Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 2

MODUL 2
Tutor : dr. Rayhana, M.Biomed
Anasya Imtina Meirania 2016730114
Andhika Idam Radiktyo 2016730115
Fauziah Ananda Huseini 2016730121
Haryo Wiryanto Prawirodihardjo 2016730124
Ilham Rahmansyah 2016730125
Linda Puspita Sari 2016730127
Mentari Sekar Putri 2016730130
Muhammad Syahrial Alamsyah 2016730132
Rifani Nugroho 2016730135
Vaniannisa Azzahra 2016730138
Skenario
Dokter keluarga pak Musa mengharuskan Ani (10 tahun) untuk tidak sekolah selama 6 hari, karena gadis kecil ini
didiagnose menderita morbili (serampah). Diagnose ini ditegakkan bedasarkan timbulnya bercak-bercak merah
diseluruh tubuh gadis tersebut yang didahului oleh demam. Dari ibu anak ini diketahui bahwa si Ani belum pernah
mendapat vaksinasi ulangan untuk campak.
Pak Musa adalah pegawai negri golongan 3. Ia bersama dengan istri dan keempat anaknya dan satu orang
pembantunya tinggal disatu rumah BTN tipe 70, dengan 3 buah kamar. Ani, anak tertua dari keluarga Musa, tidur
sekamar dengan ke 3 adiknya.
Ibu Musa tidak pernah mengeluhkan kesehatan ke empat anaknya, hanya saja Alma (8 bulan), adik Ani yang
terkecil belum pernah mendapat immunisasi apapun.

Kata sullit
-

Kata/kalimat kunci
1. Ani,10 tahun, tidak masuk sekolah selama 6 hari didiagnosa morbili
2. Gejala : bercak bercak merah diseluruh tubuh didahului demam
3. Belum pernah vaksinasi ulang campak
4. Ayah pasien adalah pegawai negeri golongan 3
5. Tempat tinggal BTN tipe 70, dengan 3 kamar tidur. Yang berpenghuni 7 orang.
6. Ani tidur sekamar dengan 3 adiknya.
7. Alma 8 bulan (adik ani) belum mendapat imunisasi apapun
Ani, 10 tahun

morbili Penularan lingkungan


terdekat
tatalaksana preventif

keluarga tetangga sekolah

Promotif dan preventif


Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip prinsip kedokteran keluarga?
2. Bagaimana hubungan keluarga dengan penularan penyakit morbili?
3. Bagaimana hubungan keadaan rumah dan jumlah anggota yang tinggal
dengan penularan penyakit morbili?
4. Jelaskan tindakan promotif dan preventif
a. lingkungan keluarga
b. lingkungan tetangga
c. lingkungan sekolah
5. Apa hubungan morbili dengan tahap perkembangan sang adik?
6. Bagaimana tatalaksana morbili?
7. Jelaskan tatalaksana gizi yang dapat diterapkan pada penderita morbili?
8. Jelaskan proses pencatatan dan pelaporan apabila terjadi penyakit menular?
9. Jelaskan proses rujukan pada kasus ini bila terjadi komplikasi?
Prinsip Kedokteran Keluarga
Pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistik

Pelayanan yang kontinu

Pelayanan yang mengutamakan pencegahan ( preventif )

Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja,
dan lingkungan tempat tinggalnya

Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

Pelayanan yang sadar biaya

Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan


Hubungan keluarga dengan
penyakit morbili
Fungsi keluarga
- Kesehatan (perawatan kesehatan dimana memberikan perawatan pada keluarga yang sakit)
- Ekonomi (mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga)
- Biologis (manusia berproduksi)
- Mengatur keuangan

Struktur keluarga Berdasarkan skenario :


 Ayah (top management) - Ayah kurang berinteraksi pada anak
- Mengatur arah keluarga - Berdasar skenario, ekonomi pada keluarga masih
- Mengawasi anak dan mengajarkannya tercukupi karena pekerjaan ayah yang terjamin
- Mengatur keuangan hanya saja dari segi perumahannya yang tidak
 Ibu (middle/bottom management) layak
- Mengatur dan mengawasi anaknya - Peran ibu terhadap keluarga kurang
- Mengatur keuangan
 Anak (non management)
- Melakukan perintah dari ayah dan ibu
3. Bagaimana hubungan keadaan rumah
dan jumlah anggota yang tinggal
dengan penularan penyakit morbili?
Kriteria rumah sehat berdasarkan APHA (American Public Health Association adalah:

A. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang menganggu. Dalam skenario, ruang gerak
keempat anaknya terbatas sebab disatukan dalam satu kamar yang ukurannya pasti kecil
untuk tipe 70.

B. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. Dalam skenario, komunikasi dan
hubungan anak-anak sangat dekat sebab disatukan dalam satu kamar. Namun, dengan
orangtuanya belum tentu baik. Sebab dari masalah yang timbul, tampak orang tua agak
kurang perhatian anak-anaknya.
C. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah,
yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah
tangga bebas vector penyakit dari tikus, kepadatan hunian yang berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungi makanan dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Dalam skenario, tidak memenuhi
syarat sebab kamar yang ditempati lebih satu penghuni akan sangat rentan
terhadap penularan penyakit antar penghuninya.

D. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul


karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan, konstruksi yang tidak roboh dan tidak mudah terbakar, tidak mudah
membuat penghuninya jatuh tergelincir. Dalam skenario tidak dijelaskan.
TINDAKAN PROMOTIF DAN
PREVENTIF PADA KASUS MORBILI
M. Syahrial Alamsyah A.
201673132
PROMOTIF DAN PREVENTIF KASUS MORBILI

Premordial Prevention Primary Prevention Secondary Prevention Tertiary Prevention


• Memberikan makanan bergizi • Memberikan penyuluhan • Menentukan Diagnosis dengan baik • Pencegahan terjadinya
imunisasi • Mencegah perluasan infeksi komplikasi
• Pengobatan yang adekuat
• Imunisasi dengan MMR • Pemberian vitamin A dosis
Vaccination tinggi
PROMOTIF DAN PREVENTIF KASUS MORBILI

Human Normal Immunoglobulin


(HNIG)  konsentrasi spesial dari
antibodi yang dapat diberikan
jangka pendek tapi memberika
proteksi segera melawan morbilli.
Pemberian idealnya dalam waktu
6 hari dari paparan
Tindakan Promotif dan Preventif di Sekolah
Health Promoting School adalah
program upaya kesehatan
sekolah yang biasa disebut
dengan UKS. Sekolah yang
termasuk dalam “Health
Promoting School” adalah
sekolah yang terus menerus
memperkuat kapasitas sebagai
tempat yang sehat untuk tinggal,
belajar dan bekerja.
Promotif Preventif

• Memberikan penyuluhan atau • Mengadakan program


edukasi mengenai campak imunisasi campak ulangan
serta penularannya.
• Memberikan penyuluhan atau • Membiasakan siswa
edukasi mengenai perilaku memakai masker
hidup sehat. • Pihak sekolah memberikan
• Memberikan penyuluhan izin kepada siswa yang sakit
mengenai imunisasi
untuk tidak mengikuti
• Memberikan penyuluhan
kegiatan sekolah terlebih
mengenai gizi yang baik untuk
anak. dahulu
hubungan tahap perkembangan kehidupan sang adik dengan munculnya
proses penularan penyakit
Masa anak- anak:
Masa anak merupakan masa terpenting dalam proses pembentukan dan pengembangan kepribadian yang
meliputi berbagai aspek fisik,psikis,spiritual,etika-moral,sehingga mereka menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun social masyarakat.
Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam
jiwa adalah penyakit menular pada anak sekolah. Misalnya, melalui bermain bisa menjadi faktor penyebab
kuman menempel pada tubuh anak tersebut ketika bermain dan berkelompok dengan teman-temannya.
Yang penularannya bisa melalui tangan masing-masing. Tangan seringkali menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung

Usia Remaja
Umumnya remaja adalah suatu masa yang memiliki kesehatan, pertumbuhan dan kematangan yang baik.
Namun sebagian besar remaja saat ini memiliki kelebihan berat badan atau obesitas yang membuatnya
berisiko terkena penyakit jantung atau diabetes. Untuk kondisi seksualnya cenderung sedang berada di
puncak pubertas, sehingga penyakit yang diderita kemungkinan chlamydia. Kondisi yang mencapai
puncaknya saat remaja adalah jerawat, asma, alergi, penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1 dan
rheumatoid arthritis. Perilaku kecemasan dan kadang muncul sejak remaja.Namun ada juga yang
mengalami gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia akibat obsesi yang berlebihan untuk
menurunkan berat badan.
Usia 20-an tahun
Pada usia ini, seseorang berada dalam semangat dan kegiatan yang tinggi sehingga
berisiko mengalami penyakit menular seksual atau PMS (sekitar dua per tiga orang
yang terkena PMS berada di bawah usia 25 tahun), kecelakaan dan cedera.
Berbagai kondisi lain juga bisa mempengaruhi orang yang berusia 20-an tahun
seperti migrain, skizofrenia, osteopenia (akibat gaya hidup yang sedikit aktivitas
fisik) atau lupus.

Usia 30-an tahun


Seiring dengan adanya perubahan pola hidup, maka saat ini beberapa penyakit
seperti jantung atau diabetes bisa muncul diusia 30-an tahun. Selain itu beberapa
kanker tertentu juga dapat menyerang. Pada usia ini seseorang cenderung mulai
dihantui oleh gangguan kolesterol tinggi dan juga gangguan kadar gula darah.
Usia 40-an tahun
Pada usia ini beberapa orang menjadi lebih rentan terkena penyakit, terutama yang
memiliki hipertensi, jantung atau berbadan gemuk baik karena keturunan atau pun
akibat gaya hidup.Saat berada di usia ini harus waspada terhadap penyakit
degeneratif (penyakit akibat bertambahnya usia) seperti jantung koroner,
kolesterol, dan asam urat.
Untuk laki-laki ada beberapa penyakit yang bisa menyerang seperti kanker prostat
atau kebotakan.

Usia 50 tahun ke atas


Pada usia ini tingkat kesehatan cenderung sudah menurun, karenanya seseorang
rentan terkena beberapa penyakit seperti artritis, osteoporosis, penyakit jantung,
gangguan memori, stroke, pembesaran prostat dan juga kanker. Sebagian besar
kanker terjadi pada usia ini, karena biasanya membutuhkan waktu selama 20-30
tahun hingga kanker tersebut muncul dan terdeteksi. Selain itu pada usia 50 tahun
ke atas juga cenderung mengalami masalah pada gusi.
TATALAKSANA MORBILI
• MEDIKAMENTOSA:
• Paracetamol 3 x 120 mg PO
• Vitamin A 1 x 200.000 IU selama 2 hari
• NON-MEDIKAMENTOSA:
• Tirah baring
• Tatalaksana cairan dan gizi
• EDUKASI:
• Banyak istirahat
• Batasi kontak dengan lingkungan sekitar
• Banyak minum air putih
Tatalaksana Gizi
Morbili
1. Berikan banyak minum, seperti sari buah-buahan.

2. Berikan susu porsi sedikit tapi sering.

3. Berikan makanan lunak, seperti bubut yang memakai kuah, sup atau buur
santan memakai gula dengan porsi yang sedikit namun sering.

4. Berikan makanan TKTP.

5. Pemberian vitamin A
SISTEM PENCATATAN DAN
PELAPORAN
Pencatatan Puskesmas
Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/
V/96 : Penyederhanaan SP2TP =
1. Pencatatan Puskesmas : 2 jenis =
di dalam gedung Puskesmas dan di luar gedung
Puskesmas
2. Pencatatan dalam gedung : KTPK, Kartu status
perorangan, buku register
3. Pencatatan luar gedung : buku-buku register
4. Bagi keluarga dengan risiko ttt : Rekam kesehatan
keluarga (Family Folder)
Pencatatan Puskesmas
5. Rekam kesehatan keluarga : Kartu indeks
kesehatan keluarga, berbagai kartu status
perorangan
6. Penggunaan ‘Rekam Kesehatan Keluarga’, utama
pada keluarga yang anggotanya punya 1 penyakit/
kondisi : TB, Paru, Kusta, bumil risiko tinggi,
Neonatus risti (BBLR), Balita KEK, gangguan jiwa
7. Rekam kesehatan keluarga sbg dasar penegakan
diagnosis kesehatan keluarga
8. Rekam kesehatan keluarga disimpan pada fasilitas
kesehatan yang paling sering dimanfaatkan oleh
keluaga
Pelaporan Puskesmas
Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/
V/96 : Penyederhanaan SP2TP =
1. Bulanan :
- Formulir LB1 : data kesakitan
- Formulir LB2 : laporan pemakaian dan lembar
permintaan obat (LPLPO)
- Formulir LB3 : data gizi, KIA, imunisasi dan
pengamatan penyakit menular
- Formulir LB4 : data kegiatan Puskesmas
Pelaporan Puskesmas
Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/
V/96 : Penyederhanaan SP2TP =
2. Tahunan :
- Formulir LT-1 : data dasar Puskesmas
- Formulir LT-2 : data kepegawaian Puskesmas
termasuk Bidan di desa
- Formulir LT-3 : data peralatan Puskesmas, Pustu,
dan Pusling
Pelaporan Puskesmas
Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/
V/96 : Penyederhanaan SP2TP =
3. Laporan sentinel :
- LB1S : data penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) dan Diare
- LB2S : data KIA, Gizi, ISPA, Penyakit akibat kerja
Pelaporan Puskesmas
Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/
V/96 : Penyederhanaan SP2TP =
4. SP2TP tidak mencakup data KLB dan wabah,
serta KB
- KLB dan wabah dilaporkan sendiri sesuai SK
Dirjen PPM dan PLP No.451-I/PD.03.04.IS/1991 :
Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
- Laporan KB ditetapkan bersama Dirjen Bina
Kesmas dan Ka. BKKBN
Tata Cara Pelaporan
Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/
V/96 : Penyederhanaan SP2TP =
1. Laporan bulanan : dilaporkan secara bulanan,
lambatnya tgl. 10 bulan berikutnya.
- laporan : hasil kegiatan Puskesmas, Pustu,
Bidan desa
2. Laporan tahunan : keadaan akhir tahun kalender,
lambatnya bulan ke-2 tahun berikutnya
Pengolahan dan Analisis
Kep. Dirjen Bina Kesmas, No. 590/BM/DJ/INFO/
V/96 : Penyederhanaan SP2TP =
1. Hasil pencatatan diolah menjadi :
- Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
- Distribusi Penyakit dan kecenderungannya
- Stratifikasi Puskesmas
2. Pengolahan dari laporan Puskesmas oleh
DKKab/Kota dengan Komputerisasi
Pengolahan dan Analisis
3. Pengiriman laporan rangkap 3 (sesuai TI), setiap
3 bulan, lambatnya tgl 20 bulan berikutnya dari
triwulan kepada:
- Ka. Dinkes Propinsi
- Depkes RI ditujukan kepada Dirjen Pembinaan
Kesehatan Masyarakat
4. Analisis hasil olahan laporan dilaksanakan oleh
masing-masing unit teknis di Pemda (DKKab/Kota)
Komplikasi morbili
 Ensefalitis
 Pneumonia
 Otitis Media Akut
 Dehidrasi karena diare
 Kekeruhan pada kornea

Anda mungkin juga menyukai