Anda di halaman 1dari 53

PENUNTUN

PRAKTIKUM NUTRISURVEY

PENGENALAN NUTRISURVEY DAN ANALISIS KANDUNGAN GIZI


BAHAN MAKANAN

Oleh
Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi

FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu menjelaskan program nutrisurvey dan mampu menggunakan program
nutrisurvey untuk keperluan di bidang gizi dan kedokteran
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan program nutrisurvey
2. Mahasiswa mampu mendownload program nutrisurvey
3. Mahasiswa mampu menggunakan/mengoperasikan nutrisurvey
4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan nutrisurvey dalam bidang gizi dan kedokteran.

PENGENALAN NUTRISURVEY

NutriSurvey adalah salah satu software yang biasa digunakan oleh ahli gizi atau ahli
pangan untuk menganalisis kandungan gizi bahan makanan. NutriSurvey 2007 merupakan
versi paling baru dari program ini. Program NutriSurvey memiliki banyak keunggulan,
karena dapat digunakan untuk menganalisis hal-hal berikut :
1. Program untuk menganalisis kandungan zat gizi bahan makanan dan/atau resep
makanan
2. Program untuk menentukan kebutuhan zat gizi individu berdasarkan umur, jenis
kelamin dan aktivitas fisik
3. Program untuk menentukan status gizi berdasarkan umur dan jenis kelamin.
4. Program untuk menyusun kuesioner survei gizi

I. CARA MENDAPATKAN PROGRAM NUTRISURVEY


Program NutriSurvey dapat kita peroleh secara gratis dengan cara mendownlod program
tersebut pada www.NutriSurvey.de. Berikut cara-cara untuk mendapatkan program
NutriSurvey :
1. Buka alamat www.NutriSurvey.de, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
2. Klik ganda link (NutriSurvey2007.exe, 1074 Kbyte) maka akan muncul
tampilan seperti ini :

Dari kotak dialog diatas, klik Next, maka akan muncul kotak dialog Select installation
directory seperti gambar dibawah ini.
Setelah kita pilih lokasi direktori penyimpanan File yang akan di download, klik next sekali
lagi.
Setelah klik next, maka proses instal program NutriSurvey berjalan dan akan muncul
tampilan berikut :

Apabila proses instalasi program sudah komplit, maka akan muncul tampilan seperti ini dan
kita klik oke :
Proses instalasi berhasil apabila secara otomatis akan menampilkan icon NutriSurvey pada
desktop dan icon program aplikasi pada kelompok program. Bila belum, silahkan cek apakah
resolusi desktop komputer anda telah terseting menjadi minimal 800 x 600, bila resolusinya
di bawahnya, sudah pasti proses instalasi gagal .

CARA MENDAPATKAN PROGRAM NUTRISURVEY VERSI INDONESIA

1. Untuk mendapatkan sofware NutriSurvey versi Indonesia, dapat kita peroleh melalui
www.NutriSurvey.de
2. Selanjutnya kita klik link database, dan kita pilih link Indonesian, untuk di klik.
(pastikan di direktori mana file dalam bentuk ZIP ini kita simpan).

II. CARA MENGGUNAKAN PROGRAM NUTRISURVEY

Untuk dapat menggunakan program NutriSurvey , terlebih dahulu harus dipastikan bahwa
komputer sudah terinstal dengan NutriSurvey for windows. Hal ini dapat kita lihat dari
desktop ataupun menu yang terdapat pada program dengan membuka start terlebih dahulu.
Bila di layar komputer sudah muncul icon NutriSurvey, maka klik dengan mause dua kali
pada icon trsebut. Bila di layar komputer belum ada icon NutriSurvey, maka klik START,
pilih FILE PROGRAM dan sorot NutriSurvey kemudian klik dua kali icon NutriSurvey,
maka muncul tampilan berikut :
Selanjutnya klik OK, maka kita siap mengoperasikan program NutriSurvey.
1. Setelah klik Ok, maka akan muncul tampilan NutriSurvey yang Asli (versi Inggris)
seperti ini :

Program NutriSurvey yang asli versi bahasa Inggris kurang mengenali berbagai jenis
makanan/resep masakan di Indonesia sehingga menyulitkan kita untuk dapat menghitung
semua jenis makanan yang dikonsumsi dalam 1 hari. Program NutriSurvey dalam bahasa
Indonesia sudah tersedia dan dapat diunduh secara gratis.

2.1. CARA MENGGUNAKAN NUTRISURVEY VERSI INDONESIA

Program NutriSurvey dalam bahasa Indonesia barangkali lebih mudah untuk digunakan oleh
pengguna di Indonesia karena dioperasikan dengan menggunakan bahasa Indonesia,
disamping itu juga dapat mengenali berbagai jenis makanan (DKBM: Daftar Komposisi
Bahan Makanan) di Indonesia. Langkah-langkah memualai program NutriSurvey versi
Indonesia :
1. File NutriSurvey versi Indonesia (indonesia_prog.zip) kita ekstrak
2. File hasil ektrak kita beri nama NutriSurveyIndo
3. Selanjutnya kita klik ganda file NutriSurveyIndo, maka akan muncul tampilan berikut:

4. Selanjutnya kita klik ganda icon NutriSurvey, maka akan muncul tampilan berikut:
5. Selanjutnya kita kilk oke, maka akan muncul tampilan berikut :

III. MENU UTAMA PROGRAM NUTRISURVEY


Menu utama yang muncul pada layar program NutriSurvey adalah :
1. Menu (file, edit, perhitungan/calculations, makanan/foods, extra dan help)
2. Jendela pilihan “seks dan usia” dan “hari”
3. Display options (sebelah kiri atas) tampak :
 TA = total analysis zat gizi
 A% = % of recommendation
 FA = food analysis
 MA = meal analysis
 Na = nutrient content

Tampilan dan Kegunaan menu utama pada program NutriSurvey antara lain:
1. Menu File : dapat digunakan untuk (membuat file baru, membuka lama, menyimpan
data dll)
2. Menu Edit: digunakan untuk memodifikasi, mengcopy, menghapus, mencari dan
mengganti data, menyisipkan data, mengisi waktu makan dan informasi perhitungan)

3. Menu perhitungan/calculations : dapat digunakan untuk


 Menghitung kebutuhan energi, antropometri
 Mencetak hasil perhitunagn/analisis zat gizi
 Menganalisis beberapa food recall
 Diagram pemenuhan kebutuhan zat gizi
 Menyortir perhitungan berdasarkan zat gizi
 Penyesuaian berdasarkan kebutuahn energi aktual
Pada menu perhitungan akan muncul tampilan seperti ini :

Untuk menghitung kebutuhan gizi individu dan status gizi individu diperlukan data lengkap
seperti contoh berikut :
 Nama, Jenis kelamin, Usia, Tinggi Badan, BB, dan Aktivitas Fisik
Berikut tampilan menu perhitungan gizi dan anthropometri individu :
4. Menu makanan digunakan untuk mencari jenis makanan berdasarkan kandungan gizinya,
atau memodifikasi database DKBM atau menambah resep baru, tampilannya sebagai
berikut:

5. Menu Ekstract digunakan untuk mengatur perubahan output NutriSurvey.

IV. CARA MENGOPERASIKAN MENU NUTRISURVEY

Program NutriSurvey dapat digunakan untuk menghitung nilai BMI individu, menghitung
kebutuhan zat gizi secara aktual maupun yang direkomendasikan (sesuai AKG). Sebelum kita
mengoperasikan program NutriSurvey, terlebih dahulu kita harus sudah mempunyai data
athropometri dan riwayat makan dari pasien kita yang meliputi ( nama, JK, umur, BB, TB,
aktivitas fisik dan recall konsumsi/food recall). Adapun langkah-langkah untuk
mengoperasikan program NutriSurvey adalah sebagai berikut :
1) Buka program nutrisurvey.
2) Dari menu utama pilih menu ‘perhitungan’ kemudian kita klik “perhitungan,
anthropometri” sehingga tampak tampilan lembar kerjanya :

3) Tentukan jenis kelamin, usia dan hari ke-


4) Pada kolom makanan ketik nama bahan makanan dari hasil recall/record dengan huruf
kecil dan sependek mungkin (misal: nasi)
5) Tekan “enter” sehingga tampak tampilan pilihan bahan makanan (misal: berbagai
jenis nasi)
6) Pilih jenis bahan makanan yang sesuai dari daftar bahan makanan tsb
7) Tekan “enter” sehingga tampilan daftar bahan makanan tertutup dan bahan makanan
terpilih masuk ke lembar kerja
8) Selanjutnya kita ketik jumlah porsinya pada kolom “perhitungan” sesuai data sendiri
9) Masukkan data untuk semua jenis bahan makanan sesuai hasil recall/record sehingga
dihasilkan jumlah asupan zat gizi dari makanan secara total sehari
10) Namun, bila menginginkan menghitung kandungan siang, malam, dan selingan),
maka pisahkan masing2 hidangan dengan judul hidangan (misal: hidangan makan
pagi). Berikut adalah contoh hasil perhitungan analisis zat gizi dari program
NutriSurvey
Cara menyimpan file yang sudah kita input dalam program NutriSurvey :
 Data yang sudah lengkap dimasukkan dapat disimpan dalam progam NutriSurvey
(file/save atau file/save as) dengan nama file: recall_name
 Untuk membuka data yang sudah disimpan, dilakukan dalam program NutriSurvey
(file/open)

V. APLIKASI PENGGUNAAN NUTRISURVEY PADA KONSELING GIZI

A. Menghitung BMI dan Kebutuhan Energi


Untuk menghitung BMI, kebutuhan gizi dan menilai asupan gizi harian individu diperlukan
data lengkap yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, BB, TB, jenis aktivitas fisik beserta
data food recall 1 x 24 jam.
Contoh kasus berikut ini: Ibu Indah, umur 40 tahun, BB 75 kg, TB 155 cm dengan aktivitas
fisik ringan. Data food recall selama 1 hari berturut adalah :
Hari 1
Waktu makan Jenis makanan URT Gram
Makan Pagi Nasi goreng 2 enthong (@100 gram) 200
Telur dadar 1 butir 60
Ketimun 3 iris 15
Teh manis 1 gelas 8 gram
Makan siang Nasi putih 2 enthong(@75 gram) 150
Soto daging 1 mangkok 200 gram
Prekedel jagung 2 buah (@15 gram) 50 gram
Juice jeruk 1 gelas 100

Selingan Bakso 1 mangkok 200


Makan malam Nasi putih 2 enthong 150
Ayam goreng 1 potong 100
Tumis kangkung ½ mangkok 50
Tahu goreng 2 potong 150
Udang tepung 3 ekor 100

Langkah –langkah menghitung BMI, kebutuhan gizi dan asupan gizi pada kasus di atas
dengan menggunakan program NutriSurvey :
1) Buka program nutrisurvey.
2) Dari menu utama pilih ‘menu perhitungan’ selanjutnya kita klik “kebutuhan energi
dan anthropometri” maka muncul lembar kerjanya seperti ini :

Berikut adalah tampilan lengkapnya :


Pada kotak tampilan di atas tampak bahwa hasil perhitungan Energi basal Ibu 1ndah sebesar
1448 kkal/hari, dengan energi tambahan sebesar 645 kkal/hari (aktivitas fisik ringan),
sehingga total kebutuhannya 2094 kkal/hari. BMI Ibu Indah sebesar 31,2 dan masuk kategori
obes, sedangkan BMI yang direkomendasikan adalah 23,5. Untuk mencapai BMI yang
direkomendasikan, Ibu Indah dianjurkan mengikuti program penurunan berat badan. Pada
program NutriSurvey tersedia menu “penurunan BB” ( kotak dibawah nilai BMI). Langkah-
langkah untuk menurunkan BB dengan NutriSurvey adalah sebagai berikut :
 Pada tampilan NutriSurvey tampak kotak dengan tulisan ‘diagram penurunan BB’.
Kita klik kotak diagram penurunan BB’ maka akan muncul :
Informasi yang kita dapatkan dari tampilan di atas antara lain :
 BB ibu Inda saat ini 75 kg
 BB yang dianjurkan 57 kg, maka ibu Indah harus menurunkan BB = 75-57 = 18 kg
 Penurunan berat badan sebanyak 18 kg dapat dilakukan selama 20 minggu apabila Ibu
Indah melaksanakan program diet 1000 kkal/hari
 Penurunan berat badan sebanyak 18 kg dapat dilakukan selama 48 minggu apabila Ibu
Indah melaksanakan program diet 1500 kkal/hari .

B. Menganalisis Asupan Gizi Individu


Untuk menghitung asupan gizi pada kasus di atas, langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1) Kita buka program NutriSurvey
2) Kita tentukan jenis kelamin, usia dan hari ke- (disesuaikan dengan kasus kita)

3) Pada kolom makanan ketik nama bahan makanan dari hasil recall/record dengan huruf
kecil dan sependek mungkin (misal: nasi)
4) Tekan “enter” sehingga tampak tampilan pilihan bahan makanan (misal: berbagai
jenis nasi)
5) Pilih jenis bahan makanan yang sesuai dari daftar bahan makanan tersebut
6) Tekan “enter” sehingga tampilan daftar bahan makanan tertutup dan bahan makanan
terpilih masuk ke lembar kerja
7) Pada kolom “jumlah” ketik huruf “p”, kemudian tekan “enter” untuk mendapatkan
tampilan berbagai contoh porsi bahan makanan tersebut (misal: 1 porsi nasi = 300 g)
8) Namun, bisa juga langsung ketik jumlah porsinya pada kolom “jumlah” sesuai data
sendiri
9) Masukkan data untuk semua jenis bahan makanan sesuai hasil recall/record sehingga
dihasilkan jumlah asupan zat gizi dari makanan secara total sehari Namun, bila
menginginkan menghitung kandungan siang, malam, dan selingan), maka pisahkan masing2
hidangan dengan judul hidangan (misal: hidangan makan pagi). Berikut ini tampilan
worksheet pada NutriSurvey :

10) Untuk melihat hasil analisis zat gizi secara keseluruhan kita klik icon TA (Total
Analisis), maka akan muncul hasil analisis seperti berikut :
Hasil analisis zat gizi bisa juga ditampilkan dalam bentuk word seperti berikut : dalam
bentuk word

Hasil perhitungan total Asupan Gizi seperti tampilan berikut :

11) Untuk melihat kontribusi masing-masing zat gizi dibandingkan dengan AKG, maka
kita klik icon “%A” (kanan atas) maka akan muncul tampilan berikut:
12) Untuk melihat besarnya asupan zat gizi dalam bentuk diagram, kita pilih menu
perhitungan kemudian kita klik diagram pemenuhan kebutuhan gizi, maka akan
muncul diagram sebagai berikut :

Dari gambar atau diagram di atas kita bisa menjelaskan pada pasien bahwa asupan energi,
protein dan lemak melebihi dari kebutuhan yang dianjurkan/rekomendasikan, sehingga pasien
harus mengubah pola makan dan mengurangi porsi makan dan melakukan diet sesuai dengan
kebutuhan yang direkomendasikan.
13) Untuk melihat sumbangan zat gizi tertentu dari bahan makanan yang kita konsumsi
dapat dilakukan dengan cara klik menu perhitungan kemudian kita pilih menu”sortir
perhitungan berdasarkan zat gizi”. Kita pilih pada kolom bawah adalah energi, maka
muncul tampilan berikut :

Bila kita ingin melihat sumbangan lemak terbesar dari jenis makanan apa, maka pada
kotak bawah kita ganti dengan fat, maka muncul tampilan berikut :

14) Data yang sudah lengkap dimasukkan dapat disimpan dalam progam NutriSurvey
(file/save atau file/save as) dengan nama file: recall_name (cont. Recall_Indah)
15) Untuk membuka data yang sudah disimpan, dilakukan dalam program NutriSurvey
(file/open)
LATIHAN MANDIRI

1. Masukkan data pribadi masing-masing meliputi nama, JK, BB, TB, aktivitas fisik
serta data anamnesis asupan makanan (food recall) selama 1 x 24 jam
2. Hitunglah nilai BMI, kebutuhan energi dan asupan zat gizi harian
3. Cobalah semua menu yang ada di program NutriSurvey

SELAMAT MENCOBA

Lampiran
Contoh Konversi Bahan Pangan dengan Ukuran Rumah Tangga
Kelompok Pangan Hewani

Kelompok Sayuran
Kelompok Susu dan Minyak
MODUL KETERAMPILAN KLINIK

BLOK FAMILY MEDICINE

EDITOR :

Adi Muradi Muhar


Bambang Prayugo
Cut Adeya Adella
Deny Rifsal Siregar
Dwi Rita Anggraini
Hiro H Danial Nst
Iman Helmi Efendy
M Ichwanul Adenin
M. Pahala Harahap
Oke Rina Rahmayani
Juliandi Harahap
Sri Amelia
Sri Sofyani
Yudha Sudewo

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
MODUL KETERAMPILAN KLINIK BLOK FAMILY MEDICINE

I. PENDAHULUAN

Sesuai dengan pemetaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi FK USU, kegiatan


Clinical Sklills Lab untuk mahasiswa semester VII dilaksanakan pada blok Family Medicine.
Mahasiswa semester VII akan diajarkan 4 jenis ketrampilan klinis pada blok Family
Medicine.

Salah satu keterampilan klinik yang menjadi kompetensi seorang dokter sesuai dengan
Standar Kompotensi Dokter Indonesia adalah keterampilan klinik yang akan diajarkan pada
blok Family Medicine ini. Adapun keterampilan klinik tersebut adalah :
4. Konseling Keluarga Berencana
5. Prosedur Pemasangan dan Pelepasan Implan (susuk KB)
6. Prosedur Pemasangan dan Pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

II. TUJUAN

II.1. Tujuan umum


Setelah mengikuti kegiatan skills lab pada blok Family Medicine ini, mahasiswa dapat
meningkatkan keterampilan dalam Konseling Keluarga Berencana, Prosedur Pemasangan dan
Pelepasan Implan (susuk KB) dan Prosedur Pemasangan dan Pelepasan AKDR.

II.2. Tujuan khusus


2.1. Mahasiswa mampu melakukan Konseling Pemberian ASI
2.2. Mahasiswa mampu melakukan Konseling Keluarga Berencana
2.3. Mahasiswa mampu melakukan Pemasangan dan Pelepasan Implan (susuk KB)
2.4. Mahasiswa mampu melakukan Pemasangan dan Pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
SL.VII. FAMED 1
KETERAMPILAN KONSELING KELUARGA BERENCANA
Rina Amelia, Juliandi Harahap

I. PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Rate (MMR) di Indonesia merupakan
yang tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Saat ini posisi MMR Indonesia
adalah 307 per 100 ribu kelahiran hidup. Itu berarti sekitar 20 ribu perempuan meninggal
setiap tahunnya akibat komplikasi kehamilan. Pada tahun 1988, Program Safe Motherhood
(SM) mulai dikenalkan oleh WHO di Indonesia dengan tujuan utama menurunkan angka
MMR dan Infant Mortality Rate (IMR).
Safe Motherhood (SM) merupakan suatu program pelayanan kesehatan yang diterima
oleh seorang wanita dari semenjak dia lahir serta adanya keleluasaan/kemerdekaan untuk
menentukan kehamilannya. Tujuan dari Safe Motherhood yaitu melindungi hak reproduksi
dan hak azazi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian
yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya yang tidak perlu
terjadi.
Empat pilar intervensi safe motherhood adalah (1) Keluarga Berencana, yang
memastikan bahwa setiap orang/pasangan mempunyai akses ke informasi dan pelayanan KB
agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah
anak sehingga diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, (2) Pelayanan
antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin, dan memastikan bahwa
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (3) Persalinan yang
aman, memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai: pengetahuan,
keterampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta
memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi, dan (4) Pelayanan obstetri esensial yaitu
memastikan bahwa pelayanan obstetri untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu
hamil yang membutuhkan.
Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu pilar Safe Motherhood bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap orang/pasangan mempunyai akses terhadap informasi dan
pelayanan KB, agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan
dan jumlah anak.
Dengan demikian diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak
termasuk dalam kategori “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua untuk kehamilan, terlalu
sering hamil dan terlalu banyak anak.
Situasi di Indonesia, penentuan keikutsertaan dalam KB dipengaruhi oleh suami,
keluarga, budaya dan pengetahuan pasangan suami istri itu sendiri. Pemahaman suami dan
istri yang benar terhadap permasalahan KB ini, akan mempengaruhi keputusan mereka untuk
menjadi akseptor KB serta menentukan pilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Oleh karena itu kemampuan memberikan Konseling Keluarga Berencana oleh tenaga
kesehatan terutama Dokter Keluarga akan sangat mendukung dan mempengaruhi pemahaman
dan pengambilan keputusan keluarga tentang KB.

Ada beberapa macam defenisi tentang konseling:


1. Konseling adalah cara bekerja dengan orang dimana anda berusaha untuk mengerti
bagaimana perasaan mereka dan membantu mereka untuk menentukan apa yang akan
dilakukan (WHO, 2003).
2. Konseling adalah suatu komunikasi tatap muka untuk membantu penderita untuk
menetapkan pilihan atas dasar pemahaman yang lengkap tentang dirinya serta
masalah kesehatan yang sedang dihadapi secara mandiri (AVSC, 1995).
3. Konseling adalah suatu bentuk wawancara untuk membantu orang lain memperoleh
pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya (Sadli, 1988).

Konseling tidak sama dengan motivasi. Pada konseling, terbentuknya sikap dan
perilaku tertentu adalah atas dasar keputusan yang mandiri, sedangkan pada motivasi,
keputusan ditentukan secara sepihak oleh dokter.

Bagaimana sikap seorang Dokter Keluarga/petugas kesehatan dalam melakukan


konseling yang baik terutama bagi calon klien/peserta KB baru :
1. Memperlakukan calon akseptor dengan baik
Dokter bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap calon akseptor, dan
menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga calon akseptor dapat berbicara secara
terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Dokter
meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia calon akseptor dengan
orang lain.

2. Interaksi dokter dengan calon akseptor


Dokter harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan calon akseptor,
karena calon akseptor mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda.
Bantuan terbaik seorang dokter adalah cara memahami bahwa calon akseptor adalah
manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu dokter harus
mendorong agar calon akseptor berani berbicara dan bertanya.

3. Memberikan informasi yang baik kepada calon akseptor


Dengan mendengarkan apa yang disampaikan calon akseptor, berarti dokter belajar
mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh seorang calon akseptor.
Dalam memberikan informasi dokter harus menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti calon akseptor.

4. Menghindari pemberian informasi berlebihan


Calon akseptor membutuhkan penjelasan untuk menentukan pilihan. Namun tidak
semua calon akseptor dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis
kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang diberikan akan menyebabkan kesulitan
bagi calon akseptor dalam mengingat informasi yang penting. Hal ini disebut
kelebihan informasi. Pada waktu pemberian informasi petugas harus memberikan
waktu bagi calon akseptor untuk berdiskusi, bertanya dan mengajukan pendapat.

5. Tersedianya metode yang diinginkan calon akseptor


Dokter membantu calon akseptor membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus
tanggap terhadap pilihan calon akseptor meskipun calon akseptor menolak
memutuskan atau menangguhkan penggunaan alat kontrasepsi. Didalam melakukan
konseling dokter mengkaji apakah calon akseptor sudah mengerti mengenai jenis
kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugiannya serta cara penggunaannya.
Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai
jenis alat kontrasepsi dalam program KB. Dokter mendorong calon akseptor berpikir
untuk melihat persamaan yang ada dan membandingkan antarjenis kontrasepsi
tersebut. Dengan cara ini dokter membantu calon akseptor untuk membuat suatu
keputusan (informed choice). Jika tidak ada halangan dalam bidang kesehatan
sebaiknya calon akseptor mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya.
Bila memperoleh pelayanan kontrasepsi sesuai dengan yang dipilihnya, calon
akseptor akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan efektif.

6. Membantu calon akseptor untuk mengerti dan mengingat


Dokter memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan kepada calon akseptor agar
memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Dokter
juga dapat memperlihatkan dan menjelaskannya dengan flip chart, poster, pamflet.
Dokter perlu melakukan penilaian bahwa calon akseptor telah mengerti.

Langkah-langkah dalam melakukan konseling yaitu GATHER:


1. G :Greet client warmly (memberi salam, sapa calon akseptor dengan
........ramah,.terbuka dan sopan.membuka komunikasi)
2. A :Ask client about themselves (tanya tentang diri calon akseptor dan
.........keluhannya)
3. T : Tell client about choice (beritahu pilihan solusi dari masalah .yang
dihadapinya)
4. H : Help client make an informed choices (bantu membuat pilihan .yang tepat,
dan memahami masalahnya)
5. E :Explain (jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan, siapa yan..akan
menolongnya dan dimana)
6. R : Refer dan Return (rujuk bila fasilitas tidak dapat memberikan …pelayanan
yang sesuai atau buat jadwal kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih
sudah diberikan)

Greet client, sambut klien secara terbuka dan ramah, tanamkan keyakinan penuh, katakan
juga bahwa tempat pelayanan ini bersifat pribadi dan rahasia, sehingga calon akseptor dapat
mendiskusikannya dengan terbuka. Tanyakan kepada calon akseptor apa yang perlu dibantu
serta jelaskan pelayanan apa saja yang dapat diperolehnya.

Gunakan keterampilan komunikasi non verbal (seperti: tersenyum, salam calon akseptor,
isyarat tangan untuk mempersilahkan duduk).

Ask client about themselves, tanyakan calon akseptor tentang permasalahannya/informasi


tentang dirinya, pengalamannya dengan alat KB dan kesehatan reproduksi, tujuan,
kepentingan harapan serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan pula
apakah telah ada metoda yang diinginkan oleh calon akseptor. Berikan perhatian kepada
calon akseptor apa yang disampaikan calon akseptor sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat
dan caranya. Kita menyikapi dan mencoba menempatkan kita pada posisi calon akseptor.
Dengan begitu akan memudahkan kita memahami apa sebenarnya permasalahan calon
akseptor.
Gunakan keterampilan bertanya, tanya calon akseptor dengan menggunakan pertanyaan
terbuka: Apa? Bagaimana? Mengapa? (seperti: “Bagaimana pengalaman ibu dengan alat
kontrasepsi sebelumnya”?).

Tunjukkan rasa empati, turut merasakan dan mengerti apa yang dirasakan oleh calon
akseptor. Contoh bila ibu mengatakan bahwa “Saya menggunakan KB suntikan tapi selama
saya ber-KB saya tidak pernah dapat haid lagi, saya takut”. Anda dapat mengatakan : “Saya
mengerti apa yang ibu khawatirkan”.

Gunakan refleksi balik/paraphrasing, yaitu mengulang apa yang calon akseptor katakan
kepada anda untuk menunjukkan bahwa anda telah mendengar dan membantu calon akseptor
untuk berbicara lebih banyak. Mengulang kalimat calon akseptor jangan seperti membeo
tetapi mengulang makna yang diutarakan calon akseptor. Misalnya, “Tadi ibu mengatakan
akibat ber-KB ibu jadi tidak haid lagi, betul kan”?

Tell client about choice, sebutkan tentang pilihannya, fokuskan perhatian kepada metoda
yang dipilih klien. Tetapi ajukan pula metoda lain. Misalnya, “Sebenarnya ada banyak cara
ber-KB, ada pil, spiral, susuk, ataupun kondom. Dari pilihan itu, yang mana yang telah ibu
ketahui?

Help client make an informed choices, bantu membuat pilihan yang tepat, dorong ia
mengemukakan pendapatnya dan ajukan beberapa pertanyaan! Apakah metoda KB tersebut
memenuhi kriteria medis. Juga apakah suaminya mendukung keputusannya. Jika mungkin
bicarakan dengan keduanya. Tanyakan metoda apa yang calon akseptor putuskan untuk
digunakan.

Explain fully how to use the choosen method, jelaskan cara menggunakan metoda pilihannya
setelah calon akseptor memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan obat/alat
kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsi itu digunakan dan bagaimana cara
penggunaannya. Sekali lagi dorong ia berbicara secara terbuka, jawab pula secara terbuka dan
lengkap.

Return visits should be welcomed, kunjungan kembali, bicarakan dan sepakati kapan calon
akseptor kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan alat kontrasepsi
jika dibutuhkan. Perlu juga mengingatkan calon akseptor untuk kembali apabila terjadi suatu
masalah.

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1. TUJUAN UMUM


Setelah selesai latihan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan konseling KB.

II.2. TUJUAN KHUSUS


2.1. Mahasiswa mampu memperlakukan calon akseptor dengan baik, melakukan
pembukaan diri (menyapa calon akseptor dengan ramah, menyebutkan nama dan
mempersilahkan duduk)
2.2. Mahasiswa mampu melakukan interaksi dengan calon akseptor (komunikasi
verbal dan non verbal) dalam konseling KB
2.3. Mahasiswa mampu memberikan informasi yang baik kepada calon akseptor
seputar
masalah alat-alat kontrasepsi, kelebihan dan kekurangannya.
2.4. Mahasiswa mampu melakukan keterampilan bertanya dan mendengar aktif
(refleksi
isi, refleksi perasaan dan merangkum) mengenai masalah klien seputar KB
2.5. Mahasiswa dapat menginformasikan efek samping setiap alat kontrasepsi dan
penanganannya.
2.6. Mahasiswa memahami bahwa konseling bersifat membantu pasangan suami istri
mengambil keputusan dalam ber-KB berdasarkan informasi yang lengkap yang
diberikan Dokter Keluarga.

III. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas belajar mengajar Keterangan


( menit )
20 menit Introduksi pada kelas besar (terdiri dari 45 mahasiswa)
oleh narasumber Narasumber

10 menit Narasumber melakukan peragaan langkah – langkah dalam


melakukan konseling
20-30 Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kecil (1 kelompok Instruktur dan
menit terdiri dari 9 mahasiswa). Tiap kelompok kecil memiliki 1 mahasiswa
instruktur dan tindakan dilakukan berdasarkan kasus yang
diberikan.

Coaching: mahasiswa melakukan konseling secara


bergantian (2-3 orang) sesuai kasus dengan dibimbing oleh
instruktur.
90 menit Self practise: mahasiswa melakukan sendiri konseling Instruktur dan
sesuai kasus secara bergantian, sehingga total waktu yang mahasiswa
dibutuhkan ± 90 menit (tergantung jumlah mahasiswa)

IV. PERALATAN DAN BAHAN


1. Pasien simulasi yang diperankan mahasiswa
2. Skenario kasus

V. RUJUKAN
1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Depkes RI, tahun 2003
2. Info Kesehatan Reproduksi, www.kespro.info
3. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia, 2001-2010
4. Modul Pelatihan Keterampilan Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K)
5. Pelatihan Konseling Menyusui Modul WHO
VI. KASUS SIMULASI KONSELING KB

Kasus :
Seorang wanita, umur 35 tahun datang ke praktek dokter keluarga, wanita tersebut
menyatakan keinginannya untuk menggunakan salah satu alat kontrasepsi karena sudah
mempunyai anak 3 orang. Sebelumnya dia pernah menggunakan metode KB pil selama 3
bulan, tapi selama menggunakan alat KB tersebut wanita itu menyatakan kalau dia
mengalami haid secara terus-menerus, biasanya lama haid dialaminya selama 7 hari, sejak
mengkonsumsi pil KB lama haidnya bisa sampai 15 -20 hari, sehingga timbul kekhawatiran
terhadap kondisi tersebut. Sebagai seorang Dokter Keluarga anda harus dapat melakukan
konseling sehingga wanita tersebut pada akhirnya paham tentang berbagai metode
kontrasepsi dan pada akhirnya memilih salah satu metode yang menurutnya yang paling
cocok/sesuai dengan diri.

Kesimpulan : wanita itu memilih spiral sebagai alat kontrasepsi

VII. LEMBAR PENGAMATAN KONSELING KB

Pengamatan
LANGKAH-LANGKAH
Ya Tidak
KONSELING KB
G : Greet client
1. Menyapa calon akseptor dengan ramah dan memperkenalkan diri
(bersalaman)
2. Mempersilahkan calon akseptor duduk
3. Menanyakan identitas calon akseptor (nama, umur, pekerjaan, dan alamat)

4. Melakukan komunikasi non verbal


- tatapan mata
- mimik wajah
- tersenyum
A : Ask client about themselves

5. Menanyakan permasalahan calon akseptor sehubungan dengan KB.


- Apa yang bisa saya bantu, Bu? Apa tujuan ibu datang ke sini?
- Informasi apa yang ibu butuh? Saya akan berusaha untuk
memberikan informasi tersebut
- Menggunakan keterampilan bertanya menggunakan komunikasi non
verbal (tatapan mata, mimik wajah)

6. Menanyakan kepada calon akseptor mengenai pengalaman tentang alat KB


sebelumnya dan kesehatan reproduksinya.
- Menggunakan keterampilan bertanya
- Menggunakan pertanyaan terbuka. “Bisa ibu ceritakan alat KB apa
yang pernah ibu pakai sebelumnya?
- Berapa lama ibu menggunakannya?’’
- Melakukan refleksi balik/paraphrasing. “Ibu tadi mengatakan bahwa
ibu pernah memakai KB pil, bisa ibu ceritakan lebih lanjut apa
masalah yang ibu hadapi?”
- Melakukan komunikasi non verbal (tatapan mata, mimik wajah,
menunjukkan empati) (Bagaimana perasaan ibu sekarang?)
- Saya mengerti kekhawatiran ibu, apakah sekarang ibu sudah punya
pilihan alat kontrasepsi lainnya? Apakah ibu pernah mendengar
informasi mengenai alat kontrasepsi lain selain pil?
- Bisa ibu ceritakan informasi apa saja yang ibu ketehui tentang spiral?

T : Tell client about choice

7. Sebutkan tentang metode KB yang dipilihnya, fokuskan perhatian kepada


metoda yang dipilih klien. Tetapi ajukan dan jelaskan pula metoda lain
- Sepertinya pengetahuan ibu tentang metode spiral sudah cukup
baik. Betul Bu, dengan spiral haid ibu akan teratur setiap
bulannya, dan metode itu bisa dipasangnya untuk 10 tahun.
8. Menjelaskan kepada calon akseptor keunggulan masing-masing alat
kontrasepsi dan efek samping yang mungkin timbul serta bagaimana
penanganannya.
- melakukan komunikasi non verbal (tatapan mata, mimik wajah,
menunjukkan empati)
- Baiklah bu saya akan coba menjelaskan beberapa macam alat
kontrasepsi, alat kontrasepsi itu ada bermacam-macam, ada pil
KB seperti yang sudah pernah ibu gunakan, ada suntik KB 1
bulan dan 3 bulan, ada susuk KB, ada spiral, kondom
- Ini bu contoh alat kontrasepsinya, ini yang namanya suntikan, ini
yang satu bulan, dan ini yang tiga bulan, efektifitasnya untuk
mencegah kehamilan kira-kira 99,7%, tapi kelemahannya bisa
terjadi gangguan haid dan perubahan berat badan.
- Kalau ini bu namanya kondom, ini dipake oleh si bapak,
efektifitasnya cukup tinggi yaitu 98 %, kondomnya dipake
sebelum melakukan hubungan sek, kelemahannya kondom nya
harus selalu tersedia dan ada juga sering kelupaan
- Ini bu namanya spiral yang ibu sampaikan tadi, spiral ini
dimasukkan ke dalam rahim, terbuat dari plastik kecil fleksibel
yang dililit tembaga dan waktu penggunaannya 10 tahun,
kelemahannya Ibu harus memeriksa posisi benang spiral, tapi itu
pada awal pemasangan aja. Setelah tidak ada keluhan sekali-kali
saja, dengan memakai spiral haid ibu akan teratur setiap
bulannya.

H : Help client make an informed choices

9. Bantu membuat pilihan yang tepat, dorong ia mengemukakan


pendapatnya dan ajukan beberapa pertanyaan! Apakah metoda KB
tersebut memenuhi kriteria medis. Juga apakah suaminya mendukung
keputusannya. Jika mungkin bicarakan dengan keduanya
- Bagaimana bu, apakah ibu sudah mengerti tentang berbagai alat
kontrasepsi yang saya jelaskan?
- Apakah ada keterangan saya yang tidak ibu mengerti?
- Bagaimana kira-kira pendapat suami ibu, kalau ibu memutuskan
untuk berKB kembali?’’

10. Menanyakan metoda apa yang calon akseptor putuskan untuk digunakan.
- Setelah ibu mendengarkan uraian saya tentang beberapa alat
kontrasepsi beserta efek sampingnya, metode mana yang
mungkin paling sesuai buat ibu?
-
E : Explain fully how to use the choosen method

11. Menjelaskan cara menggunakan metoda pilihannya, dorong ia berbicara


secara terbuka, jawab pula secara terbuka dan lengkap.
- Baiklah, kalau ibu sudah memutuskan untuk menggunakan
spiral, bisa tolong ibu jelaskan mengapa ibu memilih metode
tersebut?
- Pemasangan spiral dapat dilakukan di klinik ini
- Ibu boleh pilih menggunakan spiral 10 tahun
- Kadang ada gangguan dari suami ketika berhubungan seksual
karena tali spiralnya tapi gangguan itu bisa kita atasi dengan
memotong talinya lebih pendek lagi
- Apakah masih ada hal yang ibu tanyakan ibu tentang spiral?
Apakah masih ada hal yang ibu tanyakan ibu tentang spiral?
- Berdasarkan hasil penelitian tidak ada hubungan pemakaian
spiral dengan kejadian kanker rahim, jadi ibu tidak usah
khawatir akan hal itu.

R : Return visits should be welcomed

12. Menbicarakan dan menyepakati kapan calon akseptor kembali untuk


follow-up. Dan selalu mempersilakan calon akseptor kembali kapan saja.
- Kalau sudah tidak ada lagi yang ibu tanyakan, saya rasa kita
dapat melanjutkan dengan pemeriksaan.
- Setelah ada kesepakatan dengan suami dan ibu dapat
menjelaskan pilihan ibu pada suami, maka untuk pemasangan
spiral ibu boleh datang lagi ke sini
- Kalau ada masalah selama pemakaian spiral ibu juga bisa datang
ke sini dan menceritakan keluhan ibu.
Penutup Konseling
13. Melakukan dokumentasi terhadap proses dan hasil akhir dari konseling

14. Meyakinkan kepada calon akseptor tentang metode KB yang telah


dipilihnya
15. Menutup konseling dan mengucapkan terima kasih.
- Jadi masalah haid ibu yang berkepanjangan akibat
mengkonsumsi pil KB itu, mudah-mudah dapat diatasi dengan
pilihan ibu terhadap KB spiral ini.
- Terima kasih bu untuk kunjungannya, sampai berjumpa kembali

Note : Ya : Mahasiswa melakukan.


Tidak : Mahasiswa tidak melakukan
SL.VII. FAMED 2
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN IMPLAN (SUSUK KB)
M. Fidel Ganis Siregar, Ichwanul Adenin, Cut A Adella, Iman Helmi Efendy, Hiro H Danial
Nst

I. PENDAHULUAN

Alat kontasepsi Bawah Kulit (AKBK) dikenal juga sebagai Norplant atau Implan,
semakin lama semakin meningkat pemakainya (akseptor) dengan alasan: pemasangannya
sederhana, efektivitas cukup baik karena angka kegagalan kumulatifnya rendah, dapat
memberikan perlindungan selama 5 tahun, dan kepuasan pemakai karena memerlukan
tindakan lain setelah pemasangan dan tidak memasukkan sesuatu ke dalam vagina serta tidak
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual.

Bahan aktif dalam norplant adalah progestasional levonogestrel, yang 18 kali lebih
aktif daripada progesteron. Setiap kaspsul Norplant berukuran kira-kira sebesar batang korek
api dan mengandung ± 36 mg levonogestrel, yang akan dikeluarkan setiap harinya ± 8 mcg.
Mekanisme kerjanya sebagai progestron yang dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga
tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi sprematozoa, dan
menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi.

Kapsul pembungkus yang digunakan pada norplant adalah polidimetilsiloksane


silastik, bahan yang sama yang sering digunakan pada katup jantung buatan, saluran drainase
dan protese payudara. Diameter luar kapsul pembungkus norplant adalah ± 2,4 mm.

Dalam pencabutan norplant atau implan, kendala teknis yang paling sering dihadapi
pada umumnya adalah pemasangan sebelumnya yang terlalu dalam, pemasangannya dengan
susunan yang tidak beraturan atau terlalu berjauhan sehingga terkadang dijumpai kesulitan
mencabut.

II. TUJUAN KEGIATAN

II. 1. TUJUAN UMUM


Setelah selesai latihan ini diharapkan mampu melakukan pemasangan dan pencabutan
implan (susuk KB).

II. 2. TUJUAN KHUSUS


2.1. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan implan.
2.2. Mahasiswa mampu melakukan pencabutan implan.
III. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu
Aktivitas Belajar Mengajar Keterangan
(menit)
20 menit Introduksi pada kelas besar (terdiri dari 45 mahasiswa) Narasumber
tentang pemasangan dan pencabutan implan

10 menit Demonstrasi pada kelas besar oleh nar sumber dengan Narasumber
simulasi pada pantom.
Narasumber memperlihatkan tata cara pemasangan dan
pencabutan implan yang benar
Tahap I.
Cara pemasangan implan.
Tahap II.
Cara pencabutan implan.
20-30 menit Setelah mahasiswa di bagi ke kelas kecil mahasiswa Instruktur dan
melakukan coaching. mahasiswa
Coaching : Mahasiswa melakukan simulasi secara
bergantian dengan dibimbing oleh instruktur / mahasiswa
pada kelas kecil menggunakan lembar pengamatan

90 menit Self Practice : Mahasiswa melakukan sendiri secara Instruktur dan


bergantian. mahasiswa
Sehingga total waktu yang dibutuhkan ± 90 menit
(tergantung jumlah mahasiswa)

IV. TINGKAT KETERAMPILAN : 3

V. PERALATAN DAN BAHAN


1. Meja 1 buah
2. Pantom/ Manikin simulasi IMPLAN
3. Perlengkapan pemasangan dan pencabutan IMPLAN
- kapsul norplant
- pisau bedah (scalpel)
- trokar nomor 10
- band aid (plaster handyplast)
- disposible syringe 3 cc
- anastesi lokal (1 % tanpa epinefrin)
- spidol
- pola (template)
- klem bengkok
- kain penutup

V. RUJUKAN
1. Abdul Bari Saifuddin, Biran Affandi, Enriquito R. Lu. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Ed.1, Cet.1 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2003.
2. PERMENKES No.97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan masa sebelum
hamil, masa hamil, persalinan dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan
pelayanan kontrsepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
VI. LEMBAR PENGAMATAN PEMASANGAN IMPLAN

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
PEMASANGAN IMPLAN
I. LANGKAH 1
1. Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik dan
Persiapan alat :
- kapsul implan
- pisau bedah (scalpel)
- trokar nomor 10
- band aid (plaster handyplast)
- disposible syringe 3 cc
- anastesi lokal (1 % tanpa epinefrin)
- spidol
- pola (template)
- klem bengkok
- kain penutup

Persiapan pasien : mencuci lengan kiri dengan sabun dan air mengalir
serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun.

II. LANGKAH 2
2. Menentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipatan
siku pada bagian dalam lengan alur antara otot biseps dan triseps.
3. Menggunakan spidol untuk menandai dengan membuat garis
sepanjang 6-8 cm
4. Pemasang implan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian menggunakan sarung tangan DTT.
5. Lakukan tindakan asepsis dengan povidone iodine pada daerah yang
telah dtentukan secara sirkuler dari arah sentral ke luar.
6. Tutup dengan doek steril yang mempunyai lubang ditengah.
III. LANGKAH 3
7. Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat
anestesi, isi alat suntik dengan 2 ml obat anestesi (1% tanpa
epinefrin) dan disuntikkan tepat di bawah kulit sepanjang jalur
tempat
pemasangan. Pemberian anestesi juga dapat dilakukan dengan
semprotan.
IV. LANGKAH 4
8. Pegang skalpel dengan sudut 45O buat insisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit
9. Keluarkan inserter dari kemasannya
10. Meregangkan kulit ditempat pemasangan dan memasukkan jarum
inserter dengan ujung yang tajam menghadap keatas dan pendorong
didalamnya melalui luka insisi tepat di bawah kulit (secara sub
kutan) sampai batas garis kedua jarum inserter
11. Masukkan implan kedalam inserter. Gunakan ibu jari dan telunjuk
atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul implan atau bila
diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari
bedak atau partikel lainnya. Dorong kapsul sampai seluruhnya masuk
ke dalam inserter.
12. Masukkan kembali pendorong sampai menyentuh kapsul implan.
13. Untuk meletakkan kapsul di bawah kulit, angkat jarum inserter ke
atas, sehingga kulit terangkat.
14. Tarik inserter dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kearah luka
insisi sambil menahan pendorong sampai garis pertama.
V. LANGKAH 5
15. Raba ujung kapsul dengan ari untuk memastikan kapsul sudah keluar
seluruhnya dari trokar.
16. Tanpa mengeluarkan seluruh inserter, putar ujung dari inserter
kearah lateral kanan dan kembalikan keposisi semula untuk
memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser inserter sekitar
15-25 derajat.
17. Lakukan hal yang serupa untuk pemasangan implan berikutnya.
VII. LANGKAH 6
18. Setelah kapsul implan terpasang semuanya, dengan tangan yang lain
secara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap
mempertahankan penopang inserter di tempatnya.
19. Setelah jarum dan penopang inserter keluar, bersihkan luka insisi
dengan larutan povidone iodine kemudian tutup luka dengan kasa
steril dan plester.
20. Doek steril dilepaskan, beritahu pasien pemasangan implan telah
selesai
21. Sarung tangan dibuka dengan terbalik (sisi dalam berada diluar)
kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Note : Ya : Mahasiswa melakukan.


Tidak : Mahasiswa tidak melakukan

VII. LEMBAR PENGAMATAN PENCABUTAN IMPLAN

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
PENCABUTAN IMPLAN
A. Metode Standar
1. Persiapan pasien : mencuci lengan kiri dengan sabun
2. Pemasang implan mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir kemudian menggunakan sarung tangan DTT

3. Lakukan tindakan asepsis dengan povidone iodine pada daerah yang


telah dtentukan secara sirkuler dari arah sentral ke luar.
4. Tutup dengan doek steril yang mempunyai lubang ditengah.
B. LANGKAH 1
5. Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah
semua kapsul (dekat siku), kira-kira 5 mm dari ujung bawah kapsul.
6. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi waktu
pemasangan
7. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang
berada di bawah insisi lama (hal ini untuk mencegah terpotongnya
kapsul saat melakukan insisi)
C. LANGKAH 2
8. Melakukan anestesi pada lokasi yang sudah dipilih di bawah kapsul,
buat insisi melintang yang kecil lebih kurang 4 mm dengan
menggunakan skapel.
D. LANGKAH 3
9. Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang
terdekat tempat insisi
E. LANGKAH 4
10. Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai ujung
kapsul tampak pada luka insisi.
11. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung
(mosquito atau Crile) dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas,
kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut.
12. Bila kapsul sulit digerakkan ke arah insisi, hal ini mungkin karena
pembentukan jaringan parut yang mengelilingi kapsul (lihat langkah 4A
dan 4B)
F. LANGKAH 4A
13. Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan
jepitan mengarah ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung
kapsul dekat siku
14. Buka dan tutup jepitan klem untuk memotong secara tumpul jaringan
parut yang mengelilingi ujung kapsul
15. Ulangi sampai ujung keenam kapsul seluruhnya bebas dari jaringan
parut yang mengelilinginya
G. LANGKAH 4B
16. Dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi.
17. Sampai menekan (fiksasi) kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah,
masukkan lagi klem lengkung (lengkungan jepitan mengarah ke kulit),
sampai berada di bawah ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya
(5-10 mm) dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka insisi.
H. LANGKAH 5
18. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara
menggosok-gosok pakai kasa steril untuk memaparkan ujung bawah
kapsul
19. Bila jaringan ikat tidak bisa dibuka dengan cara menggosok-gosok
pakai kasa steril, dapat dengan menggunakan skalpel secara hati-hati
20. Untuk mencegah terpotongnya kapsul, gunakan sisi yang tidak tajam
dari skalpel waktu membersihkan jaringan ikat yang mengelilingi
kapsul
I. LANGKAH 6
21. Jepit kapsul yang sudah terpapar menggunakan klem kedua.
22. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati
dengan klem kedua
23. Bila kapsul sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan ikat
yang melekat pada kapsul dengan menggunakan kasa atau skalpel.
J. LANGKAH 7
24. Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut. Gunakan
teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya.
25. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk memastikan keenam kapsul
sudah dicabut. Tunjukkan keenam kapsul tersebut pada pasien.
26. Bersihkan luka incisi dengan larutan povidone iodine kemudian tutup
luka dengan kasaa steril dan plester.
27. Doek steril dilepaskan, beritahu pasien pemasangan implan telah
selesai
28. Sarung tangan dibuka dengan terbalik (sisi dalam berada diluar)
kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
29. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

Note : Ya : Mahasiswa melakukan.


Tidak : Mahasiswa tidak melakukan
SL.VII. FAMED 3
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR COPPER T 380ª
M Fidel Ganis Siregar, Ichwanul Adenin, Cut A Adella, Iman Helmi Efendy, Hiro H Danial
Nst

I. PENDAHULUAN

Salah satu aspek utama dalam penilaian Program Keluarga Berencana (KB) adalah
kualitas pelayanan yang diberikan. Perbaikan kualitas pelayanan akan memperbesar jumlah
peserta KB yang puas dan pada gilirannya akan meningkatkan prevalensi dan menurunkan
tingkat fertilitas. Kualitas dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan atau keadaan dimana
sistem dengan sumber daya, sarana dan dana yang terbatas dapat mencapai sasaran tujuannya
dengan memberikan jasa pelayanan sebaik-baiknya kepada keluarga atau masyarakat,
sehingga pencari jasa pelayanan mendapat perlakuan dan dilayani oleh sistem yang
sedemikian rupa dalam upaya memenuhi kebutuhannnya mencapai kesejahteraan
keluarganya dan yang sesuai serta memenuhi syarat etika, aturan agama dan norma sosial
budaya. Salah satu faktor yang menentukan dalam pelayanan KB yang berkualitas adalah
aspek sumber daya manusia, baik pengelola, pelaksana maupun pemberi pelayanan KB.

Salah satu metode kontrasepsi yang digunakan adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) atau Intra Uterine Device, yang merupakan alat kecil terdiri dari bahan plastik yang
lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan
selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya
adalah spiral. Salah satu jenis AKDR yang paling banyak dipakai adalah : Cu T 380A, yang
dapat dipakai untuk 8 tahun.
Jenis-jenis IUD di Indonesia:

A. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. Salah satu jenis Copper-T yang paling
banyak dipakai adalah: Cu T 380A , yang dapat dipakai untuk 8 tahun.
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimal 5 tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini
adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

B. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya
lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

C. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm 2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

D. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri
dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm
(benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),
dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan
yang rendah.
Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

Cara Kerja
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
 IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi

Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-
200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0.8
kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir
haid.

Yang boleh menggunakan IUD adalah :


 Usia reproduktif
 Keadaan nulipara
 Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
 Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui
 Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
 Risiko rendah dari IMS
 Tidak menghendaki metoda hormonal
 Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
 Tidak menghendaki kehamilan setelah 1–5 hari senggama
 Perokok
 Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam
bulan sekali.

Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah :
 Belum pernah melahirkan
 Adanya perkiraan hamil
 Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
 Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
 Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
 Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
 Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri
 Penyakit trofoblas yang ganas
 Diketahui menderita TBC pelvik
 Kanker alat genital
 Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina
Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam
pengobatan endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of
Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi
risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan
menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
 Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang
AMPUH, paling tidak 10 tahun

 IUD dapat efektif segera setelah pemasangan


· Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

 Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa
aman terhadap risiko kehamilan
 Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
 Dapat digunakan sampai menopause
 Tidak ada interaksi dengan obat-obat
 Membantu mencegah kehamilan ektopik
 Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur.

Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut
dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah
pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan
hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan
untuk memeriksanya ke dokter.
Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa
menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing,
muntah-muntah.
2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan
lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika
anda menemukan gejala-gejala diatas.

Efek Samping dan Komplikasi


 Efek samping umum terjadi: perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
 Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
 Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
 Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
 Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP
dapat memicu infertilitas
 Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
 Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
 Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
 Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang
segera setelah melahirkan)
 Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan
normal
 Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
 Dalam 10 menit plasenta lahir (post placental)
 Dipasang antara 10 menit-48 jam pasca persalinan
 6 minggu setelah melahirkan
 Setelah terjadinya keguguran (post abortus)
 Pada saat haid

Waktu Pemakai Memeriksakan Diri


 1 bulan pasca pemasangan
 6 bulan pasca pemasangan
 Satu tahun berikutnya dan setiap tahunnya
 Bila terlambat haid
 Setiap saat jika ada keluhan perdarahan banyak atau keluhan lainnya

Keluhan-keluhan pemakai IUD

Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan,
bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika
perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus
dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid
darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak
jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa
hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak
enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap
IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini
akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama
pemakaian IUD.

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1. TUJUAN UMUM


Setelah selesai latihan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan tentang
pemasangan dan pencabutan AKDR.

II. 2. TUJUAN KHUSUS


2.1. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan AKDR.
2.2. Mahasiswa mampu melakukan pencabutan AKDR.

III. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu (menit) Aktivitas Belajar Mengajar Keterangan

20 menit Introduksi pada kelas besar (terdiri dari 45 Narasumber


mahasiswa)
10 menit Demonstrasi pada kelas besar oleh narasumber Narasumber
dengan simulasi pada pantom.
Narasumber memperlihatkan tata cara pemasangan
dan pencabutan AKDR yang benar
Tahap I.
Cara pemasangan AKDR.
Tahap II.
Cara pencabutan AKDR.
20 - 30 menit Coaching : Mahasiswa melakukan simulasi secara Instruktur dan
bergantian dengan dibimbing oleh instruktur / mahasiswa
mahasiswa pada kelas kecil menggunakan lembar
pengamatan

90 menit Self Practice : Mahasiswa melakukan sendiri secara


bergantian.
Sehingga total waktu yang dibutuhkan ± 90 menit Instruktur dan
(tergantung jumlah mahasiswa) mahasiswa

IV. TINGKAT KETERAMPILAN : 4A

V. PERALATAN DAN BAHAN


1. Meja 1 buah
2. pantom simulasi AKDR
3. tenakulum 2 gigi
4. spekulum vagina
5. sonde uteri
6.Gunting
7. klem lurus
8. Mangkuk untuk larutan antiseptik
9. Cairan antiseptik ( mis: Poviodine Iodin)
10. Oval klem
11. Kassa
12. Lampu sumber cahaya
13. IUD Cu T 380A steril yang belum terbuka kemasannya
14. Sarung Tangan steril atau DTT

VI. RUJUKAN
1. Abdul Bari Saifuddin, Biran Affandi, Enriquito R. Lu. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Ed.1, Cet.1 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2003.
2. PERMENKES No.97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil,
masa hamil, persalinan dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan
kontrsepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.

VII. LEMBAR PENGAMATAN PEMASANGAN AKDR COPPER T 380ª

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. MENJELASKAN KEPADA PASIEN APA YANG AKAN DILAKUKAN
1. Sampaikan kepada pasien kemungkinan akan merasa sedikit
sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan.
2. Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kencingnya dan
membasuh daerah genitalia dengan air bersih
3. Pasien dipersiapkan dengan posisi litotomi
II. Persiapan alat-alat :
1. Spekulum
2. Tenakulum gigi 2
3. Gunting
4. Sonde uterus
5. Kassa Steril
6. Mangkuk untuk cairan antiseptik
7. Cairan antiseptik ( mis : Poviodine Iodin )
8. Oval klem
9. Klem lurus
10. IUD Cu T 380A steril
11. Sarung Tangan steril atau DTT
III.PEMERIKSAAN GENITALIA
4. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
5. Lakukan pemeriksaan panggul (VT) untuk menentukan posisi
uterus ( retrofleksi atau antefleksi)
6. Melepaskan sarung tangan
IV. MEMASUKKAN LENGAN AKDR COPPER T 380A
7. Masukkan lengan AKDR copper T 380A di dalam kemasan
sterilnya, dengan cara :
- Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
- Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda tidak steril
- Letakkan kemasan pada tempat yang datar
- Selipkan karton pengukuran dibawah lengan AKDR
- Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung
inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan
melipat.
- Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter,
tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan.
- Angkat sedikit tabung inserer, dorong dan putar untuk
memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut
kedalam tabung inserter.
- Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan lengan
AKDR, cocokkan batas atas cincin biru dengan ukuran kavum
uteri yang nantinya akan diukur.
- Pastikan ujung pendorong menyentuh ujung AKDR.
- AKDR siap diinsersikan ke kavum uteri

V. PEMASANGAN AKDR
8. Menyalakan lampu sorot dan mengarahkannya ke arah vagina
9. Memasang sarung tangan yang baru
10. Desinfeksi vulva dengan larutan antiseptik,
11. Masukkan spekulum secara perlahan
12. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik
13. Menggunakan tenakulum untuk menjepit serviks (pada arah jam
11 atau jam 1)
14. Masukkan sonde uterus untuk menentukan kedalaman dan arah
kavum uteri ( dengan teknik tanpa menyentuh/ No Touch
dinding vagina maupun spekulum)
15. Mengatur letak batas atas cincin biru pada tabung inserter
sesuai dengan kedalaman kavum uteri. Hati-hati memasukkan
tabung inserter sampai terasa ada tahanan atau sampai leher
biru menyentuh serviks, buka seluruh kemasan dan keluarkan
tabung inserter dengan posisi AKDR didalam. Hati-hati
pendorong
AKDR jangan sampai jatuh.
16. Pegang tabung inserter dengan leher biru dalam posisi
horizontal (sejajar dengan AKDR). Dengan tangan kiri
melakukan tarikan perlahan pada tenakulum.
17. Masukkan tabung inserter kedalam uterus sampai leher biru
menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan.
18. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik menarik
(withdrawal technique). Tarik keluar tabung inserter
sementara pendorong dipertahankan.
19. Setelah lengan AKDR lepas, dorong secara perlahan-lahan
tabung inserter kedalam kavum uteri sampai leher biru
menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan.
20. Tarik sebagian tabung inserter sampai keluar kavum uteri kira-
kira 5 cm di depan serviks, sementara sebagian benang AKDR
masih berada dalam tabung inserter. Potong benang AKDR
kira-
kira 3 – 4 cm panjangnya dari serviks.
21. Keluarkan tabung inserter dan buang ketempat sampah
terkontaminasi
22. Lepaskan tenaculum dan rendam dalam larutan klorin,
perdarahan di bekas jepitan tenakulum di tekan dengan kain
kassa steril dengan Povidon iodine.
23. Melepaskan spekulum dan rendam dengan larutan klorin.
VI. TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
24. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum
melepas sarung tangan.
25. Bersihkan permukaan yang terkontaminasi.
26. Lakukan dekontaminasi alat-alat dengan larutan klorin segera
setelah dipakai.
27. Buka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin.
VII. EDUKASI
28. Mengajarkan pada pasien bagaimana memeriksa benang
AKDR (dengan menggunakan model bila tersedia)
29. Jelaskan kapan kunjungan berikutnya, ingatkan masa pakai dan
informasikan bahwa klien dapat datang setiap saat untuk
berkonsultasi ataupun bila menginginkan AKDR dilepas.
30. Minta pasien menunggu di klinik selama 15 – 30 menit setelah
pemasangan AKDR.
X. DOKUMENTASI
31. Melakukan dokumentasi tentang :
- Pemeriksaan Ginekologi
- Jenis AKDR yang dipasang
- Obat-obatan bila ada diberikan

Note : Ya : Mahasiswa melakukan.


Tidak : Mahasiswa tidak melakukan

VIII. LEMBAR PENGAMATAN PENCABUTAN AKDR COPPER T 380A

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
Persiapan pasien: pasien diminta untuk membasuh daerah
genitalianya dengan air bersih
I. LANGKAH 1
1. Menjelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan dan
persilakan pasien untuk bertanya
II. LANGKAH 2
2. Pastikan pasien sudah mengosongkan kandung kemih dan
mencuci kemaluannya dengan air bersih
3. Pasien dipersiapkan dengan posisi litotomi
4. Mencuci tangan dengan air sabun dan keringkan dengan kain
bersih
5. Pakai sarung tangan steril atau DTT
6. Desinfeksi vulva dengan cairan antiseptik
7. Spekulum dimasukkan secara perlahan
8. Pastikan serviks telah terlihat seluruhnya dan benang AKDR
berada pada OUE
III. LANGKAH 3
9. Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2
sampai 3 kali
IV. LANGKAH 4
10. Memberitahukan kepada pasien bahwa sekarang akan
dilakukan pencabutan
11. Meminta pasien untuk tenang dan menarik nafas panjang dan
memberitahukan mungkin timbul rasa sakit tapi itu normal
A. Pencabutan normal
a) Jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem
lurus atau lengkung yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan tarik benang pelan-pelan, tidak boleh menarik
dengan kuat. AKDR biasanya dapat dicabut dengan mudah.
b) Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan
konstan dan cabut AKDR secara perlahan.
c) Bila benang putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih
dapat dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan tarik
keluar.

Gambar. Pencabutan AKDR


B. Pencabutan sulit
d) Bila benang AKDR tidak tampak pasien dirujuk ke bagian
obgyn.
VI. LANGKAH VI
12. Setelah AKDR lepas, tunjukkan ke pasien bahwa AKDR telah
berhasil dikeluarkan.
13. Vagina dibersihkan dengan kassa steril + povidone iodine
14. Spekulum dilepaskan
15. Beritahu ke pasien bahwa tindakan telah selesai.
VII. MEMBUANG BAHAN-BAHAN HABIS PAKAI
16. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum
melepas sarung tangan.
17. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan
klorin
18. Bersihkan permukaan yang terkontaminasi.
19. Buka sarung tangan dalam posisi terbalik dan rendam dalam
lauran klorin.
20. Cuci tangan dan bersihkan dengan kain bersih
VIII. DOKUMENTASI
21. Melakukan Dokumentasi tentang Jenis AKDR yang dilepas
22. Buat Rekam Medis tentang pencabutan AKDR.

Note : Ya : Mahasiswa melakukan.


Tidak : Mahasiswa tidak melakukan

Anda mungkin juga menyukai