NURUL NAINEYAH
NUR NADHIRA IMAN
INDAH KUSUMA WARDANI
MUTIARA JIHAD
SITI NUR IZZAH
Suatu reaksi alergi akut yang terjadi dalam beberapa menit sampai
BIOLOGIK
› Serum asing, chymotrypsin, gammaglobulin, asparaginase, hormone polypeptide (insulin,
ACTH), vaksin influenza, toxoid tetanus, vaksin measles
OBAT-OBAT
› Iron dextran (Imferon), dextran, methylergonovine maleate (methergin), nitrofurantion
ANESTESIA LOKAL
ASPIRIN
ZAT-ZAT DIAGNOSTIK
SENGATAN HYMENOPTERA
EKSTRAK ALERGEN
MAKANAN
NARKOTIK INTRAVENA
› Heroin
Oleh Coomb dan Gell (1963), anafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas tipe 1 atau
reaksi tipe segera (Immediate type reaction).
Fase Sensitisasi
– Apabila individu terpapar kembali allergen yang sudah terpapar sebelumnya, sel
TH2 menghasilkan sitokin IL-4 dan IL-13 dan menstimulasi sel limfosit B untuk
menghasilkan Ig E. Permukaan mast cell diselubungi (coated) oleh antibody IgE.
Fase Aktivasi
Hipersensitivitas Tipe 1 Anaphylaxis, alergi, Produksi IgE antibodi -> Dilatasi vaskuler,
(Immediate ) asma bronkial pelepasan vasoaktif edema, kontraksi otot
amines dan mediator polos, produksi mukus,
dari mast sel lainnya. cedera jaringan,
Pengrekrutan sel inflamasi
inflamasi lainnya.
Hipersensitiv itas Tipe II Autoimun, anemia Produksi IgM dan IgG - Fagositosis dan lisis sel,
(Antibody Mediated) hemolitik > mengikat diri ke inflamasi,
antigen pada sel dearrangement of cells
target atau jaringan -> dalam beberapa
fagositosis dan lisis sel peyakit tertentu tanpa
target oleh kecederaan sel
komplemen yang maupun jaringan
teraktivasi atau
reseptor Fc , rekrument
leukosit
Hipersensitivitas Tipe III SLE, Glomerulonefritis , Deposisi komplemen Imflamasi, necrotizing
(Immune-complex serum sickness antigen-antibodi -> vasculitis
mediated) aktivasi komplemen -
> rekrumen leukosit
oleh produksi
komplemen dan
reseptor Fc ->
Pelepasan enzim dan
molekul toksik lainnya
Hipersensitivitas Tipe IV Dermatitis Kontak, T limfosit yang Perivascular cellular
(Cell Mediated) Multiple Sclerosis, teraktivasi -> i) infiltrates, edema,
Diabetes Tipe 1, Artritis pelepasan sitokin -> formasi granuloma,
Reumatoid, IBD, inflamasi dan aktivasi destruksi sel
Tuberkulosis makrofag; ii) T cell
mediated toxicity
Syok Hipovolemik Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling Syok yang disebabkan karena tubuh :
umum ditandai dengan penurunan volume - Kehilangan darah/syok hemoragik
intravascular · Hemoragik eksternal : trauma,
perdarahan gastrointestinal
· Hemoragik internal : hematoma,
hematotoraks
- Kehilangan plasma : luka bakar
- Kehilangan cairan dan elektrolit
· Eksternal : muntah, diare, keringat
yang berlebih
· Internal : asites, obstruksi usus
Definisi
Syok Neurogenik Pada syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat Terjadi gangguan perfusi jaringan yang
kehilangan tonus simpatis. disebabkan karena disfungsi sistim
saraf simpatis sehingga terjadi
vasodilatasi.
Misalnya : trauma pada tulang
belakang, spinal syok
Syok Sepsis Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf Syok yang terjadi karena penyebaran
dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas atau invasi kuman dan toksinnya
didalam tubuh yang berakibat
vasodilatasi.
Syok Anafilaktik Syok anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika Gangguan perfusi jaringan akibat
pasien yang sebelumnya sudah membentuk anti bodi adanya reaksi antigen antibodi yang
terhadap benda asing (anti gen) mengalami reaksi anti mengeluarkan histamine
gen- anti bodi sistemik. dengan akibat peningkatan
permeabilitas membran kapiler dan
terjadi dilatasi arteriola sehingga
venous return menurun.
Misalnya : reaksi tranfusi, sengatan
serangga, gigitan ular berbisa
Reaksi vasovagal
Pada reaksi ini ditemukan hipotensi, pucat, lemah, mual, muntah, dan
berkeringat. Yang membedakan dengan reaksi anafilaktik adalah tidak
adanya manifestasi kulit dan adanya bradikardia ppada reaksi
vasovagal sedangkan takikardi pada reaksi anafilaktik.
Reaksi hipoglikemik
lemah, pucat, berkeringat sampai tidak sadar. Hipotensi tapi tidak ada
manifestasi kulit dan tanda-tanda obstruksi saluran napas.
Sindrom karsinoid
pada sindrom ini dijumpai gejala seperti muka kemerahan,
nyeri kepala, diare, serangan sesak napas menyerupai
anafilaktik idiopatik, tetapi tidak ada urtikaria dan
angioedem
Urtikaria
Asma
1. Reaksi anafilaktik ringan atau yang timbul lambat
-Tidak respon
- kegagalan sirkulasi dan
syok
Epinefrin IV
1:10.000 atau 0,1 ml/kgBB 10-30 menit
1:1000 atau 0,01 ml/kgBB + 10 ml NaCl
10-30 menit
• Pasang manset (15-20 menit) pada bagian
proksimal tempat suntikan/gigitan serangga HCl
epinefrin 1:1000 0,1 – 0,2 ml
• Antihistamin
• O2 100% 4-6 L/menit
• Awasi nadi, TD dan obstruksi
TAHAP II
Anaphylactic Reaction ?
ABCDE
If available :
Diagnosis : Establish airway, high flow oxygen,
Acute problem IV fluid (20ml/kg crystalloids),
Airway : Swelling, hoarseness, Chlorpheniramine (IM.slow IV),
stridor Hydrocortisone (IM/slow IV)
Breathing : tachypnoea, wheeze,
cyanosis, spO2 <92% Monitor:
Circulation : Pale, clammy, Pulse oxymetry, ECG, Blood Pressure
hypotension, drowsy, coma