DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Dosen Pengampu :
FAKULTAS KESEHATAN
Seorang pria berusia 45 tahun telah menjalani ARV selama 2 bulan. Hari ini ia mengunjungi sebuah klinik
ARV, lalu anda bertanya padanya,”Dapatkah anda menceritakan pada saya kapan dan bagaimana anda
mengkonsumsi setiap pil?” Ia menjawab bahwa dalam 3 hari terakhir, ia telah melewatkan beberapa
dosis karena ia berpikir bahwa hal tersebut tidak terlalu penting karena dirinya merasa sehat. Ia
mengatakan bahwa ia takut akan efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatannya.
Pertanyaan:
Bagaimana anda merencanakan untuk membantunya agar dapat meningkatkan kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat?
Jawaban:
Ketidakpatuhan ODHA yang menjalani ARV dengan melewatkan beberapa dosis obat karena berfikir
akan menimbulkan efek samping yang buruk.
Mengkaji ulang masalah, menjalankan ARV dengan menentukan dosis obat ulang, serta meningkatkan
kepatuhan pasien untuk tepat waktu saat mengonsumsi, serta meyakinkan pasien untuk menjalani ARV
dengan sebaik-baiknya .
1. Bila pasien siap menerima ARV, diskusikan dengan tim klinis dan buat rencana pertemuan.
3. Kaji ulang tentang kesetiaan pasien mengkonsumsi obat secara teratur dengan menanyakan beberapa
hal penting sehingga pasien benar-benar mengerti pentingnya obat dan bantu mengatur stategi yang
dapat memfasilitasi kebiasaan dalam mengkonsumsi obat.
Diskusi 2
Seorang pasien pria berusia 29 tahun telah mengkonsumsi 3TC, EFV, dan AZT selama enam bulan,
dengan dosis satu kali sehari. Ia biasanya menelan seluruh pilnya secara sekaligus di antara pukul 22.30
dan 00.40 pagi sebelum tidur. Tadi malam, dalam keadaan sedikit mabuk, ia pulang kerumah dan
tertidur tanpa meminum obatnya. Lalu ia terbangun pada pukul 05.30 pagi, teringat akan obatnya dan
langsung meminumnya. Jadi ia berpikir bahwa ia terlambat mengkonsumsi obat selama 5 jam.
Pertanyaan:
Jawaban :
Penilaian medis yang berhubungan dengan maslah pasien ini adalah terapi ARV pada pecandu alkohol,
kami merencanakan untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan Ada tiga langkah dalam
proses tersebut dengan melalui satu sesi pertemuan atau lebih :
Pasien diberi informasi dasar yang dapat membangkitkan komitmen serta kepatuhan untuk berobat
yang tinggi. Informasi ini dapat diberikan secara berkelompok atau individu bila petugas menguasai cara
untuk diskusi kelompok.
Bantu pasien untuk mengeksplorasi perasaannya. kebanyakan pasien sudah jenuh dengan beban
keluarga atau rumah tangga, pekerjaan dan lain sebagainya. Terkadang pasien tidak dapat menjamin
kepatuhan berobatnya sampai ia dapat melepaskan bebannya. Banyak diantara pasien HIV tidak
memiliki ruang atau tempat pribadi untuk menyimpan obat mereka sehingga tidak mungkin untuk tetap
menjaga kerahasiaan statusnya. ketidakrelaan untuk membuka status kepada orang lain juga sering
menjadi hambatan dalam hal menjaga kepatuhan. Klien perlu menghadapikenyataan dan menentukan
siapa yang perlu mengetahui statusnya.
Pastikan pasien :
1. Pemahaman yang memadai.
3. berarti tidak boleh lebih dari tiga dosis obat yang terlewatkan
10. Jelaskan efek samping obat dan pastikan pasien memahami hal ini sebelum memulai terapi.
11. Tekankan kepada pasien meskipun sudah menjalani terapi tetapi harus tetap menggunakan
kondom atau jarum steril bagi pengguna narkoba suntik.
12. Sampaikan bahwa obat tradisional (herbal) dapat berinteraksi dengan ARV yang diminum,
pasien perlu dikonseling dengan hatihati tentang obat-obat yang perlu diminum atau tidak.
13. Tekankan bahwa kunjungan ke klinik secara teratur sangat membantu untuk memantau
kemajuan pengobatan, efek samping yang timbul serta kepatuhan.
14. Berusaha menghubungi pasien yang tidak hadir sesuai dengan waktu pertemuan yang
ditetapkan.
Merencanakan waktu untuk bertemu klien atau melakukan komunikasi melalui telefon sangat
membantu membahas masalah utama yang timbul pada hari-hari pertama terapi. Dengan upayaupaya
seperti itu, maka akan terbina hubungan yang baik dengan pasien. Perjanjian berkala dan kunjungan
ulang menjadi kunci kesinambungan perawatan dan pengobatan pasien. Sikap petugas yang mendukung
dan peduli, tidak mengadili akan mendorong pasien bersikap jujur terhadap kepatuhan minum obat.
Tim HIV di sarana kesehatan harus selalu memutahirkan pengetahuan dan keterampilannya tentang
terapi ARV dan kepatuhan. Masalah kesehatan yang baru muncul akan mengganggu kepatuhan berobat.
Diskusi 3 :
Penilaian yang akan dilakukan yaitu bagaimana pemahaman pasien terhadap ART, bagaimana keinginan
dan kemampuan pasien dalam menerima pengobatan.
Tes dasar yang biasa dilakukan sebelum melakukan ART adalah pemeriksaan jumlah CD4 dan penentuan
stadium klinis infeksi HIV
Apakah pasien sanggup menerima efek samping yang ditimbulkan dari pengobatan?
4. Kaji ulang tentang kesetiaan pasien mengkonsumsi obat secara teratur dengan menanyakan beberapa
hal penting sehingga pasien benar-benar mengerti pentingnya obat dan bantu mengatur stategi yang
dapat memfasilitasi kebiasaan dalam mengkonsumsi obat serta mempertimbangkan pola makan dan
membatu pasien dalam menjalani ART.
Pasien harus konsumsi obat setiap hari untuk pertahankan tingkat kandungan ART dalam darah.
Meminum obat 2 kali/ hari, tidak boleh meminum obat double bila lupa meminumnya satu kali.
Pil harus diminum dalam dosis penuh dan tepat waktu, karena kalau stop
5. Kita dapat memastikan pasien untuk datang pada jadwal yang ditentukan untuk pengobatan, diluar
jam kerja ataupun acara lainnya.