Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI KASUS TERAPI ARV

MATA KULIAH KEPERAWATAN HIV/AIDS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1.A’tini Nisa’atul Khamidah 2019206203038

2.Anisa Dwi Agustin 2019206203042

3. Detalia Apriani 2019206203047

4.Gilang Laksana Putra 2019206203053

5. Indah Rahmawati 2019206203054

6. M. Reza Pahlepi. 2019206203058

7. Resita Setiya Ningrum 2019206203066

8. Salsabila Mega Safira 2019206203068

9. Siti Hafidatul Khoiriyah 2019206203070

Dosen Pengampu :

Reni Tri Subekti, SST.,M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


DISKUSI 1

Seorang pria berusia 45 tahun telah menjalani ARV selama 2 bulan. Hari ini ia mengunjungi sebuah klinik
ARV, lalu anda bertanya padanya,”Dapatkah anda menceritakan pada saya kapan dan bagaimana anda
mengkonsumsi setiap pil?” Ia menjawab bahwa dalam 3 hari terakhir, ia telah melewatkan beberapa
dosis karena ia berpikir bahwa hal tersebut tidak terlalu penting karena dirinya merasa sehat. Ia
mengatakan bahwa ia takut akan efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatannya.

Pertanyaan:

Apakah masalah utama dari pasien ini?

Bagaimana anda mengatasi masalah pasien ini?

Bagaimana anda merencanakan untuk membantunya agar dapat meningkatkan kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat?

Jawaban:

Ketidakpatuhan ODHA yang menjalani ARV dengan melewatkan beberapa dosis obat karena berfikir
akan menimbulkan efek samping yang buruk.

Mengkaji ulang masalah, menjalankan ARV dengan menentukan dosis obat ulang, serta meningkatkan
kepatuhan pasien untuk tepat waktu saat mengonsumsi, serta meyakinkan pasien untuk menjalani ARV
dengan sebaik-baiknya .

Cara yang dapat kita lakukan sebagai berikut:

1. Bila pasien siap menerima ARV, diskusikan dengan tim klinis dan buat rencana pertemuan.

2. Catat informasi yang telah diberikan pada setiap kunjungan.

3. Kaji ulang tentang kesetiaan pasien mengkonsumsi obat secara teratur dengan menanyakan beberapa
hal penting sehingga pasien benar-benar mengerti pentingnya obat dan bantu mengatur stategi yang
dapat memfasilitasi kebiasaan dalam mengkonsumsi obat.
Diskusi 2

Seorang pasien pria berusia 29 tahun telah mengkonsumsi 3TC, EFV, dan AZT selama enam bulan,
dengan dosis satu kali sehari. Ia biasanya menelan seluruh pilnya secara sekaligus di antara pukul 22.30
dan 00.40 pagi sebelum tidur. Tadi malam, dalam keadaan sedikit mabuk, ia pulang kerumah dan
tertidur tanpa meminum obatnya. Lalu ia terbangun pada pukul 05.30 pagi, teringat akan obatnya dan
langsung meminumnya. Jadi ia berpikir bahwa ia terlambat mengkonsumsi obat selama 5 jam.

Pertanyaan:

Apakah penilaian medis yang berhubungan dengan masalah pasien ini?

Bagaimana anda merencanakan untuk membantunya menyelesaikan masalah tersebut?

Bagaimana anda merencanakan untuk mengawasi ART?

Jawaban :

Penilaian medis yang berhubungan dengan maslah pasien ini adalah terapi ARV pada pecandu alkohol,
kami merencanakan untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan Ada tiga langkah dalam
proses tersebut dengan melalui satu sesi pertemuan atau lebih :

Langkah 1 : memberikan Informasi.

Pasien diberi informasi dasar yang dapat membangkitkan komitmen serta kepatuhan untuk berobat
yang tinggi. Informasi ini dapat diberikan secara berkelompok atau individu bila petugas menguasai cara
untuk diskusi kelompok.

Langkah 2 : Konseling dalam satu atau lebih sesi individu.

Bantu pasien untuk mengeksplorasi perasaannya. kebanyakan pasien sudah jenuh dengan beban
keluarga atau rumah tangga, pekerjaan dan lain sebagainya. Terkadang pasien tidak dapat menjamin
kepatuhan berobatnya sampai ia dapat melepaskan bebannya. Banyak diantara pasien HIV tidak
memiliki ruang atau tempat pribadi untuk menyimpan obat mereka sehingga tidak mungkin untuk tetap
menjaga kerahasiaan statusnya. ketidakrelaan untuk membuka status kepada orang lain juga sering
menjadi hambatan dalam hal menjaga kepatuhan. Klien perlu menghadapikenyataan dan menentukan
siapa yang perlu mengetahui statusnya.

Pastikan pasien :
1. Pemahaman yang memadai.

2. Pastikan kepatuhan secara ketat terhadap terapi ARV . hal tersebut

3. berarti tidak boleh lebih dari tiga dosis obat yang terlewatkan

4. setiap bulannya, bila tidak maka menghadapi risiko resisten dan


5. kegagalan dalam terapi.

6. Tekankan bahwa terapi harus dijalani seumur hidup.


7. Jelaskan bahwa waktu untuk makan obat adalah sangat penting, yaitu kalau dikatakan dua hari
sekali berarti berarti obat harus dimakan setiap 12 jam dengan waktu toleransi 1 jam.
8. Jelaskan bahwa obat yang terlupa dapat dimakan sampai dengan 6 jam kemudian pada
panduan yang dua kali sehari, bila terlupakan lebih dari 6 jam maka dosis obat dilewatkan saja
dan diminum dosis obat berikutnya .
9. Jelaskan cara makan obat (ada obat yang harus dimakan bersama dengan makanan, ada yang
pada saat perut kosong, ada yang perlu disertai dengan banyak minum)

10. Jelaskan efek samping obat dan pastikan pasien memahami hal ini sebelum memulai terapi.

11. Tekankan kepada pasien meskipun sudah menjalani terapi tetapi harus tetap menggunakan
kondom atau jarum steril bagi pengguna narkoba suntik.

12. Sampaikan bahwa obat tradisional (herbal) dapat berinteraksi dengan ARV yang diminum,
pasien perlu dikonseling dengan hatihati tentang obat-obat yang perlu diminum atau tidak.

13. Tekankan bahwa kunjungan ke klinik secara teratur sangat membantu untuk memantau
kemajuan pengobatan, efek samping yang timbul serta kepatuhan.
14. Berusaha menghubungi pasien yang tidak hadir sesuai dengan waktu pertemuan yang
ditetapkan.

Kami merencanakan pengawasan dengan


Langkah 3 : Mencari penyelesaian masalah praktis dan membuat rencana terapi.

a. Dimana obat disimpan?

b. Pada jam berapa akan diminum?

c. Siapa yang akan mengingatkan setiap hari untuk makan obat?

d. Apa yang akan dibuat apabila terjadi penyimpangan kebiasaansehari-hari?

Merencanakan waktu untuk bertemu klien atau melakukan komunikasi melalui telefon sangat
membantu membahas masalah utama yang timbul pada hari-hari pertama terapi. Dengan upayaupaya
seperti itu, maka akan terbina hubungan yang baik dengan pasien. Perjanjian berkala dan kunjungan
ulang menjadi kunci kesinambungan perawatan dan pengobatan pasien. Sikap petugas yang mendukung
dan peduli, tidak mengadili akan mendorong pasien bersikap jujur terhadap kepatuhan minum obat.
Tim HIV di sarana kesehatan harus selalu memutahirkan pengetahuan dan keterampilannya tentang
terapi ARV dan kepatuhan. Masalah kesehatan yang baru muncul akan mengganggu kepatuhan berobat.
Diskusi 3 :

Penilaian yang akan dilakukan yaitu bagaimana pemahaman pasien terhadap ART, bagaimana keinginan
dan kemampuan pasien dalam menerima pengobatan.
Tes dasar yang biasa dilakukan sebelum melakukan ART adalah pemeriksaan jumlah CD4 dan penentuan
stadium klinis infeksi HIV

Pertanyaan yang akan mungkin diajukan yaitu :

Apakah pasien akan konsisten untuk meminum obat disetiap harinya?

Apakah pasien sanggup menerima efek samping yang ditimbulkan dari pengobatan?

4. Kaji ulang tentang kesetiaan pasien mengkonsumsi obat secara teratur dengan menanyakan beberapa
hal penting sehingga pasien benar-benar mengerti pentingnya obat dan bantu mengatur stategi yang
dapat memfasilitasi kebiasaan dalam mengkonsumsi obat serta mempertimbangkan pola makan dan
membatu pasien dalam menjalani ART.

Pasien harus konsumsi obat setiap hari untuk pertahankan tingkat kandungan ART dalam darah.

Meminum obat 2 kali/ hari, tidak boleh meminum obat double bila lupa meminumnya satu kali.

Pil harus diminum dalam dosis penuh dan tepat waktu, karena kalau stop

5. Kita dapat memastikan pasien untuk datang pada jadwal yang ditentukan untuk pengobatan, diluar
jam kerja ataupun acara lainnya.

Anda mungkin juga menyukai