Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HEALTH PROMOTION PADA INFANT REMAJA

Dosen Pembimbing : Ns. Yusnita, S. Kep., M. Kes

Oleh:
Kelompok 6
Semester 4 B

1. Ana kusmeika yanti 2019206203041


2. Dian Anggraini 2019206203049
3. Indah Rahmawati 2019206203054
4. M dwi cahaya 2019206203057
5. Salsabilla Mega Safira 2019206203068
6. Tiara Vanessa 2019206203072

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, Salawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabiullah SAW. Kami menyadari bahwa dengan selesainya tugas ini
tidak terlepas dari berbagai belah pihak terutama Dosen Pembimbing dan teman
seperjuangan. Olehnya itu terimah kasih kami ucapkan yang setinggi-tinggi kepada Beliau.
Sebagai manusia biasa tentulah dalam penyusunan tugas ini terdapat berbagai
kekurangan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari untuk itu penyusun dengan
lapang dada siap menerima kritikan dan saran dari berbagai belah pihak yang telah membaca
tugas ini, demi penyempurnaan dalam tulisan ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini, anak-anak sering tidak terurus terutama masalah kesehatannya. Para
orang tua yang sibuk akan urusannya masing-masing membuat anak-anak atau remaja tidak
pernah mendapat ilmu dan edukasi kesehatan untuk usianya. Banyak hal yang seharusnya
perlu diketahui anakanak dan remaja untuk menjaga kesehatannya selama masa tumbuh
kembang. Sehingga karena minimnya ilmu yang ia dapatkan mengenai kesehatan, banyak hal
yang dianggap para remaja itu hal wajar bahkan sepele untuk dilakukan, seperti misal
menjaga kesehatan dan kebersihan organ reproduksi, menjaga kesehatan bayi agar tidak
mudah sakit, dsb.
Apabila remaja salah menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi kesehatan si
remaja kedepannya. Begitu pula anak-anak, apabila tidak diawasi secara penuh dalam
tumbuh kembangnya, maka dapat beresiko terhadap kesehatannya. Remaja dan anak-anak
merupakan individu yang memiliki eksistensi, dan memiliki egoisentris yang tinggi dalam
pencapaian keputusan berpendapat. Pemberian edukasi secara dini merupakan hal yang
paling penting agar remaja dan anak mengetahui sejak awal bagaimana dan apa yang harus ia
lakukan untuk menjaga kesehatannya secara mandiri. Hal ini dimulai dari orangtua yang
merupakan orang yang paling dekat dan menjadi role model bagi anak-anaknya. Promosi
kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait
dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan terjadinya
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan bentuk pemberian edukasi kepada remaja dan anak-anak
yang secara teurapetik diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan remaja dan
anak-anak, melalui penggunakan bina hubungan saling percaya dan pemberian edukasi
kepada orang tua agar dapat memulai untuk hidup sehat di rumah. Masih banyak diantara
orang tua yang juga minim pengetahuan mengenai kesehatan anak-anaknya. Kurangnya
pemahaman ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: adat istiadat, budaya, agama, dan
kurangnya pemahaman dari sumber yang benar. Kurangnya pemahaman ini justru amat
merugikan kelompok remaja dan anak-anak bahkan juga keluarganya. Health promotion
merupakan langkah awal untuk menangani masalah kesehatan yang akan terjadi di masa yang
akan datang. Health promotion juga harus diberikan secara tepat agar audience yang
mendengarkan akan melakukan apa yang disampaikan.
Health promotion terutama perihal masalah kesehatan yang banyak terjadi kepada
remaja dan nak-anak merupakan hal yang tidak mudah, dikarenakan para orang tua yang
sudah mulai acuh mengenai kesehatan anak-anaknya atau bisa dikatakan menganggap
maslaah kesehatan yang sering terjadi adalah masalah kesehatan yang mudah untuk
ditangani. Oleh karena itu, penyampaian kata-kata yang tidak memaksa dan bernilai menekan
harus dihilangkan agar orang tua bisa antusias untuk mendengarkan dan mengikuti arahan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Peran perawat ialah sebagai fasilitator dan pendidik
orang tua maupun remaja untuk mempertahankan dan menjaga kualitas terutama kesehatan
remaja dan anak-anak yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan.
Fokus utama dalam healt promotion adalah peningkatan pengetahuan remaja dan orang tua
untuk pencegahan penyakit secara dini agar tidak timbul masalah kesehatan di usia
mendatang, dengan falsafah yang utama yaitu asuhan keperawatan yang terapeutik yaitu
membina hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan audience.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi dari Health promotion?


1.2.2 Bagaimanakah Health promotion pada Bayi Baru Lahir?
1.2.3 Bagaimanakah Health promotion pada Anak Batita dan Balita?
1.2.4 Bagaimanakah Health promotion pada Anak?
1.2.5 Bagaimanakah Health promotion pada Remaja?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mahasiswa mampu memahami definisi Health promotion.


1.3.2 Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup Health promotion pada Bayi Baru
Lahir.
1.3.3 Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup Health promotion pada Anak Batita
dan Balita.
1.3.4 Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup dari Health promotion pada Anak.
1.3.5 Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup dari Health promotion pada
Remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Health Promotion


Menurut WHO defenisi promosi kesehatan yaitu “Health promotion is the process of
enabling people to increase control over, and improve, their health.To reach a state of
complete physical,mental,and social, well-being,a individual or group must be able to
identify and realize aspiration, to satisfy needs,and to change or cople with the environment.’’
Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2.2 Ruang Lingkup Health Promotion


Pada Bayi Baru Lahir Menurut (Alimul, 2005) Beberapa promosi kesehatan yang dapat
dilakukan pada bayi diantaranya, yaitu:

1. Pemberian ASI Pemberian ASI pada bayi merupakan hal yang penting pemberian
promosi kesehatan berperan dalam menunjang ibu untuk memberikan ASI pada
bayinya. Beberapa hal berikut dapat mendukung pemberian ASI kepada bayi, yaitu:
 Membiarkan bayi bersama ibunya segera setelah lahir selama beberapa jam
pertama.
 Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
 Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
 Menempatkan bayi di dekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
 Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.  Memberikan kolustrum dan
ASI saja
 Menghidari susu botol dan “dot empeng”

2. Mempromosikan Vaksinasi Imunisasi merupakan usaha dalam memberikan


kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap infeksi penyakit tertentu. Vaksin
merupakan bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun per oral. Imunisasi yang dapat
diberikan kepada bayi, yaitu:

 Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) Pemberian vaksi ini diberikan pada
usia 0-11 bulan, namun umumnya diberikan pada bayi usia 2 atau 3 bulan.
Pemberian vaksin ini hanya 1 kali melalui intradermal.
 Hepatitis B Vaksin ini diberikan secara 3 kali, dengan waktu pemberian pada
usia 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. Pemberiannya dilakukan secara
intramuscular.
 Imunisasi Polio Pemberian vaksin ini 4 kali sewaktu pada usia 0-11 bulan
dengan interval 4 minggu. Pemberiannya melalui oral.
 Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus) Frekuensi dari pemberian
vaksin ini yaitu 3 kali. Waktu pemberian antara usia 2-11 bulan dengan interval
4 minggu. Pemberiannya dengan memlalui intramuscular.
 Imunisasi Campak Frekuensi pemberian vaksin ini diberikan 1 kali. Waktu
pemberian pada usia 9-11 bulan. Cara pemberiannya melalui subcutan.
 Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubella) Imunisasi yang digunakan
untuk mencegah penyakit campak (measles) gondong, parotis
epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Pemberian
imunisasi campak yangmonovalent pada usia 4-6 bulan atau 9-11
bulan, khusus pada daerah endemik dan boster dapat dilakukan
MMR pada usia 15-18 bulan.
 Imunisasi Tiphus Abdominalis Terdapat 3 jenis vaksin tiphus abdominalis di
Indonesia, yaitu: a. Kuman yng dimatikan, diberikan untuk bayi usia
6-12 bulan dengan dosis 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, 2-12 tahun
diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu. b. Kuman yang
dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam bentuk kapsul
enteric coated sebelum makan pada hari ke-1, 2 dan 5 pada anak
usia 6 tahun. c. Antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi,
Pasteur Meriux) diberikan pada usia 2 tahun dan dapat diulang tiap
2 tahun.
 Imunisasi Varicella Pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic
dan bila usia 13 tahun dapat diberikan 2 kali suntikan interval 4-8
minggu.
 Imunisasi Hepatitis A Diberikan pada usia 2 tahun untuk pemberian awal
menggunakan vaksin havrix dengan 2 suntikan interval 4 minggu
dan boster 6 bulan kemudian.
 Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B) Untuk pemberian awal PRP-
T dilakukan 3 kali suntikan interval 2 bulan. Suntikan PRP-OMPC
dilakukan 2 kali suntikan interval 2 bulan kemudian bosternya
diberikan pada usia 18 bulan.

3) Perawatan Tali Pusar


Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat tali pusar bayi, yaitu:

Jaga kebersihan area pusrt dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan
kering.
Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang
terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
Ini dilakukan 1-2 kali sehari.
2.3 Ruang Lingkup Health Promotion pada Anak Batita dan Balita

Kegiatan promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada sasaran anak batita dan balita
antara lain:
1. Pemeriksaan dan penimbangan anak dilaksanakan setiap bulan agar terjamin
pertumbuhan dan kesehatannya.
2. Berikan anak satu kapsul vitamin A takaran tinggi setiap 6 bulan untuk mencegah
kebutaan.
3. Berikan makanan seimbang sesuai dengan perkembangan umurnya.
4. Berikan oralit jika terjadi diare dan periksa suhu tubuh jika mengalami gejala panas.
5. Perhatikan kasi
6. h sayang dengan mengajak berbicara dan bermain bersama, agar terpenuhi kebutuhan
mental dan emosi anak.
7. Anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik akan menjamin kelangsungan hidup
yang lebih baik. Anggota keluarga, guru, taman kanak-kanak atau pengasuh anak
diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan kesehatan.

Kegiatan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan berhasil dengan baik
dengan adannya dukungan dari lingkungan sekitar. Para ibu perlu didorong pula untuk rutin
memeriksakan kesehatan anaknya. 2.4 Ruang Lingkup Health Promotion pada Anak Masalah
kesehatan pada anak cukup bervariasi. Obesitas, kebersihan dan kesehatan gigi, perilaku jajan
makanan, mencuci tangan dengan sabun dan sebagainya merupakan bukti diperlukannya
promosi kesehatan di masa anak-anak (Childhood Health Promotion). Program-program
dalam promosi kesehatan bertujuan agar individu menerapkan perilaku sehat serta
mempersuasi individu agar meninggalkan kebiasaan tidak sehat (unhealthful habits) yang
selama ini dijalaninya, dan hal ini seringkali membutuhkan upaya memodifikasi keyakinan-
keyakinan sehat (health beliefs). Beberapa metode dalam promosi kesehatan mencakup :
1) Fear arousing,
2) Penyediaan informasi dan
3) Metode perilaku. Meskipun tanggung jawab utama sekolah adalah untuk
mendidik anak dalam bidang akademik, namun partisipasi sekolah dalam
mempromosikan keterampilan hidup sehat pada anak-anak, seperti aktivitas
fisik dan perilaku makan diketahui cukup efektif.

Pelaksanaan promosi kesehatan untuk anak di sekolah dilakukan melalui kegiatan


PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Adapun indikator PHBS di sekolah adalah :
a. Mencuci tangan memakai sabun,
b. Mengkonsumsi jajanan sehat,
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
d. Olahraga yang teratur dan terukur,
e. Memberantas jentik nyamuk,
f. Tidak merokok di sekolah,
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan
h. Membuang sampah pada tempatnya.

Beberapa indikator PHBS diatas merupakan masalah kesehatan yang ada pada anak-
anak dan dapat diatasi melalui kegiatan promosi kesehatan. Agar kegiatan program promosi
kesehatan efektif perlu dibuat suatu strategi dalam pelaksanaanya seperti pemilihan media
sebagai alat bantu kegiatan promosi kesehatan serta strategi penyampaian materi dalam
kegiatan promosi kesehatan.
2.5 Ruang Lingkup Health Promotion pada Remaja

Masa remaja Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi atau perubahan dari masa
anak-anak ke masa dewasa yang diawali dengan masa pubertas. Pada masa ini terjadi banyak
perubahan yang berlangsung cepat dalam hal perubahan fisik, kognitif dan psikososial/tingkah
laku. Perubahan-perubahan tubuh secara fisik disebabkan karena pengaruh hormonal,
pekembangan kognitif juga menunjukkan kemajuan berupa kemampuan berfikir dalam artian
dapat memahami akibat dari perbuatan/tingkah laku serta dapat melakukan beberapa tindakan
secara serentak (Machfoedz, 2009) 1) Tahapan remaja Menurut (Notoatmodjo, 2005) tahapan
remaja dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Remaja awal (10-14 tahun) Memiliki karakteristik:


 Kekhawatiran pada body image
 Mempercayai dan menghargai orang dewasa
 Kekhawatiran tentang hubungan dengan teman sebaya

b. Remaja menengah (15-18 tahun) Memiliki karakteristik:


 Sangat dipengaruhi oleh teman sebaya
 Kehilangan kepercayaan pada orang dewasa
 Mencoba mandiri sering tampak dalam bentuk penolakan terhadap pola makan
keluarga

c. Remaja lanjut (19-24 tahun) Memiliki karakteristik:


 Merencanakan masa depan dan bersifat lebih mandiri
 Telah mempunyai persepsi terhadap body image

2) Masalah remaja puteri


Masalah yang dialami remaja puteri antara lain:
 Makan tidak teratur
 Kehamilan
 Gangguan makan
 Obesitas/ kegemukan
 Alcohol dan penyalahgunaan obat
 Jerawat Sebagai tenaga kesehatan salah satunya tentu harus memiliki kompetensi
sebagai educator, fasilitator, advocator dan motivator. Pendidikan kesehatan/ promosi
kesehatan yang dilaksanakan pada remaja adalah pentingnya pendidikan mengenai
kesehatan reproduksi wanita dan masalah gizi pada remaja.

Tugas tersebut antara lain:


a. Pengaturan menu seimbang/gizi seimbang untuk remaja
b. Informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja
c. Konseling pada remaja mengenai:

Perubahan fisik/biologi sesuai dengan usia perkembangan remaja putra


maupun putri.
Perubahan emosi dan perilaku pada usia remaja
Proses kehamilan yang mungkin terjadi pada usia remaja dan dampaknya
o Penyalahgunaan obat dan bahan yang berbahaya, termasuk dalamm kelompok
narkoba
Kenakalan remaja
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian promosi kesehatan pada infant dapat diberikan dengan memberikan
pendidikan kesehatan pada orang tua terutama pada ibu, maupun keluarga. Dengan
pemberian promosi kesehatan pada ibu terhadap pentinnya pemberian ASI eksklusif dapat
meningkatkan status kesehatan bayi. Selain itu saat usia balita diperlukan untuk dilakukan
imunisasi lengkap guna menghindarkan balita dari infeksi penyakit.
Pemberian imunisasi yang tepat dan sesuai dengan tingkat tumbuh kembang balita
dapat meningkatkan sstatus imunitas dan menghindariakn dari infeksi penyakit yang dapat
berdampak pada kecacatan. Pemberian promosi kesehatn pada remaja difokuskan pada
pendidikan seksual, kesehatan organ reproduksi wanita, serta pentingnya pemenuhan gizi
seimbang. Dengan memberikan pemahaman awal terhadap pendidikan kesehatan dapat
menghindarkan remaja dari hal-hal buruk dan negatif serta diharapkan dapat mengarahkan
remaja pada hal-hal positif dan bermanfaat lainnya.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik
atau saran terhadap penulis juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai