Anda di halaman 1dari 3

SLUMP TEST

DISUSUN OLEH :

NAMA : SINEMA WARUWU


NIM : 209902026
JURUSAN : TEKNIK BANGUNAN

DosenPengampu Mata Kuliah :


ADRIANUS ZEGA, S.T., M.Psi.

YAYASAN PERGURUAN TINGGI NIAS


UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
T.A. 2021/2022
A. Pengertian Slump Test
Slump test adalah perlakuan pada campuran atau adukan beton dengan tujuan untuk
mencari konsistensi atau kekakuan pada beton segar hasil campuran tersebut dalam
menentukan workability beton dan kelayakan beton.
Konsistensi atau kekakuan dalam suatu campuran beton itu menunjukan berapa banyak
air yang digunakan dalam percampuran beton. Untuk itu uji slump menunjukan apakah
proporsi campuran beton berkurang,kelebihan,atau memenuhi cukup air.
Dalam suatu adukan atau campuran beton maka kadar air harus diperhatikan dan menjadi
azas proporsi utama karena menentukan tingkat workability nya atau tidak. Campuran beton
yang terlalu cair akan menyebabkan mutu beton rendah, dan lama mengering. Sedangkan
campuran beton yang terlalu kering menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk dicetak
(segration).

B. Tujuan dan Fungsi slump Test

Pengujian slump test bertujuan untuk mengetahui kelecakan (consistensi) beton segar.
Dengan pemeriksaan slump, maka kita dapat memperoleh nilai slump yang dipakai sebagai
tolak ukur atau standar kelecakan beton segar. Serta berfungsi untuk agar beton yang di
produksi di batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah bangunan yang
dibangun.

C. Alat Yang Digunakan Untuk Slump Test

Untuk menguji slump test diperlukan peralatan uji tertentu, berikut peralatan yang biasa
digunakan sebagai berikut.

1. Cetakan (Kerucut Abram)

Adalah cetakan yang terbuat dari bahan logam dengan ketebalan 1,15mm yang tidak
lengket dan bereaksi dengan pasta semen. Cetakan harus berbentuk kerucut
terpancung dengan ukuran diameter dasar 200 mm, diameter atas100 mm dan tinggi
300 mm. Permukaan dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar
dengan satu dengan yang lain serta tekak lurus terhadap sumbu kerucut.

2. Tonkat penusuk harus berdiameter sekitar 26 mm dan panjang 60 mm. Fungsi tonkat
penusuk ini agar beton segar yang dimasukan ke Kerucut Abrams bisa rata, hal ini
penting ketika proses pengujian berlansung.
3. Mesin pengaduk (mixer)
4. Timbangan
5. Mesin uji tekan (compression testing machine),
6. Sendok cekung
7. Sarung tangan
D. Prosedur Pelaksanaan Slump Test

Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan perlakuan
beton segar sebagai berikut:

1. Basahi cetakan kerucut dan plat dengan kain basah  b)


2. Letakkan cetakan di atas plat c)
3. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam sebanyak merata
dengan menusukkannya. Lapisan ini penusukan bagian tepi dilakukan dengan besi
dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan. Pastikan  besi menyentuh dasar. Lakukan
25-30 x tusukan. d)
4. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama sebanyak 25-30 x
tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama. e)
5. Isi 1/3 akhir seperti tahapan nomor 4 f)
6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira 1/2 menit.
Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan di plat. g)
7. Cetakan diangkat perlahan TEGAK LURUS ke atas h)
8. Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut di sebelahnya menggunakan
perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji. i)
9. Toleransi nilai slump dari beton segar ± 2 cm  j)
10. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat digunaka

Anda mungkin juga menyukai