Usia • 20
Pendidikan • Mahasiswa
Pekerjaan • Pelajar
Agama • Islam
IGD
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan dr • Demam hilang timbul • Nyeri menelan dirasakan • Keluhan pasien makin
Inawati sp. THT • Rasa tidak enak pada makin memberat. memberat, ibu pasien
dengan Abses tenggorokan. • Demam serta muntah membawanya ke klinik
setelah pasien makan. THT dan dirujuk ke IGD
peritonsil
RSUD 45 Kuningan
• Sulit makan dan hanya
dengan abses peritonsil.
bisa minum saja.
• Mulut berbau tidak enak
• Sulit membuka mulut.
• Batuk, pilek, dan gigi
bolong (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita keluhan yang sama
Riwayat Pengobatan
• Paracetamol
Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 11 Januari 2020
Data Antropometri
Pukul : 16.00 WIB
BB : 48 kg TB : 158 cm
Keadaan Umum : tampak sakit ringan Status Gizi (IMT)
19,2 = normal
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
◦ TD : 110/70
◦ Nadi : 92x/m
◦ Suhu: 380C
◦ RR : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala • Paru :
Bentuk dan ukuran : Normocephali vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Jantung :
Rambut dan kulit kepala : Rambut warna hitam,
distribusi merata, tidak mudah dicabut bunyi jantung I dan II regular, murmur (-),
gallop (-)
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- • Abdomen :
Telinga : Normotia, sekret +/+ minimal, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+)
otorrhea -/- normal
Hidung : Deviasi septum -/-, sekret -/-, mimisan • Ekstremitas :
-/- akral hangat
Bibir : simetris, tidak tampak pucat, sianosis (-)
Mulut : Oral hygiene baik, T2-T3 faring
hiperemis (+)
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening maupun kelenjar tiroid
Abses Peritonsil
Status Lokalis : Rongga Mulut
Kerja : Abses
Peritonsil Prognosis
Diagnosis
Banding :
• Tonsilitis kronik Ad vitam : Dubia ad
• Selulitis peritonsil bonam
Ad functionam : Dubia ad
bonam
Ad sanationam : Dubia ad
bonam
11 Januari 2020 12 Januari 2020
S Demam (+), nyeri menelan (+) serta sulit membuka mulut. Mual S Demam (-), nyeri menelan berkurang (+) serta sulit membuka
(-) dan muntah (-) mulut (-). Mual (-) dan muntah (-)
S Demam (-), nyeri menelan (-) serta sulit membuka mulut (-).
Mual (-) dan muntah (-)
Anatomi
A. Lipatan palatoglossal
B. Lipatan palatofaringeal
C. Tonsil palatina
D. Uvula
Abses Peritonsil
terkumpulnya pus terlokalisasi di
antara tonsil dan lapisan muskular
sekitarnya / di antara tonsil dan
kapsulnya.
ETIOLOGI
Bakteri Aerob Bakteri Anaerob
Streptococcus pyogenes Fusobacterium sp.
Staphylococcus aureus Peptostreptococcus
Neisseria sp. Pigmented Prevotella
Corynebacterium sp. Veillonella
Patofisiologi
• Tonsilitis akut eksudatif selulitis abses
DIAGNOSA
Gejala Tanda
Demam Eritematosa, bengkak di palatum molle
dengan deviasi uvula ke sisi kontralateral
dan pembesaran tonsil
Malaise Trismus
Nyeri tenggorok Drooling/ Hipersalivasi
Nyeri menelan Hot potato voice
Otalgia Nafas berbau
(ipsilateral)
Limfadenitis servikal
Diagnosa Banding
1. Abses retrofaring
2. Abses parafaring
3. Abses submandibula
4. Angina ludovici
Abses Peritonsil
Diagnosa Banding
Abses Peritonsil
Prinsip Penatalaksanaan
• ANTIBIOTIK
• PROSEDUR PEMBEDAHAN
• SUPORTIF
Abses Peritonsil
Antibiotik
• Antibiotik
• Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika dosis
tinggi, dan obat simtomatik. Juga perlu kumur-
kumur dengan cairan hangat dan kompres dingin
pada leher.
• Penisilin merupakan drug of choice pada abses
peritonsil dan efektif pada 98% kasus jika
dikombinasikan dengan metronidazole.
Abses Peritonsil
Antibiotik
• Antibiotik
• Dosis untuk Penisilin pada dewasa adalah 600 mg IV
tiap 6 jam selama 12-24 jam
• dan anak 12.500-25.000 U/kg tiap 6 jam.
• Metronidazole dosis awal untuk dewasa 15 mg/kg
dan dosis penjagaan 6 jam setelah dosis awal
dengan infus 7,5 mg/kg selama 1 jam diberikan
selama 6-8 jam dan tidak boleh lebih dari 4 gr/hari.
Abses Peritonsil
Prosedur Pembedahan
Aspirasi Jarum
• Prosedur lini pertama yang efektif untuk pasien
dengan abses peritonsil
Abses Peritonsil
Prosedur Pembedahan
Insisi Drainase
• Tempat insisi ialah di daerah yang paling
menonjol dan lunak, atau pada pertengahan
garis yang menghubungkan dasar uvula
dengan geraham atas terakhir.
• Intraoral incision dan drainase dilakukan
dengan mengiris mukosa overlying abses,
biasanya diletakkan di lipatan supratonsilar.
Abses Peritonsil
Prosedur Pembedahan
Tonsilektomi
Tonsilektomi dianjurkan pada pasien yang memiliki indikasi : tonsilitis
berulang, sleep apnea, abses peritonsil berulang/menetap
Suportif
• Antipiretik
• Analgetik
• Kortikosteroid
Mempercepat penyembuhan, namun masih
diperlukan penelitian lanjutan
Kombinasi drainase PTA, antibiotik IV, dan 10 mg
Dexamethasone IV menghasilkan skor nyeri yang
lebih kecil pada 24 jam dibandingkan plasebo,
tanpa efek samping serius
Abses Peritonsil
KOMPLIKASI
• Abses pecah spontan, mengakibatkan perdarahan, aspirasi paru, atau piemia.
• Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses
parafaring. Kemudian dapat terjadi penjalaran ke mediastinum menimbulkan
mediastinitis.
• Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat mengakibatkan thrombus
sinus kavernosus, meningitis, dan abses otak.
• Sekuele post streptokokus seperti glomerulonefritis dan demam rheumatik
apabila bakteri penyebab infeksi adalah Streptococcus Group A.
• Kematian walaupun jarang dapat terjadi akibat perdarahan atau nekrosis septik
ke selubung karotis atau carotid sheath.
• Akibat tindakan insisi pada abses, terjadi perdarahan pada arteri supratonsilar.
THANK YOU