Modul 2
INKONTINENSIA URIN
INKONTINESIA
SKENARIO
URIN BIOLOGIS PSIKOLOGI SOSIAL
ALUR
DEFINISI ETIOLOGI PATOFIS DIAGNOSIS
DD
Pertanyaan
Martono, Hadi. 2015. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)
Teori Proses • Teori “Genetic Clock”
Menua • Mutasi Somatik (Teori Error
Teori Catastrophe)
Biologik • Rusaknya Sistem Imun Tubuh
• Teori Menua Akibat Metabolisme
• Kerusakan Akibat Radikal Bebas
• Teori pemisahan
Teori Sosial • Teori aktivitas
• Teori kontinuitas
Martono, Hadi. 2015. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)
Perubahan anatomic/fisiologik
akibat proses menua dan akibat
patologiknya
System/Organ Perubahan Morfologik Perubahan Fungsional Keadaan patologis
Mata Lemak periorbital menghilang Mata tampak cekung, kelopak Entropion, ektropion trikiasis,
mata melangkung, ptosis senilis ca-sel basal, dakriosistitis,
Stenosis kel.lakrimalis abses lakrimalis
Epifora
Deposit lipid di kornea konjungtivitis Lakrimalis , sklerokeratitis
sika ruang depan mendangkal Arkus senilis nekrotikans, ulkus kornea
Hilangnya elatisitisitas dan sclerosis Air mata menurun degenerasi makuler (
nucleus di lensa Korne keruh penurunan visi-lambat)
retina lepas
Sudut filtrasi mengurang tekanan penyakit vaskuler oklusif :
intra okuler meningkat - a/v pusat retina
- a serebral posterior
TELINGA Degerasi organ korti (hilangnya sel Presbikusis => gangguan: Efek psikologik ketulian
rambut) hilangnya neuron di kokhleal sensitivitas nada (frekuensi tinggi) (isolasi, curiga, depresi)
(sel ganglion dan korteks temporal). persepsi (terutama bila ada latar
Vibrasi membrane basiler terpengaruh belakang bising)
oleh gangguan elastisitas lokalisasi suara Tuli konduktif
Akumulasi serumen berlebihan diskriminasi suara dikorteks
Atrofi striae vaskularis (prouksi gangguan refleks control postural.
Ketidakpastian dan
enolimfe terganggu)
ketidakpercayaan bergerak dalam
Degenerasi sel rambut di kanal semi Sindroma Miniere’s
gelap
System/Organ Perubahan Morfologik Perubahan Fungsional Keadaan patologis
Hidung tenggorok Perubahan atrofik dimukosa degenerasi Gangguan rasa mengecap dan Resiko keracunan gas/makanan
lidah neuronal. (penthol pengecap <64% paa membau meningkat anoreksia
usia 75 tahun)
Atrofi dan hilangnya elstisitas otot dan Hilangnya tanggapan terhadap refleks Tersedak, malnutrisi, avitamiosis va
tulang laring batuk dan menelan. Lipatan suara varikosis sublingual dan hemorhagi
menghilang, suara menghilang, suara caa-larings {pria) dan post-cricod
gemetar, nada tinggi, kekuatan dan (wanita)
jangkauan turun
Gastrointestinal gigi Karies dentin dan resesi gingiva Kesulitan adaptasi gisi palsu dan Sisa karies tertinggal sepsis dental
dan Rahang Parubahan atrofik rahang “kesessuaian” gigil untuk mengigil fisura angularis angualaris, ulkus oral,
risisko parotitis. Artritis temporo man
Atrofi mukosa,kelenjar dan otot Gastritis atrofiksisa ibularis
instestinal
perubahan nafsu makan Ulkus peptikum meningkat
Aliran darah dan aktivitass enzim diusus Perubahan asimtomatik sekresi. Anoreksia,aklorhida (meningkat setelah
dan dihati menurun 60th)
Produksi asam basa menurun Disfagia pseudobulber, refluks
Stimulasi histamine menurun esofaditis, karsinoma
Produksi faktor instrinsik menurun
Sindroma malabsorbsi meninggkat Sinddroma malabsorbsi meningkat
Impaksi fekal
Frekuensi anemia pernisiosa dan
anemia gisi meningkat
Intoksikasi obat dan makanan
System/Organ Perubahan Morfologik Perubahan Fungsional Keadaan patologis
Kardiovaskuler Arteri (termasuk aorta) memanjang dan “venous return” dileher kiri serig IHD/IHSS/dekompresi
berkelok. terblok (Periksa JVP dileher kordis/MVP/aritmia kordis meningkat
Penebalan intima arteri meningkat, tunika kanan) HT sistolik/distolik meningkat
media kaku dan fibrotic
Degenerasi katup jantung, Fungsi baroresptor menurun Penyakit jatung (A,M) meningkat
kalsifikasi/sclerosis yang kadang sampai kaku timbulkan bising :
septum interventrikularis Sistolik A, regurgitasi di M tak
harus signifikan
System respirasi Elastisitas alveoli/aktivitas silia/aya recoil Kapasitas vital menurun (volume Kepekaan terhadap pneumonia
elastin menurun total tetap) meningkat COPD dan bronbronchitisnis
Difusi oksigen terganggu, meningkat, infeksi akut meningkat
efisiensi respirasi menurun.
System endokrin Perubahan T4 menjadi T3 menurun, BMR Penurunan aktivitas tiroid Miksedema 3-4 xtirotoksikosis,
dan iodin radio aktiv menurun fungsional. hipotermia, paranoi oleh karena
hipotiroid
System lokomotorik Terjadi atrofi pada serabut otot, baik Massa otot menghilang, Pengecilan otot terutama ekstremitas
OTOT dalam jumlah atau ukuranya disebabkan hilangnya berkas otot. distal.
oleh gangguan metabolic dan denervasi Hernia :ekstra dan intra Kelemahan patologik
fungsional abdominal metabolisme : defisiensi Ca, K dan Vit.D
Kelemahan otot, kaku sendi Enokrin : tirotoksikosis, sindroma
cushing, miopati kortison
Penyakit kardiorespirasi, anemia/anoksia
Karsinomatosis
Syste Perubahan Morfologik Perubahan Fungsional Keadaan patologis
m/Org
an
TULA Osteoporosis : Penipisan trabekulae dan Asimtomatik atau nyeri Osteoporosis meningkat, nyeri
NG melebarnya rongga tulang (cancelous) punggung ringan, kifosis, punggung berat, kofosis dan fraktur
bungkuk dan tinggi badan Osteomalasia : kurangnya penulangan
menurun pada matriks tulang normal. Nyeri
tulang, miopati, fraktur penyakit paget
(osteitis deformans)
System Penebalan meningeal atrofi serebral (berat Tanggapan intelektual agilitas Penurunan cadangan intelektual =>
saraf otak menurun 10% antara usia 30-70 tahun) mental, daya pemikiran abstrak presdiposisi keadaan konfusio akut
Saraf menghilang, gangguan persepsi, emensia (suatu defisit dalam memori
pusat analisis dan intergrasi input dan intelek serupa dengan yang terjadi
sensorik menurun penuaan normal.
System/ Perubahan Morfologik Perubahan Fungsional Keadaan patologis
Organ
Saraf Pembentukkan atheroma meningkat dengan Presdiposis terjadinya hipotensi Hipotensi postural simtomatik,
otonom makin lanjutnya usia, pathogenesis postural (asimtomatik) otoregulasi di sirkulasi serebral rusak,
multifactorial. Tanggapan terhadap maneuver mudah terjadi jatuh.
Transmisi syaraf tergantung pada asetilkolin, valsava berubah, sesnsitivitas
ketekolamin, dopamine dan noradrenaline barorefleks menghilang
System Penebalan membrane basalis kapsula Efisiensi ginjal dalam Batu ginjal, infeksi ginjal
urogenit bowman dan terganggunya permeabilitas. pembuangan sisa metabolisme (pielonefritis, sistitis), penyakit
al Perubahan degenerative tubuli. Penurunan terganggu dengan menurunnya prostat, gangguan ginekologik retensio
jumlah dan atrofi nefron massa dan fungsi ginjal urin, inkontenensia urin
System Pertumbuhan RBC/WBC tak berubah. Absorbs besi/folat/B12 menurun Frekuensi anemia meningkat
hematol Susum tulang mengandung lebih seikit sel
ogi hemopoitik + tanggapan terhadap stimulasi
menurun
System/Organ Perubahan Morfologik Perubahan Fungsional Keadaan patologis
Kulit dan integument Atrofi : Rambut menipis, beruban, Abrasi dan infeksi, pruritus,
Epidermis kuku menipis, mudah patah, intertrigo, ulkus onikogrifosis dan
Kelenjar keringat pertumbuhan lambat, gangguan kuku lain, paronika
Folikel rambut elastisitas kulit menurun
Degenerasi kolagen
Perubahan pigmenter
Rematologi Degenerasi tulang rawan, ligament Penurunan fungsi sendi, Oenyakit artritis menyebabkan
dan jaringan peri artikuler hilangnya elastisistas dan kekakuan seni (ankilosis) dan
Synovia menebal dan terdapat mobilitas seni kekakuan kontraktur.
hipertrifi vili. sendi dan cederung menjadi Osteosrtritis : begitu seringnya
nyeri/sakit. terjadi sehingga dianggap fisiologik
Artritis rematoid : suatu kelainan
konstitusional. Sering pada dewasa
muda >60tahun. Pria<wanita
System/Organ Perubahan Morfologik Perubahan Fungsional Keadaan patologis
System imunologik Timus menghilang, limfosit B/T Penurunan fungsi imun Penyakit autoimun dan kanker
tetap tapi kualitas berubah “innate” meningkat
Aktivitas sel T menurun
fungsi makrofag menurun
Badan menyeluruh Penurunan tinggi badan (postuer Nyeri punggung ringan Nyeri punggung berat
bungkuk karena kifosis) Niai kreatinin cenderung Mudah dehodrasi.
BB menurun normal walauun GFR
Peningkatan ratio lemak/BB bersih menurun, kesulitan menilai
Penurunan air tubuh total turgor
Inkontinensia Urin
Definisi
Etiologi
• Kelainan urologik
• Kelainan neurologik
• Hambatan mobilitas
Faktor Risiko
A. Non-Farmakologi
1. Edukasi
2. Manipulasi lingkungan
3. Pakaian
4. Intervensi tingkah laku ; latihan otot dasar panggul, latihan
kandung kemih, penjadwalan berkemih, latihan kebiasaan
5. Intervensi tingkah laku memiliki faktor resiko yang rendah dengan
sedikit efek samping, namun memerlukan motivasi dan kerjasama
yang baik dari pasien
Pembedah
an Kateterisasi
1. Harus didahului evaluasi urodinamik. 1. Kateter eksternal (kateter kondom) hanya
dipakai pada inkontinensia tanpa retensi
2. Indikasi : Pada perempuan dengan urin yang secara fisik
prolaps pelvik yang signifikan dan 2. Kateterisasi intermitten dipakai untuk
inkontinensia urin tipe stress yang mengatasi retensi urin dan inkontinensia urin
tidak membaik dengan tipe overflow akibat kandung kemih yang
penanganan konservatif. Pada laki- akontraktik atau dentussor hyperactivity with
laki dengan tanda obstruksi saluran impaired contractility (DHIC).
3. Kateterisasi menetap harus dilakukan secara
kemih akibat hipertrofi prostat
selektif karena resiko bakterinuria kronik,
3. Untuk inkontinensia urin tipe stress batu kandung kemih, abses periuretral, dan
adalah injectable intraurethral ca kandung kemih. Induksi pemakaian
bulking agents, suspensi leher adalah retensi urin akibat inkontinensia
overflow persisten, tak layak operasi, tidak
kandung kemih, urethral slings dan efektif dengan pemasangan kateterisasi
artificial urinarysphincters. intermitten, ada dalam perawatan
4. Untuk inkontinensia urin tipe urgensi dekubitus dan perawatan terminal dengan
demensia berat.
adalah augmentation cystoplasty
dan stimulasi elektrik.
FARMAKODINAMIK OBAT PADA SKENARIO
OMEPRAZOLE
dengan terbukanya kanal kalsium maka ion kalsiumakan masuk ke dalam sel β
kemudian merangsang granul untuk mensekresikan insulin di dalamnya
FARMAKOKINETIK GLIBENCLAMIDE
Patogenesi Paparan bahan berupa partikel atau gas Disfungsi diastolik yang relatif tidak umum pada dewasa muda,
s toksis pada seseorang yang berlangsung terdapat sebesar 50% dari kasus gagal jantung pada orang tua
kronis menimbulkan respon inflamasi dan umum terjadi pada wanita. Pada disfungsi diastolik,
pada paru, saluran nafas, dan vascular. relaksasi miokard yang berkepanjangan dan peningkatan
Respon inflamasi yang timbul bersifat kekakuan (yang menurunkan tingkat pengisian dan volume)
progresif terutama sepanjang paparan meningkatkan tekanan diastolik ventrikel kiri dan mengurangi
bahan toksis berlangsung. stroke volume saat istirahat dan selama bekerja. Akibatnya,
terjadi gagal jantung, bahkan ketika fungsi sistolik (yang
ditunjukkan oleh fraksi ejeksi) normal atau mendekati normal.
Diagnosis Gagal Jantung
Diagnosis PPOK
PPOK CHF
Manifestasi klinis Tergantung derajat dan kondisi - Dipsneu on effort
penyakit. - Ortopneu
- Dipsneu on effort/dispneu - Paroxymal nocturnal dipsnue
- Kehilangan tenaga - Udem
- Batuk kronik produktif - BB meningkat
- Nafsu makan berkurang - Keluhan gastrointestinal
- Pursed-lip breathing
- Hipertrofi otot bantu nafas
Tata laksana GOLD 2006 - Digitalis
- Penilaian dan evaluasi penyakit - ACE-inhibitor
- Pengurangan factor resiko - Beta blocker dan diuretic
- Penanganan PPOK stabil - Vasodilator
- Penanganan PPOK eksaserbasi
akut
Tata laksana
BPH (Benign Prostat
Hyperplasia)
Definisi
Istilah histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel
stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat.
Prevalensi
Obstructif:
kaliber dan Iritatif:
pancaran frequency
menurun urgency
hesitency dysuria
incontinence nocturia
adanya
residu urine
retensio urine
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium USG
1. Urinalysis (ultrasonography)
2. Urine culture Berguna untuk
3. Prostate-specific- menentukan vesika
anntigen (PSA) urinaria dan prostat.
4. Electrolytes
Gradation of symptom assessment
Doxazosin/Cardura-
Tamsulosin/Harnal,
Alfuzosin/Xatral.
Statik [ massa prostat ]
5-alfa reductase inhibitor: Proscar
Antagonis growth factor:
pygeum africanum-Tadenan
Kalsium Opak
MAP Semiopak
3. Bedah Terbuka
4. Pemasangan Stent
Pencegahan