Anda di halaman 1dari 45

ANESTETIK UMUM &

LOKAL

Devi Usdiana Rosyidah, dr. MSc


Laboratorium Farmakologi
Fakultas Kedokteran UMS
Pendahuluan
 Anestesia : hilangnya sensasi nyeri yang disertai maupun
tidak disertai hilangnya kesadaranobatnya : anestetik
 Oliver w. Holmes 1846
 Mesir : menggunakan narkotik
 Cina : canabis indica (ganja)
 Membungkus anggota badan dengan kantong es,
memasang turniket (iskemik), memukul kepala pasien
dengan tongkat kayutidak sadar
 Gas N2O (1776) , gas dietil eter (pertengahan abad
19)eter > baik dibanding N2O
 Kloroform(sir james simpson)hepatotoksik, aritmia,
depresi nafas
PEMBAGIAN ANESTETIK
1. Anestetik Umum
- hilangnya kesadaran
- bekerja di SSPmenghambat transmisi sinaps sistem
retikularis asenden, kortek cerebri, dan hipokampus
2. Anestetik Lokal
- sadar (efek analgesi saja)
- bekerja di serabut saraf perifer
ANESTETIK
UMUM
ANESTETIK UMUM
 Definisi : depresi fungsi SSP menyeluruh, reversibel,
menyebabkan hilangnya respondan persepsi terhadap
semua stimulus
 Komponen keadaan anestetik :
- Amnesia
- Imobilitasdalam merespon stimulus berbahaya
- Pengurangan respon autonom (tek.darah, frekuensi
jantung)terhadap stimulasi berbahaya
- Analgesia
- Ketidaksadaran
Mekanisme anestesia
 1. Teori neurofisiologi : perubahan neurotransmisi
diberbagai bagian SSP
 Neurotransmiter : asetil kolin, katekolamin,
serotonin, GABA, adenosin,
 Asam amino/peptida endogen : asam glutamat

(reseptor NMDA : N-metil-D-asopartat)


2. Opiat: anestesi inhalasi merangsang pelepasan
opiat endogen (reseptor opiat)
Mekanisme anestesia
3. kalsiumneuroregulator, anestesi lokal mengubah
kadar Ca intrasel
4. NO neuromodulator, berperan mengatur tingkat
kesadaran
- NO mengaktifkan adenil siklasehasil : cGMP

5. GABA A receptor –chloride channel

Trias anestesi : hipnotik, analgesia, relaksasi otot


 Supraspinal :
efek anestesi
medula spinal :
mencegah
respon motorik
nyeri
Cara penggunaan anestesi
Inhalasi Intravena
Derivat eter, kecuali halotan&nitrogen Barbiturat (tiopental, tiomilal, metoheksital),
propofol, etomidat, ketamin, droperidol,
benzodiazepin (diazepam, midazolam,
lorazepam), fentanil, sulfentanil, meperidin, morfin
- Masa induksi&pemulihan singkat - Bisa tunggal atau kombinasi
- peralihan terjadinya stadium - fentaniladjuvan anestesi inhalasi
anestesi cepat
- Relaksasi oto sempurna
- Berlangsung cukup aman
- Tidak toksik
STADIUM ANESTESI
I. ANALGESIA
II. EKSITASI
III. PEMBEDAHAN
IV. DEPRESI MEDULA OBLONGATA
STADIUM ANESTESI
I. ANALGESIA
- sejak pemberian anestesi s/d hilangnya
kesadaran
- pasien tidak nyeri (analgesia), tetapi sadar, bisa
mengikuti perintah
- Bisa u/ tindakan pembedahan ringan (cabut gigi,
biopsi kelenjar)
STADIUM ANESTESI
II. EKSITASI
- sejak hilangnya kesadaran sd munculnya
pernafasan teratur, tanda mulainya stadium
pembedahan
- delirium, eksitasi
- Pernafasan tidak teratur, kadang apnea,
hiperneu, tonus otot tinggi, pasien meronta,
inkontinensia, muntahhambatan pusat inhibisi
- Bisa terjadi kematian
STADIUM ANESTESI
III. PEMBEDAHAN
- Timbulnya kembali pernafasan teratur sd spontan
hilang
- Terjadi perubahan : gerak bola mata, reflek bulu
mata&konjungtiva, tonus otot, lebar pupil
a. Tingkat I : nafas teratur, spontan, dada perut
seimbang, gerakan bola mata diluar kehendak, miosis,
tonus otot rangka (+)
b. Tingkat II : nafas teratur, frekuensi lebih kecil, bola
mata tdk bergerak,
STADIUM ANESTESI
III. PEMBEDAHAN
c. Tingkat III : Pernapasan teratur oleh perut karena otot
interkostal mulai paralisis, lakrimasi tidak ada, pupil
midriasis dan sentral, refleks laring dan peritoneum tidak
ada, relaksasi otot lurik hampir sempurna (tonus otot
semakin menurun).
d. Tingkat IV : Pernapasan tidak teratur oleh perut
karena otot interkostal paralisis total, pupil sangat
midriasis, refleks cahaya hilang, refleks sfingter ani dan
kelenjar air mata tidak ada, relaksasi otot lurik sempurna
(tonus otot sangat menurun).
STADIUM ANESTESI
IV. DEPRESI MEDULA OBLONGATA
 Melemahnya pernafasan perut

 Tekanan darah tak terukur

 Jantung berhenti berdenyutkematian

 Tidak dapat ditangani dengan nafas buatan


MEDIKASI PRA ANESTETIK
 Tujuan :
 - mengurangi cemas menjelang pembedahan
 - memperlancar induksi
 - mengurangi kegawatan akibat anestesi

5 golongan obat :
1. Analgesik narkotik
2. Sedatif barbiturat
3. Benzodiazepin
4. Antikolinergik
5. Neuroleptik
MEDIKASI PRA ANESTETIK
Analgesik Sedatif Benzodiaz Antikolinergik Neuroleptik
narkotik barbiturat epin

Morfin IM : 8-10 Pentobarbital Tidak Atropin 0,4-0,6 mg IM Untuk


mg dan mengurang mencegah hipersekresi mengurangi mual
Meperidin 50-100 sekobarbital i tonus 10-15 menit setelah muntah akibat
mgIM/ po/IM 100- spingter penyuntikan. Efek anestetik,
subkutan/IV 150 mg esofagus berlangsung selama misalnya :
Anak-anak > 90 menit droperidol
6 bulan : 1 Gol. Fenotiazin :
mg/kgBB klorpromazin,
prometazinhip
otensi intra
operatif
MEDIKASI PRA ANESTETIK
 Morfin IM : 8-10 mgmengurangi cemas, tegang,
nyeri, hindari takipneu, mengurangi nyeri pasca bedah.
Sulfentanil
(1000kali)>ramifentanil(300kali)>fentanil(100kali),
alfentanil(15kali)>morfin(1kali)>meperidin (0,1kali),
efek negatif morfin : memperpanjang wkt pemulihan,
depresi kardiovaskuler, mual, muntah, eksitasi,
 Barbiturat : untuk menimbulkan sedasi, tidak
memperpanjang masa pemulihan, jarang mual, muntah
MEDIKASI PRA ANESTETIK
 Sedatif non barbiturat : digunakan bila alergi
barbiturat
 Benzodiazepin : menyebabkan tidur, amnesia retrogard
pd dosis besar memperlama masa pemulihan dan
mengurangi cemas, sedikit mengurangi sfingter
esofagusrefluk, tidak ada efek analgesik, tidak larut
air (diazepam, lorazepam) tapi larut dalam propilen-
glikol, midazolam larut air
 Neuroleptik : mengurangi mual, muntahkualitas sedasi
lebih baik drpd morfin
 Antimuskarinik : atropin mencegah hipersekresi,
skopolamin u memperlambat denyut jantung saat
takikardia
ANESTETIK INHALASI
 Fk : Faktor yg menentukan kecepatan transfer
anestetik di jaringan otak :
a. Kelarutan zat anestetik : mudah larutperlu jml >
banyak, sukar larutinduksi anestesi cepat terjadi
b. Kadar anestetik dalam udara/tek. Parsial
anestetikkadar tinggi mempercepat transfer ke
darah
ANESTETIK INHALASI
c. Ventilasi paruhiperventil mempercepat masuk
ke sirkulasi
d. Aliran darah paru
e. Perbedaan tekanan parsial anestetik

FD : substansia gelatinosa cornu dorsal medula spinal


ANESTETIK INHALASI
 Efek samping :
- Delirium depresi miokard (enfluran)
- Aritmia supraventrikuler (halotan)
- Depresi nafas
- Gangguan fungsi hati ringan
- Pemekatan urin, oliguria hipotermia
ANESTETIK INHALASI
 N2O, gas gelak:
- Tidak berwarna, tidak bau, tidak berasa,

- Mudah terbakar

Siklopropan :
- kuat, bau spesifik,

- Mudah terbakar

- fibrilasi atrium
ANESTETIK INHALASI
 Eter , dietil eter :
- Tidak berwarna, mudah menguap, iritasi sal nafas,

mudah terbakar&meledak
- Dilatasi pemb darah kulit

Halotan :
- Anestetik kuat, analgesi lemah

- Menghambat otot jantung&otot polos p.d, nekrosis

hati sentrolobuler,
ANESTETIK INHALASI
 Enfluran :
- Tidak mudah terbakar,
- Relaksasi otot rangka, otot rahim
- Efek samping : menggigil, gelisah delirium, mual,
muntah
ANESTETIK INTRAVENA
 Anestesi intravena ideal : kombinasi
1. Cepat menghasilkan hipnosis
2. Mempunyai efek analgesia
3. Menimbulkan amnesia pasca anestesia
4. Dampak buruk mdh dihilangkan dg antagonisnya
5. Cepat dieleminasi oleh tubuh
6. Tidak/sedikit mendepresi fungsi
respirasi&kardiovaskuler
7. Pengaruh farmakokinetik tdk tergantung pd disfungsi
organ
ANESTESI
INTRAVENA
ANESTESI INTRAVENA
Barbiturat Benzodiazepin opioid lain2
Mk : fasilitasi Diazepam, lorazepam, Fentanil, sulfentanil, Ketamin : batas
pengikatan GABA midazolam. alfentanil, remifentanil. aman
pd reseptor Tidur, mengurangi Antagonis : nalokson lebaranalgesi
dimembran neuron cemas, amnesia Kombinasi fentanil 0,05 k, anestetik,
SSP. retrogard, tidak mg-droperidol 2,5 kataleptik
Bersifat GABA berefek analgesik. mg/mldigunakan Etomidat : tanpa
mimetik langsung u/medikasi pra bersamaan dg N2O. pra
rangsang kanal anestetik Sering untuk tindakan : medikasigera
klorida. Antagonis : flumazenil bronkoskopi, sistoskopi, kan otot
Menekan kateterisasi jantung, spontan,
neurotransmiter penggantian pembalut dihilangkan dg
sistem stimulasi. luka bakar narkotik
lebih kuat, kurang Propofol : IV
aman. 1,5-2,5 mg/kg
Kerja singkat : BB induksi
tiopental, anestesi
metoheksital, tiamilal
Pemilihan sediaan
 Cepat melewati stadium II
 Tidak menimbulkan efek samping organ vital

 Tidak mudah terbakar

 Stabil

 Cepat dieleminasi

 Sifat analgesik cukup kuat

 Relaksasi otot cukup baik

 Kesadaran cepat pulih

kombinasi
Pemilihan sediaan
 Operasi ringan : ekstraksi, insisianestetik umum
bersifat analgesia kuat, misal N2O, dan triklor
etilen
 Op. Besar : laparotomiperlu relaksasi otot ckp
lama eter kombinasi diazepam
 Tindakan kauterisasi halotan, tidak mudah
terbakar
 Kombinasibutuh pengalamanindividu beda
ANESTETIK
LOKAL
Anestetik lokal
 Yaitu obat yg menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal pd jar. Saraf dg kadar cukup
 Pertama kali ditemukan : erythroxilon coca
 Sifat anestesi lokal ideal :
- Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf
secara permanen
- Batas aman lebar
- Larut dalam air, stabil dlm larutan
- Bisa disterilkan tanpa perubahan
penggolongan
 Amid :
- dikubain, lidokain, bupivakain, mepivakain, prilokain
 Ester

- Kurang stabil, mdh mengalami metabolisme

- Tetrakain, benzokain, kokain, prokain


Mekanisme kerja
 Mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf
 Tempat kerja membran sel,
 Peningkatan permrabilitas membran thd ion Na+
 Bergabung dg reseptorn spesifik pd kanal
Nablokade kanalhambatan gerakan ion
Anestetik lokal
Perbedaan sensitivitas saraf :
 Serabut kecil : lebih peka

 Tidak bermielin lebih cepat dihambat

Urutan efek anestesi lokal pada saraf sensorik :


hilangnya nyeri-dingin-panas-raba-tekan dalam
Pengarun pH :
- bentuk basa , hanya sedikit larut, tidsk stabil dlm
larutanbentuk garam
Efek vasokonstriksi
 Kokain  vasokonstriksimenghambat
penyerapanmasa kerja panjang
 Penambahan epinefrin1 dlm 200.000 bagian ,
norepinefrin 1 dalam 100 .000 bagian
 Efek samping vasokonstriktor :gelisah, takikardia,
palpitasi, dan nyeri dada
farmakodinamik
SSP Sambungan saraf otot dan kardiovaskuler
ganglion
Gelisah, tremor, kejang Berkurangnya respon otot Penurunan eksitabilitas
Dosis berlebih depresi thd rangsang saraf atau
Antidotum kejang : suntikan asetilkolin Reaksi alergi : obat
diazepam IV intraarteri anestetik gol
Otot polos : esterhidrolisis jd para
spasmolitikdepresi amino ebnzoat (PABA)
langsung otot
poloshilangnya tinus otot
setempat
biotransformasi
 Ester : hidrolisis di hati dan plasma
 Amida : destruksi di RE sel hati  N
dealkilasihidrolisis
kokain prokain lidokain bupivakain lain2
Menghambat Potensi Anestetik lokal kuat, Masa kerja Dibukainpal
hantaran saraf lokal, rendah, mula penggunaan luas, panjang, ing kuat,
efek sistemik paling kerja (topikal, suntik) efek paling toksik,
mencolok, rangsang lambat, efektif tanpa blokade masa kerja
SSPkortek : banyak masa kerja vasokonstriktor sonsorik > panjangtida
bicara, gelisah, pendek, Pilihan bagi yg alergi daripada k digunakan
euforia Dalam tubuh anestetik gol.ester motorik, lagi
Batang otak : dihidrolisis Menimbulkan kantuk, memperpan Mepivakain
peningkatan frekuensi mjd PABA melewati sawar darah jang gol.amida
nafas otak, analgesia ~lidokain,
Pirogen Dosis berlebih : selama lebih toksik thd
kuatmenaikkan suhu fibrilasi ventrikel persalinan neonatus
badan, keracunan : Indikasi : anestesi dan pasca Tetrakainde
pireksia infiltrasi, blokade pembedaha rivat asam
Penurunan tek darah saraf, anestesi spinal, n para
pd jantung anestesi epidural, ES : aritmia aminobenzoat,
Menambah kekuatan anestesi kaudal, ventrikuler, jarang u/ blok
kontraksi otot skelet anestesi selaput lendir dosis besar saraf
Sediaan larutan 0,5- periferperlu
5% dengan atau dosis besar
tanpa epinefrin
Lidokain
 Lidokain : 0,5%anestesi infiltrasi, 1-2% anestesi blok
dan topikal, cepat diserap ditempat suntikan, sal cerna,
sal.nafas, ES : ngantuk, pusing, parestesi, kedutan otot,
ggn mental, koma, bangkitan, +epinefrin di bid kedok
gigi : mula kerja 5 menit, masa kerja 1 jam dg dosis
0,5-1 mL., untuk blok 1-2 mL
 Indikasi lidokain :
- Anestesi rongga mulut, kerongkongan, sal cerna atas,
larutan 1-4%, maksimal 1 gram/hr
- Pruritus anogenital, nyeri wasir, salep/krim 5%
- Anestesi pre sistoskopis/kateterisasi uretra lidokain gel
2%, sblm bronkoskopi semprot 2-4%lidokain
bupivakain

 Mirip lidokain, masa kerja pnjang, efek : masa


kerja panjang
 Efek kardiovaskuler : menghambat sal
Na+aritmia ventrikulerropivakain toksisitas
jantung>rendah
Prilokain
 Mula kerja dan masa kerja lebih lama daripada
lidokain, efek vasodilatasi keciltdk peru
vasokonstriktor
 Sifat toksik : menimbulkan methemoglobinemia o/k
metabolit orto dan nitroso toluidin.
Anestesi lokal
 Topikal : prokain, lidokain, tetrakain, bupivakain
pemberian anestesi
permukaan infiltrasi blok spinal
Lidokain dalam Infiltrasi blokade Oksipital, pleksusu Blokade
karboksimetil ring, campuran brcahialis, pleksus subarachnoid/intrat
selulosa : selaput epinefrin tidak seliacus, ekal
lendir mulut, faring, untuk end arteri Prokain 60 menit,
esofagus tetrakain 120 menit,
Campuran lidokain dibukain 180 menit,
2,5% dan prilokain diperpnjang
2,5 %krim EMLA dengan epinefrin
0,2-0,5 mg atau
fenil eprin 3-10 mg
Dewasa
subarachnoid L2
dan L5 atau antara
L3 dan L4
Rujukan belajar
 Luellmann, H et al. 2010. Pocket Atlas of
Pharmacology. 4th edition. New York : Thieme
 Farmakologi dan Terapi. 2011. Jakarta : FK UI
 Goodman dan gilman’s. 2008. Manual of
pharmacology and therapeutics. The McGraw-Hill
Companies. Inc

Anda mungkin juga menyukai