung tendon ekstensor karpi ulnaris dan
hipervaskularisasi lokal.17
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG USG)

Gambar 10. Gambaran USG regio manus dekstra bagian extensor.


(A) tampak adanya tendinopathy (B) adanya penebalan global dengan efusi tercatat pada
selubung tendon ekstensor karpi ulnaris (ECU), terdapat hipervaskularitas lokal, pola
fibrillar normal pada tendon ECU dan tidak ada bukti adanya ntratendinus hypoechoic
areas /Tears.17
17
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG USG)
• De Quervain disease
– adanya penebalan dan edema pada tendon
sheath, penebalan retinakulum dan selubung
sinovial serta tampak lesi hypoechoic hiperemia
subkutan.18
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG USG)

Gambar 11: Gambaran USG wrist joint. pasien laki-laki 40 tahun dengan
penampakan normal dari extensor carpi radialis brevis (B) dan longus (L), dan pada
foto sebelah kanan merupakan hasil foto USG pasien wanita 56 tahun dengan
penampakan extensor carpi radialis brevis (B) dan longus (L) yang tampak cairan
peritendinous.17
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG USG)
• Ganglion cyst
– tampak gambaran anechoic hingga hipoechoic.19

Gambar 12: Gambar USG dorsum manus dextra pada wanita 31 tahun
dengan ganglion yang menunjukkan kista anechoic dengan dinding tipis
yang jelas dan peningkatan akustik posterior pada sendi scapholunate.19
Gambar 13: Gambar USG dorsummanus dextra pada wanita 21 tahun
dengan kista ganglion pada dorsum pergelangan tangan yang tampak
ganglion berdinding tebal dan padat pada pewarnaan Doppler. 19
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI)
• Carpal tunnel syndrome
– akan ditemukan gambaran melengkungnya
retinakulum fleksor, pembesaran saraf medianus
pada piriformis, dan tanda lain seperti
menghilangnya lemak atau edema di dalam
terowongan karpal.7
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI)

Gambar 14: Gambaran MRI wrist joint pada wanita 53 tahun dengan carpal tunnel
syndrom recurrent dan fibrosis superficial. (A) menunjukkan intensitas sinyal rendah
antara tendon longus palmaris (asterisk) dan saraf medianus bagian volar (tanda panah).
(B) gambar MR T1 menunjukkan peningkatan saraf median yang kuat (assterisk)
dibandingkan dengan peninkatan otot hipotenar (tanda panah)17
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI)
• De Quervain disease
– terlihat penebalan pada tendon sheath tendon
otot ekstensor polisis brevis dan otot abduktor
polisis longus dan tampak adanya peningkatan
cairan dalam selubung tendon (T2 tinggi, T1
menengah) serta retikulum edematosa akan
menebal.18
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI)

Gambar 16: Gambaran USG wrist joint normal. (1) tampak kompartemen dari tendon
abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis, (2) extensor carpi radialis longus
dan brevis, (3) extensor pollicis longus, (4) extensor digitorum, (5) extensor digiti
minimi, (6) extensor carpi ulnaris.17
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI)

Gambar 17: Gambaran MRI wrist joint. Tampak penebalan pada retinaculum 17
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI)
• Ganglion cyst
– dapat dilihat adanya penebalan kapsul dan efusi
sendi pada sendi radiokarpal.20

Gambar 18: Gambaran MRI Gambar 19: Gambaran MRI Gambar 20: Gambaran MRI kista
ganglion pada sendi pergelangan
kista ganglion pada sendi kista ganglion pada dorsum
tangan akibat post traumatic.20
pergeangan tangan.20 sendi pergeangan tangan.20
TATALAKSANA
• Terapi konservatif
– Terapi sesuai penyebab
– Istirahat
– Medikamentosa (NSAID)
– Injeksi lokal kortikosteroid
• Terapi operatif
– Open surgery
– Mengeluarkan cairan ganglion dengan menggunakan
needle dan syringe (aspirasi) pada kista ganglion
KESIMPULAN
• Terdapat beberapa lesi yang sering terjadi pada
pergelangan tangan, seperti de quervain’s
disease, carpal tunnel syndrome dan ganglion
cyst.

• Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan


anamnesis dan pemeriksaan fisik khusus yang
sesuai dengan masing-masing kelainan lesi yang
ada.

• Pemeriksaan foto konvensional umumnya tidak


ditemukan kelainan.
KESIMPULAN
• Secara garis besar tujuan tatalaksana lesi sendi
pergelangan tangan yaitu untuk
menghilangkan gejala yang diderita pasien.

• Terapi yang dapat dilakukan yaitu terapi


konservatif dan terapi operatif
DAFTAR PUSTAKA
• Atzei A, Luchetti R. Clinical approach to the painful wrist. 2006. DOI: 10.1007/0-387-27087-6_24.
• Avery III DM, Rodner CM, Edgar CM. Sports related wrist and hand injuries: a review. Journal of orthopaedic
surgery and research. 2016. DOI 10.1186/s13018-016-0432-8.
• Apergis E. Wrist anatomy. Athens 2016. P7-41. DOI: 10.1007/978-88-470-5328-1_2.
• Peter G, Lynn S, Bickley. Guide to Physical Examination and History Taking. walters Kluwer. 11th ed. Philadelpia:
2013. P 597
• Agur AMR, Dalley AF. Grant’s atlas of anatomy. Ed 14th. Philadelpia. Wolters Kluwer: p148-81.
• Moore K, Agur A. Ekstremitas Superior. Anatomi Dasar Klinis. Edisi 8. Jakarta: Hipokrates. Hal 281-4
• Wallmann HW. Overview of Wrist and Hand Injuries, Pathologies, and Disorders: Part 2. 2011 23: 146. DOI:
10.1177/1084822310384683.
• Canale, S. Terry., et al, Carpal Tunnel. Ulnar Tunnel, and Stenosing Tenosynovitis, Campbell's Operative
Orthopaedics, Tenth Edition, 2005.pp. 3761- 76.
• Katz, Jeffrey N., et al, Carpal Tunnel Syndrome, Clinical Practice, Massachusetts Medical Society, 2002, available at
http://www.nejm.org, accessed on 11th December, 2005.
• McAuliffe JA. Tendon disorders of the hand and wrist. (2010) The Journal of hand surgery. 35 (5): 846-53; quiz 853.
doi:10.1016/j.jhsa.2010.03.001 - Pubmed.
• Apley AG, Solomon L. Penyakit De Quervain in Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Seventh Edition. Jakarta : Widya
Medika. 2005. page : 43 – 4.
• Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005.
hal 1358-71
• Schwartz SI, et all. Tendon Entrapment Syndrome of First Extensor Compartment (deQuervain’s Disorder) in
Principles of Surgery. Fifth Edition. USA : McGraw-Hill Information Services Company; 1989. page : 2066-7.

Anda mungkin juga menyukai