Anda di halaman 1dari 33

AHMAD FAJRI

NURUL NAINEYAH
NUR NADHIRA IMAN
INDAH KUSUMA WARDANI
MUTIARA JIHAD
SITI NUR IZZAH
 Suatu reaksi alergi akut yang terjadi dalam beberapa menit sampai

beberapa jam setelah kontak dengan suatu allergen pada individu

yang telah sensitif terhadap allergen tersebut.

 Dapat berkembang lebih berat/hebat menjadi renjatan anafilaktik.


 Reaksi Anafilaktoid : Sukar dibedakan dari rekasi anafilaktik namun
proses ini tidak melibatkan IgE dan tidak memerlukan sensititasi.
Reaksi ini terjadi secara langsung dengan stimulasi daripada sel
mast / kompleks imun yang mengaktivasi komplemen
 CONTOH : Bahan Kontras (Radiologi), Aspirin, NSAIDs, Opioids,
Blood Transfusion, and Olahraga
(The Merck Manual, 19th Edition)

 Renjatan Anafilaktik : Gangguan perfusi jaringan akibat adanya


reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan histamine dengan
akibat peningkatan permeabilitas membran kapiler dan terjadi
dilatasi arteriola sehingga venous return menurun.
 ANTIBIOTIK
› Penicillin, cephalosporin, chloramfeniphenicol, colymycin, kanamycin, polymixin B,
strepto-mycin, tetracyclin, troleandomycin, amphotericin B

 BIOLOGIK
› Serum asing, chymotrypsin, gammaglobulin, asparaginase, hormone polypeptide (insulin,
ACTH), vaksin influenza, toxoid tetanus, vaksin measles

 OBAT-OBAT
› Iron dextran (Imferon), dextran, methylergonovine maleate (methergin), nitrofurantion
 ANESTESIA LOKAL

 ASPIRIN

 ZAT-ZAT DIAGNOSTIK

› Media kontras iodin, sulfobromophthalein

 SENGATAN HYMENOPTERA

 EKSTRAK ALERGEN

 MAKANAN

› Telur, kerang (seafood), kacang

 NARKOTIK INTRAVENA

› Heroin
Oleh Coomb dan Gell (1963), anafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas tipe 1 atau
reaksi tipe segera (Immediate type reaction).

 Fase Sensitisasi

– Apabila individu terpapar kembali allergen yang sudah terpapar sebelumnya, sel
TH2 menghasilkan sitokin IL-4 dan IL-13 dan menstimulasi sel limfosit B untuk
menghasilkan Ig E. Permukaan mast cell diselubungi (coated) oleh antibody IgE.

 Fase Aktivasi

– Mast cell teraktivasi dan menghasilkan dan melepaskan mediator seperti


prostaglandin,protease,vasoactive amines, leukotriene dan sitokin.
 Fase Efektor
– Waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator
yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmakologik pada organ
organ tertentu seperti meningkatkan permeabilias pembuluh darah, dilatasi
pembuluh darah, tissue damage, proses inflamasi dan kontraksi otot polos.
PROTOTYPIC DISORDER IMMUNE MECHANISMS PATHOLOGIC LESIONS

Hipersensitivitas Tipe 1 Anaphylaxis, alergi, Produksi IgE antibodi -> Dilatasi vaskuler,
(Immediate ) asma bronkial pelepasan vasoaktif edema, kontraksi otot
amines dan mediator polos, produksi mukus,
dari mast sel lainnya. cedera jaringan,
Pengrekrutan sel inflamasi
inflamasi lainnya.
Hipersensitiv itas Tipe II Autoimun, anemia Produksi IgM dan IgG - Fagositosis dan lisis sel,
(Antibody Mediated) hemolitik > mengikat diri ke inflamasi,
antigen pada sel dearrangement of cells
target atau jaringan -> dalam beberapa
fagositosis dan lisis sel peyakit tertentu tanpa
target oleh kecederaan sel
komplemen yang maupun jaringan
teraktivasi atau
reseptor Fc , rekrument
leukosit
Hipersensitivitas Tipe III SLE, Glomerulonefritis , Deposisi komplemen Imflamasi, necrotizing
(Immune-complex serum sickness antigen-antibodi -> vasculitis
mediated) aktivasi komplemen -
> rekrumen leukosit
oleh produksi
komplemen dan
reseptor Fc ->
Pelepasan enzim dan
molekul toksik lainnya
Hipersensitivitas Tipe IV Dermatitis Kontak, T limfosit yang Perivascular cellular
(Cell Mediated) Multiple Sclerosis, teraktivasi -> i) infiltrates, edema,
Diabetes Tipe 1, Artritis pelepasan sitokin -> formasi granuloma,
Reumatoid, IBD, inflamasi dan aktivasi destruksi sel
Tuberkulosis makrofag; ii) T cell
mediated toxicity

Robbins and Cotran : Pathologic Basic of Disease ,8th Edition


Sistem Gejala dan Tanda
Umum / prodromal • Lemas, rasa tidak enak badan, rasa
gatal di palatum
Pernapasan
• Hidung • Bersin, rinore, hidung buntu
• Laring • Rasa tercekik, suara serak, sesak napas,
stridor ±, edema,
• bronkus • Batuk, sesak, mengi, bronkospasme
Kardiovaskuler • Palpitasi, takikardia,hipotensi, sinkop,
aritmia jantung
Gastrointestinal • Disfagia, mual, muntah, kolik abdomen,
diare
Kulit • Urtikaria atau angioedema, eritema,
pruritus generalisata
Mata • Gatal. Merah, berair
Susunan Saraf Pusat • Penurunan kesadaran, confusion,
ansietas
 World Allergy Organisation (WAO) Anaphylaxis Guideline 2011
 Hematologi : hitung sel meningkat, hemokonsentrasi,
trombositopenia, eosinophilia naik/normal/turun.

 EKG : gangguan konduksi, atrial dan ventrikular disritmia.

 Kimia : plasma histamin meningkat, serum triptaase meningkat.


Tipe Syok Definisi
Syok Kardiogenik Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi Gangguan perfusi jaringan yang
pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung disebabkan karena disfungsi jantung
menjadi berkurang atau berhenti sama sekali misalnya : aritmia, AMI (Infark
Miokard Akut)

Syok Hipovolemik Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling Syok yang disebabkan karena tubuh :
umum ditandai dengan penurunan volume - Kehilangan darah/syok hemoragik
intravascular · Hemoragik eksternal : trauma,
perdarahan gastrointestinal
· Hemoragik internal : hematoma,
hematotoraks
- Kehilangan plasma : luka bakar
- Kehilangan cairan dan elektrolit
· Eksternal : muntah, diare, keringat
yang berlebih
· Internal : asites, obstruksi usus
Definisi

Syok Neurogenik Pada syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat Terjadi gangguan perfusi jaringan yang
kehilangan tonus simpatis. disebabkan karena disfungsi sistim
saraf simpatis sehingga terjadi
vasodilatasi.
Misalnya : trauma pada tulang
belakang, spinal syok

Syok Sepsis Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf Syok yang terjadi karena penyebaran
dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas atau invasi kuman dan toksinnya
didalam tubuh yang berakibat
vasodilatasi.

Syok Anafilaktik Syok anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika Gangguan perfusi jaringan akibat
pasien yang sebelumnya sudah membentuk anti bodi adanya reaksi antigen antibodi yang
terhadap benda asing (anti gen) mengalami reaksi anti mengeluarkan histamine
gen- anti bodi sistemik. dengan akibat peningkatan
permeabilitas membran kapiler dan
terjadi dilatasi arteriola sehingga
venous return menurun.
Misalnya : reaksi tranfusi, sengatan
serangga, gigitan ular berbisa
 Reaksi vasovagal
Pada reaksi ini ditemukan hipotensi, pucat, lemah, mual, muntah, dan
berkeringat. Yang membedakan dengan reaksi anafilaktik adalah tidak
adanya manifestasi kulit dan adanya bradikardia ppada reaksi
vasovagal sedangkan takikardi pada reaksi anafilaktik.
 Reaksi hipoglikemik
lemah, pucat, berkeringat sampai tidak sadar. Hipotensi tapi tidak ada
manifestasi kulit dan tanda-tanda obstruksi saluran napas.
 Sindrom karsinoid
pada sindrom ini dijumpai gejala seperti muka kemerahan,
nyeri kepala, diare, serangan sesak napas menyerupai
anafilaktik idiopatik, tetapi tidak ada urtikaria dan
angioedem
 Urtikaria
 Asma
1. Reaksi anafilaktik ringan atau yang timbul lambat

2. Reaksi anafilaktik berat atau renjatan anafilaktik


• HCl epinefrin (adrenalin) 1:1000  0,1 – 0,3 ml subkutan
(dosis 0,01 ml/kgBB)
• Antihistamin IM/IV

Nama Obat Parenteral Oral


Diphenhydramin 5 mg/kgBB/24
2 mg/kgBB
e (Benadryl) Jam
Chlorpheniramin 0,35
e maleate 0,2 mg/kgBB mg/kgBB/24
(Chlortrimetone) Jam
Promethazine
0,5 mg/kgBB 0,5 mg/kgBB/kali
(Phenergan)
TAHAP I

 Sniffing position, yaitu anak ditelentangkan, bahu


diganjal sehingga leher dalam keadaan
hiperektensi. Kepala dimiringkan ke satu sisi dan
tungkai bawah ditinggikan.
• Epinefrin 1:1000  0,1-0,3ml/kgBB IM. Dapat
diulangi setiap 5-15 menit (max. 3 kali).

-Tidak respon
- kegagalan sirkulasi dan
syok

 Epinefrin IV
 1:10.000 atau 0,1 ml/kgBB  10-30 menit
 1:1000 atau 0,01 ml/kgBB + 10 ml NaCl
 10-30 menit
• Pasang manset (15-20 menit) pada bagian
proksimal tempat suntikan/gigitan serangga  HCl
epinefrin 1:1000 0,1 – 0,2 ml
• Antihistamin
• O2 100% 4-6 L/menit
• Awasi nadi, TD dan obstruksi

TAHAP II

• NaCl 0,9%, Glukosa 5% atau RL (guyur)


• Hidrokortison 50-100 mg IV (7 mg/kgBB)
• TD tetap ↓  plasma 10-20 ml/kgBB atau cairan plasma
ekspander
TAHAP III

• Asidosis Metabolik  Na-bikarbonat 7,5% (2-4 mEq/kgBB/24 Jam)

• Kejang  Diazepam 0,5 mg/kgBB

• Ingestan  Bilasan lambung


EMERGENCY TREATMENT OF ANAPHYLAXIS
– Adapted from Resuscitation Council UK 2008 Resuscitation Guidelines

Anaphylactic Reaction ?
ABCDE

If available :
Diagnosis : Establish airway, high flow oxygen,
Acute problem IV fluid (20ml/kg crystalloids),
Airway : Swelling, hoarseness, Chlorpheniramine (IM.slow IV),
stridor Hydrocortisone (IM/slow IV)
Breathing : tachypnoea, wheeze,
cyanosis, spO2 <92% Monitor:
Circulation : Pale, clammy, Pulse oxymetry, ECG, Blood Pressure
hypotension, drowsy, coma

Call for help Adrenaline (epinephrine) 1;1000 (give


Put Patient in supine position IM unless experienced with IV)
with legs raised
 Kematian karena edema laring , gagal nafas, syok dan
cardiac arrest.
 Kerusakan otak permanen karena syok dan
gangguan cardiovaskuler.
 Urtikaria dan angoioedema menetap sampai beberapa
bulan, myocard infark, aborsi dan gagal ginjal juga pernah
dilaporkan.
SEBELUM MEMBERIKAN OBAT
– Indikasi memberikan obat.

– Riwayat alergi obat sebelumnya.

– Resiko alergi obat.

– Perlu uji kulit/tidak.

– Pengobatan pencegahan untuk reaksi alergi.


SEWAKTU MEMBERIKAN OBAT

– Kalau mungkin obat diberikan secara oral.

– Hindari pemakaian intermiten.

– Observasi setelah memberikan suntikan.

– Beritahu pasien kemungkinan rekasi yang terjadi.

– Sediakan obat/alat untuk keadaan darurat.

– Lakukan uji provokasi atau desensitisasi bila mungkin.


SESUDAH MEMBERIKAN OBAT
– Kenali tanda dini reaksi alergi obat.

– Hentikan obat bila terjadi reaksi.

– Dianjurkan tindakan imunisasi.

– Bila terjadi reaksi berikan penjelasan dasar kepada pasien agar


tidak terulang kembali.
 Makin cepat gejala timbul makan makin berat gejalanya.

 Bila antigen masuk melalui mulut, prognosisnya lebih baik


daripada antigen masuk melalui parenteral.

 Makin cepat diagnosis ditegakkan dan makan cepat


diberikan pengobatan semakin baik prognosisnya.

Anda mungkin juga menyukai