Anda di halaman 1dari 19

Click icon to add picture

Referat
FAKTOR RISIKO
PNEUMONIA KOMUNITAS
PADA LANSIA
Pratama Satrio
1865050036

Pembimbing :
dr. Hildebrand Hanoch V.W,Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


PERIODE 24 FEBRUARI – 2 MEI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PENDAHULUAN
LATAR Prevalensi kejadian pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 4,5%.
BELAKANG Pada lansia prevalensi pneumonia menjadi lebih tinggi yakni 15,5%. Sampai
saat ini pneumonia masih merupakan 10 penyakit utama yang membutuhkan
rawat inap di RS. Penyebab pneumonia utamanya adalah bakteri, walaupun
virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel dapat
menjadi penyebabnya.4

Pneumonia komunitas  masalah kesehatan yang sering dijumpai &


mempunyai dampak yang signifikan di seluruh dunia, terutama pada lansia.
Insiden pneumonia komunitas dilaporkan meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia. Pada pasien usia ≥65 tahun yang dirawat di rumah sakit,
pneumonia merupakan diagnosis terbanyak ketiga. Angka ini menjadi semakin
penting mengingat bahwa diperkirakan sebanyak 20% dari penduduk dunia
akan berusia lebih dari 65 tahun di tahun 2050

Menegakkan diagnosis pneumonia pada lansia masih merupakan tantangan


bagi para klinisi mengingat tampilan klinis yang tidak lengkap dan tidak spesifik
DEFINISI

Pneumonia  peradangan Pneumonia pada orang lanjut


yang mengenai parenkim paru, Pneumonia komunitas  usia lebih dari 65 tahun yang
distal dari bronkiolus terminalis infeksi pneumonia yang berisiko lebih besar untuk
menderita pneumonia karena
yang mencakup bronkiolus didapat di luar rumah sakit
telah dijumpai penurunan fungsi
respiratorius, & alveoli, serta atau fasilitas kesehatan. organ termasuk fungsi imunitas,
menimbulkan konsolidasi (pneumonia yang didapat di dan disertai adanya komorbiditas
jaringan paru dan gangguan masyarakat) lain. Sering pneumonia tidak
pertukaran gas setempat. disertai gejala yang jelas.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit saluran napas menjadi penyebab angka
kematian & kecacatan yang tinggi di seluruh dunia

Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum


berhubungan dengan infeksi saluran napas yang
terjadi di masyrakat (pneumonia komunitas)

Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran


napas bawah akut di parenkim paru yang serius
dijumpai sekitar 15-20%.

Pneumonia semakin sering dijumpai pada lansia


dengan penyakit penyerta
PATOGENESIS
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor
yaitu :
Keadaan (imunitas) Inang
Mikroorganisme yang menyerang pasien
Lingkungan yang berinteraksi satu sama lain
Gambaran interaksi dari ketiga factor tersebut tercemin pada kecenderungan
terjadinya infeksi oleh kuman tertentu oleh factor perubah (modifying factor),
seperti terlihat pada table berikut :

Faktor perubah yang meningkatkan risiko infeksi oleh patogen tertentu pada pneumonia komunitas.

Pneumokokkus yang resisten  Usia >65 tahun


penisilin dan obat lain  Pengobatan B-lactam dalam 3 bulan terakhir
 Alkoholisme
 Penyakit imunosupresif (termasuk terapi menggunakan
kortikosteroid)
 Penyakit penyerta yang multipel
 Kontak pada klinik lansia 
Patogen gram negatif  Tinggal dirumah jompo
   Penyakit kardiopulmonal penyerta
 Penyakit penyerta yang jamak
 Baru selesai mendapatkan terapi antibiotika
Pseudomonas aeruginossa  Penyakit paru structural (bronchiectasis)
   Terapi kortikosteroid (>10mg prednisone/hari)
 Terapi antibiotic spectrum luas >7 hari pada bulan
sebelumnya
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terjadinya pneumonia adalah :
Penyakit komorbid
Alkoholik
Merokok
Gangguan menelan, atau penurunan kemampuan
batuk
Riwayat pneumonia sebelumnya
Perawatan RS.
Faktor risiko terjadinya mortalitas dalam 30 hari
adalah adanya penyakit komorbid, penghuni rumah
jompo, skor CURB 65 yang besar, terapi yang tidak
efektif dan usia > 65 tahun.
Selain usia > 65 tahun beberapa faktor predisposisi
terjadinya Pneumonia pada usia lanjut antara lain:
↑kolonisasi
Usia > 65 tahun Komorbid
orofaring

Gangguan Gangguan
transport mekanisme Gangguan nutrisi
mukosilier pertahanan tubuh

Intubasi
Bertempat tinggal Baru selesai rawat
endotracheal/naso
dalam panti jompo inap di RS
gastric

Jackson dkk mengidentifikasi penyakit paru-paru, penyakit jantung,
penurunan berat badan, status fungsional yang buruk, dan merokok
sebagai prediktor independen untuk CAP pada pasien usia lanjut


Riquelme dkk menemukan bahwa kecurigaan gangguan menelan, aspirasi volume
besar, kekurangan gizi, hipoproteinemia (<60mg / dl), hipoalbuminemia (<30mg/dl),
terapi antibiotik sebelumnya, kualitas hidup yang buruk (status kinerja <70) dan
status terbaring di tempat tidur terkait dengan risiko CAP yang lebih tinggi


Telah dijelaskan pada pasien usia lanjut bahwa perawatan mulut yang
ditingkatkan adalah intervensi sederhana dan mudah yang memiliki potensi
untuk menghilangkan bakteri patogenik dari mukosa mulut dan meningkatkan
refleks menelan, mengurangi dua faktor risiko CAP yang sudah sangat diketahui
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis yang ditemukan sering dengan onset yang
insidious,
 Sedikit batuk
 Demam yang ringan
 Gangguan status mental atau bingung
 Lemah, umumnya berbeda daripada gambaran klinis
pada usia lebih muda
 Kelainan fisik paru ringan, tidak sering disertai nyeri
dada, sputum yang purulent, demam tinggi ataupun
sesak nafas.
 Lansia yang mengalami hal tersebut perlu dicurigai dan
diteliti lebih lanjut kemungkinannya menderita pneumonia
ETIOLOGI
Dari beberapa laporan penelitian, beberapa kuman patogen
Pneumonia komuniti pada keolompok usia tua antara lain :
 Streptococcus pneumonia
 Haemofilus influenza
 Enteric gram negative
 Staphylococcus aureus
 Anaerob
 Virus
 Mycoplasma pneumonia
 Chlamidia pneumonia
 Legionella pneumonia
KLASIFIKASI
Stratifikasi berdasarkan faktor-faktor tersebut 4 kelompok pasien didefinisikan

Kelom
sebagai berikut:
Kelom Kelom Kelom
pok I pok II pok III pok IV
Rawat jalan yang

Rawat Inap RS Rawat di ICU
Rawat

jalan ● ●

disertai riwayat non ICU, yang


yang tidak disertai riwayat
yang: a. tidak
disertai riwayat penyakit disertai risiko
penyakit
kardiopulmonal
penyakit kardiopulmonal Ps.Aeruginosa
dan/atau “faktor
kardiopulmonal dan/atau “faktor –RPA, b.
perubah” (faktor
ataupun perubah” disertai risiko
untuk DRSP atau (termasuk asal
“faktor bakteri Gram Ps.Aeruginosa
dari rumah
perubah”. negatif). jompo). -RPA.
Pilihan anbiotika pada pneumonia komunitas usia
lanjut
PENCEGAHAN
Pencegahan pneumonia pada lansia yang dapat dilakukan adalah :
 Vaksinasi pneumokokus atau influenza merupakan upaya
pencegahan utama
 Menghentikan merokok yang merupakan pencetus pada 1/3 kasus
 Mencegah tidak selalu berbaring di tempat tidur, tidur dalam posisi
duduk
 Incentive spirometer, bila terkena pneumonia
 Cuci tangan
 Kebiasaan hidup sehat: olahraga, cukup istirahat, makan yang
bergizi
 Menghindari paparan oleh influenza atau infeksi pernapasan
 Higieni gigi geligi
PROGNOSIS
 Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5%.
 Namun dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi
yang buruk.
 Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian nomor 6 dengan kejadian sebesar
59%
 Sebagian besar pada lanjut usia yaitu sebesar 89%.
 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU adalah
sebesar 20%.
KESIMPULAN
Usia lanjut merupakan salah satu faktor yang ↑ kerentanan
terjadi infeksi pada saluran nafas bawah, hal ini dikaitkan dengan
mekanisme pertahanan tubuh diantaranya gangguan mukosilier,
gangguan reflek, imunologi dan sistim kardiopulmoner.

Faktor risiko terjadinya mortalitas dalam 30 hari  adanya


penyakit komorbid, penghuni rumah jompo, skor CURB 65
yang besar, terapi yang tidak efektif dan usia > 65 tahun.

Etiologi pneumonia komuniti pada usia tua disebabkan oleh


streptococcus pneumonia, serta H.influenza,

Pemilihan antibiotika secara empiric berdasarkan pada usia,


komorbid, severity.
Daftar Pustaka
1. Dahlan Z. Pneumonia. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi ke-6. Jakarta : Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2006. Hal. 1608-1619
2. Dahlan Z. Pneumonia Bentuk Khusus. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi ke-6.
Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2006. Hal. 1622-1623
3. Sari EF, et al. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, vol. 3, No.4 : Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Diagnosis Pneumonia pada Pasien Usia Lanjut. Desember
2016
4. Sari IP, et al. Perbandingan Pola Terapi Antibiotik pada Community-Acquired
Pneumonia (CAP) di Rumah Sakit Tipe A dan B. Volume 7 Nomor 4. Desember 2017
5. Mulyadi, Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, vol. 10 No. 2 : Community Acquired
Pneumonia pada Usia Lanjut. Agustus 2010
6. Mulyana R. Jurnal Kesehatan Andalas : Terapi Antibiotika pada Pneumonia Usia
Lanjut. 2019
7. Marrie JT. Aging and Infectious Disease : Community-Acquired Pneumonia in the
Elderly. Departement of Medicine, University of Alberta, Edmonton, Alberta, Canada.
2000: 31 : 1066-78
8. Simonetti FA, et al. Therapeutic Advances in infectious Disease : Management of
community-acquired pneumonias in older adults. 2014 : 3-16.
http://www.sagepub.co.uk/journalsPermissions.nav
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai