Anda di halaman 1dari 2

SLUMP TEST

1. Maksud
Percobaan ini dilakukan untuk mengukur nilai slump adukan beton segar
sehingga dapat diketahui kemudahan untuk mengerjakannya (workability).
2. Landasan Teori
Uji slump merupakan suatu uji empiris atau metode yang digunakan untuk
menentukan konsistensi atau kekakuan dari campuran beton segar (fresh
concrete). Uji slump dapat menunjukan kekurangan, kelebihan, atau kecukupan
air yang digunakan dalam pembuatan beton tersebut. Nilai slump ditentukan
oleh besarnya penurunan adukan beton dalam slump setelah alat slump
diangkat. Nilai slump yang dihasilkan jika lebih besar dari nilai slump rencana
maka adukan encer dan nilai workability akan semakin tinggi, dan sebaliknya
jika nilai slump lebih kecil dari nilai slump rencana maka adukan kental dan nilai
workability akan semakin rendah. Slump adalah salah satu ukuran kekentalan
adukan beton yang dinyatakan dalam mm dan ditentukan dengan alat kerucut
abram (SNI 03-1972-1990 tentang Metode Pengujian Slump Beton Semen
Portland).
Kelecakan (workability) adalah sifat-sifat fisik adukan beton yang menentukan
sejumlah usaha pekerjaan mekanikal (mechanical works), atau sejumlah energi
tertentu yang dibutuhkan untuk menghasilkan beton yang padat dan monolit
tanpa segregasi. Uji slump ini mengacu pada SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30.
Beton dengan nilai slump kurang dari 15 mm mungkin tidak cukup plastis dan
beton yang nilai slump lebih dari 230 mm mungkin tidak cukup kohesif untuk
pengujian ini.
3. Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam slump test adalah sebagai berikut:
1. Corong slump
2. Pelat alas
3. Sekop
4. Sendok semen
5. Batang pemadat
6. Mistar pengukur
4. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan yang dilakukan dalam slump test adalah sebagai berikut:
1. Mengambil adukan beton yang baru dikeluarkan dari concrete mixer.
2. Meletakkan corong slump test di atas alat.
3. Memasukkan adukan beton ke dalam corong kurang lebih 1/3 bagian lalu
menusuk-nusuk dengan batang pemadat secara merata sebanyak 25 kali.
4. Melakukan hal yang sama pada lapisan kedua dan ketiga. Menusukkan
batang pemadat hanya untuk lapisan yang bersangkutan saja dan mengenai
lapisan sebelumnya.
5. Meratakan permukaan atasnya dengan batang pemadat.
6. Mengangkat corong tersebut dengan hati-hati dalam posisi vertikal lalu ukur
penurunan yang terjadi (selisih antara tinggi awal dan tinggi akhir). Besarnya
penurunan ini disebut nilai slump.
Penggunaan slump test baik sesudah maupun sebelum harus diperhatikan
terlebih dahulu. Perawatan yang dilakukan pada slump test ini adalah sebagai
berikut:
1. Membersihkan corong slump segera setelah percobaan.
2. Mengukur corong slump sebelum percobaan dilakukan.

5. Data Percobaan
Data yang diperoleh dari slump test adukan beton segar adalah sebagai berikut:
1. Kubus = 70,000 mm
2. Silinder = 130,000 mm
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil slump test yang telah dilakukan, didapatkan nilai slump beton
kubus sebesar 70,000 mm dan nilai slump beton silinder sebesar 130,000 mm.

Anda mungkin juga menyukai