KEDOKTERAN KERJA
TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
“PENJUAL MIE AYAM GEROBAK”
Oleh :
Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas dan
Kedokteran Keluarga kami sebagai Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan
ilmu tersebut dalam praktik kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku
perkuliahan.
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan cara
melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya potensial
akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan
jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap
pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan
diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit
dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.
Penulis
Jakarta April 2019
2
DAFTAR ISI
Pendahuluan …………………………………………………………………… 4
Pembahasan …………………………………………………………………… 6
Lampiran …………………………………………………………………... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah
tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang
pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan subspesialisasi.
Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan kesehatan dan kedokteran,
menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan berbagai pelanggaran norma dan
etika kedokteran.
Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu, salah satunya adalah Ilmu
Kedokteran Kerja , sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran
biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat potensi
dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja ,serta
dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi
jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan
kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan
jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja
berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan libur dan waktu pergantian
dalam shift bekerja.
4
Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha
Adapun topik yang kami pilih dalam pengerjaan tugas Sistem Kedokteran Komunitas
adalah mengenai “Kedokteran Kerja” yang membahas Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
(PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan PAK dan Pengendalian
Faktor Resiko Potensial.
Dalam tugas ini kami melakukan kunjungan ke tempat penjual mie ayam. Beliau bekerja
sehari-hari sebagai penjual mie ayam. Berikut ini adalah deskripsi waktu kerja Ibu Farsi:
Senin – Jumat : 09.00 – 15.00 WIB
Ibu Farsi berjualan mie ayam sendirian, dibantu oleh suaminya hanya saat baru datang berjualan
yaitu membawakan bahan-bahan makanan untuk berjualan. Kemudian melanjutkan menyiapkan
bahan-bahan makanannya dan merapikan tempat untuk berjualannya sendiri. Sambil menunggu
pelanggan datang Ibu Farsi hanya duduk, sambil mengobrol dengan pedagang lain. Saat
pelanggan datang Ibu Farsi langsung melayani, dan langsung membuatkan pesanan pelanggan,
sekali melayani Ibu Farsi dapat sekaligus membuat 4 porsi mie ayam. Ibu Farsi selalu mencuci
tangan sebelum membuat pesanan. Setelah pelanggan selesai makan, Ibu Farsi langsung mencuci
mangkuk dan peralatan makan yang sudah dipakai pelanggan. Kami perhatikan Ibu Farsi
makannya kurang teratur, karna saat kami mengamati beliau, beliau baru makan siang sebelum
pulang selesai berjualan, yaitu pukul 14.30. Setelah makan, Ibu Farsi lansung membereskan
barang-barang jualannya, dan menunggu suaminya datang untuk mengangkut barang, kemudian
pulang sendiri menggunakan sepeda.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Identitas Penderita
Nama : Farsi
Umur : 37 tahun
Kedudukan Keluarga : Istri
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Penjual mie ayam gerobak
Status : Menikah
Tanggal kunjungan : 24 April 2019
2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama : terasa pegal-pegal pada bahu sebelah kanan saat berjualan
Riwayat penyakit sekarang : terasa pegal pada bahu sebelah kanan
Riwayat penyakit dahulu :-
Riwayat penyakit keluarga : Osteoathritis (ayah)
3. Riwayat pekerjaan
1. Jenis pekerjaan : Penjual mie ayam gerobak
Bahan yang
Jenis pekerjaan Tempat kerja Lama kerja
digunakan
6
2. Uraian tugas pekerjaan
Bangun pukul 3 pagi untuk menyiapkan makanan buat jualan yaitu merebus
ayam, mengupas kulit ayam, mencincang daging ayam, memberi ayam bumbu.
Setelah itu beres-beres rumah, dan menyiapkan anak-anak untuk berangkat
sekolah
Pukul 08.30 pagi berangkat ke tempat jualan menggunakan sepeda, perjalanan
dari rumah sekitar 15 menit
Kemudian saat sampai menyiapkan dan merapikan bahan dan barang untuk jualan
Pukul 09.00 sudah mulai berjualan, melayani pelanggan yang datang dengan
merebus mie, memotong daun bawang, merebus sayur
Sambil menunggu pelanggan datang mengobrol dengan pedagang lain
Sebelum pulang mencuci seluruh peralatan saat berjualan, dan membereskan
peralatan ke dalam tas, yaitu wadah tempat ayam, penyaringan mie, mangkuk,
sendok sayur, sendok-garpu, pisau, dll.
3. Bahaya Potensial
7
Menyiapkan
barang dan Terpentuk
Posisi
alat-alat untuk Beban barang, Pelindung
mengangkat Nyeri,
jualan yang - Bakteri - tertimpa sikut dan
meja dan pegal
(meyusun meja, berat barang, lutut
kursi
kursi) jatuh
Tersayat
Merebus mie, pisau,
Peptisida Penggunaan
merebus sayur, Suhu Kulit terkena
(daun Bakteri - - sarung
memotong panas melepuh panci panas,
bawang) tangan
daun bawang ketumpahan
air panas
Menunggu
pelanggan - - - Posisi duduk Bosan Stress - -
datang
Bahan
kimia Penggunaan
Mencuci Posisi
- dari bakteri - Dermatitis alergi sarung
peralatan mencuci
sabun tangan
pencuci
4. Pemeriksaan :
A. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum : komposmetis(E4M5V6)
2. Tanda vital
- tekanan darah : 110/80
- frekuensi nadi : 80 kali/menit
- frekuensi nafas : 20 kali/menit
- temperatur : 37 derajat C
3. keadaan gizi
- BB : 63 kg
- TB : 150 cm
- BMI : 28
- kesan : over weight
8
B. Pemeriksaan klinis
1. Kelenjar limph :
- Leher : Normal
- Axilla : Normal
- Groin : Normal
- Inguinal : Normal
2. Mata :
- Pupil : bulat isokor
- Reflex cahaya : postif
- Sklera : normal
- Konjungtiva : normal
- Bola mata : normal
- Visus : (tidak dilakukan pemeriksaan)
- Persepsi warna : baik
3. Hidung:
- Septum nasi : normal
- Mukosa : baik
- Penciuman : normosmik/normosmik
4. Gigi / Gusi : Baik
- 87654321 -87654321
- 87654321 -87654321
- Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32
Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi insivus (gigi seri),
1 kaninus (taring), 2 premolar (yang menggantikan gigi susu) gigi
molar/geraham
5. Tenggorokan :
(pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal
6. Leher :
Kelenjar thyroid normal / JVP normal
9
7. Thorak :
Paru-paru (ronkhi) / jantung dalam batas normal
8. Abdomen :
Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)
9. Genito urinary : Normal
10. Anorectal : Normal
11. Ekstremitas & muscular sistem :
10
5. Pemeriksaan Laboratorium : ( tidak dilakukan )
a. Laboratorium rutin
Darah : tidak dilakukan(-)
1. Pemeriksaan laju endap darah (-)
2. Pemeriksaan blood cell : (-)
- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)
- Periksaan Sel Darah Putih (-)
- Platelet time (-)
- Hitung hematocrit (-)
11
c. Pemeriksaan radiologis: tidak dilakukan (-)
Foto Rontgen thorax PA/lateral
12
7. Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja
Diagnosa Kerja:
Tension Type Headache (TTH)
Diagnosa Differensial:
- Tension Type Headace (TTH)
- Reumatoid Athritis
- Osteoathritis
Diagnosis Okupasi
TTH ec diperberat ekibat kerja
Kategori Kesehatan
Kesehatan pada Ibu Farsi kurang baik, karena Ibu Farsi mengeluhkan pegal pada bahu
kanan dan merasakan bosan di karenakan pekerjaan yang monoton.
8. Prognosa
Ad vitam :Ad Bonam (menyangkut kehidupan)
Ad sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
Ad fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fugsional)
13
Pemecahan Masalah
Saran yang kita berikan kepada Ibu Farsi adalah menggunakan APD apabila saat bekerja, untuk
menghindari risiko kerja seperti terpercik minyak atau air kaldu mie ayam yang panas. Mengatur
postur tubuh Ibu Farsi saat mengendarai sepeda, menunggu pelanggan, dan saat memasak agar
terhindar dari miyalgia, low back pain, dan lain-lain. kami juga menyarankan Ibu farsi untuk
memperbaiki pola makannya agar tidak terkena gastritis serta melakuakan aktifitas yang dapat
menghilangkan rasa bosan saat bekerja.
14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ibu Farsi kurang mengetahui apa saja yang sebaiknya di pakai (APD) saat ia bekerja
untuk menghindari resiko bekerja. Berdasarkan bahaya potensial (fisik, biologis, kimia,
ergonomi, psikososial) Ibu Farsi beresiko terkena low back pain, gastritis, kecelakaan
kerja, dermatitis.
B. Saran
Saran menurut kami yang terbaik adalah memberi promosi kesehtan kerja pada Ibu Farsi,
seperti pentingnya menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada saat bekerja untuk
menurunkan resiko terjadinya penyakit akibat kerja.
15
Lampiran:
16