KELOMPOK 2
Tutor : dr. Yolanda Safitri
Anasya Imtina Meirania 2016730114
Andhika Idam Radiktyo 2016730115
Fauziah Ananda Huseini 2016730121
Haryo Wiryanto Prawirodihardjo 2016730124
Ilham Rahmansyah 2016730125
Linda Puspita Sari 2016730127
Mentari Sekar Putri 2016730130
Muhammad Syahrial Alamsyah 2016730132
Rifani Nugroho 2016730135
Vaniannisa Azzahra 2016730138
SKENARIO
Gangguan
BMD
psikotik
Alur
diagnosis
DD
Gangguan Gangguan
Gangguan
skizofrenia skizoafektif psikotik mental
mood
akut organik
Diagnosis
Prognosis
Tatalaksana
CEREBRUM
Astrosit
Oligdendrosit
Mikroglia
Sel Ependim
Sel Schwann
Struktur dan Fungsi Neuron
Klasifikasi Sel neuron berdasarkan
bentuk
Neuroglia
Serat Saraf Tepi
Memberikan persarafan
motorik ke otot polos
dan otot jantung serta
persarafan . Dibagi 2
menjadi :
• Simpatis
• Parasimpatis
• Thalamus: kolinergik
• Hipothalamus: dopamine,
norepinephrine, serotonin,
histamin, glutamat
Organ-organ di otak yang memproses suatu bentuk
emosi pada manusia disebut juga dengan limbic
system:
Limbic cortex: mengolah dan memproses
komponen yang dianggap sebagai rasa nyeri,
kemudian diproses ke dalam tubuh
Hippocampus: menyimpan memori, mengubah
short-term memory menjadi long-term
memory, menerima impuls dari amygdala,
mengendalikan hypothalamic stress-response
• Acetylcholine: proses belajar, mengingat, system
gerakan volunteer, tidur Amygdala: memproses stimulan eksternal
• Dopamine: atensi, belajar, gerakan
• Serotonin: mood, nafsu makan, tidur, perilaku
menjadi suatu bentuk emosi di dalam individu,
yg agresif mengatur perilaku individu, menyimpan
• Norepinephrine: nafsu makan, kewaspadaan memori mengenai rasa takut atau keberanian
• Epinefrin: metabolism glukosa & energi
• GABA: jika menurun menimbulkan eksitasi dan
sehingga dapat menimbulkan perilaku
kecemasan defensive atau ketakutan.
SKIZOFRENIA
DEFINISI
Skizofrenia dapat didefinisikan sebagai suatu sindrom dengan variasi penyebab (banyak yang belum
diketahui), dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung
pada pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi sebesar 1% dari
populasi di dunia FAKTOR BIOLOGIS FAKTOR BIOKIMIA GENETIK
• Angka insidens: 1 per 10.000
orang pertahun • pelebaran ventrikel tiga dan
• Prevalensi jenis kelamin, ras, dan lateral; • Angka kejadian
budaya sama. • atrofi bilateral lobus skizofrenia meningkat
• Wanita cenderung mengalami temporomedial dan girus pada keluarga dengan
parahipokampus, riwayat yang sama dan
gejala yang lebih ringan daripada
hipokampus, dan amigdala; diturunkan secara
laki-laki. • Disorientasi spasial sel bermakna, kompleks,
• Onset puncak pada laki-laki piramid hipokampus; serta poligen
terjadi pada usia 15-25 tahun, • Serta penurunan volume
sedangkan pada wanit terjadi korteks prefontal dorsolateral
pada usia 25-35 tahun. • Gangguan neurotransmitter sentral, yaitu peningkatan aktivitas dopamin
(hipotesis dopamin).
PEDOMAN DIAGNOSTIK (PPDGJ-III)
MANIFESTASI KLINIK
• Minimal ada satu gejala dari kriteria:
Thought echo, thought insertion, thought
• GANGGUAN PROSES PIKIR: withdrawal, thought broadcasting;
Asosiasi longgar, neologisme, klang Delusion of control, delusion of influence,
asosiasi, ekolalia, konkritisasi, dan
delusion of passivity, delusional perception;
alogia.
Halusinasi auditorik;
• GANGGUAN ISI PIKIR: Waham yang menetap
Waham kejar, waham kebesaran, • Minimal terdapat 2 gejala dari kriteria:
waham rujukan, thought
Halusinasi yang menetap dari panca indra;
broadcasting, thought insertion;
Arus pikiran yang terputus atau mengalami
• TILIKAN YANG BURUK TERHADAP sisipan sehingga timbul inkoherensi;
PENYAKITNYA
Gejala katatonik seperti gaduh gelisah, gangguan
• GANGGUAN PERSEPSI: postur, flexibilitas cerea, negativisme, mutisme,
Halusinasi auditorik, visual, maupun dan stupor;
penghidu, ilusi, depersonalisasi, dan
Gejala negatif: sikap apatis, jarang bicara, respons
derealisasi
emosional yang menumpul atau tidak wajar.
• GANGGUAN EMOSI • Gejala diatas berlangsung dalam jangka waktu satu
Afek tumpul atau datar, afek tak bulan atau lebih
serasi dan labil
• Terdapat perubahan yang konsisten dan bermakna
dari aspek perilaku pribadi.
KLASIFIKASI
PROGNOSIS
• Skizofrenia bersifat kronis dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan gejala;
• Indikasi prognosis
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DEPRESI
baik: Gejala psikotik timbul secara mendadak (akut); PASKASKIZOFRENIA
Awitan gejala timbul setelah 30
tahun. Jenis kelamin perempuan dikaitkan dengan prognosis yang lebih baik:
• Pasien dengan gejala positif
SKIZOFRENIA LAINNYA
• Adanya penyebab skizofreniaSKIZOFRENIA RESIDUAL
yang jelas (tidak terkait dengan gangguan SSP), salah satu pencetusnya
adalah gangguan suasana persaan (khususnya gangguan depresi)
SKIZOFRENIA SIMPLEKS
• Aktivitas sosial dan pekerjaan berlangsung baik Sebelum timbul gejala;
• Tidak ada keluarga yang menderita skizofrenia;
• Pasien yang menikah dan telah berkeluarga;
• Dukungan Penuh keluarga untuk kesembuhan pasien.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Prognosis buruk dalam kesembuhan pasien umumnya terkait dengan: riwayat trauma perinatal, tidak
ada remisi dalam waktu 3 tahun, sering timbul relaps, riwayat kekerasan, riwayat penyalahgunaan zat,
dan tidak adanya dukungan
UJI DARAH kelurga untuk EEGkesembuhan pasien.
NEUROIMAGING UJI GENETIK
Epidemiologi
Menurut data statistik, prevalensi terjadinya gangguan skizoafektif ini adalah sekitar 0,3 %
Orang muda dengan gangguan skizoafektif cenderung memiliki subtipe bipolar, sedangkan orang tua cenderung
memiliki subtipe depresi.
gangguan skizoafektif bisa bervariasi pada tiap orang, dan bisa dalam level ringan maupun parah. Gejala yang paling
sering terlihat adalah:
Depresi
• Hilang nafsu makan
• Berat badan turun atau naik tanpa disengaja
• Perubahan kebiasaan tidur (menjadi jarang tidur atau malah tidur lama sekali)
• Gelisah
• Hilang energi
• Hilang minat pada hal-hal yang biasanya dilakukan setiap hari
• Merasa diri tak berarti dan tak punya harapan
• Perasaan bersalah atau menyalahkan diri sendiri
• Kesulitan berpikir dan konsentrasi
• Memikirkan kematian atau bunuh diri
Mania
• Terlihat lebih aktif dari biasanya, termasuk di kantor, di pergaulan, dan secara seksual
• Lebih cerewet dan bicara lebih cepat
• Banyak pikiran berseliweran di kepala
• Tidak merasa perlu tidur
• Gelisah, tidak sabaran
• Berbangga diri
• Konsentrasi muah pecah
• Perilaku membahayakan/merugikan diri sendiri (menghambur-hamburkan uang, kebut-kebutan di jalan, melakukan
seks bebas tanpa pengaman, dll)
Skizofrenia
• Delusion (percaya pada hal yang jelas-jelas tidak benar, dan tetap bersikukuh bahwa hal tersebut adalah nyata meski
sudah diperlihatkan bukti dan fakta)
• Halusinasi (melihat/mendengar/merasakan hal yang tidak nyata, misalnya mendengar suara yang berbicara padanya)
• Pola pikir tidak teratur
• Perilaku aneh atau tidak biasa
• Gerak tubuh lambat
• Ekspresi wajah dan cara berbicara datar, tidak menunjukkan emosi apa-apa
• Tidak termotivasi dalam hidup
• Masalah dalam berbicara/berkomunikasi
Alur diagnosis
• anamnesis
• Wawancara Klinis Terstruktur untuk DSM-5 untuk membantu diagnosis pasti.
Di dalam spektrum tersebut, pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis gangguan skizoafektif menurut DSM-5, dengan
kriteria diagnosis berikut (hlm. 105):
A. Masa sakit yang tidak terputus di mana terdapat Episode Mood Mayor (Depresi Mayor atau Manik) bersamaan dengan
Kriteria A Skizofrenia.
B. Waham atau halusinasi selama dua minggu atau lebih di luar Episode Mood Mayor (Depresi Mayor atau Manik) selama
durasi penyakit dalam kehidupan.
C. Gejala yang memenuhi kriteria episode mood mayor harus ada untuk sebagian besar dari masa aktif dan residual dari
penyakit tersebut.
D. Gangguan ini bukan karena dampak zat (contoh penyalahgunaan zat, obat) atau kondisi medis lainnya.
Prognosis
Prognosis buruk pada pasien dengan gangguan skizoafektif umumnya dikaitkan dengan riwayat premorbid yang buruk,
faktor pencetus tidak diketahui,atau memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia.
Gangguan Psikotik Singkat
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV)
mengombinasikan dua konsep diagnostik menjadi diagnosis gangguan psikotik singkat (brief
psychotic disorder).
1. Pertama, gangguan berlangsung singkat, didefinisikan di dalam DSM-IV sebagai kurang dari
satu bulan tetapi sekurangnya satu hari; gejala mungkin memenuhi atau tidak memenuhi
kriteria diagnosis untuk skizofrenia.
2. Kedua, gangguan mungkin berkembang sebagai respons terhadap stresor psikosisial yang
parah atau kelompok stresor
EPIDEMIOLOGI
Beberapa penelitian telah dilakukan tentang epidemiologi diagnosis psikosis reaktif
singkat DSM edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-R), dan belum ada yang dilakukan dengan
menggunakan kriteria DSM-IV. Dengan demikian, perkiraan yang dapat dipercaya tentang
insidensi, prevalensi, rasio jenis kelamin, dan usia onset rata-rata untuk gangguan tidak
terdapat. Pada umumnya gangguan ini dianggap jarang, seperti yang dinyatakan oleh
satu penelitian tentang perekrutan militer di mana insidensi psikosis reaktif singkat DSM-
III-R diper- kirakan adalah 1,4 per 100.000 yang direkrut
ETIOLOGI
Pasien dengan gangguan psikotik singkat yang pernah memiliki gangguan kepribadian mungkin memiliki
kerentanan biologis atau psikologis ke arah perkembangan gejala psikotik. Walaupun pasien dengan
gangguan psikotik singkat sebagai suatu kelompok mungkin tidak memiliki peninggian insidensi skizofrenia di
dalam keluarganya, beberapa data menyatakan bahwa adanya suatu peninggian insidensi gangguan mood.
Perumusan psikodinamika telah menyadari adanya mekanisme menghadapi (coping mechanism) yang tidak
adekuat dan kemungkinan adanya tujuan sekunder pada pasien dengan gejala psikotik. Seperti pada teori
biologis tentang gangguan, teori psikologis belum disahkan oleh penelitian klinis yang terkontrol cermat
GAMBARAN KLINIS
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
Depresan
Membantu agar cepat tidur, menimbulkan rasa
nyaman & tenang, menghilangkan/me↓kan rasa
sakit
Halusinogen
Masalah Fisik Abses pada kulit sampai septikemia, Infeksi karena emboli, Endokarditis, Hepatitis (B dan
C), HIV/AIDS, Injeksi menyebabkan trauma pada jaringan local, Opiate neonatal
abstinence syndrome
Masalah Psikiatri Gejala putus obat menyebabkan perilaku agresif, Suicide, Depresi berat sampai
skizofrenia
Masalah Sosial Gangguan interaksi dirumah tangga sampai lingkungan masyarakat, kecelakaan lalu
lintas, perilaku criminal sampai tindak kekerasan,gangguan perilaku sampai anti-social
Sebab kematian • Reaksi heroin akut menyebabkan kolaps kardiovaskular dan akhirnya meninggal
• Overdose karena heroin menekan SSP, kesulitan bernapas dan menyebabkan
kematian
• Tindak kekerasan
• Bronkopneumonia
• Endokarditis
GANJA
Daun ganja (termasuk kembangnya) berasal dari tanaman perdu Cannabis sativa
Bentuk umumnya : serpihan daun atau kembang ganja yang diperjual-belikan dalam
bentuk lintingan, gram-graman dan kilo-kiloan hingga berton-ton.
Masalah Fisik Gangguan system reproduksi, Foetal damage selama kehamilan, Infeksi saluran
pernapasan, Mengandung agen penyebab timbulnya sel epitel kanker
Emphysema, Gangguan kardiovaskuler, Gangguan imunitas, Gangguan saraf
Masalah Fisik Dengan penggunaan snorting : pilek terus-menerus, sinusitis, epistaksis, perforasi
septum nasi
Dengan suntikan : infeksi local pada kulit sampai sistemik
Inhalasi : radang tenggorokan, melanoptysis
Cocaine baby
Masalah Toleransi dan ketergantungan
psikiatri Gejala putus obat (agitasi,depresi, fatigue, high craving,cemas, marah meledak-
ledak, gangguan tidur, mimpi aneh, mudah tersinggung, mual, otot pegal)
Masalah Sosial Masalah interpersonal, finansial, pekerjaan, legal
Kematian Umumnya disebabkan karena overdose, kelumpuhan otot pernapasan, artimia
kordis, kejang berulang, stroke
AMFETAMINE
• Senyawa kimia yang bersifat stimulant dikenal dengan Amphetamine Type
Stimulans atau ATS. Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah Amfetamin,
Ectasy, Shabu.
• Nama lain: benzo, lekso, emji, rohip, R Jerman, nipam, pil kebo, koplo, boat, steso,
sedatin.
Masalah Fisik Penggunaan suntikan dapat menyebabkan abses, infeksi sistemik, hepatitis,
HIV/AIDS
Gangguan gastrointestinal, gangguan neurologic, malnutrisi
Masalah Psikiatri Perilaku agresif terutama dalam keadaan intoksikasi, anxietas, panic,
confusional state, withdrawal state menimbulkan agresif atau violence
Masalah Sosial Mengganggu interaksi dalam rumah tangga dan lingkungan masyarakat,
masalah marital, tinggal kelas, berkelahi, tindak pidana dan terlibat hukum
Kematian Kecelakaan lalu lintas, infeksi sistemik, depresi berat sampai suicide , dehidrasi,
malnutrisi
Narkotika golongan I
6. Meneruskan penggunaan Napza meskipun ia menyadari dan memahami akibat dan kerugian.
Narkoba jenis baru
• New Psychoactive Substances (NPS)
• Obat-obatan yang
dirancang untuk
• “Legal highs”
meniru efek zat-
zat terlarang
Istilah
Definisi
lain
Lebih Belum
dari 800 diatur
jenis oleh
NPS hukum • UU no. 35 tahun 2009
• Di Indonesia: • Permenkes RI no. 58 tahun
2017
94 jenis NPS
Beberapa efek
dari nps
• Mediasi aksi dopamin,
norepinefrin dan • Aktivasi kompleks
Sedatif/ reseptor GABA di otak
Stimulan serotonin
hipnotik
• Terjadi pengikatan
• Terjadi pengikatan ke terhadap reseptor spesifik
reseptor cannabinoid opioid Efek mirip
SCRA Efek mirip THC Opioid morfin (contoh:
analgesia)
INDIKASI
Manajemen Medikasi
2.
MODEL PEMECAHAN Manajemen Gejala
Rekreasi
MASALAH Percakapan Dasar
Pemeliharaan Diri
3.
COGNITIVE Meningkatkan kapasitas individu untuk mempelajari berbagai
variasi dari keterampilan sosial dan dapat hidup mandiri
REMDIATION
Gangguan Mental akibat
Skizofrenia Skizoafektif Psikotik Akut
Zat Psikoaktif
Laki-laki 35 tahun V V V V
Marah-marah V V V V
Berteriak-teriak V V V V
Riwayat
V V V V
penyalahgunaan ganja
Psikomotor mondar-
V V V V
mandir
Mood disforik V V V V
Perilaku halusinatorik V V V V
Bicara kacau V V V V
Merasa dimata-matai V V V V
RTA terganggu V V V V
Tilikan derajat 1 V V V V
KESIMPULAN