Anda di halaman 1dari 4

BAB XV

PEMERIKSAAN SLUMP BETON SEGAR

15.1 PENDAHULUAN
Kelecakan (consistency) beton segar biasanya diperiksa dengan uji slam
(slump). Dengan pemeriksaan slam diperoleh nilai slam yang dipakai sebagai
tolok ukur kelecakan beton segar, yang berhubungan dengan tingkat kemudahan
pengerjaan beton.

15.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui langkah kerja pemeriksaan slam beton segar.
2. Mengetahui besarnya nilai uji slam.

15.3 LANDASAN TEORI


Tujuan dari pengujian slump adalah untuk mengetahui tingkat kemudahan
pengerjaan beton yang dinyatakan dalam nilai tertentu. Slump didefinisikan
sebagai besarnya penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton yang
diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat (SNI 03-1972-2008). Pengujian
slump dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk kerucut terpancung yang
memikiki diameter lubang atas 10 cm, diameter lubang bawah 20 cm, tinggi 30
cm serta dilengkapi dengan kuping untuk mengangkat beton segar dan tongkat
pemadat berdiameter 1,6 cm sepanjang 60 cm. Nilai slump dipengaruhi oleh
faktor air semen. Semakin tinggi fas maka nilai slump akan semakin tinggi yakni
menggunakan banyak air dan sedikit semen, sehingga pasta semen lebih encer dan
mengakibatkan nilai slump lebih tinggi. Semakin besar nilai slump test berarti
adukan beton semakin mudah dikerjakan. (Harnung Tri Hardagung, 2014)

15.4 BENDA UJI


Benda uji berupa beton segar yang harus dapat mewakili beton segar yang
akan diperiksa. Khusus untuk beton dengan diameter kerikil maksimum > 38 m
maka butiran yang > 38 mm harus dikeluarkan terlebih dahulu dengan ayakan
basah.
15.5 PERALATAN
1. Cetakan berupa kerucut terpacung dengan diameter dasar 20 cm, diameter
atas 10 cm, dan tinggi 30 cm.
2. Cetok.
3. Mistar pengukur (Penggaris dari baja).
4. Alat pemadat.
5. Tatakan untuk dasar cetakan.

15.6 PELAKSANAAN
1. Membasahi corong cetakan dan kemudian menaruh di tempat yang rata,
basah, tidak menyerap air, dan ruangan cukup bagi pemegang corong
untuk secara kuat dan berdiri pada kedua kaki selama pengisian corong
dilakukan.
2. Mengisi corong cetakan 3 lapis, masing-masing sekitar 1/3 volume corong.
Dengan demikian tebal beton segar pada setiap kali pengisian sekitar 6 cm,
15 cm, 30 cm. Setiap kali mengisi beton segar ke dalam cetakan, cetok
atau sendok digerakkan mengelilingi bagian ujung atas – dalam corong
agar diperoleh penyebaran beton segar di dalam corong yang merata.
Menusuk setiap lapis beton segar dengan alat penusuk sebanyak 25 kali.
Penusukan diusahakan secara merata selebar permukaan lapisan dan tidak
boleh masuk sampai lapis beton sebelumnya.
3. Setelah selesai menusuk lapis beton segar yang terakhir, kemudian beton
segar dimasukkan lagi ke bagian atas, dan diratakan sehingga rata dengan
sisi cetakan. Kemudian membersihkan alas di sekitar corong dari beton
segar yang tercecer.
4. Setelah ditunggu sekitar 30 detik, kemudian menarik cetakan corong ke
atas dengan pelan-pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.
5. Pengukuran nilai slam dilakukan dengan ketelitian sampai 0,5 cm dengan
menaruh cetakan corong di samping beton segar dan menaruh penggaris
(batang baja bergaris) di atasnya sampai di atas beton segarnya.
6. Benda uji beton segar yang terlalu cair akan tampak, yaitu bentuk
kerucutnya hilang sama sekali, “meluncur” dan bila demikian maka nilai
slam tidak dapat diukur (hasil pengukuran tidak valid) sehingga
pemeriksaan benda uji harus diulang. Beton yang mempunyai
perbandingan campuran yang baik, mempunyai kelecakan yang baik, akan
menampakkan penurunan bagian atas secara pelan-pelan dan bentuk
kerucut semula tidak hilang.

Gambar 15.1 Uji Nilai Slump


(Sumber: Hasil pemeriksaan praktikum kelompok 9, 2021)

15.7 HASIL PERCOBAAN


Mutu beton rencana (F’c)

Faktor air semen

Nilai slump rencana = 100 mm


Nilai slum hasil percobaan = 96 mm

15.8 PEMBAHASAN
Menurut PUBI slump beton adalah pengujian yang dilakukan khusus
untuk mengukur seberapa kental adukan tersebut. Ini penting untuk dilakukan
guna mengetahui seberapa mudahnya beton tersebut untuk dikerjakan atau
workability. Tujuan lain pengujian ini adalah untuk :
1. Mengetahui nilai slump dari beton yang di pesan
2. Membandingkan niai slump actual dengan nilai slump rencana kerja
Slump pada dasarnya merupakan salah satu pengetesan sederhana untuk
mengetahui workability beton segar sebelum diterima dan diaplikasikan dalam
pekerjaan pengecoran. Slump beton segar harus dilakukan sebelum beton
dituangkan dan jika terlihat indikasi plastisitas beton segar telah menurun cukup
banyak, untuk melihat apakah beton segar masih layak dipakai atau tidak. Nilai
slump ditentukan oleh besarnya penurunan adukan dalam slump setelah alat slump
diangkat. Nilai penurunan slump akan dibandingkan dengan nilai slump rencana.
Syaratnya adalah Jika nilai slump lebih besar dari nilai slump rencana maka
adukan terlalu encer sehingga nilai workability- nya akan lebih tinggi, dan
sebaliknya jika nilai slump lebih kecil dari nilai slump rencana maka adukan akan
menjadi kental sehingga nilai workability-nya akan lebih rendah.

Gambar 15.1 Uji Nilai Slump


(Sumber: Hasil pemeriksaan praktikum kelompok 8B, 2021)

15.9 KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan/percobaan Slump seperti yang sudah dilakukan
nilai Slump rencana adalah 100 mm. Nilai Slump pada pemeriksaan ini diperoleh
nilai Slump 96 mm.

Anda mungkin juga menyukai