TB
PARU + KANDIDIASIS ORAL + SIRS +
HIPOKALEMIA E.C DLI +
TROMBOSITOSIS + ANEMIA
Pembimbing:
dr. Kristinawati Sp.PD
BAB 01
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Di Amerika Serikat, diperkirakan
8.000.000 pasien berobat ke
dokter dan lebih dari 250.000
pasien dirawat di rumah sakit
Diare merupakan keluhan tiap tahun (1,5% merupakan
yang sering ditemukan pada pasien dewasa) yang
dewasa. Diperkirakan pada disebabkan karena diare atau
orang dewasa setiap gastroenteritis.
tahunnya mengalami diare
akut atau gastroenteritis akut
sebanyak 99.000.000 kasus
Berdasarkan waktu, diare dapat dibagi atas akut dan kronik. Diare akut, sudah
jelas masalahnya baik dari segi patofisiologi dan pengobatan,
dimana penyebab terbanyak yaitu infeksi.
BAB 02
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
ü No. RM : 61.47.10
ü Nama lengkap : Tn. MR
ü Umur : 26 Mei 1989 / 33 tahun
ü Jenis Kelamin : Laki-Laki
ü Pendidikan Terakhir : SMA lulus SMA pada Tahun (2006).
Tidak melanjutkan Pendidikan
dikarenakan kurangnya biaya.
ü Pekerjaan : 2006-2014: pengangguran
2015-2019: penjaga mesin kapal
2019- sekarang: pengangguran
IDENTITAS PASIEN
Ø Keluhan Utama
- Nyeri Perut yang semakin memberat sejak 1 hari
yang lalu
Ø Keluhan Tambahan
- Sesak napas sejak
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Sejak 2 minggu yang lalu os juga mengalami batuk yang dirasakan terus-
menerus. Batuk tidak disertai dahak dan darah. Pasien mengatakan badan semakin
lemas dirasakan setiap saat. Pasien juga mengeluh Badan lemas timbul akibat
penurunan nafsu makan. Porsi makan sebanyak 1/2 centong nasi, frekuensi makan 3
kali sehari. Nafsu makan semakin hari semakin menurun menjadi 3-4 sendok,
frekuensi makan 3 kali sehari.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Selain itu pasien juga mengaku berat badan nya turun dari 50
kg menjadi 30 kg dalam waktu 1 bulan. Keluhan berkeringat pada malam
hari disangkal. Pasien tidak pernah kontak dengan penderita batuk lama,
dalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama. Pasien
tidak pernah minum obat selama 6 bulan.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien juga mengeluh BAB cair dirasa sejak 1 bulan yang lalu dengan
frekuensi BAB 4-5 x dalam sehari, sebanyak ½ gelas setiap kali BAB. Pasien
juga mengeluh sering timbul sariawan. Sariawan dirasa timbul mendadak dan
biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa menggunakan obat. Pasien
mengatakan sudah berobat ke dokter dan meminum obat dari dokter namun
keluhan tidak membaik.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
2. Pemeriksaan Mata:
Exoftalmus : Tidak ada
Endoftalmus : Tidak ada
Palpebra : Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Sklera : Ikterik (-/-)
Pupil : Refleks cahaya (+/+), (3mm/3mm), isokor
Visus : Tidak diperiksa
Gerakan : Baik ke segala arah
Lapang Pandang : Luas
3. Pemeriksaan Telinga :
Liang telinga : Normal
Serumen : (-/-)
4. Pemeriksaan Hidung :
Deformitas : (-)
Nafas cuping hidung : (-)
Sekret : (-)
Epistaksis : (-)
Mukosa hiperemis : (-)
Septum deviasi : (-)
Keadaan Spesifik:
5. Pemeriksaan Mulut danTengorokan:
Mulut mengot : (-)
Bibir : sianosis (-), pucat (-)
Gusi : hiperemis (-)
Lidah : kotor (-), atrofi papil (-)
Tonsil : T1-T1 Tenang
Faring : hiperemis (-)
6. Pemeriksaan Leher :
Inspeksi : tidak terlihat pulsasi vena jugularis,
tidak terlihat benjolan, lesi pada kulit (-)
Palpasi : Pembesaran Tiroid (-), Pembesaran KGB (-)
JVP : 5-2 cm H2O
Keadaan Spesifik:
7. Pemeriksaan Kulit :
Hiperpigmentasi : (-)
Ikterik : (-)
Petikhie : (-)
Sianosis : (-)
Pucat pada telapak tangan dan kaki : (-)
Kulit : Lembab
Turgor : CRT < 2 detik
Keadaan Spesifik:
Pemeriksaan Thorax:
Paru-Paru Depan
Inspeksi : Statis, Dinamis, Simetris, Spider nevi (-)
Statis à Kanan sama dengan kiri, normal
Dinamis à Tidak ada yang teringgal, normal
Sela iga melebar (-), retraksi intercostae (-), benjolan sternum (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan sisi kiri, normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru kanan kiri
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (+/+) basah sedang di ICS 2-4 dextra et
sinistra , wheezing (-/-)
Paru-Paru Belakang
Inspeksi : Simetris, normal
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan sisi kiri, normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi basah sedang (-/-), wheezing (-/-)
Keadaan Spesifik:
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi :
Ø Atas : ICS II linea parasternalis dextra et sinistra
Ø Kanan Bawah : ICS IV linea parasternalis dextra
Ø Kiri bawah : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : HR: 70x/menit, regular, Murmur (-), Gallop (-), Bunyi
A1=A2, P1=P2, M1=M2, T1=T2 (Bunyi jantung 1 = Bunyi Jantung 2)
Keadaan Spesifik:
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Datar, venektasi (-), caput medusa (-), spider nevi (-),
benjolan (-), darm steifung (-)
Palpasi : Lemas, nyeri tekan seluruh lapang abdomen (+), hepar dan lien tidak
teraba, massa (-), ballotement (-), nyeri tekan suprapubik (-), ketok
CVA (-), darm contour (-)
Perkusi : Timpani (+), undulasi (-), shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 7x/menit (meningkat) , metallic sound (-)
Kesan:
KP aktif tersangka
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Pemeriksaan USG Abdomen Tanggal 07 Maret 2022
Hepar/Lien : Normal
Gallbladder : Normal
Ginjal ka/ki: Normal
Buli buli : normal
Ascites (-)
R.Mc.Berney : Tampak mass hipoecoic
uk:2,5x2,5x1,8. Appendix tak jelas
Kesan: Abses Apendiculare uk: 2,5x2,5x1,8cm
DD/ Infiltrar Appendicular
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tanggal 4 Maret 2022
Parameter Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
Hemoglobin 8,6 g/dl 14,0 – 16,0 g/dl Anemis
Eritrosit 4.65 juta/ul 4.5-5.5 juta/ul Normal
Hematokrit 30 % 40-52% Menurun
Trombosit 1291 103/ul 150-400 103/ul Trombositosis
Leukosit 27.8 103/ul 5-10 103/ul Leukositosis
Hitung Jenis
Eosinophil 0% 1-3% Normal
Basophil 0% 0-1% Normal
Neutrophil batang 2% 2-6 % Normal
Neutrophil segmen 85 % 50-70% Meningkat
Limfosit 5% 20-40% Menurun
Monosit 8% 2-8% Normal
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 111 mg/dl < 180 mg/dl Normal
Imunologi
Anti HIV: Non reaktif Non reaktif
*Strategi Satu
Antigen SARS CoV-2 Negatif Negatif
Elektrolit
Natrium 137 mmol/L 135-155 mmol/L Normal
Kalium 3,34 mmol/L 3,6-6,5 mmol/L Hipokalemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 05 Maret 2022
Leukosit - Negatif
Mikroskopis:
Leukosit 1-2 /LPB 0-5 /LPB
FECES
Feces Lengkap
Makroskopis:
Warna Hijau
Konsistensi Cair
Lendir Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopis:
Eritrosit 2-3 plp <2 plp
Leukosit 10-15 plp 0-5 plp
Telur Cacing Negatif Negatif
Amoeba Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif
Bakteri Positif Negatif
Lain-lain -
PEMERIKSAAN Darah Tepi
Tanggal 05 Maret 2022
Nyeri perut disertai dengan BAB cair frekuensi 4-5x dalam sehari,
satu kali BAB sebanyak ½ gelas belimbing. Konsistensi BAB lebih banyak air
dibandingkan dengan ampas. BAB berwarna kuning. Pasien juga mengeluh
sesak yang semakin memberat dan dirasakan terus-menerus. Pasien lebih
nyaman dengan posisi duduk.
Resume
Ø Objektif:
- Pemeriksaan fisik:
- Nyeri tekan epigastrium (+)
- Bising usus 3x/menit (normal)
Assement
Ø Diagnosis Banding:
q Colitis ulseratif
q Chron’s disease
Ø Tatalaksana:
- Non Farmakologi
- Edukasi mengenai penyakit (definisi, penyebab, manifestasi klinis, tatalaksana, dan
prognosis) yang dialami pasien kepada pasien dan keluarga.
- Tirah baring
- Terapi gizi
- Farmakologi
- Cotrimoxazole 1x960 mg tab/oral
- Curcuma 4x1 tab/oral
Assement
2. Diagnosis Kerja: Susp. TB Paru
Ø Subektif:
Sejak 2 minggu yang lalu os juga mengalami batuk yang dirasakan terus-menerus.
Batuk tidak disertai dahak. Batuk disertai darah disangkal. Pasien mengatkan badan semakin
lemas dirasakan setiap saat. Pasien juga mengeluh Badan lemas timbul akibat penurunan
nafsu makan. Porsi makan sebanyak 1/2 centong nasi, frekuensi makan 3 kali sehari. nafsu
makan semakin hari semakin menurun menjadi 3-4 sendok, frekuensi makan 3 kali sehari.
Selain itu pasien juga mengaku berat badan nya turun dari yang awalnya 50 kg dan
sekarang menjadi 30 kg. Keluhan berkeringat pada malam hari disangkal. Kemudia pasien
tidak pernah kontak dengan pederita batuk lama, dalam keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama. Pasien tidak pernah minum obat selama 6 bulan.
Assement
2. Diagnosis Kerja: Susp. TB Paru
Ø Subektif:
Sejak 1 bulan yang lalu pasien juga mengatakan bahwa ia mengalami sesak. Sesak
hilang timbul, bertambah berat saat os melakukan aktivitas dan hilang pada saat
beristirahat. Sesak berkurang bila posisi tidur menggunakan bantal tinggi disangkal. Tiba-
tiba terbangun karena sesak sewaktu tidur disangkal oleh pasien
Ø Objektif:
- Rontgen thorax: KP aktif tersangka
Ø Diagnosis Banding:
- Tuberculosis Multi Drug Resistant
- Tuberculosis kasus kambuh
Ø Objektif:
- Leukositosis (27.8 103/ul).
- Pernafasan 21x/ menit
Ø Tatalaksana:
Ø Diagnosis Banding: - Non Farmaklogi
- SIRS et causa Tuberkulosis Paru - Perbaiki jalan napas pasien
- SIRS et causa Gastroenteritis Kronik - Pemberian nutrisi adekuat
- Farmakologi
Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan: - IVFD RL gtt 20x/menit
- Inf. Meropenem drip dalam 100 cc NS
- Analisis Gas Darah
Assement
5. Diagnosis Kerja: Hipokalemia e.c DLI
Ø Subektif:
Pasien mengeluh BAB cair sejak 1
bulan yang lalu dan merasa lemas.
Ø Objektif:
Ø Tatalaksana:
- Penurunan Kalium (3,34 mmol/L) - Non Farmakologi
- Edukasi mengenai penyakit (definisi, penyebab,
Ø Diagnosis Banding: manifestasi klinis, tatalaksana, dan prognosis) yang
- Hipokalemia e.c gastroenteritis kronik dialami pasien kepada pasien dan keluarga.
- Hipokalemia Kongenital - Diet kaya kalium
- Terapi gizi
Ø Rencana Pemeriksaan Tambahan: - - Farmakologi
- Infus KCL 1 flash yang dincerkan dalam NaCl 0,9% gtt
20 x/menit makro
Assement
6. Diagnosis Kerja: Trombositosis
Ø Subektif: -
Ø Objektif:
- Trombosit: 1291 103/ul
- Pemeriksaan darah tepi: trombosit:
jumlah sel meningkat, Biig Cell (+), Giant
Cell (+) ØTatalaksana:
- Rekombinan interferon alfa: 3 juta IU subkutan
Ø Diagnosis Banding: sebanyak 3x/minggu
- Trombositosis esensial
- Trombositosis sekunder
Ø Diagnosis Banding:
- Anemia Aplastik
- Anemia penyakit kronik
Diagnosis Kerja
Ø Definisi
Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi ini tidak menunjuk
pada beberapa frekuensi diarenya, tetapi definisi lain tetap memakai kriteria
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar
encer atau air ini dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Gastroenteritis Kronik
Ø Epidemiologi
Data divisi gastroenterologi FKUI/RSUPNCM Jakarta
menunjukkan prevalensi diare kronik sebesar 15% dari seluruh
pemeriksaan kolonoskopi selama 2 tahun (1995-1996). Talley dkk
melaporkan prevalensi diare kronik pada populasi lanjut usia
yaitu antara 7% sampai dengan 14%. Diperkirakan pada
masyarakat barat didapatkan prevalensi diare kronik 4-5%.1
KLASIFIKASI
Diare kronik dapat diklasifikasikan berdasarkan
patofisiologinya menjadi 7 macam diare yang berbeda. Berdasarkan
etiologi infeksi atau tidak, diare kronik dapat dibagi atas infektif dan
non-infektif. Berdasarkan ada/tidaknya kelainan organik pada
pemeriksaan, diare kronik dibagi atas organik dan fungsional.
Etiologi
Ø Anamnesis
Anamnesis sangat penting dalam menegakkan diagnosis etiologik. Dalam melakukan
anamnesis, perlu ditanyakn hal-hal seperti1:
1. Waktu dan frekuensi diare. Diare pada malam hari atau sepanjang hari, atau diare
timbul mendadak, menunjukkan adanya penyakit organik. Lama diare kronik kurang dai
3 bulan juga mengarahkan kita pada penyakit organik.
2. Bentuk tinja. Bila terdapat minyak dalam tinja, tinja pucat (steatorea) menunjukkan
insufisiensi pankreas dan kelainan proksimal iliosekal.
3. Keluhan lain yang menyertai diare: Deskripsi dan lama keluhan harus diperinci karena
diperlukan dalam menegakkan diagnosis kausa diare.
Diagnosis
4. Obat: Banyak obat dapat menimbulkan diare, misal: Laksan, Antibiotik (neomisin, dll), Anti
kanker, Anti depresan, Anti hipertensi (Beta blocker, ACE inhibitor, Hidralazine), Anti
konvulsan (Valproic acid), Obat penurun kolesterol (cholestyramine dll), Obat Diabetes
Melitus (biguanide), Obat saluran cerna (Antasida Mg++, Antagonis respetor H2,
Prostaglandin eksogen, 5-ASA), Colchicine, Diuretika, Theofilin, Prostigmin dll. Diare karena
laksan ini dikenal sebagai diare factitious.
5. Makanan/Minuman:
Makanan dapat menimbulkan diare melalui mekanisme osmotik yang berlebihan atau
proses alergi. Diare dan mual yang menyertai minum susu menunjukkan dugaan kuat
adanya intoleransi laktosa dan sindrom usus iritabel.
Diagnosis
Ø Pemeriksaan Lain
Beberapa negara maju atau pusat studi yang maju dimana penghasilan
masyarakat umumnya mampu, menganjurkan memasukkan pemeriksaan BNO
(foto polos abdomen). Barium enema atau follow through dan sigmoidoskopi
(dengan biopsi) kedalam pemeriksaan tahap awal.
Diagnosis
Fungsi usus dan pankreas
1. Tes fungsi ileum dan jejunum
2. Tes fungsi pankreas
3. Tes Schilling
4. Tes Napas (Breath test)
5. Tes Kehilangan protein
6. Tes Malabsorbsi asam empedu (Bile
Acid Mal-absorption)
7. Tes small and large bowel transit
time
8. Tes permeabilitas usus
Diagnosis
Pemeriksaan Lain1
1. Petanda Tumor
2. Pemeriksaan thin-layer
chromatography urine
3. Pemeriksaan ELISA tinja
4. Tes untuk alergi makanan
gastrointestinal
TATALAKSANA
Ø Non Farmakologi8
Seperti tatalaksana pada diare umumnya.
TATALAKSANA
Ø Non Farmakologi8
Buang air besar encer atau air ini dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Hal ini dapat mengarah
pada diagnosis gastroenteritis kronik, dimana berdasarkan teori, diare yaitu buang
air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200
ml/24 jam. Definisi ini tidak menunjuk pada beberapa frekuensi diarenya, tetapi
definisi lain tetap memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
kali per hari. Buang air besar encer atau air ini dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
ANALISA KASUS
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 30 kg, tinggi badan 150
cm, kesan status gizi underweight (IMT 13,3). Pada pemeriksaan rontgen thorax
didapatkan kesan KP aktif tersangka. Berdasarkan teori, tuberkulosis paru adalah
infeksi paru yang menyerang jaringan parenkim paru, disebabkan bakteri
Mycobacterium Tuberculosis. Keluhan tuberkulosis paru yang umum, yaitu gejala
maleise (anoreksia, tidak ada nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam), gejala maleise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara
tidak teratur. Keluhan pada pernafasan yang sering ditemukan yaitu batuk/ batuk
dahak, sesak nafas, nyeri dada.
ANALISA KASUS