Anda di halaman 1dari 17

41.

DASAR DASAR CT / MSCT,


MRI, DAN MRCP
PENDAHULUAN

 Perkembangan ilmu teknologi dan komputer yang pesat berdampak luas terhadap
perkembangan ilmu radiologi. Perkembangan ini juga mencakup peranti keras, peranti lunak,
pesawat serta post processing, sehingga dihasilkan pencitraan multidimensi yang berperan
penting dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pasien termasuk evaluasi hasil
terapi.
Computed Tomography (CT), Multislice Computed Tomography (MSCT), Magnetic Resonance
Imaging (MRI) serta Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP) termasuk
modalitas radiologi yang menggunakan instrumen-instrumen di atas
COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) / MULTISLICE
COMPUTED TOMOGRAPHY (MSCT)

Computed Tomography (CT) merupakan pemeriksaan radiologi yang non invasif, tetapi dengan
meningkatnya kualitas pencitraan ( imaging) yang dihasilkan, penggunaan CT juga semakin
meningkat
Pemeriksaan ini menggunakan meja pemeriksaan yang bergerak melalui scanner berbentuk
bulat. Di dalam scanner , emitter sinar x akan berputar di sekitar pasien pada potongan aksial dan
sinar ini akan dideteksi oleh detektor yang terletak dalam scanner
MSCT menggunakan multidetektor sehingga dihasilkan potongan gambar lebih banyak pada saat
yang sama, potongan gambar yang lebih tipis, serta waktu pemeriksaan dan rekonstruksi yang
1

lebih singkat.
MSCT menghasilkan gambar 3 dimensi yang dapat memperlihatkan organ atau kelainan dari
berbagai sudut sesuai dengan kebutuhan
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MSCT

 Keuntungan lain MSCT dibandingkan dengan CT ialah mampu mengurangi artefak akibat
gerakan pasien, terutama pada pasien trauma, nyeri hebat atau pada pasien anak.
 Kerugian MSCT terletak pada lebih banyaknya radiasi yang diterima pasien karena itu perlu
2,

dipertimbangkan pemakaian CT untuk penapisan.


 Prinsip ALARA ( as low as reasonable achievable) yaitu menggunakan radiasi serendah
mungkin tetapi dengan kualitas gambar yang optimal harus selalu diperhatikan.
INDIKASI CT ABDOMEN DAN PELVIS

American College of Radiology (ACR)4 menyarankan indikasi pemeriksaan CT abdomen dan


pelvis untuk antara lain :
1. Evaluasi nyeri abdomen, pinggang dan pelvis, massa ginjal dan adrenal, massa abdomen
atau pelvis termasuk massa ginekologis, serta kelainan traktus urinarius dengan CT urografi.
2. Evaluasi keganasan primer atau sekunder, penyakit hepar difus dan sistem bilier, termasuk
CT kolangio­ grafi.
3. Evaluasi tumor setelah operasi, mendeteksi kelainan setelah operasi abdomen dan pelvis.
4. Evaluasi proses inflamasi di abdomen dan pelvis termasuk penyakit inflamasi usus, infeksi
usus serta komplikasinya, dengan atau tanpa CT enterografi.
5. Evaluasi kelainan vaskular abdomen dan pelvis, CT angiografi non- invasif untuk melihat
kelainan aorta dan cabang-cabangnya, serta venografi
6. Evaluasi trauma abdomen dan pelvis, obstruksi usus halus dan usus besar, kelainan
kongenita l organ abdomen atau pelvis, pre atau post-transplantasi.
7. Konfirmasi kelainan modalitas radiologis lain atau hasil laboratorium.
8. Pedoman pemeriksaan atau terapi intervensional pada abdomen atau pelvis.
9. Deteksi kanker dan polip kolon dengan CT kolonografi, CT planning untuk radiasi dan
kemoterapi, serta evaluasi respons tumor terhadap terapi
INDIKASI CT / MSCT DENGAN KONTRAS

Kontras intraluminal gastrointestinal dapat diberikan secara oral, per rektal atau melalui
nasograstric tube bila tidak ada kontraindikasi.
Kontras intravena pada pemeriksaan CT diberikan bila tidak ada kontraindikasi. Pemberian
kontras harus selalu mempertimbangkan kemungkinan terjadinya contrast-medium-induced
nephropathy (CIN), karena itu harus selalu dicantumkan hasil kreatinin pasien untuk
penghitungan laju filtrasi glomerulus (LFG).
Thomsen dkk, menyatakan risiko terjadinya CIN ditemukan pada 0,6% pasien dengan LFG
> 40 ml/ menit dan 4,6% pada pasien dengan LFG < 40 ml/ menit tetapi > 30 ml/menit, serta
7,8% pada pasien dengan GFR < 30 ml/menit.
INDIKASI CT TORAKS

American College of Radiology (ACR)6 menyarankan indikasi pemeriksaan CT toraks


termasuk :
Evaluasi kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan toraks foto atau secara klinis diduga
ada kelainan. Staging dan follow up keganasan paru atau organ toraks lainnya, serta deteksi
metastasis.
Evaluasi kecurigaan kelainan dinding toraks, kelainan vaskular toraks, penyakit pleura,
kelainan kongenital toraks, dan trauma serta evaluasi emboli paru.
Evaluasi dan follow up penyakit traktus respiratorius dan pasien pasca-operasi.
CT planning untuk radioterapi.
Cardiac CT untuk melihat kelainan di pericardium, ruang jantung, pembuluh darah besar,
fungsi jantung dan katup jantung, evaluasi arteri dan vena koronaria, miokardium ventrikel,
KONTRAINDIKASI CT

 Tidak ada kontraindikasi absolut untuk pemeriksaan CT scan abdomen dan pelvis, namun
pemeriksaan ini harus dipertimbangkan pada pasien hamil atau diduga hamil

 Tidak ada kontraindikasi absolut untuk pemeriksaan CT toraks, risiko dan keuntungan harus
dipertimbangkan pada saat pemberian kontras intravena
MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)

Magnetic Resonance Imaging merupakan pemeriksaan radiologi yang menggunakan medan


magnet untuk mendeteksi nukleus hydrogen

Kelebihan MRI dibandingkan dengan CT adalah pemeriksaan MRI dapat dilakukan terhadap
3 potongan, yaitu aksial, koronal,dan sagital, sedangkan pada CT untuk memperoleh potongan
koronal dan sagital dilakukan rekonstruksi pada post processing.
INDIKASI MRI ABDOMEN

American College of Radiology (ACR)8 menganjurkan pemeriksaan MRI abdomen dengan


indikasi tersebut di bawah ini:
1. Tumor atau infeksi pankreas, kelainan pankreas yang tidak dapat diidentifikasi oleh
pemeriksaan radiologis lain, obstruksi atau dilatasi serta kelainan duktus pankreatikus,
follow up terapi.
2. Kelainan lien yang tidak dapat diidentifikasi oleh pemeriksaan radiologis lain, evaluasi lien
asesorius serta kelainan lien yang difus.
3. Kelainan ginjal yang tidak dapat diidentifikasi oleh pemeriksaan radiologis lain, deteksi
tumor ginjal termasuk vena renalis dan vena kava inferior, evaluasi traktus urinarius (MR
urografi) dan retroperitoneal, follow up terapi.
4. Deteksi pheochromocytoma dan adenoma adrenal fungsional.
5. Evaluasi kelainan vaskular intraabdominal.
6. Deteksi dan evaluasi tumor, batu kandung empedu, kelainan kongenital dan duktus
biliaris, dilatasi duktus biliaris, staging cholangiocarcinoma.
7. Evaluasi tumor traktus gastrointestinal, staging karsinoma rektum, proses inflamasi usus
dan mesenterium, nyeri abdomen misalnya apendisitis pada pasien hamil.
8. Deteksi dan evaluasi tumor primer atau metastasis di peritoneum atau mesenterial.
9. Deteksi cairan intraabdominal da n kelainan ekstraperitoneal.
10. Sebagai pemeriksaan alternatif CT untuk mengurangi dampak radiasi pada evaluasi
abdomen perempuan hamil atau anak-anak atau terdapat kontraindikasi kontras media
yang mengandung yodium
11. Evaluasi kelainan di hepar pada pasien dengan kelainan hasil pemeriksaan radiologis lain
atau laboratorium
12. Evaluasi donor hepar potensial.
13. Evaluasi penyakitjantung didapat seperti kardiomiopati, fibrosis dan infark miokard,
iskemia miokard kronis, sindrom koroner akut, massa kardiak, penyakit perikardium,
kelainan katup jantung, penyakit arteri koroner, dan kelainan vena pulmonalis.
14. Kelainanjantung kongenital seperti congenital shunts
15. kelainan perikardium, kelainan jantung kongenita l yang kompleks, kelainan katup
kongenital, kelainan vaskular ekstrakardiak
 Kontras yang digunakan pada pemeriksaan MRI umumnya merupakan turunan gadolinium
dan biasanya digunakan untuk kasus inflamasi/ infeksi atau tumor
 Pemberian kontras harus selalu mempertimbangkan kemungkinan terjadinya nephrogenic
systemic fibrosis (NSF), karena itu harus selalu dicantumkan hasil kreatinin pasien untuk
penghitungan laju filtrasi glomerulus (LFG)
 Kontraindikasi pemeriksaan ini antara lain : peralatan elektronik ferromagnetik yang ditanam
di dalam tubuh seperti pacemaker, defibrillators , cochlear implants, clips dll, serta
klaustrofobia yang berat. Sampai saat ini belum diketahui efek negatif terhadap fetus
MAGNETIC RESONANCE CHOLANGIO-
PANCREATOGRAPHY (MRCP)
 Magnetic resonance cholangio pancreatography (MRCP) merupakan pemeriksaan yang tidak
invasive untuk mengevaluasi sistem bilier dan duktus pankreatikus
 Keunggulan lain MRCP ialah tidak menggunakan radiasi,tidak tergantung kepada operator,
serta dapat mendeteksi kelainan ekstra ductal
 Kerugian MRCP adalah tidak dapat mendeteksi kelainan duktus intrahepatik perifer,
pankreatitis, dan rendahnya deteksi kelainan duktus kecil
 Masih tetap dianjurkan dilakukan ERCP pada pasien dengan obstruksi bilier dan pada pasien
yang membutuhkan tindakan intervensi
INDIKASI MRCP

lndikasi MRCP antara lain :


1. Batu kandung empedu dengan pankreatitis, nyeri kandung empedu dengan kemungkinan
kecil batu duktus bilier, pseudokista pankreas,trauma prankeas, pankreatitis berulang.
2. Evaluasi pankreatikobilier daerah proksimal obstruksi yang tidak dapat dicapai oleh
ERCP, atau pada pasien dengan kontraindikasi ERCP.
3. Kelainan anatomi atau kongenital traktus pankreatiko­ bilier
4. Pasien dengan riwayat ERCP dan masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
KESIMPULAN

CT/MSCT jelas mempunyai keunggulan dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan


pasien, tetapi tetap harus dipertimbangkan pajanan radiasi yang diterima pasien

Apabila diagnosis telah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan yang menggunakan radiasi lebih
rendah pada pasien seperti radiografi, USG, MRI,atau Kedokteran Nuklir, maka CT tidak perlu
dilakukan

Data pasien, gejala atau riwayat penyakit serta diagnosis kerja sangat penting dicantumkan
dalam permintaan pemeriksaan, sehingga dapat digunakan sebagai informasi dasar dalam
menganalisis dan menginterpretasi gambar yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai