Anda di halaman 1dari 32

#TraditionalMedicineWorkshop

TONSILITIS
KRONIK
Mega Anggreni
2018510046
CHONGQING MEDICAL UNIVERSITY

Penguji : dr. Robert Widiantono, Sp. THT-KL


THT
01
IDENTITAS
PASIEN

www.traditionalmedicine.com
Identitas pasien
Nama : An. Y

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 10 tahun

Alamat : jln. Somba Opu

Tanggal berobat : 7 September 2023

www.traditionalmedicine.com
Anamnesis
1. Keluhan utama :

Nyeri menelan sejak 1 bulan lalu.

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

1 bulan SMRS, pasien mengeluh sering nyeri menelan yang


hilang timbul. Nyeri menelan dirasakan terutama saat
menelan makanan. Pasien juga mengeluh perasaan tidak
enak di tenggorokan dan bau mulut. Sejak 3 tahun SMRS,
pasien mengeluh nyeri menelan yang hilang timbul. Nyeri
menelan terutama dirasakan saat menelan makanan padat,
disertai demam, batuk, pilek dan nyeri kepala yang hilag
timbul dan hidung tersumbat selama 3 tahun dalam setahun
lebih dari enam kali serangan. Keluhan dirasa semakin hebat
bila pasien mengkonsumsi makanan pedas dan gorengan.

www.traditionalmedicine.com
Anamnesis
Menurut orang tuanya, pasien saat tidur mengorok tetapi tidak
sampai terbangun, juga malas belajar dan lesu. Nyeri hebat yang
menyebabkan sulit membuka mulut ataupun suara yang serak
(-). Telinga berdenging (-), terasa penuh(-), nyeri telinga(-), dan
pendengaran berkurang (-).

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

Sejak 3 tahun lalu pasien mengeluhkan hal yang sama yang


bersifat hilang timbul.

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien

- DM (-), HT (-), ASMA (-)

www.traditionalmedicine.com
Anamnesis
5. Riwayat Alergi

- Alergi makanan disangkal oleh pasien

- Alergi obat disangkal

- Alergi udara disangkal

6. Riwayat Sosial :

Merokok (-)

Pasien suka minum es

Makan gorengan

www.traditionalmedicine.com
Pemeriksaan Fisik
1. TTV
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Cukup
Nadi : 80 x/menit
Tensi : 120/80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,2°C

2. Kepala dan Leher


Kepala : normocephal
Wajah : Simetris
Leher anterior : KGB tidak teraba membesar
Leher posterior : KGB tidak teraba membesar

www.traditionalmedicine.com
Pemeriksaan Fisik
3. Telinga

www.traditionalmedicine.com
Pemeriksaan Fisik
4. Membrane Tympani

Dextra Sinistra

Perforasi (-), MT Intake (-), MT Intake

Reflex cahaya (+) (+)

Warna Putih keabu-abuan Putih keabu-abuan

Bentuk Normal, bulhing (-) Normal, bulhing (-)

Pemeriksaan rutin khusus : tidak dilakukan

www.traditionalmedicine.com
Pemeriksaan Fisik
5. Hidung

www.traditionalmedicine.com
Pemeriksaan Fisik
6. Pemeriksaan tenggorokan
Orofaring
• Mukosa bucal : Warna merah muda, sama
dengan daerah sekitar 
• Ginggiva : Warna merah muda, sama dengan
daerah sekitar 
• Gigi geligi : Warna kuning gading, caries (-),
gangren(-) 
• Lidah 2/3 anterior : Dalam batas normal 
• Arkus faring : Simetris (+), hiperemis (-)
• Palatum : Warna merah muda 
• Dinding posterior orofaring : Hiperemis (-), granulasi (-)

www.traditionalmedicine.com
Pemeriksaan Fisik
Tonsil

www.traditionalmedicine.com
Pemeriksaan Fisik
Nasofaring
• Adenoid : Tidak hipertrofi
• Massa : (-)

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah rutin
● Hb : 12,9 g/dl
● Leukosit : 8,9 10^3/ ul
● Ht : 39
● Trombosit : 288000/ul
● LED : 1 jam : 9 mm/jam
2 jam : 10 mm/jam
Kimia
● GDS 97 mg/dl
● Sero Imunologi
● HBsAg negatif

www.traditionalmedicine.com
Resume
Pemeriksaan Subjektif : Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan
keluhan residifitas 3 tahun : Odinofagia residif, frekuensi > 6 kali/tahun,
perasaan tenggorokan tidak nyaman (+), batuk dan pilek (+), febris (+). Sulit
konsentrasi (+), Nyeri menelan saat makanan padat (+), Tidak nyeri menelan
saat mengkonsumsi cairan. cephalgia (-), malaise (+), snoring (+), sleep apneu(-),
halitosis (+). Riwayat rhinorea (-), obstruksi cavum nasi (-), trismus (-), disfonia
(-), tinitus low frequence (-), otalgia (-), hearing loss(-).RPD: Riwayat alergi obat
(-), asma (-), maag (-), hipertensi(-), diabetes mellitus(-).Riwayat Penyakit
Keluarga :Riwayat penyakit serupa (-), alergi (-), asma(-), maag (-), hipertensi(-),
diabetes mellitus (-). Pemeriksaan objektif = Tonsil : T3/T3 hiperemis, kripte melebar,
tidak rata, detritus+ Pemeriksaan lab = Pemeriksaan darah rutin = Hb : 12,9 g/dl,
Leukosit : 8,9 10^3/ ul, Ht : 39, Trombosit 288000/ul, Kimia : GDS 97 mg/dl.

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

Diagnosa
Tonsilitis kronis
Dasar diagnosis : Odinofagia residif selama 3 tahun dengan frekuensi
> 6 kali/tahun, perasaan tenggorokan tidak nyaman (+), batuk dan
pilek (+), febris (+). Sulit konsentrasi (+), Nyeri menelan saat
makanan padat (+), Tidak nyeri menelan saat mengkonsumsi cairan.
malaise (+), snoring (+), sleep apneu(-), halitosis (+). Pemeriksaan
Fisik :Tonsil : T3/T3 hiperemis, kripte melebar, tidak rata, detritus+

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

Tatalaksana
Berdasarkan skor Centor, pasien memiliki skore = 2
• Diberikan Simptomatis, tidak diperlukan terapi lanjut.
• Terapi simptomatis, kultur swab, tenggorokan atau RAT bila perlu
dilakukan pasa pasien’’ tertentu.
Medika Mentosa pre operatif:
• Cefixim 3 x 250 mg
• Metil prednisolon 3 x 2 tablet (1 tab = 8mg)
• Asam mefenamat 3 x 500 mg.
Non Medika Mentosa post operatif :
• Diet lunak
• Tirah baring
Pasien disarankan untuk operasi amandel.

www.traditionalmedicine.com
02
Pembahasan

www.traditionalmedicine.com
Definisi
Infeksi berulang pada amandel dan jaringan peritonsil yang menyebabkan kerusakan permanen pada
radang kripta tonsil dan jaringan parut pada jaringan tonsil. Merupakan komplikasi dari tonsilitis akut.
Terutama menyerang anak-anak dan dewasa muda. Jarang terjadi setelah usia 50 tahun dan diantara
serangan tidak jarang tonsil tampak sehat. Tetapi tidak jarang keadaan tonsil diluar serangan terlihat
membesar disertai dengan hiperemi ringan yang mengenai pilar anterior dan apabila tonsil ditekan
keluar detritus.
Faktor penyebab Tonsilitis Kronik
- Rangsangan kronis (rokok, makanan)
- Higiene mulut yang buruk
- Pengaruh cuaca (udara dingin, lembab, suhu yang berubah- ubah)
- Alergi (iritasi kronis dari allergen)
- Keadaan umum (kurang gizi, kelelahan fisik)
- Pengobatan Tonsilitis Akut yang tidak adekuat.
Pathology
Peradangan tonsil

>1 kripta tonsil

Terus meradang
epitel mukosa dan jaringan limfoid
terkikis.
Proses
Jaringan parut
penyembuhan

Mengerut sehingga kripta akan melebar.


Secara klinis kripta ini akan tampak diisi oleh Detritus (akumulasi epitel yang mati, sel
leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripta berupa eksudat berwarna kekuning
kuningan). Proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan
dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris. Pada anak-anak, proses ini akan disertai
dengan pembesaran kelenjar submandibula.
Manifestasi Klinis
Pada umumnya penderita sering mengeluh oleh karena serangan tonsilitis akut yang berulang
ulang, adanya rasa sakit (nyeri) yang terus-menerus pada tenggorokan (odinofagi), nyeri waktu
menelan atau ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan bila menelan, terasa kering dan
pernafasan berbau.

Pada pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil dari Tonsilitis Kronis yang mungkin
tampak, yakni :
1. Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar,
kripta yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau seperti keju.
2. Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti terpendam di
dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripta yang melebar dan ditutupi eksudat yang
purulen.

www.traditionalmedicine.com
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan mengukur jarak antara
kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial kedua tonsil, maka gradasi
pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi :
• T0 : Tonsil masuk di dalam fossa
• T1 : <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
• T2 : 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
• T3 : 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
• T4 : >75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
Diagnosis
Adapun tahapan menuju diagnosis tonsilitis kronis adalah sebagai berikut
1. Anamnesa
Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting karena hampir 75% diagnosa dapat ditegakkan dari
anamnesa saja. Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok yang terus menerus,
sakit waktu menelan, nafas bau busuk, malaise, sakit pada sendi, kadang-kadang ada demam dan nyeri
pada leher.
2. Pemeriksaan Fisik
Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut. Sebagian kripta mengalami
stenosis, tapi eksudat (purulen) dapat diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. Pada beberapa kasus, kripta
membesar, dan suatu bahan seperti keju atau dempul amat banyak terlihat pada kripta. Gambaran klinis
yang lain yang sering adalah dari tonsil yang kecil, biasanya membuat lekukan, tepinya hiperemis dan
sejumlah kecil sekret purulen yang tipis terlihat pada kripta.
3. Pemeriksaan Penunjang
Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil. Biakan swab sering
menghasilkan beberapa macam kuman dengan derajat keganasan yang rendah, seperti Streptokokus
hemolitikus, Streptokokus viridans, Stafilokokus, atau Pneumokokus.

www.traditionalmedicine.com
Komplikasi
1. Komplikasi sekitar tonsila 
- Peritonsilitis
Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya trismus dan
abses.
- Abses Peritonsilar (Quinsy)
Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. Sumber infeksi berasal
dari penjalaran tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil dan
penjalaran dari infeksi gigi. 
- Abses Parafaringeal
Infeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah bening atau
pembuluh darah. Infeksi berasal dari daerah tonsil, faring, sinus paranasal, adenoid, kelenjar limfe
faringeal, os mastoid dan os petrosus. 
- Abses Retrofaring
Merupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. Biasanya terjadi pada
anak usia 3 bulan sampai 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe.
Komplikasi
2. Komplikasi luar organ
- Demam rematik dan penyakit jantung rematik 
- Glomerulonefritis 
- Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis 
- Psoriasiseritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura 
- Artritis dan fibrositis
Penatalaksanaan
Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan pengangkatan tonsil
(Adenotonsilektomi). Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus dimana penatalaksanaan medis atau
terapi konservatif yang gagal untuk meringankan gejala-gejala.

Penatalaksanaan medis termasuk pemberian antibiotika penisilin yang lama, irigasi tenggorokan sehari-
hari dan usaha untuk membersihkan kripta tonsilaris dengan alat irigas gigi (oral). Ukuran jaringan
tonsil tidak mempunyai hubungan dengan infeksi kronis atau berulang-ulang.

Tonsilektomi merupakan suatu prosedur pembedahan yang mengangkat keseluruhan jaringan tonsil
palatina, termasuk dengan capsulnya dengan melakukan diseksi ruang peritonsiler diantara kapsula
tonsil dan dinding muskuler tonsil.
Penatalaksanaan
Alur dan kriteria tatalaksana nyeri tenggorokan akut dengan skor Centor
Keiteria Nilai

Suhu >38°C 1
Tidak ada batuk 1
Limfadenopati servikal anterior 1

Pembesaran tonsil 1
Usia 3-14 thn 1
Usia 15-44 thn 0
Usia >44 thn -1
Kesimpulan
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab tersering morbiditas dan mortalitas pada
anak. Tonsilitis kronik pada anak mungkin disebabkan karena anak sering menderita ISPA atau karena
tonsilitis akut yang tidak diterapi adekuat atau dibiarkan.

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut
orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Bagian
tonsil antara lain: fosa tonsil, kapsul tonsil, plika triangularis.

Tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya. Bila tonsil sudah tidak
dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsilitis.

Tonsilitis adalah suatu proses inflamasi atau peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh virus ataupun
bakteri. Tonsilitis Kronis adalah peradangan kronis Tonsil setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang
atau infeksi subklinis.
Kesimpulan
Tonsilitis berulang terutama terjadi pada anak-anak dan diantara serangan tidak jarang tonsil tampak sehat.
Tetapi tidak jarang keadaan tonsil diluar serangan terlihat membesar disertai dengan hiperemi ringan
yang mengenai pilar anterior dan apabila tonsil ditekan keluar detritus.

Secara klinis pada tonsilitis kronik didapatkan gejala berupa nyeri tenggorok atau nyeri telan ringan, mulut
berbau, badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan menurun, nyeri kepala dan badan terasa meriang.

Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan pengangkatan tonsil (Adenotonsilektomi).
Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus dimana penatalaksanaan medis atau terapi konservatif yang
gagal untuk meringankan gejala-gejala. Indikasi tonsilektomi pada tonsilitis kronik adalah jika sebagai
fokus infeksi, kualitas hidup menurun dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

www.traditionalmedicine.com

Anda mungkin juga menyukai