A. Hasil
1. Pengujian Aspal
pengujian titik bakar, dan pengujian berat jenis aspal. Pada pengujian
2. Pengujian Agregat
1
Tabel 15. Hasil pengujian analisa saringan agregat
Agregat Agregat
Nomer % Tertinggal Tiap
Kasar Halus Kombinasi
Saringan Saringan
(%) (%)
¾" 76,9 100 86,14 18,48
½" 47,34 100 68,404 23,648
3/8" 8,64 100 45,184 30,96
#4 3,04 100 41,824 4,48
#8 2,93 97,88 40,91 0,512
#16 2,836 88,54 37,1176 1,9432
#30 2,716 63,16 26,8936 5,172
#50 2,444 28,8 12,9864 7,0896
#100 0,678 3,44 1,7828 6,4848
#200 0,214 1,26 0,6324 0,8072
PAN 4,26E-16 8,35E-15 3,59535E-15 0,4232
Total 100
penyerapan agregat:
2
3. Pengujian Filler
nilai dari berat jenis bulk, berat jenis SSD, dan berat jenis semu.
4. Pengujian Marshall
VFA, dan MQ. Pengujian marshall ini dilakukan sesuai dengan SNI
dengan kadar sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15%.Berikut adalah hasil
pengujian marshall:
a. Stabilitas
3
No. Notasi Benda Uji Stabilitas Rata-rata
(kg) (kg)
11. 15B2 50,98 5098,5
12. 15B3 5302,44
b. Kelelehan (flow)
c. Kepadatan (density)
4
No. Notasi Benda Uji Kepadatan Rata-rata
(gr/cc) (gr/cc)
10. 15B1 2,23
11. 15B2 2,14 2,19
12. 15B3 2,21
d. VIM
e. VMA
5
No. Notasi Benda Uji VMA Rata-rata
(%) (%)
9. 10B3 12,26
10. 15B1 10,85
11. 15B2 11,23 10,20
12. 15B3 8,5
f. VFA
6
No. Notasi Benda Uji MQ Rata-rata
(kg/mm) (kg/mm)
8. 10B2 589,84 613,173
9. 10B3 594,20
10. 15B1 1216,03
11. 15B2 1618,57 1386,74
12. 15B3 1325,61
B. Pembahasan
1. Pengujian Aspal
a. Pengujian penetrasi
dengan metode ring and ball berkisar antara suhu 30°C Sampai
200°C. Apabila nilai titik lembek aspal kurang dari 30°C atau
dari titik lembek aspal. Dari hasil pengujian titik lembek aspal
7
ini menyatakan bahwa benda uji tersebut masuk ke dalam standar
232°C.
2. Pemgujian Agregat
pengujian agregat dapat dilihat pada Tabel 15, Tabel 16, dan Tabel 17.
8
hasil ini menunjukkan bahwa agregat kasar yang dipakai memenuhi
standar keausan yaitu tidak melebihi 50%. Nilai keausan agregat kasar
campuran.
120
100
Persentase Lolos (%)
80
60
Batas Atas
40 Batas Bawah
20 Persentase Lolos
Gambar 30. Grafik hubungan persentase lolos agregat kasar dan SSSS
AAA agregat halus dengan ukuran saringan
saringan sebesar 76,9% untuk agregat kasar dan 100% untuk agregat
9
sebagian masuk dalam batas atas dan batas bawah, namun sebagian
dilihat pada Tabel 18. Berat jenis bulk sebesar 2,5 gr/cc, berat jenis
SSD sebesar 2,55 gr/cc, berat jenis semu sebesar 2,67 gr/cc, dan
berat jenis bulk sebesar 2,6 gr/cc, berat jenis SSD sebesar 2,7 gr/cc,
berat jenis semu sebesar 2,89 gr/cc, dan penyerapannya sebesar 2,89.
Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar dan agregat
minimum berat jenis sebesar 2,5 gr/cc dan dan persyaratan maksimum
3. Pengujian Filler
sebesar 2,07 gr/cc, berat jenis curah sebesar 2,25 gr/cc, dan berat jenis
4. Pengujian Marshall
dan MQ. Pengujian marshall ini dilakukan sesuai dengan SNI 06-
10
dengan kadar sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15%.Berikut adalah hasil
pengujian marshall:
a. Stabilitas
tebu.
6000
5000
Stabilitas (kg)
4000
3000
STABILITAS
2000 Batas Minimal
1000
0
0 5 10 15 20
Kadar filler (%)
Gambar 31. Grafik hubungan kadar filler abu tebu dengan stabilitas
11
tanpa terjadi perubahan bentuk. Nilai stabilitas terendah
b. Kelelehan (flow)
8
7
6
Kelelehan (mm)
5
4 Kelelehan
3 Batas atas
2 Batas Bawah
1
0
0 5 10 15 20
Kadar filler (%)
Gambar 32. Grafik hubungan kadar filler abu tebu dengan AAA
dd ssss kelelehan
kadar filler abu tebu 0%, 5%, 10%, dan 15% masing-masing
sebesar 6,88 mm, 2,28 mm, 4,37 mm, dan 3,725 mm. Nilai flow
12
kadar filler 5%. Spesifikasi Bina Marga 2010 mensyaratkan nilai
dan 10% tidak memenuhi persyaratan yaitu 2-4 mm. Nilai flow
gradasi agregat, kadar aspal, dan suhu saat pemadatan. Dari data
c. Kepadatan (density)
13
2,26
2,25
2,24
Kepadatan
2,23
2,22
Kepadatan
2,21
2,2
2,19
0 5 10 15 20
Kadar filler (%)
sebesar 2,21 gr/cc, 2,20 gr/cc, 2,51 gr/cc dan 2,19 gr/cc. Nilai
pencampuran.
d. VIM
14
campuran serta ketidakseragaman bentuk agregat. Rongga udara
pengujian:
10
9
8
7
VIM (%)
6
5 Batas Bawah
4 Batas Atas
3 VIM
2
1
0
0 5 10 15 20
Kadar filler (%)
Gambar 34. Grafik hubungan kadar filler abu tebu dengan VIM
15
maka rongga udara dalam campuran semakin sedikit. Hal ini
e. VMA
dipadatkan.
16
14
12
VMA (%)
10
8
VMA
6
4 Batas Bawah
2
0
0 5 10 15 20
Kadar filler (%)
Gambar 35. Grafik hubungan kadar filler abu tebu dengan VMA
filler abu tebu 0%, 5%, 10%, dan 15% masing-masing sebesar
16
bahwa semakin bertambahnya kadar filler abu tebu maka nilai
gradasi agregat.
memenuhi persyaratan.
f. VFA
17
70
60
50
VFA (%)
40
30 VFA
20 Batas Bawah
10
0
0 5 10 15 20
Kadar filler (%)
Gambar 36. Grafik hubungan kadar filler abu tebu dengan VFA
kadar filler abu tebu 0%, 5%, 10%, dan 15% masing-masing
15%. Akan tetapi dari nilai tersebut nilai VFA tidak memenuhi
18
pencampuran. Data yang didapat tidak memenuhi Spesifikasi
g. Marshall Quotient
filler abu tebu 0%, 5%, 10%, dan 15% masing-masing sebesar
16000
14000
12000
MQ (kg/mm)
10000
8000
MQ
6000
Batas Bawah
4000
2000
0
0 5 10 15 20
Kadar filler (%)
19
stabil. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai MQ seperti nilai
20