Hamdan Ramadhan
Ferry Mendila
Widya Astuti Muslimin
Andi Syalazil Marjua
Mizaan Fatihah
Nurhayati I Darise
IDENTITAS PASIEN
• NAMA : DA
• JENIS KELAMIN : LAKI- LAKI
• USIA : 1 TAHUN 2 BULAN
• TANGGAL LAHIR : 22-12-2016
• AGAMA : ISLAM
• ALAMAT : JL. KANDEA
• RUMAH SAKIT : RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO
• NO. RM :80-08-57
• TANGGAL MASUK :
KELUHAN UTAMA
• Jantung
• PP : ictus cordis tidak tampak
• PR : thrill tidak teraba
• PK : batas atas intercostal III kiri,
batas kanan linea parasternalis kanan,
batas kiri linea midclavicularis kiri
• PD : Bunyi jantung I murni reguler, bising ada jantung
pansistolik grade 3/6
PEMERIKSAAN FISIS
1. Darah Rutin
WBC : 7.000 u/L
RBC : 7.150.000 u/L
HGB : 21 gr/dL
HCT : 70%
PLT : 106.000 u/L
2. Foto Thorax
Kesan : Bronchopneumonia bilateral
Diagnosis Kerja
Tidak
Imunisasi
mendapatkan
tidak lengkap
ASI
Patogenesis
PROSES PATOLOGI PARU PADA PNEUMONIA
Tahap kongesti:
Tahap ini merupakan awal respon inflamasi. Lobus yang terkena
menjadi merah dan berat karena kongesti vaskular. Protein
berlebihan, neutrofil berlimpah dan banyak bakteri dapat terlihat
pada alveoli. Tahap ini berlangsung selama 1 sampai 2 hari
Tahap resolusi:
Karena tindakan enzimatik, materi fibrinous dicairkan dan aerasi
paru terbentuk kembali secara bertahap. Makrofag adalah sel
utama di alveoli. Ada pengurangan progresif eksudat cairan dan
seluler dari alveoli dengan cara ekspirasi dan drainase limfatik yang
mengarah ke parenkim paru normal selama lebih dari 3 minggu
Manifestasi klinis
Kesulitan
Sesak napas Demam
makan/minum
Pemeriksaan Radiologi:
Pemeriksaan foto dada tidak direkomendasikan secara rutin
pada anak dengan infeksi saluran napas bawah akut ringan
tanpa komplikasi
Pemeriksaan foto dada direkomendasikan pada penderita
pneumonia yang dirawat inap atau bila tanda klinis yang
ditemukan membingungkan
Pemeriksaan foto dada follow up hanya dilakukan bila
didapatkan adanya kolaps lobus, kecurigaan terjadinya
komplikasi, pneumonia berat, gejala menetap atau
memburuk, atau tidak respon terhadap antibiotik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit perlu
dilakukan untuk membantu menentukan pemberian
antibiotik
Pemeriksaan kultur dan pewarnaan gram sputum
dengan kualitas yang baik direkomendasikan dalam
tatalaksana anak dengan pneumonia berat
Kultur darah tidak direkomendasikan secara rutin pada
pasien rawat jalan, tetapi direkomendasikan pada
pasien rawat inap dengan kondisi berat dan pada setiap
anak yang dicurigai menderita pneumonia bakterial
Jika ada efusi pelura, dilakukan pungsi pleura dan
dilakukan pemeriksaan mikrologis, kultur serta deteksi
antigen bakteri untuk diagnosis dan pemberian antibiotik
Pemeriksaan CRP, LED dan pemeriksaan fase akut lain
Penatalaksanaan
Pneumotora Gagal
Sepsis
k Napas
Prognosis
BAIK
Tergantung dari :
1. Faktor penderita
2. Bakteri
penyebab
3. Penggunaan
antibiotik yang
tepat serta
adekuat
Pencegahan