Anda di halaman 1dari 91

GASTROENTERITIS KRONIK + SUSP.

TB
PARU + KANDIDIASIS ORAL + SIRS +
HIPOKALEMIA E.C DLI +
TROMBOSITOSIS + ANEMIA

Nelly Agustina, S.Ked


712019023

Pembimbing:
dr. Kristinawati Sp.PD
BAB 01
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Di Amerika Serikat, diperkirakan
8.000.000 pasien berobat ke
dokter dan lebih dari 250.000
pasien dirawat di rumah sakit
Diare merupakan keluhan tiap tahun (1,5% merupakan
yang sering ditemukan pada pasien dewasa) yang
dewasa. Diperkirakan pada disebabkan karena diare atau
orang dewasa setiap gastroenteritis.
tahunnya mengalami diare
akut atau gastroenteritis akut
sebanyak 99.000.000 kasus

Berdasarkan waktu, diare dapat dibagi atas akut dan kronik. Diare akut, sudah
jelas masalahnya baik dari segi patofisiologi dan pengobatan,
dimana penyebab terbanyak yaitu infeksi.
BAB 02
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
ü No. RM : 61.47.10
ü Nama lengkap : Tn. MR
ü Umur : 26 Mei 1989 / 33 tahun
ü Jenis Kelamin : Laki-Laki
ü Pendidikan Terakhir : SMA lulus SMA pada Tahun (2006).
Tidak melanjutkan Pendidikan
dikarenakan kurangnya biaya.
ü Pekerjaan : 2006-2014: pengangguran
2015-2019: penjaga mesin kapal
2019- sekarang: pengangguran
IDENTITAS PASIEN

Alamat :1998-sekarang: Sungai Ogan


RT/RW 052/010, Sumatera
Selatan. Tinggal bersama kedua
orang tuanya dan 1 adik
perempuannya.
ü Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 Maret 2022 pukul 05.00
WIBTanggal Pemeriksaan : 7 Maret 2022 pukul 09.00 WIB
ü Dokter Pemeriksa : dr. Kristinawati, Sp. PD
ü Ruangan : Ruang TB Paru Kelas III
ANAMNESIS
Anamnesis dengan pasien tanggal 07 Februari 2022

Ø Keluhan Utama
- Nyeri Perut yang semakin memberat sejak 1 hari
yang lalu

Ø Keluhan Tambahan
- Sesak napas sejak
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari dengan keluhan nyeri


perut yang semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut di seluruh lapang
perut, dirasakan terus menerus dan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri memberat bila
pasien batuk atau bergerak, terkadang nyeri perut disertai mulas dan keram
dengan intensitas nyeri ±7 atau berat. Nyeri perut disertai dengan BAB cair
frekuensi 4-5x dalam sehari, satu kali BAB sebanyak ½ gelas belimbing.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Konsistensi BAB lebih banyak air dibandingkan dengan ampas. BAB


berwarna kuning, tidak ada lendir ataupun darah. Pasien mengaku masih bisa
kentut dan BAB. Pasien juga mengeluh sesak yang semakin memberat dan
dirasakan terus-menerus, sesak tidak dipengaruhi aktivitas, debu dan cuaca. Pasien
lebih nyaman dengan posisi duduk. Sesak tidak disertai nyeri dada yang menjalar,
keringat yang berlebih dan bengkak pada kelopak mata dan kaki.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Sejak 2 minggu yang lalu os juga mengalami batuk yang dirasakan terus-
menerus. Batuk tidak disertai dahak dan darah. Pasien mengatakan badan semakin
lemas dirasakan setiap saat. Pasien juga mengeluh Badan lemas timbul akibat
penurunan nafsu makan. Porsi makan sebanyak 1/2 centong nasi, frekuensi makan 3
kali sehari. Nafsu makan semakin hari semakin menurun menjadi 3-4 sendok,
frekuensi makan 3 kali sehari.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Selain itu pasien juga mengaku berat badan nya turun dari 50
kg menjadi 30 kg dalam waktu 1 bulan. Keluhan berkeringat pada malam
hari disangkal. Pasien tidak pernah kontak dengan penderita batuk lama,
dalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama. Pasien
tidak pernah minum obat selama 6 bulan.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Sejak 1 bulan SMRS, pasien juga mengalami sesak. Sesak


dirasakan hilang timbul, bertambah berat saat pasien melakukan aktivitas
dan hilang pada saat istirahat. Sesak berkurang bila posisi tidur
menggunakan bantal tinggi disangkal. Sering terbangun karena sesak
sewaktu tidur disangkal. Pasien menyangkal bila sesak dipengaruhi oleh
rasa cemas dan ketakutan. Sesak juga tidak dipengaruhi oleh perubahan
cuaca. Sesak tidak dipengaruhi oleh debu.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Pasien juga mengeluh BAB cair dirasa sejak 1 bulan yang lalu dengan
frekuensi BAB 4-5 x dalam sehari, sebanyak ½ gelas setiap kali BAB. Pasien
juga mengeluh sering timbul sariawan. Sariawan dirasa timbul mendadak dan
biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa menggunakan obat. Pasien
mengatakan sudah berobat ke dokter dan meminum obat dari dokter namun
keluhan tidak membaik.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Ø Riwayat Penyakit Ø Riwayat Penyakit


Terdahulu Keluarga
- Hipertensi disangkal Riwayat penyakit hipertensi : Ibu Pasien
- diabetes melitus disangkal Riwayat penyakit diabetes melius : Ibu pasien
- penyakit ginjal disangkal
- penyakit paru disangkal
- penyakit lambung disangkal
- penyakit asma disangkal
- penyakit jantung disangkal
- penyakit tiroid disangkal
RIWAYAT Kebiasaan

Riwayat merokok sejak 20 tahun yang lalu. Dalam sehari


pasien dapat menghabiskan 15 batang rokok menggunkan rokok merek
sampoerna. Berdasarkan indeks brinkman, pasien termasuk perokok
sedang. Pasien mempunyai riwayat sering mengkonsumsi alkohol dan
mengkonsumsi narkoba, narkoba yang digunakan adalah sabu-sabu.
Pasein mengaku menggunakan sabu 1 bukan sekali. Pasien membeli
dengan temannya.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 07 Maret 2022
Keadaan Umum:
- Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
- Kesadaran : Compos mentis
- Tekanan darah : 80/50 mmHg
- Nadi : 70x/ menit, reguler, isi dan
tegangan cukup
- Pernafasan : 21x/ menit, tipe thorakoabdominal
- Temperature : 36,9oC
- Berat Badan : 30kg
- Tinggi Badan : 150 cm
- Kesan Status Gizi : Underweight (IMT 13,3)
Keadaan Spesifik:
1. Pemeriksaan Kepala:
Bentuk kepala : Normocepali
Simteri muka : Simetris
Ekspresi : Wajar
Rambut : Merata, tidak mudah dicabut

2. Pemeriksaan Mata:
Exoftalmus : Tidak ada
Endoftalmus : Tidak ada
Palpebra : Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Sklera : Ikterik (-/-)
Pupil : Refleks cahaya (+/+), (3mm/3mm), isokor
Visus : Tidak diperiksa
Gerakan : Baik ke segala arah
Lapang Pandang : Luas
3. Pemeriksaan Telinga :
Liang telinga : Normal
Serumen : (-/-)

Keadaan Spesifik: Sekret


Nyeri tekan
: (-/-)
: (-/-)
Gangguan pendengaran : (-)

4. Pemeriksaan Hidung :
Deformitas : (-)
Nafas cuping hidung : (-)
Sekret : (-)
Epistaksis : (-)
Mukosa hiperemis : (-)
Septum deviasi : (-)
Keadaan Spesifik:
5. Pemeriksaan Mulut danTengorokan:
Mulut mengot : (-)
Bibir : sianosis (-), pucat (-)
Gusi : hiperemis (-)
Lidah : kotor (-), atrofi papil (-)
Tonsil : T1-T1 Tenang
Faring : hiperemis (-)

6. Pemeriksaan Leher :
Inspeksi : tidak terlihat pulsasi vena jugularis,
tidak terlihat benjolan, lesi pada kulit (-)
Palpasi : Pembesaran Tiroid (-), Pembesaran KGB (-)
JVP : 5-2 cm H2O
Keadaan Spesifik:
7. Pemeriksaan Kulit :
Hiperpigmentasi : (-)
Ikterik : (-)
Petikhie : (-)
Sianosis : (-)
Pucat pada telapak tangan dan kaki : (-)
Kulit : Lembab
Turgor : CRT < 2 detik
Keadaan Spesifik:
Pemeriksaan Thorax:
Paru-Paru Depan
Inspeksi : Statis, Dinamis, Simetris, Spider nevi (-)
Statis à Kanan sama dengan kiri, normal
Dinamis à Tidak ada yang teringgal, normal
Sela iga melebar (-), retraksi intercostae (-), benjolan sternum (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan sisi kiri, normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru kanan kiri
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (+/+) basah sedang di ICS 2-4 dextra et
sinistra , wheezing (-/-)

Paru-Paru Belakang
Inspeksi : Simetris, normal
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan sisi kiri, normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi basah sedang (-/-), wheezing (-/-)
Keadaan Spesifik:

Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi :
Ø Atas : ICS II linea parasternalis dextra et sinistra
Ø Kanan Bawah : ICS IV linea parasternalis dextra
Ø Kiri bawah : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : HR: 70x/menit, regular, Murmur (-), Gallop (-), Bunyi
A1=A2, P1=P2, M1=M2, T1=T2 (Bunyi jantung 1 = Bunyi Jantung 2)
Keadaan Spesifik:

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Datar, venektasi (-), caput medusa (-), spider nevi (-),
benjolan (-), darm steifung (-)
Palpasi : Lemas, nyeri tekan seluruh lapang abdomen (+), hepar dan lien tidak
teraba, massa (-), ballotement (-), nyeri tekan suprapubik (-), ketok
CVA (-), darm contour (-)
Perkusi : Timpani (+), undulasi (-), shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 7x/menit (meningkat) , metallic sound (-)

Pemeriksaan Genitalia: Tidak diperiksa


Keadaan Spesifik:
Ekstremitas:
Lengan Kiri Kanan
- Tonus Eutoni Eutoni
- Gerakan Cukup Cukup
- Kekuatan 5 5
- Otot Eutrofi Eutrofi

Tangan Kiri Kanan


- Warna telapak Normal Normal
- Kuku Normal Normal
- Kelainan jari Normal Normal

Tungkai dan kaki


- Tonus Eutoni
- Gerakan Cukup
- Kekuatan 5
- Otot Eutrofi
- Edema -
Keadaan Spesifik:
Refleks Fisiologis Kiri Kanan
- Biceps Normal Normal
- Triceps Normal Normal
- Patella Normal Normal
- Achilles Normal Normal
Refleks Patologis Kiri Kanan
- Babynski Negatif Negatif
- Oppenheim Negatif Negatif
- Gordon Negatif Negatif
- Schaeffer Negatif Negatif
- Rossolimo Negatif Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Pemeriksaan Rontgen Thorax Tanggal 04 Maret 2022

Pada pemeriksaan Foto Thorax didapatkan:


- CRT < 50%, cor tak membesar
- Pulmo infiltrat lapangan atas kanan
kiri
- Diafragma kanan dan kiri licin
- Sinus kostofrenikus kanan dan kiri lancip
- Tulang-tulang intak
- Soft tissue baik.

Kesan:
KP aktif tersangka
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Pemeriksaan USG Abdomen Tanggal 07 Maret 2022

Hepar/Lien : Normal
Gallbladder : Normal
Ginjal ka/ki: Normal
Buli buli : normal
Ascites (-)
R.Mc.Berney : Tampak mass hipoecoic
uk:2,5x2,5x1,8. Appendix tak jelas
Kesan: Abses Apendiculare uk: 2,5x2,5x1,8cm
DD/ Infiltrar Appendicular
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tanggal 4 Maret 2022
Parameter Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
Hemoglobin 8,6 g/dl 14,0 – 16,0 g/dl Anemis
Eritrosit 4.65 juta/ul 4.5-5.5 juta/ul Normal
Hematokrit 30 % 40-52% Menurun
Trombosit 1291 103/ul 150-400 103/ul Trombositosis
Leukosit 27.8 103/ul 5-10 103/ul Leukositosis
Hitung Jenis
Eosinophil 0% 1-3% Normal
Basophil 0% 0-1% Normal
Neutrophil batang 2% 2-6 % Normal
Neutrophil segmen 85 % 50-70% Meningkat
Limfosit 5% 20-40% Menurun
Monosit 8% 2-8% Normal
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 111 mg/dl < 180 mg/dl Normal
Imunologi
Anti HIV: Non reaktif Non reaktif
*Strategi Satu
Antigen SARS CoV-2 Negatif Negatif
Elektrolit
Natrium 137 mmol/L 135-155 mmol/L Normal
Kalium 3,34 mmol/L 3,6-6,5 mmol/L Hipokalemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 05 Maret 2022

Parameter Hasil Nilai Normal Interpretasi


Kimia Klinik
Protein total 6,2 g/dl 6,7-8,7 g.dl Menurun
Albumin 1.7 g/dL 3.8-5.1 Hipoalbumin
Globulin 4.5 g/dL 1.5-3.0 g/dL Meningkat
Bilirubin Total 0.5 mg/dL < 1.1 mg/dL Normal

Bilirubin direk 0.1 mg/dL <0.35 mg/dL Normal

Bilirubin 0.4 mg/dL <0.75 mg/dL Normal


Indirek
SGOT/AST 15 IU/L < 37 Normal
SGPT/ALT 11 IU/L < 41 Normal
Ureum 18 mg/dL 20-40 mg/dL Menurun

Kreatinin 0.8 mg/dL 0.9-1.3 mg/dL Menurun

Asam Urat 5.6 mg/dL 3.4-7.0 Normal

Glukosa Darah 75 mg/dL <180 Normal


Sewaktu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Hasil Nilai Normal
URINE Tanggal 05 Maret 2022
Urine Lengkap
Makroskopis:
Warna Kuning
Kejernihan Jernih

Reaksi/pH 6.0 5-8.5

Berat Jenis 1.025 1.000-


1.030
Protein - Negatif
Bilirubin - Negatif
Glukosa - Negatif
Keton - Negatif
Darah/Hb - Negatif
Nitrit - Negatif
Urobilinogen + Positif

Leukosit - Negatif
Mikroskopis:
Leukosit 1-2 /LPB 0-5 /LPB

Eritrosit 1-2 /LPB 1-3 /LPB

Sel Epitel + /LPK


Silinder - /LPK
Kristal - /LPB
Lain-lain -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 05 Maret 2022

FECES
Feces Lengkap
Makroskopis:
Warna Hijau
Konsistensi Cair
Lendir Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopis:
Eritrosit 2-3 plp <2 plp
Leukosit 10-15 plp 0-5 plp
Telur Cacing Negatif Negatif
Amoeba Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif
Bakteri Positif Negatif
Lain-lain -
PEMERIKSAAN Darah Tepi
Tanggal 05 Maret 2022

- Eritrosit : Hypochrome Microcytair


Poikolositosis
- Jumlah sel meningkat, Bentuk normal.
- Trombosit jumlah sel meningkat, Big Cell
(+), Giant Cell (+)

- KESAN : Anemia Hypochrome+


Leucocytosis+ Trombocytosis

- DD: - ET (Esensual Trombosis)


- AA (Anemia Aplastik)

- Anjuran : Pemeriksaan BMP


Resume
Nama lengkap: Tn. MR
Umur: 26 Mei 1989 / 33 tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
KU: Nyeri Perut yang semakin memberat sejak 1 hari yang lalu
KT: Sesak napas yang semakin memberat sejak 1 hari yang lalu

Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari dengan keluhan


nyeri perut yang semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut di
seluruh lapang perut, dirasakan terus menerus dan seperti ditusuk-tusuk.
Nyeri memberat bila pasien batuk atau bergerak, terkadang nyeri perut
disertai mulas dan keram dengan intensitas nyeri ±7 atau berat.
Resume

Nyeri perut disertai dengan BAB cair frekuensi 4-5x dalam sehari,
satu kali BAB sebanyak ½ gelas belimbing. Konsistensi BAB lebih banyak air
dibandingkan dengan ampas. BAB berwarna kuning. Pasien juga mengeluh
sesak yang semakin memberat dan dirasakan terus-menerus. Pasien lebih
nyaman dengan posisi duduk.
Resume

Sejak 2 minggu yang lalu juga mengalami batuk yang dirasakan


terus-menerus. Pasien mengatakan badan semakin lemas dirasakan setiap
saat. Pasien juga mengeluh Badan lemas timbul akibat penurunan nafsu
makan. Porsi makan sebanyak 1/2 centong nasi, frekuensi makan 3 kali
sehari. Nafsu makan semakin hari semakin menurun menjadi 3-4 sendok,
frekuensi makan 3 kali sehari. Selain itu pasien juga mengaku berat badan nya
turun dari 50 kg menjadi 30 kg dalam waktu 1 bulan.
Resume

Sejak 1 bulan SMRS, pasien juga mengalami sesak. Sesak dirasakan


hilang timbul, bertambah berat saat pasien melakukan aktivitas dan hilang
pada saat istirahat. Pasien juga mengeluh BAB cair dirasa sejak 1 bulan yang
lalu dengan frekuensi BAB 4-5 x dalam sehari, sebanyak ½ gelas setiap kali BAB.
Pasien juga mengeluh sering timbul sariawan. Sariawan dirasa timbul
mendadak dan biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa menggunakan
obat. Pasien mengatakan sudah berobat ke dokter dan meminum obat dari
dokter namun keluhan tidak membaik.
Resume

Riwayat merokok sejak 20 tahun yang lalu. Dalam sehari pasien


dapat menghabiskan 15 batang rokok menggunakan rokok merek sampoerna.
Berdasarkan indeks brinkman, pasien termasuk perokok sedang. Pasien
mempunyai riwayat sering mengkonsumsi alkohol dan mengkonsumsi
narkoba, narkoba yang digunakan adalah sabu-sabu. Pasien menggunakan
sabu sebulan sekali. Pasien mengaku beli dengan temannya.
Resume

Riwayat merokok sejak 20 tahun yang lalu. Dalam sehari pasien


dapat menghabiskan 15 batang rokok menggunakan rokok merek
sampoerna. Berdasarkan indeks brinkman, pasien termasuk perokok
sedang. Pasien mempunyai riwayat sering mengkonsumsi alkohol dan
mengkonsumsi narkoba, narkoba yang digunakan adalah sabu-sabu.
Pasien menggunakan sabu sebulan sekali. Pasien mengaku beli dengan
temannya.
Resume

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran umum tampak sakit


sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 70x/
menit, reguler, isi dan tegangan cukup, pernafasan 21x/ menit, tipe
thorakoabdominal, temperature 36,9oC, berat badan 30 kg, tinggi badan 150
cm, kesan status gizi underweight (IMT 13,3). Pada mata didapatkan
konjungtiva anemis, dan bibir pucat.
Resume

Pada pemeriksaan rontgen thorax didapatkan kesan KP aktif


tersangka. Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 4 Maret 2022
didapatkan penurunan hemoglobin (8,6 g/dl) dan hematokrit (30 %),
peningkatan trombosit/trombositosis (1291 103/ul) dan
leukosit/leukositosis (27.8 103/ul). Selain itu juga didapatkan peningkatan
neutrofil segmen (85%) dan penurunan limfosit (5%). Pada pemeriksaan
elektrolit didapatkan penurunan jumlah kalium (3,34 mmol/L).
Resume

Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 5 Maret 2022 didapatkan


penurunan protein total (6,2 g/dl) dan albumin (1.7 g/dL), peningkatan jumlah
globulin (4.5 g/dL), penurunan jumlah ureum (18 mg/dL) dan kreatinin (0.8
mg/dL). Pada pemeriksaan feses ditemukan feces berwarna hijau dengan
konsistensi cair, dan ditemukan leukosit 10-15 plp. Pada pemeriksaan darah
tepi didapatkan kesan anemia hipokromik mikrositer, leukositosis, dan
trombositosis.
Assement
1. Diagnosis Kerja: Gastroenteritis Kronik
Ø Subektif:
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari dengan keluhan nyeri perut sejak 1
hari SMRS yang semakin memberat. Nyeri perut dirasakan di seluruh lapang perut, nyeri
dirasa terus menerus dan memberat bila pasien batuk atau bergerak, nyeri seperti
ditusuk tusuk, terkadang terasa mulas dan keram intensitas nyeri ±7, nyeri perut
disertai dengan BAB cair frekuensi 4-5x dalam sehari, satu kali BAB sebanyak ½ gelas
belimbing. Konsistensi cair lebih banyak air dibandingkan dengan ampas. Warna BAB
berwarna kuning, tidak ada lendir ataupun darah. Pasien mengaku masih bisa kentut
dan BAB.

Ø Objektif:
- Pemeriksaan fisik:
- Nyeri tekan epigastrium (+)
- Bising usus 3x/menit (normal)
Assement
Ø Diagnosis Banding:
q Colitis ulseratif
q Chron’s disease

Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan:


- Endoskopi

Ø Tatalaksana:
- Non Farmakologi
- Edukasi mengenai penyakit (definisi, penyebab, manifestasi klinis, tatalaksana, dan
prognosis) yang dialami pasien kepada pasien dan keluarga.
- Tirah baring
- Terapi gizi
- Farmakologi
- Cotrimoxazole 1x960 mg tab/oral
- Curcuma 4x1 tab/oral
Assement
2. Diagnosis Kerja: Susp. TB Paru

Ø Subektif:
Sejak 2 minggu yang lalu os juga mengalami batuk yang dirasakan terus-menerus.
Batuk tidak disertai dahak. Batuk disertai darah disangkal. Pasien mengatkan badan semakin
lemas dirasakan setiap saat. Pasien juga mengeluh Badan lemas timbul akibat penurunan
nafsu makan. Porsi makan sebanyak 1/2 centong nasi, frekuensi makan 3 kali sehari. nafsu
makan semakin hari semakin menurun menjadi 3-4 sendok, frekuensi makan 3 kali sehari.
Selain itu pasien juga mengaku berat badan nya turun dari yang awalnya 50 kg dan
sekarang menjadi 30 kg. Keluhan berkeringat pada malam hari disangkal. Kemudia pasien
tidak pernah kontak dengan pederita batuk lama, dalam keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama. Pasien tidak pernah minum obat selama 6 bulan.
Assement
2. Diagnosis Kerja: Susp. TB Paru
Ø Subektif:
Sejak 1 bulan yang lalu pasien juga mengatakan bahwa ia mengalami sesak. Sesak
hilang timbul, bertambah berat saat os melakukan aktivitas dan hilang pada saat
beristirahat. Sesak berkurang bila posisi tidur menggunakan bantal tinggi disangkal. Tiba-
tiba terbangun karena sesak sewaktu tidur disangkal oleh pasien
Ø Objektif:
- Rontgen thorax: KP aktif tersangka

Ø Diagnosis Banding:
- Tuberculosis Multi Drug Resistant
- Tuberculosis kasus kambuh

Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan:


- Pemeriksaan BTA
Assement
2. Diagnosis Kerja: Susp. TB Paru
Ø Tatalaksana:
- Non Farmakologi
- Edukasi mengenai penyakit (definisi, penyebab, manifestasi klinis, tatalaksana, dan
prognosis) yang dialami pasien kepada pasien dan keluarga.
- Tirah baring
- Kurangi aktivitas fisik
- Farmakologi
- Obat OAT
Assement
3. Diagnosis Kerja: Kandidiasis Oral
Ø Subektif:
Pasien juga mengeluh sering timbul sariawan sejak 1 bulan yang lalu. Sariawan
dirasa timbul mendadak dan biasanya akan hilang dengan sendirinya. Pasien mengatakan
bahwa ia belum pernah mengobati sariawan tersebut.
Ø Objektif:
- Terdapat ulkus pada dinding mukosa bibir bagian dalam
Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan: -
Ø Tatalaksana:
- Nystatin drop 4x1
Assement
4. Diagnosis Kerja: SIRS
Ø Subektif: -

Ø Objektif:
- Leukositosis (27.8 103/ul).
- Pernafasan 21x/ menit
Ø Tatalaksana:
Ø Diagnosis Banding: - Non Farmaklogi
- SIRS et causa Tuberkulosis Paru - Perbaiki jalan napas pasien
- SIRS et causa Gastroenteritis Kronik - Pemberian nutrisi adekuat
- Farmakologi
Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan: - IVFD RL gtt 20x/menit
- Inf. Meropenem drip dalam 100 cc NS
- Analisis Gas Darah
Assement
5. Diagnosis Kerja: Hipokalemia e.c DLI
Ø Subektif:
Pasien mengeluh BAB cair sejak 1
bulan yang lalu dan merasa lemas.

Ø Objektif:
Ø Tatalaksana:
- Penurunan Kalium (3,34 mmol/L) - Non Farmakologi
- Edukasi mengenai penyakit (definisi, penyebab,
Ø Diagnosis Banding: manifestasi klinis, tatalaksana, dan prognosis) yang
- Hipokalemia e.c gastroenteritis kronik dialami pasien kepada pasien dan keluarga.
- Hipokalemia Kongenital - Diet kaya kalium
- Terapi gizi
Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan: - - Farmakologi
- Infus KCL 1 flash yang dincerkan dalam NaCl 0,9% gtt
20 x/menit makro
Assement
6. Diagnosis Kerja: Trombositosis
Ø Subektif: -
Ø Objektif:
- Trombosit: 1291 103/ul
- Pemeriksaan darah tepi: trombosit:
jumlah sel meningkat, Biig Cell (+), Giant
Cell (+) ØTatalaksana:
- Rekombinan interferon alfa: 3 juta IU subkutan
Ø Diagnosis Banding: sebanyak 3x/minggu
- Trombositosis esensial
- Trombositosis sekunder

Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan:-


Assement
7. Diagnosis Kerja: Anemia
Ø Subektif:
● Pasien mengaku sering mengalami lemas
sejak 1 bulan yang lalu
Ø Objektif:
- Mata: Konjungtiva anemis
- Bibir: pucat Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan:-
- Penurunan hemoglobin (8,6 g/dl) dan
hematokrit (30 %) Ø Tatalaksana:
- Darah tepi: eritrosit: hipokrom - Non Farmakologi
mikrositer, poikolositosis (ovalocyte Burr - Tatalaksana penyebabnya
Cell, Tear drop Cell, Target Cell, - Diet makanan yang mengandung kadar besi tingg
sperocyte)

Ø Diagnosis Banding:
- Anemia Aplastik
- Anemia penyakit kronik
Diagnosis Kerja

Gastroenteritis Kronik + Susp. TB Paru + Kandidiasis Oral + SIRS +


Hipokalemia e.c DLI + Trombositosis + Anemia.
DIAGNOSIS KERJA

Gastroenteritis Kronik + Susp. TB


Paru + Kandidiasis Oral + SIRS +
Hipokalemia e.c DLI +
Trombositosis + Anemia.
Rencana Pemeriksaan Penunjang Khusus
ü Endoskopi
ü Pemeriksaan BTA
ü Anaisis Gas Darah
PROGNOSIS

ü Quo ad vitam : Dubia ad bonam

ü Quo ad functionam : Dubia ad bonam

ü Quo ad sanationam : Dubia ad bonam


Penatalaksanaan
Ø Farmakologi
ØNon Farmakologi
- Edukasi mengenai penyakit (definisi,
- IVFD RL gtt 20x/menit

- penyebab, manifestasi klinis,


- Inf. B Fluid 1x1 flash
- Inf. Plasbumin 20% 1x1
tatalaksana, dan prognosis) yang - Inf. Meropenem drip dalam 100 cc NS
dialami pasien kepada pasien dan - Omeprazol 1x1 tab/oral
keluarga.
-
- Nystatin drop 4x1
Tirah baring
-
- Neurodex 1x1 tab/oral
Kurangi aktivitas fisik
-
- Cotrimoxazole 1x960 mg tab/oral
Terapi gizi - Curcuma 4x1 tab/oral
- OAT 1x2 tab/oral
Angina Pektoris Stabil
Hari/Tanggal Subjective Objective Assesment Planning
Selasa, Os mengeluh Keadaan umum: 1. Gastroenteritis Non Farmakologi
lemas, BAB Tampak sakit sedang Kronik
8/3/2022 • Edukasi mengenai
cair, sesak, 2. Susp. TB Paru
Kesadaran: Compos penyakit (definisi,
dan batuk 3. Kandidiasis Oral
Mentis penyebab, manifestasi
tidak 4. SIRS
klinis, tatalaksana, dan
berdahak TD:100/60 mmHg 5. Hipokalemia e.c
prognosis) yang dialami
DLI
N:80x/menit pasien kepada pasien
6. Trombositosis
dan keluarga.
RR:22x/menit 7. Anemia
• Tirah baring
T:36,50C • Kurangi aktivitas fisik
• Terapi gizi
Ø Farmakologi :

- IVFD RL gtt 20x/menit


- Inf. B Fluid 1x1 flash
- Inf. Plasbumin 20% 1x1
- Inf. Meropenem drip dalam 100 cc NS
- Omeprazol 1x1 tab/oral
- Nystatin drop 4x1
- Neurodex 1x1 tab/oral
- Cotrimoxazole 1x960 mg tab/oral
- Curcuma 4x1 tab/ora;
- OAT 1x2 tab/oral
BAB 03
TINJAUAN PUSTAKA
Gastroenteritis Kronik

Ø Definisi

Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi ini tidak menunjuk
pada beberapa frekuensi diarenya, tetapi definisi lain tetap memakai kriteria
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar
encer atau air ini dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Gastroenteritis Kronik

Ø Epidemiologi
Data divisi gastroenterologi FKUI/RSUPNCM Jakarta
menunjukkan prevalensi diare kronik sebesar 15% dari seluruh
pemeriksaan kolonoskopi selama 2 tahun (1995-1996). Talley dkk
melaporkan prevalensi diare kronik pada populasi lanjut usia
yaitu antara 7% sampai dengan 14%. Diperkirakan pada
masyarakat barat didapatkan prevalensi diare kronik 4-5%.1
KLASIFIKASI
Diare kronik dapat diklasifikasikan berdasarkan
patofisiologinya menjadi 7 macam diare yang berbeda. Berdasarkan
etiologi infeksi atau tidak, diare kronik dapat dibagi atas infektif dan
non-infektif. Berdasarkan ada/tidaknya kelainan organik pada
pemeriksaan, diare kronik dibagi atas organik dan fungsional.
Etiologi

Ø Etiologi diare kronik sangat beragam dan tidak selalu hanya


disebabkan kelainan usus. Kelainan yang dapat menimbulkan
diare kronik antara lain kelainan endokrin, kelainan hati,
kelainan pankreas, infeksi, keganasan, dan lain-lainnya.
Etiologi terbanyak dari diare kronik di negara-negara
berkembang trmasuk Indonesia yaitu infeksi.
Patofisiologi
ü Diare Osmotik: terjadi peningkatan osmotik isi lumen usus.
ü Diare Sekretorik: terjadi peningkatan sekresi cairan usus.
ü Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak: terjadi gangguan pembentukan micelle
empedu.
ü Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit: terjadi
penghentian mekanisme transport ion aktif (pada Na +-K+ATP ase) di enterosit,
gangguan absorpsi Na+ dan air.
ü Motilitas dan waktu transit usus abnormal: terjadi motilitas yang lebih cepat, tak
terautr sehingga ini usus tidak sempat diabsorbsi.
ü Gangguan permeabilitias usus: terjafi kelainan morfologi usus pada membran epitel
spesifik sehingga permeabilitas mukosa usus halus & usus besar terhadap air dan
garam / elektrolit terganggu.
ü Eksudasi cairan, elektrolit dan mukus berlebihan: terjadi peradangan dan kerusakan
mukosa usus.
Diagnosis

Ø Anamnesis
Anamnesis sangat penting dalam menegakkan diagnosis etiologik. Dalam melakukan
anamnesis, perlu ditanyakn hal-hal seperti1:
1. Waktu dan frekuensi diare. Diare pada malam hari atau sepanjang hari, atau diare
timbul mendadak, menunjukkan adanya penyakit organik. Lama diare kronik kurang dai
3 bulan juga mengarahkan kita pada penyakit organik.
2. Bentuk tinja. Bila terdapat minyak dalam tinja, tinja pucat (steatorea) menunjukkan
insufisiensi pankreas dan kelainan proksimal iliosekal.
3. Keluhan lain yang menyertai diare: Deskripsi dan lama keluhan harus diperinci karena
diperlukan dalam menegakkan diagnosis kausa diare.
Diagnosis

4. Obat: Banyak obat dapat menimbulkan diare, misal: Laksan, Antibiotik (neomisin, dll), Anti
kanker, Anti depresan, Anti hipertensi (Beta blocker, ACE inhibitor, Hidralazine), Anti
konvulsan (Valproic acid), Obat penurun kolesterol (cholestyramine dll), Obat Diabetes
Melitus (biguanide), Obat saluran cerna (Antasida Mg++, Antagonis respetor H2,
Prostaglandin eksogen, 5-ASA), Colchicine, Diuretika, Theofilin, Prostigmin dll. Diare karena
laksan ini dikenal sebagai diare factitious.
5. Makanan/Minuman:
Makanan dapat menimbulkan diare melalui mekanisme osmotik yang berlebihan atau
proses alergi. Diare dan mual yang menyertai minum susu menunjukkan dugaan kuat
adanya intoleransi laktosa dan sindrom usus iritabel.
Diagnosis

Ø Pemeriksaan Fisik/Manifestasi Klinis


Kebanyakan gejala klinik tidak spesifik dan menunjukkan adanya
malabsorpsi nutrien dan defisiensi vitamin/elektrolit. Tetapi adanya gejala
klinik tertentu menunjukkan adanya penyakit tertentu. 1
Ø Pemeriksaan Tinja
Harus diperhatikan benar apakah tinja berbentuk air/cair, setengah
cair/lernbek, berlemak atau bercampur darah. Contoh tinja harus segera
diperiksa untuk melihat adanya leukosit, eritrosit, parasit (ameba, giardia,
cacing/telur cacing).
Diagnosis

Ø Pemeriksaan Laboratorium Lain1


1. Darah: Idealnya pemeriksaan darah ini dilakukan setelah pemeriksaan
tinja, bila pemeriksaan tinja saja belum mengarah pada diagnosis.
2. Urin: Untuk menunjang diagnosis sindrom/tumor karsinoid (“flushing”
kulit dll), dapat cilakukan pemeriksaan kadar 5-HIAA urin 24 jam.
Vanillylmandelic acid (VMA) atau metanephrine urin untuk
pheochromocytoma.
Diagnosis

Ø Pemeriksaan Lain
Beberapa negara maju atau pusat studi yang maju dimana penghasilan
masyarakat umumnya mampu, menganjurkan memasukkan pemeriksaan BNO
(foto polos abdomen). Barium enema atau follow through dan sigmoidoskopi
(dengan biopsi) kedalam pemeriksaan tahap awal.
Diagnosis
Fungsi usus dan pankreas
1. Tes fungsi ileum dan jejunum
2. Tes fungsi pankreas
3. Tes Schilling
4. Tes Napas (Breath test)
5. Tes Kehilangan protein
6. Tes Malabsorbsi asam empedu (Bile
Acid Mal-absorption)
7. Tes small and large bowel transit
time
8. Tes permeabilitas usus
Diagnosis

Pemeriksaan Lain1
1. Petanda Tumor
2. Pemeriksaan thin-layer
chromatography urine
3. Pemeriksaan ELISA tinja
4. Tes untuk alergi makanan
gastrointestinal
TATALAKSANA
Ø Non Farmakologi8
Seperti tatalaksana pada diare umumnya.
TATALAKSANA
Ø Non Farmakologi8

Seperti tatalaksana pada diare umumnya.


TATALAKSANA
Ø Farmakologis
1. Pengobatan diare kronik ditujuan terhadap penyakit yang mendasari.
Sejumlah obat anti diare dapat digunakan pada diare kronik. Opiat mungkin
dapat digunakan dengan aman pada keadaan gejala stabil.
2. Loperamid: 4 mg dosis awal, kemudian 2 mg setiap mencret. Dosis
maksimum 16 mg/hari.
3. Kodein: Karena memiliki potensi adiktif, obat ini sebaiknya dihindari, kecuali
pada keadaan diare yang menetap. Kodein dapat diberikan dengan dosis 15-
60 mg setiap 4 jam, Paregoric diberikan 4-8 ml.
4. Klonidin: B2 adrenergic agonis yang menghambat sekresi elektrolit
intestinal. Diberikan 0,1-0,2 mg/hari selama 7 hari. Bermanfaat pada pasien
dengan diare sekretorik, kriptosporodiosis dan diabetes.
TATALAKSANA
Ø Farmakologis8
5. Octreotide: Suatu analog somatostatin yang menstimulasi cairan instestinal
dan absorbsi elektrolit dan menghambat sekresi melalui pelepasan peptida
gastrointestinal. Berguna pada pengobatan diare sekretori yang disebabkan oleh
Vipoma dan tumor carcinoid dan pada beberapa kasus diare kronik yang
berkaitan dengan AIDS, Dosis efektif 50mg -250mg subkutan tiga kali sehari.
6. Cholestiramin: mengikat garam empedu dan mencegah reabsorsinya, berguna
pada pasien diare sekunder karena garam empedu akibat reseksi intestinal atau
penyakit ileum. Dosis 4 gr 1 s/d 3 kali sehari.
7. Atapulgit, biasanya dosis yang diberikan 3x2 tablet selama diare.
Komplikasi
Dehidrasi sampai syok hipovolemik, sepsis, gangguan elektrolit, dan asam
basa/gas darah, gagal ginjal akut, kematian.8
Prognosis
Prognosis diare kronik ini sangat tergantung pada penyebabnya.
Prognosis baik pada penyakit endokrin. Pada penyebab obat-obatan,
tergantung pada kemampuan untuk menghindari pemakaian obat-obat
tersebut.
BAB 04
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari dengan keluhan nyeri perut
sejak 1 hari SMRS yang semakin memberat. Nyeri perut dirasakan di seluruh lapang
perut, nyeri dirasa terus menerus dan memberat bila pasien batuk atau bergerak, nyeri
seperti ditusuk tusuk, terkadang terasa mulas dan keram intensitas nyeri ±7, nyeri
perut disertai dengan BAB cair dirasa sejak 1 bulan yang lalu.
ANALISA KASUS
BAB cair frekuensi 4-5x dalam sehari, satu kali BAB sebanyak ½ gelas
belimbing. Konsistensi cair lebih banyak air dibandingkan dengan ampas. Warna BAB
berwarna kuning, tidak ada lendir ataupun darah. Pasien mengaku masih bisa kentut
dan BAB. Pada pemeriksaan feses ditemukan feces berwarna hijau dengan konsistensi
cair, dan ditemukan leukosit 10-15 plp.
ANALISA KASUS

Hal ini dapat mengarah pada diagnosis gastroenteritis kronik, dimana


berdasarkan teori, diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi ini tidak menunjuk pada
beberapa frekuensi diarenya, tetapi definisi lain tetap memakai kriteria frekuensi,
yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.
ANALISA KASUS

Buang air besar encer atau air ini dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Hal ini dapat mengarah
pada diagnosis gastroenteritis kronik, dimana berdasarkan teori, diare yaitu buang
air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200
ml/24 jam. Definisi ini tidak menunjuk pada beberapa frekuensi diarenya, tetapi
definisi lain tetap memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
kali per hari. Buang air besar encer atau air ini dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
ANALISA KASUS

Pasien juga mengeluh sesak yang semakin memberat dan terus-menerus,


sesak tidak dipengaruhi aktivitas, debu dan cuaca. Pasien lebih nyaman dengan posisi
duduk. Sesak tidak disertai nyeri dada yang menjalar, keringat yang berlebih dan
bengkak pada kaki. Selain itu os juga mengalami batuk yang dirasakan terus-
menerus. Batuk tidak disertai dahak. Batuk disertai darah disangkal. Penurunan nafsu
makan sejak 1 bulan yang lalu. Selain itu pasien juga mengaku berat badan nya turun
dari yang awalnya 50 kg dan sekarang menjadi 30 kg.
ANALISA KASUS

Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 30 kg, tinggi badan 150
cm, kesan status gizi underweight (IMT 13,3). Pada pemeriksaan rontgen thorax
didapatkan kesan KP aktif tersangka. Berdasarkan teori, tuberkulosis paru adalah
infeksi paru yang menyerang jaringan parenkim paru, disebabkan bakteri
Mycobacterium Tuberculosis. Keluhan tuberkulosis paru yang umum, yaitu gejala
maleise (anoreksia, tidak ada nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam), gejala maleise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara
tidak teratur. Keluhan pada pernafasan yang sering ditemukan yaitu batuk/ batuk
dahak, sesak nafas, nyeri dada.
ANALISA KASUS

Pasien mengatakan badan semakin lemas dirasakan setiap saat. Badan


lemas timbul akibat penurunan nafsu makan dan diare. Pada mata didapatkan
konjungtiva anemis, dan bibir pucat. Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 4
Maret 2022 didapatkan penurunan hemoglobin (8,6 g/dl) dan hematokrit (30 %).
Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan kesan anemia hipokromik mikrositer.
Anemia ialah keadaan dimana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang
beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Secara labolatorik dijabarkan sebagai penurunan dibawah normal kadar
hemoglobin, hitung eritrosit dan hematocrit (packed red cell). Anemia hipokromik
mikrositer, bila MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg.
ANALISA KASUS

Pasien juga mengeluh sering timbul sariawan sejak 1 bulan yang


lalu. Sariawan dirasa timbul mendadak dan biasanya akan hilang dengan
sendirinya. Pasien mengatakan bahwa ia belum pernah mengobati sariawan
tersebut. Kandidiasis oral adalah infeksi fungal yang mengenai mukosa oral,
disebabkan oleh Candida sp.
ANALISA KASUS
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan
trombosit/trombositosis (1291 103/ul) dan pada darah tepi juga didapatkan
hasil trombositosis yang mengarah pada trombositosis esensial.
Trombositosis merupakan kelainan yang digambarkan dengan tingginya
kadar trombosit yang diproduksi tubuh. Untuk orang dewasa, jumlah
trombosit normal berkisar 150-450x109/L atau 150.000-450.000 platelet
(trombosit) per mikroliter darah.
ANALISA KASUS

Trombositosis esensial/TE (nama lainnya antara lain trombositosis


primer, trombositemia esensial, trombositosis idiopatik, trombositemia
hemoragik) termasuk dalam klasifikasi penyakit keganasan mieloproliferatif. TE
merupakan kelainan klonal dengan etiologi yang belum diketahui, yang
melibatkan sel progenitor hernatopoiesis multipoten dengan manifestasi klinis
produksi trombosit berlebihan tanpa penyebab yang jelas. Istilah trombositosis
esensial lebih banyak dipakai di Amerika Serikat, sedangkan di Eropa dikenal
dengan trombositemia vera.
BAB 05
Kesimpulan
KESIMPULAN

Telah dipaparkan kasus dengan diagnosis8 .


Gastroenteritis Kronik + Susp. TB Paru + Kandidiasis Oral + SIRS + Hipokalemia e.c DLI
+ Trombositosis + Anemia. Pasien telah dirawat di RSUD Palembang BARI selama 6 hari
dan masih dirawat hingga keadaan umum pasien membaik.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai