2
3 Minggu SMRS
• Pasien mengeluh kedua kakinya bengkak setalah pulang dari perjalanan ke luar
daerah ± 3 minggu yang lalu, kaki bengkak dirasakan bertambah berat setelah A
pasien duduk lama di mobil dalam perjalanan dari Medan ke Pekan Baru dengan
menggunakan transportasi darat. Nyeri tidak dikeluhkan. N
• Pasien kemudian meminta diurut di kedua kaki nya. Keesokan harinya kakinya
menjadi merah di kaki sebelah kanan. Nyeri kaki sudah terasa namun pasien masih A
sanggup menahan
• Pasien pulang dari Pekanbaru ke Banda Aceh pada awal bulan desember yang lalu
M
dengan mengenakan sepatu yang sempit tanpa memakai kaos kaki. Kaki kanan N
pasien timbul lepuhan
• Pasien makin berat merah kakinya dan lepuhan nya pecah sehingga keluar cairan
kemerahan dari luka lepuhan terebut
E
• Sebelumnya pasien 5 hari dirawat di RSHB dengan luka di punggung kaki dan kaki S
kanan bengkak disertai merah dan nyeri
• Nyeri saat BAK tidak dikeluhkan. Riwayat BAK berpasir disangkal, riwayat BAK A
berdarah disangkal.
• Peningkatan Berat Badan diakui pasien lebih kurang 20 Kg dalam 2 tahun terakhir
3
IGD RSUZA
Bengkak pada kaki kanan semakin membesar dan terasa nyeri.
Nyeri dirasakan terutama di area punggung kaki kanan hingga ke betis kanan. Nyeri A
dirasakan secara terus menerus, tidak menjalar, dan tidak berkurang dengan istirahat.
Kaki yang bengkak terasa panas saat di pegang. N
Pasien mengeluhkan demam ± 1 minggu yang lalu. Demam naik turun dan berkurang
dengan obat penurun panas. A
Pasien mengaku tidak ada riwayat alergi, baik alergi makanan atau pun alergi obat.
Pasien mengeluh mual setiap kali makan dengan porsi banyak M
Muntah dirasakan sesekali
Sulit tidur ataupun perubahan pola tidur pasien tidak ada. N
Nafsu makan tidak ada keluhan dan tidak ada penurunan berat badan
Pasien juga mengaku lemas yang dirasakan pasien memberat sejak 5 hari SMRS. E
Tidur malam hari menggunakan 2 bantal disangkal, sesak dan batuk malam hari disangkal.
BAB berwarna kuning kecoklatan, dengan frekuensi 1-2 kali/hari. BAB hitam tidak ada. BAB
S
cair tidak ada.
BAK berwarna kuning jernih dengan volume 1 botol aqua besar dan frekuensi 2-3 kali/hari.
A
Riwayat Hepatitis C sejak 14 tahun yang lalu, pasien sudah menjalani tindakan Stem cell di
Guangzhou Cina 3 kali tahun pada tahun 2013.
Riwayat HT disangkal
Riwayat DM disangkal
4
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Penyakit Keluarga :
• Hepatitis C sejak tahun 2003 • Riwayat keluarga dengan DM tipe 2
tidak ada
Riwayat Pemakaian Obat: • Riwayat keluarga dengan Hipertensi
• Operasi Stem Cell untuk Hepatitis C nya tidak ada
pada 2013 di Guangzhou Cina • Tidak ada anggota keluarga yang sakit
• Riwayat konsumsi antivirus 3 bulan seperti pasien
(Daclatavir) Oktober 2018 – Januari
2019 Riwayat Pribadi, Sosial Ekonomi dan
• Lasix 40 mg, Spironolacton 100 mg, Kebiasaan :
Liver Prime 100 mg • Pasien sudah menikah dan tinggal
bersama keluarga
• Pasien merupakan Pegawai Negeri Sipil
• Riwayat merokok (-)
• Pasien berobat menggunakan BPJS
5
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS E4M6V5 = 15 (compos mentis)
TD : 130/70mmHg
N : 100 kali/menit, reguler, kuat angkat
RR : 18 kali/menit
S : 36,8 °C
NRS :4
BB saat ini : 105 kg (dengan asites grade 1: 3 - 5 kg)
BB tanpa asites : 100 kg
TB : 172 cm
IMT: 33.8 kg/m2 (obesitas II)
6
Pemeriksaan Kepala
Kepala Inspeksi : Normocephali
Palpasi : Benjolan (-), lekukan (-), Nyeri tekan (-)
Rambut Inspeksi : Uban (+), alopecia (-), rambut tidak mudah dicabut
Mata Inspeksi : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-), edema palpebra (-), pupil isokor (+/+)
Wajah Inspeksi : Wajah simetris, Gerakan involunter (-), edema (-), pipi cekung (-)
Kulit wajah Inspeksi : Kuning (-), tampak pucat (-)
Telinga Inspeksi : Bentuk daun telinga normal, cavum auricular externa hiperemis
(-), membran timpani intak, mastoid normal.
Palpasi : Tragus sign (-)
9
Pemeriksaan Thoraks Belakang
Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, sela iga normal, Simetris, sela iga normal,
retraksi intercostal (-), retraksi intercostal (-),
benjolan(-), Ptekie (-), spider benjolan(-), Ptekie (-) spider
nevi (-) nevi (-)
Palpasi Sela iga normal, emfisema Sela iga normal, emfisema
subkutis (-), benjolan(-), nyeri subkutis (-), benjolan(-), nyeri
tekan (-), SF kanan = kiri tekan (-), SF kanan = kiri
Perkusi Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Auskultasi
10
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi Simetris, bentuk dada normal, ictus kordis tidak terlihat.
Palpasi Ictus kordis teraba di ICS IV, LMCS, thrill (-), heaving (-), lifting (-),
tapping (-)
Perkusi Batas kiri jantung : ICS IV di LMCS
Batas pinggang jantung : Pada ICS 3 linea parasternalis sinistra
Batas kanan jantung : Linea parasternalis dextra
Ekstremitas
Ektremitas Motorik : 5555/5555
superior Washer woman hands (-), koilonikia (-)
Udem (-/-) , kuning (-), pucat (-/-), sianosis (-/-), hematoma (-/-)
Akral hangat
Ektremitas inferior Motorik : 5555/5555
Pitting Udem (-/-) , kuning (-),pucat (-/-), sianosis (-/-), hematoma
(-/-),
-Status Lokalis ar Cruris Dextra -Status Lokalis ar Dorsum Pedis D
-Look : Tampak hiperpigmentasi - Look : ulkus (+) di
dorsum
disertai hiperemis dan swelling, pedis dextra, pus (+)
-Feel : Teraba hangat dan nyeri, - Feel : Nyeri (+)
Homan sign (+)
-Movement : ROM terbatas - Movement: ROM terbatas
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RSUZA 18/12/2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Hemoglobin 11.9 12,0 - 15,0 g/dL
Hematokrit 32 37 - 47 %
Eritrosit 3.9 4,2 - 5,4 106/mm
Trombosit 86 150 - 450 103/mm
Leukosit 21.2 4,5 - 10,5 103/mm
MCV 83 80 - 100 fl
MCH 31 27 - 31 pg
MCHC 37 32 – 36 %
Eosinofil 1 0-6 %
Basofil 1 0-2 %
Netrofil Batang 0 2-6 %
Netrofil Segmen 85 50 - 70 %
Limfosit 4 20 - 40 %
Monosit 9 2-8 %
PT 1.6
APTT 1.34
D Dimer 2650 <300 ng/dl
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RSUZA 18/12/2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Ureum 88 13 - 43 mg/dL
15
PEMERIKSAAN URINALISA RSUZA 20/12/2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Berat Jenis 1,016 1,003 – 1,030
Bilirubin Negatif Negatif
Darah Positif Negatif
Epitel 0–1 0–1
Eritrosit 100 - 110 0–2
Glukosa Negatif Negatif
Keton Positif Negatif
Leukosit Positif Negatif
Leukosit 25-30 0–2
Nitrit Negatif Negatif
pH 6,3 5,0 – 9,0
Protein Positif (+1) Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Warna Kuning Kecoklatan
16
BB ideal : (172 cm – 100)-10% = 72-7,2=64,8
kg
Koreksi :
Usia 57 tahun (– 5 %) = -97,2 kalori
Aktivitas istirahat (+10 %) = +194,4 kalori
Stress metabolik (+20%) = +388,8 kalori
26
1. Deep Vein Thrombosis
Atas Dasar Dipikirkan suatu Deep Vena Thrombosis DD/
1. Bengkak pada kaki kanan semakin membesar dan - selulitis
terasa nyeri. - chronic venous insufficiency
- superficial thrombophlebitis
2. Nyeri dirasakan terutama di area punggung kaki kanan - popliteal venous aneurism
hingga ke betis kanan. Nyeri dirasakan secara terus
menerus, tidak menjalar, dan tidak berkurang dengan Tatalaksana
istirahat. Non Farmakologis :
3. Kaki yang bengkak terasa panas saat di pegang. • Diet DM 2430 kkal/hari
4. Pasien mengeluhkan demam ± 1 minggu yang lalu. • Kompres NaCl 0,9%
Demam naik turun dan berkurang dengan obat
penurun panas. Farmakologis :
• SC Lovenox 0,6 cc/12 jam
• Parasetamol 2 x 1000 mg
Pemeriksaan Fisik
5. TD: 130/90 mmHg, N: 100 x/I, RR : 18 x/i, T : 36,8 C, NRS: 4, IMT : Diagnosis
33.8 kg/m2 (obesitas II) • Venoghraphy
6. Ekstremitas inferior : • USG Dopler extremitas inferior
- Status Lokalis ar Cruris Dextra
- Look : Hiperpigmentasi, Hiperemis dan Swelling, Monitoring
- Feel : Teraba hangat dan nyeri tekan, Homan sign (+) - Evaluasi NRS
- Movement : ROM terbatas
Edukasi
-7. Well Score : 4.5 (Higher suggest DVT) - Menjelaskan kepada keluarga pasien rencana terapi dan
pemeriksaan yang akan dilakukan
8. PADUA Score: 4 (High risk of VTE) - Edukasi pasien dan keluarga pasien mengenai hal nyeri
- Menjelaskan kemungkinan-kemungkinan penyebab kaki kiri
Pemeriksaan Penunjang bengkak pada pasien
- Menjelaskan bahwa nyeri disebabkan karena sumbatan yang
Labroratorium : leukositosis, peningkatan netrofil segmen, Peningkatan D
dimer terjadi
2. Sirosis Hepatis Stadium Decompensata Childpugh Related
Hepatitis C
Atas Dasar Tatalaksana
Anamnesis Non Farmakologis :
1. Pasien juga mengaku lemas yang dirasakan pasien • Tirah baring
memberat sejak 5 hari SMRS. • Diet Hati II 2430 kkal/hari
2. Tidur malam hari menggunakan 2 bantal disangkal, sesak
Farmakologis :
dan batuk malam hari disangkal.
• Lasix 1x40 mg
• Spironolacton 2x100 mg
Pemeriksaan Fisik • Curcuma 3x1
3. TD: 130/90 mmHg, N: 98 x/I, RR : 18 x/i, T : 36,8 C, NRS:3, • Lactulose syr 3xCI
IMT : 35.5 kg/m2 (obesitas II)
4. Abdomen: Shifting Dullness (+) Diagnosis
5. APRI score : 0,87 (Significant Fibrosis and Cirrhosis Possible) • USG Abdomen
• Ultrasound Elastography
6. FIB-4 Score: 3 (Indetermined)
7. Childpugh: B Monitoring
• Lingkar perut dan berat badan perhari dengan target
Dipikirkan suatu Sirosis Hepatis Stadium Decompensata penurunan berat badan 0,5kg/hari
Related Hepatitis C Kronis Childpugh B • Balance cairan negatif
Tatalaksana • Evaluasi BAB perhari
Non Farmakologis : • Evaluasi tanda-tanda hepatic encephalopathy
• Tirah baring
• Diet Hati II 2430 kkal/hari
Farmakologis :
• Lasix 1x40 mg
• Spironolacton 2x100 mg
• Curcuma 3x1
• Lactulose syr 3xCI
Edukasi
• Menjelaskan mengenai penyebab penyakit yang diderita pasien
• Menjelaskan kembali penyebab pembesaran perut
• Menjelaskan mengenai komplikasi keadaan yang diderita pasien
• Menyarankan agar keluarga pasien satu rumah segera memeriksakan diri untuk
kemungkinan penularan virus hepatitis B dan melakukan vaksin bila diperlukan.
• Menjelaskan pentingnya berobat teratur dan minum obat
• Menjelaskan prognosis penyakit pasien
3. Ulkus Diabetikum
Atas Dasar Tatalaksana
Anamnesis Non Farmakologis :
• Diet DM 2430 kkal/hari
1. Nyeri dirasakan terutama di area punggung kaki kanan hingga ke
• Mobilisasi ringan
betis kanan. Nyeri dirasakan secara terus menerus, tidak menjalar,
• Rawat luka dengan NaCl 0,9%/hari
dan tidak berkurang dengan istirahat.
Pemeriksaan Fisik Farmakologis :
2.. TD: 130/90 mmHg, N: 100 x/I, RR : 18 x/i, T : 36,8 C, NRS: 4, IMT : • Klindamisin 3x300 mg
33.8 kg/m2 (obesitas II)
3. Ekstremitas inferior : Diagnosis
- Status Lokalis ar Dorsum Pedis Dextra • Kultur Pus+STAB
- Look : Ulkus (+), Pus(+) • USG Doppler extremitas inferior sinistra
- Feel : Nyeri (+) • Albumin
- Movement : ROM terbatas
4. Labroratorium : HBA1c (9,1) Monitoring
5. Kriteria Pedis Pantau KGD Berkala
P : 1 (tidak ada gangguan perfusi)
E : 3x4x2 cm
Edukasi
D : 2 (Luka pada kaki sampai di bawah dermis)
1. Makan sesuai dengan jumlah kalori yang diberikan
I : 2 (hanya infeksi pada kulit dan jaringan tisu)
2. Menjelaskan tanda hipoglikemia
S: 1 (Tidak ada)
3. Menjelaskan untuk kontrol secara teratur dan rutin
menggunakan insulin
Dipikirkan suatu Ulkus Diabetikum a/r Dorsum Pedis Sinistra
4. Menjelaskan pasien agar dapat memonitoring gula darah
sendiri
4. DM Tipe II Obese II
Atas Dasar Tatalaksana
Anamnesis Non Farmakologis :
1. Nafsu makan tidak ada keluhan dan tidak ada penurunan • Diet DM 2340 kkal/hari
berat badan
Farmakologis :
2. Peningkatan Berat Badan diakui pasien lebih kurang 20
-
Kg dalam 2 tahun terakhir
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik KGDP/KGD2PP
3. TD: 130/90 mmHg, N: 100 x/I, RR : 18 x/i, T : 36,8 C, NRS: Funduscopy
4, IMT : 33.8 kg/m2 (obesitas II)
4. BMI: 33.8 kg/m2 Monitoring
Penunjang Urinalisa
5. Labroratorium : HBA1c (9,1)
Edukasi
Dipikirkan DM Tipe 2 Obese Grade II 1. Makan sesuai dengan jumlah kalori yang diberikan
2. Menjelaskan tanda hipoglikemia
3. Menjelaskan untuk kontrol secara teratur dan rutin
menggunakan insulin
4. Menjelaskan pasien agar dapat memonitoring gula
darah sendiri
5. AKI Stage 1 Prerenal
Atas dasar : Rencana Terapi
Anamnesis Non Farmakologis
1. Pasien mengeluh mual setiap kali makan dengan Diet DM 2340 kkal/hari
porsi banyak
2. Muntah dirasakan sesekali Farmakologi
3. Pasien juga mengaku lemas yang dirasakan pasien N-acetylsistein 3x200mg
memberat sejak 5 hari SMRS. Valsartan 1x80mg
Diagnostik
Vital Sign
USG Urologi
4. TD : 130/90 mmHg
5. IMT 35.5 (Obesitas II) Monitoring
Urine output per hari
Pemeriksaan Penunjang Keseimbangan cairan masuk dan keluar per hari
6. Ur/Cr: 88 / 1,8 mg/dl Ureum dan Kreatinin
Edukasi
Dipikirkan suatu AKI Stage I prerenal ec dd/ - Menjelaskan pada keluarga kondisi saat ini
Diabetic Nephropaty membutuhkan asupan makanan dan minuman yang
Hepato Renal Syndrome cukup untuk mencegah dehidrasi
- Menjelaskan perlunya menghitung jumlah cairan yang
masuk dan keluar
6. Hipoalbuminemia Berat
Atas dasar : Rencana Terapi
Anamnesis Non Farmakologis
1. Luka di kaki kanan Diet Tinggi Protein 0,6 – 0,8 gr/KgBB/hari
2. Bengkak di kedua kaki
Farmakologi
Koreksi albumin : (4 – 2,1 ) x 100 x 0.8 = 152g 6 flash
Vital Sign albumin 25% 100cc
3. TD : 130/90 mmHg
4. IMT 35.5 (Obesitas II) Monitoring
Evaluasi Albumin post koreksi
Pemeriksaan Fisik
5. Mata : konjuntiva palpebra pucat -/- Edukasi
6. Abdomen: Hepar / lien tidak teraba 1. Menjelaskan kemungkinan penyebab hipoalbumine
pada pasien dimana bisa disebabkan asupan protein
7. Extremitas :pucat (-/-), edema (+/+)
yang kurang, atau akibat suatu proses peradangan akut,
bisa juga akibat kehilangan protein (renal loss)
Pemeriksaan Penunjang 2. Menjelaskan pentingnya koreksi albumin agar obat-obat
8. Albumin: 2,1 yang ditransportasikan dengan cara berikatan dengan
albumin dapat optimal
Dipikirkan suatu Hipoalbuminemia Berat ec dd/
3. Infeksi (Soft Tissue Loss)
4. Related Cirrhosis
5. Renal Loss
Problem Analysis
Trauma
Resistensi
Insulin
Diabetes
Diabetes Nephrop
Melitus athy
Sirosis Hepatis
Decompensata
Ulkus HRS
pedis
62
Management of AKI
63
Management of AKI
64
P2 E 8x7 D2 I3 S2
Harrison’s Endocrinology, 2010
74
Terima kasih
79