Anda di halaman 1dari 45

SISTEM GERIATRI DAN TUMBUH KEMBANG

MODUL I
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN
Tutor : dr. Audia Nizhma, M.Biomed
Anggota :
Anasya Imtina Meirania 2016730114
Andhika Idam Radiktyo 2016730115
Faqih Al Rezki Pratama 2016730120
Cika Hanandiya 2016730118
Inna Anjal Oktasari Putri 2016730126
Linda Puspita Sari 2016730127
Muhammad Syahrial Alamsyah 2016730132
Nur Shafaah Yunita 2016730133
Rifani Nugroho 2016730135
Skenario 3
Seorang anak laki-laki berumur 3 tahun masuk unit gawat darurat karena mencret
sejak 1 minggu lalu frekuensi 4-5 x sehari @ ¼ gelas , disertai lendir dan darah, mual (+),
muntah kadang kadang . Pasien tampak lemah, napas cepat , kaki tangan dingin. Pasien
juga menderita batuk sejak 5 bulan lalu terkadang disertai pilek dan demam tidak tinggi.
Ayah pasien berusia 35 tahun , perokok kuat , dan sedang berobat jalan sakit paru-paru
karena menderita batuk berdarah. Nafsu makan sangat kurang. Pasien lahir spontan
dengan berat badan 2700 gram panjang badan 47 cm lingkaran kepala 32 cm dan langsung
menangis. Pasien tidak pernah imunisasi karena ayahnya menganggap imunisasi haram.
Pasien belum bisa berjalan, bicara baru satu dua kalimat saja . Riwayat pemberian asi
hingga saat ini, makan sehari 3 kali hanya 3 sampai 5 sendok. Pasien tidak suka makan
sayur atau buah, makan nasi , lauk pauk seadanya sehingga berat badan sulit naik . Ayah
bekerja sebagai tukang tambal ban , ibu tidak bekerja. Pasien anak ke 3 dari 3 bersaudara.
Kakak pasien pertama laki-laki berusia 8 tahun , yang ke dua perempuan berusia 5 tahun.
Kata sulit
• Beggy pants : Kulit terlihat turun dan celana seperti terlihat kedodoran.
• Kussmaul : Pernafasan Kussmaul adalah nafas dalam yang abnormal
bisa cepat, normal atau lambat, dan sering ditemukan pada penderita asidosis.
Penyebab pernafasan kussmaul adalah kompensasi pernafasan pada asidosis
metabolic yang sering terjadi pada pasien diabetes pada ketoasidosis
diabetikum. Gas-gas darah pada pasien dengan pernafasan kussmaul
memperlihatkan tekanan parsial karbon dioksida yang menurun karena adanya
tekanan yang meningkat pada pernafasan. Pernafasan ini membuang banyak
karbon dioksida. Pasien akan merasa ingin cepat untuk menarik nafas secara
mendalam, dan tampaknya terjadi secara tak sadar.
• Somnolen : (obtundasi, letargi) yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila
dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi
jawaban verbal.
Kata/kalimat kunci
• Anak laki-laki 3 tahun • Belum bisa berjalan, bisa berbicara namun hanya
1 atau 2 kalimat
• KU : Mencret sejak 1 minggu yang lalu • Pemberian asi sampai sekarang
• KT : • Makan 3 x 1 sehari, dengan 3-5 sendok
• Frekuensi 4-5 x/hari , @ ¼ gelas • Jarang makan sayur, buah hanya makan nasi dan
• Bab berlendir & berdarah lauk seadanya
• Merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara
• Mual, Muntah kadang-kadang
• RPS : Batuk sejak 5 bulan lalu, disertai pilek , dan
demam tetapi tidak tinggi *Data tambahan
• RPK : Pemeriksaan fisik :
BB : 7 kg
• Ayah usia 35 tahun, perokok kuat menderita sakit
paru-paru TB : 85 cm
LK : 46 cm
• Batuk berdarah Keadaan umum : tampak sakit berat
• R. Pengobatan : tidak ada, tidak pernah imunisasi Kesadaran : somnolen
sejak lahir Tanda-tanda vital
• R. Psikososial : Frekuensi nadi : 150 x/menit teraba halus
Frekuensi nafas : 60 x/menit
• Ayah bekerja sebagai tukang tambal ban Temperatur : -
• Ibu tidak bekerja /IRT
• Status Generalis :
• Lidah kering, sariawan, wajah pucat, wajah seperti orang tua, rambut tipis merah dan mudah di cabut,
mata cekung, kulit keriput, tangan & kaki dingin.
• Uji CRT > 4 detik
• Turgor : lambat
• Auskultasi paru : terdengar ronkhi dan basah di kedua lapang paru
• Perut tampak cekung
• Hepar : Hepatomegali
• Baggy pants (+), Kaki edema (-)
• Tampak tulang iga mengambang
• Pemeriksaan penunjang
• Hb : 6 gr/dl
• Leukosit : 27.000 /uL
• Trombosit : 187.000/uL
• Ht : 20 Vol %
• LED : 40
• Urin : Leukositosis
• Ro thoraks : Infiltrat penuh di kedua lapang paru
Mind map
Pertanyaan
1. Jelaskan interpretasi dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien
beserta interpretasi normal ?
2. Jelaskan status gizi pada pasien sesuai Kurva WHO (BB/U , PB/U atau TB/U,
BB/PB atau BB/TB, IMT/U) ?
3. Apa saja imunisasi yang harusnya yang seharusnya didapatkan pada anak usia
0-3 tahun ?
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak ?
5. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan normal 0-3 tahun ? (motorik halus,
motorik kasar, sosial)
6. Jelaskan tatalaksana awal dari kegawatdaruratan pada skenario (dehidrasi)
7. Jelaskan definisi dan klasifikasi dari MEP
8. Jelaskan 10 langkah penatalaksanaan MEP
9. Sebutkan penyakit yang berkaitan terkait keluhan pasien pada skenario
(marasmus kuashiorkor, TB, marasmus
Interpretasi dari Pemeriksaan Fisik dan
Pemeriksaan Penunjang Pasien beserta
Interpretasi Normal!
Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien Normal dalam Pemeriksaan Fisik
 BB 7 kg, PB 85 cm, LK 46 cm  BB berkisar 10-20 kg, PB ±91,44, LK ±48 cm
 Apatis, somnolen  Composmentis
 Tanda vital :  Tanda vital :
o Frekuensi nadi : 150 x/menit o Frekuensi nadi : 105 x/menit
o Frekuensi napas : 60x/menit kussmaul o Frekuensi napas : 20-30 /menit
 Uji CRT > 4 detik  Uji CRT 1 detik
 Inspeksi :  Inspeksi :
o Pucat o Tidak pucat
o Wajah seperti orang tua o Wajah seperti anak-anak
o Rambut tipis merah o Rambut hitam tebal
o Mata cekung, kornea tampak kering o Mata normal tidak cekung
o Kulit keriputMulut kering o Kornea tidak kering
o Lidah kering o Kulit tidak keriput
o Sariawan di kedua sudut mulut o Mulut tidak kering
o Iga ngambang (cekung) o Lidah tidak kering
o Baggy pants (+) o Tidak ada sariawan
o Iga normal
o Baggy pants (-)
Hasil pemeriksaan fisik pasien Normal dalam pemeriksaan fisik
 Palpasi :  Palpasi :
o Turgor lambat o Turgor normal
o Akral dingin o Hepatomegaly (-)
o Hepatomegali o Akral hangat
 Auskultasi :  Auskultasi :
o Ronkhi dan lendir di kedua lapang paru Tidak ada bunyi tambahan di kedua lapang paru
Hasil Pemeriksaan Penunjang Pasien Normal dalam Pemeriksaan Penunjang
 Hb 6 gr/dl  Hb 9-15 gr/dL
 Leukosit 27.000  Leukosit 5700-18000
 Trombosit 187.000  Trombosit 150.000-450.000
 Ht 20 %
 Ht 35-44 %
 LED 40
 Ro thorax : Infiltrat menyebar diseluruh lapang paru
 LED <10mm/jam
 Ro thorax : normal tidak ada infiltrat
Urine : leukositosis
 Urine : tidak terdapat leukositosis
REHIDRASI MENURUT DALDIYONO
Gejala Klinis Skor Bila skor < 3 dan tidak ada
Muntah 1 syok maka hanya diberikan
Suara serak 2 cairan per oral
Kesadaran apatis 1
Kesadaran somnolen, spoor sampai koma 2 Bila skor > 3 disertai syok
Sistolik ≤ 90 mmHg 2 maka diberikan cairan intra
Nadi ≥ 120/mnt 1 vena
Nafas kussmaul (>30/mnt) 1
Turgor kulit kurang 1
Facies Cholericca 2 Dari scenario didapatkan
Extremitas dingin 1 hasil 11, jadi pasien
Jari tangan keriput (washer hand) 1 mengalami dehidrasi berat
Sianosis 2
Umur ≥ 50 thn 1
Umur ≥ 60 tahun -2
Status gizi pada pasien sesusai kurva
WHO! (BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB
atau BB/TB, IMT/U)
Idai.or.id
HASIL INTERPRETASI:
• BB/U : rata-rata BB umur 3th 14 kg, sedangkan BB pada
pasien 7kg, jadi pasien gizi buruk (-3)
• PB/U atau TB/U : rata-rata TB umur 3th 95 cm, sedangkan
TB pada pasien 86 cm, jadi pasien perawakan pendek (-2)
• BB/PB atau BB/TB : rata-rata tinggi badan 86 cm yaitu
dengan berat badan 11 kg pada umur 3th, jadi pasien sangat
kurus (-3)
• IMT/U : rata-rata IMT umur 3th 15,5 kg/m, sedangkan IMT
pasien BB/(TB)2 = 7/(0,86)2 = 9,4 kg/m , jadi pasien sangat
kurus (-3)
• LP/U : rata LP umur 3th 49 cm, sedangkan LP pasien 46 cm,
jadi pasien microcefal (-2)
JADWAL IMUNISASI

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
pada anak
1. FAKTOR
GENETIK Pranatal

2. FAKTOR
Perinatal
LINGKUNGAN

Pascanatal
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan normal 0-
3 tahun ? (motorik halus, motorik kasar, sosial)
Tatalaksana awal dari kegawatdaruratan pada skenario
Apakah ada tanda kegawatdaruratan?
Ya

Tindakan segera Pemeriksaan Laboratorium

Penilaian (Triase anak di RS) Hb, leukosit, Ht, hitung jenis, gula
darah, malaria untuk daerah endemis

• Airway & Breathing Ditemukan sesak napas

Akral dingin (+), CRT > 4 detik,


• Circulation dan Nadi cepat 150 x/ menit, teraba
halus

• Coma/Convulsion
Khusus untuk anak yang diare, minimal 2
tanda klinis : Lemah, Mata Cekung, Turgor
• Dehydration sangat menurun
Referensi : World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Switzerland : Geneva; 2009
Sesak napas, akral dingin, CRT > 4
detik, Nadi cepat dan teraba halus
- Kanal hidung 1-2L/Menit
- Kateter nasal ½ - 4L/Menit sesuai usia pasien
Beri Oksigen
*Bila masih tidak bernapas, beri dengan balon dan
sungkup
Jaga anak tetap hangat

1. Glukosa intravena
Anak dengan gizi buruk - Jika GD < 54 mg/dl -> Suntikan glukosa iv,
tampak lemah, letargi, larutan glukosa 10% iv -> Volume yang
beri : diberikan 35 ml
- Periksa GD setelah 30 menit, jika masih rendah
ulangi pemberian glukosa iv spt diatas
- Beri makan anak segera sadar (beriksan
susu/larutan gula dgn NGT)

Referensi : World Health Organization. Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Switzerland : Geneva; 2009
2. Pasang Infus dan beri cairan

- Pastikan anak menderita gizi buruk dan terdapat tanda syok


- Berikan Ringer Laktat (RL) dgn dekstrosa 5 % (Bila gula darah
tdk tinggi) volume cairan infus 70 ml selama 30 menit
- Hitung denyut nadi dan frekuensi napas, setiap 5 – 10 menit :
a) Jika ada perbaikan, blm adekuat (Denyut nad melambat,
frekuensi napas anak melambat, CRT>4 detik)
Berikan cairan diatas 10ml/KgBB selama 30 menit, Nilai
kembali.
b) Ada perbaikan, sudah adekuat (Denyut nad melambat,
frekuensi napas anak melambat, CRT<2 detik)
Alihkan terapi oral/dgn NGT ReSoMal
Makanan F 75
c) Tidak ada perbaikan
Pemberian cairan rumatan 4 ml/kg -> cari penyebab lain
bila tdk membaik

Referensi : World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Switzerland : Geneva; 2009
Tatalaksana dehidrasi
Denyut nadi anak
berat setelah
melambat / CRT membaik
penatalaksanaan syok
Nilai kembali
Berikan 70 ml/KgBB Lar. RL 1-2 jam, bila tdk
selama 2 ½ jam -> volume cairan membaik
yang diberikan 550 ml (220 ml/jam) tetesan infus
dipercepat

Berikan oralit segera setelah anak


bisa minum 40 ml (6-10 kg)

Penilaian kembali setelah 3 jam

Observasi anak sedikitnya 6 jam Klasifikasikan derajat dehidrasi,


setelah rehidrasi, untuk memastikan pilih derajat terapi yang tepat
ibu pasien tetap memberikan oralit Referensi : World Health Organization. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Switzerland : Geneva; 2009
Definisi dan klasifikasi Malnutrisi
Energi dan Protein
Malnutrisi Energi Protein
Definisi
Malnutrisi Energi dan Protein adalah spektrum kondisi disebabkan oleh
defisiensi protein dan kalori dalam berbagai derajat.

Klasifikasi
Status nutrisi BB/U TB/U BB/TB %BBI
Kurus Normal atau rendah Normal < presentil 5 < 85% - 90%

Perawakan < presentil 5 < presentil 5 Normal Normal


pendek
Malnutrisi ringan Normal atau rendah Normal < presentil 5 81% - 90%

Malnutrisi sedang Normal atau rendah Normal < presentil 5 70% - 80%

Kwashiorkor Normal atau rendah Normal atau rendah Normal (edema) Normal

Marasmus (sangat Rendah Normal atau rendah < presentil 5 <70%


kurus)
Jelaskan 10 Penatalaksanaan Malabsorption Energy Protein (MEP)
Mencegah dan mengatasi
hipoglikemia

Mencegah dan mengatasi


hipotermia

Mencegah dan mengatasi


dehidrasi

Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit

Mengobati infeksi
Memperbaiki kekurangan zat
gizi mikro

Memberikan makanan untuk


stabilisasi dan transisi

Memberikan makanan untuk


tumbuh kejar

Memberikan stimulasi sensoris


untuk tumbuh kembang

Mempersiapkan untuk tindak


lanjut dirumah
Penyakit terkait keluhan pasien pada skenario
MARASMUS
Pengertian Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, karena kekurangan
karbohidrat atau kalori (disebut marasmus)
Etiologi 1. Masukan makanan yang kurang
2. Infeksi
3. Kelainan stuktur bawaan
4. Pemberian ASI
5. Urbanisasi
Gejala 1. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot ototnya, tinggal tulang
terbungkus kulit
2. Wajah seperti orang tua
3. Iga gambang dan perut cekung
4. Otot paha mengendor (baggy pant)
5. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
Patofisiologi Patofisiologi gizi buruk pada balita adalah anak sulit makan atau anorexia bisa terjadi karena penyakit
akibat defisiensi gizi, psikologik seperti suasana makan, pengaturan makanan dan lingkungan. Rambut
mudah rontok dikarenakan kekurangan protein, vitamin A, vitamin C dan vitamin E
Gambaran Klinis 1. Sering terjadi pada anak 0-2 Tahun
2. Keadaan yang mencolok adalah kehilangan lemak subkutan
3. Otot-otot lemah dan atropi
4. Tulang rusuk tampak lebih jelas
5. Dinding perut hipotonus dan kulitnya longgar

Pencegahan Pemberian ASI sampai umur 2 tahun


Pemberian makan tambahan
Pencegahan penyakit infeksi
Pemberian Imunisasi
Mengikuti penyuluhan gizi
Pengobatan Tahap awal 24-48 jam pertama masa krisis :
- Larutan Darrow-Glukosa/Ringer Lactat Dextrose 5% (200ml/KgBB/H) pada 4-8 jam
pertama 60 ml/KgBB, 16-20 jam berikutnya 140ml
Tahap kedua yaitu penyesuaian

Prognosis Tergantung dari stadium saat pengobatan mulai dilaksanakan


MARASMUS KWARSIORKOR
Definisi Merupakan kombinasi kekurangan energi kronik yang
menimpa defisit protein kronik atau akut.
Epidemiologi Secara klasik dijumpai di bagian dunia yang belum
berkembang
Anamnesis Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang
kurang, anak kurus, atau berat badannya kurang. Selain itu
ada keluhan anak kurang/tidak mau makan, sering
menderita sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada
kedua kaki, kadang sampai seluruh tubuh.
Pemeriksaan fisik Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus dan kwashiorkor
secara bersamaan
Pemeriksaan penunjang • Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses
lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin,
globulin), feritin.
• Tes mantoux
• Radiologi (dada, AP dan Lateral)
• EKG
Tatalaksana Medikamentosa
• Pengobatan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
• Rehidrasi secara oral dengan Resomal, secara parenteral hanya pada dehidrasi berat
atau syok
• Atasi/cegah hipoglikemi
• Atasi gangguan elektrolit
• Atasi/cegah hipotermi
• Antibiotika: Bila tidak jelas ada infeksi, berikan kotrimoksasol selama 5 hari Bila
infeksi nyata: ampisilin IV selama 2 hari, dilanjutkan dengan oral sampai 7 hari,
ditambah dengan gentamisin IM selama 7 hari
• Atasi penyakit penyerta yang ada sesuai pedoman
• Vitamin A (dosis sesuai usia, yaitu <6 bulan : 50.000 SI, 6-12 bulan : 100.000 SI, >1
tahun : 200.000 SI) pada awal perawatan dan hari ke-15 atau sebelum pulang
• Multivitamin-mineral, khusus asam folat hari pertama 5 mg, selanjutnya 1 mg per
hari.
Suportif / Dietetik
• Oral (enteral)
• Gizi kurang: kebutuhan energi dihitung sesuai RDA untuk umur TB (height-age)
dikalikan berat badan ideal
• Gizi buruk :
- Intravena (parenteral) : hanya atas indikasi tepat.
TUBERKULOSIS
Pengertian TB adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis
yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru
Etiologi Mycobacterium tuberculosis

Epidemiologi Di negara berkembang, 1,3 juta kasus terjadi pada anak dibawah 15 tahun dan 450.000 anak meninggal
setiap tahunnya. Sebagian besar anak dengan infeksi dan penyakit tuberculosis memperoleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis dari orang dewasa yang infeksius.

Manifestasi • Batuk menetap


klinis • Malaise
• Demam
• Napsu makan menurun
• BB menurun
• Keringat malam
Alur Diagnosis algoritma dan
sistem skoring TB anak
Pemeriksaan penunjang
• Uji tuberkulin
Hasil positif Populasi
Indurasi ≥ 5 mm - Anak dengan kontak dekat dengan orang yang diketahui atau dicurigai menderita
TB
- Anak yang dicurigai menderita TB
Hasil foto toraks menunjukkan TB aktif atau riwayat TB aktif
Bukti klinis sakit TB
- Anak yang mendapatkan terapi imunosupresi atau dengan kondisi imunosupresi,
termasuk infeksi HIV

Indurasi ≥ 10 mm - Anak yang berisiko tinggi mengalami TB diseminata


Anak < 4 tahun
Anak dng kodisi medis lain (limfoma, DM, gagal ginjal kronik dan malnutrisi)
- Anak yang risiko terpajan yang meningkat terhadap penyakit TB
Anak yang lahir dari atau orangtuanya lahir dari daerah prevalensi tinggi
Anak yang sering terpajan terhadap orang dewasa yag terinfeksi HIV, tunawisma,
penggunaan obat terlarang, penghuni rumah jompo, penghuni penjara atau petani
imigran
Anak yang berpergian ke daerah dengan prevalensi tinggi

Indurasi ≥ 15 mm - Anak ≥ 4 tahun tanpa faktor risiko


Pencitraan Foto toraks pada TB paru tampak limfadenitis hilus/ infiltrat di apeks paru
diagnostik
Terapi
Komplikasi TB milier yaitu TB yang menyebar ke organ lain selain paru.

Prognosis Prognosis baik jika dikenali sejak dini dan diobati segera

Pencegahan Program pengontrolan TB, orang yang terinfeksi TB diidentifikasi dan uji tuberkulin dan diobati segera
Imunisasi BCG untuk bayi usia 0-2 bulan

Hubungan Riwayat penyakit ayah dengan skenario


Saat batuk, bersin, Percikan udara yang Partikel bertahan di
Ayah mengidap
tertawa, menguap terinfeksi dapat mengeing udara selama
penyakit TB
atau bernapas dan menjadi droplet nuclei berjam-jam

Partikel mencapai Anak tidak


alveoli anak dan mendapat
membuat infeksi imunisasi
KESIMPULAN
Berdasarkan data antropometri dan klinis, pasien mengalami Gizi
Buruk lebih spesifiknya suspek MEP (malnutrisi energi protein) disertai
diare, suspek tb paru, gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Terdapat tanda dehidrasi berat disertai syok hipovolemik sehingga harus
dilakukan Tatalaksana Awal Kegawatdaruratan dengan tepat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai